Anda di halaman 1dari 29

Rekayasa Pondasi 1

BAB II

DISTRIBUSI TEGANGAN
DI DALAM TANAH

Elya Faiqotun Nabilla (3.12.19.1.09)


KS – 2B

1
2.1 Cara Analisis
Sederhana
Merupakan cara yg paling sederhana untuk menghitung penyebaran
tegangan pada kedalaman tertentu akibat suatu pembebanan adalah mengunakan
cara 2 : 1.
Cara ini merupakan pendekatan empiris didasarkan atas anggapan bahwa bidang
dimana beban bekerja bertambah luasnya secara sistematis terhadap kedalaman
dan semakin ke bawah, tegangan terdistribui akan mengecil.

  
Gambar di samping adalah penampang suatu pondasi
lajur. Pada suatu kedalaman Z, pertambahan Iuas bidang
bahan adalah sebesar Z/2 pada tiap sisinya, jadi lebar
bidang beban pada kedalaman Z adalah B + Z. 2

Tegangan yang terjadi pada kedalaman Z adalah :


2.1 Cara Analisis
Sederhana
  

Dengan cara yang sarna, suatu pandasi persegi dengan


lebar B dan panjang L akan mernpunyai Iuas penyebaran (B
+ z) (L + z) pada suatu kedalaman Z, seperti dalam gambar
di samping.

Tegangan yang terjadi pada kedalaman Z adalah :

3
Contoh Cara Analisis Sederhana

Data :
Suatu timbunan setinggi 2, m (ˠ=2,04 tan/m3) dipadatkan diatas suatu daerah. Diatas
timbunan tersebut diletakkan pondasi setempat berukuran 3 x 4 m2 yang memikul beban
sebesar 140 Ton. Berat jenis tanah = 1,68 tan/m, muka air tanah sangat dalam.

Tentukan :
a) Hitung dan gambarkan grafik tegangan effektip vertikal terhadap kedalaman sebelum
penimbunan dilakukan.
b) Hitung dan gambarkan penambahan tegangan, Teg z akibat timbunan.
c) Hitung dan gambar tegangan terhadap kedalaman akibat pondasi, bila dasar pondasi
diletakkan 1 m dibawah muka tanah timbunan dengan cara 2 : 1

4
Contoh Cara Analisis Sederhana

Penyelesaian :
a) Tegangan akan mulai dari nol pada permukaan dan Dengan cara 2.1 perubahan cara tegagan akan
menjadi sebesar 33,6 ton/m2 pada kedalaman 20 m berubah sesuai dengan kedalaman (gambar 2.4).
( Teg z = 1,68 x 20 =33,6 ton/m2 ). Dapat dilihat ditabel/gambar tersebut, tegangan akibat
b) Tambahan tegangan akibat timbunan setinggi 2 m beban pondasi berkurang dengan cepat terhadap
adalah sebesar = 2 x 2,04 = 4,08 ton/m2. Yang kedalaman.
digambarkan sebagai garis sejajar garis grafik
tegangan effektip.
c) Teg o : tegangan tepat dibawah beban (dasar
pandasi) = 140 : (3x4) = 11,7 ton/m2

5
Contoh Cara Analisis
Sederhana

6
2.2.1 Beban Titik

2.2.2 Beban Garis


2.2 Cara Elastis

2.2.3 Beban Merata Persegi

Syarat teori elastis dapat dipakai


apabila perbandingan tegangan
terhadap regangan harus konstan
2.2.4 Beban Merata Lingkaran
untuk tegangan – tegangan
vertical, tanah tidak perlu harus
elastis sempurna.

2.2.5 Beban Trapesium


7
2.2.1 Beban Titik
Di tahun 1885, Boussinesq menggunakan
persamaan-persamaan untuk keadaan tegangan
disuatu medium elastis linier, isotropis dan homogen
akibat suatu beban titik yang bekerja tegak Iurus
Besar tegangan vertikal permukaan.

  𝑸 (𝟑 𝒛𝟑 )
𝝈 𝒛= 𝟓
… … … (𝟐 .𝟑)
𝟐 𝝅 ( 𝒛 𝟐+𝒓 𝟐 ) 𝟐

Q = beban titik (tegak lurus permukaan)


z = kedalaman, diukur dari permukaan tanah sampai
titik yang dtinjau.
r = jarak horizontal dari beban titik ke titik yang
ditinjau tegangannya.
8
2.2.1 Beban Titik

 Persamaan 1-3 dapat ditulis:

Nilai didapatkan dari grafik di


samping

9
2.2.2 Beban Garis

Dengan mengintegrasi persamaan persamaan


tegangan beban titik sepanjang suatu garis,
tegangan yang terjadi akibat beban garis (beban
per satuan panjang) dapat ditentukan.

   keadaan ini harga tegangan vertikal adalah:


Pada

Keterangan: P = beban garis

10
2.2.3 Beban Merata Persegi
 
Dengan mengintregasi persamaan untuk beban garis pada suatu bidang terbatas. Newmark ( 1935 ) menurunkan persamaan
untuk menentukan tegangan vertikal di bawah sudut bidang beban merata persegi :

Keterangan:
qo = tegangan dibawah beban (tegangan kontak)

x,y = panjang dan lehar hidang beban merata.


Parameter m dan n dapat saling ditukar, sehinga dapat disederhanakan menjadi:

I = Faktor pengaruh yang tergantung dari m dan n.

11
2.2.3 Beban Merata Persegi

Harga I untuk bermacam-macam harga


m dan n ditentukan oleh Faktor pengaruh
untuk tegangan vertikal dibawah ujung suatu
bidang beban merata persegi (after U.S.
Navy, 1971), berikut :

12
Contoh Beban
Merata Persegi
Data :
Suatu pondasi persegl ukuran 3 x 4 M2 di:bebani merata 11,7 ton/m2.
Diminta :
a) Menentukan tegangan vertikal dibawah sudut pondasi pade kedalaman 2 m.
b) Menentukan tegangan vertikal ditengah pondasi pada kedalaman 2 m.
c) Bandingkan hasil perhitungan diatas dengan hasil yang didapat dari contoh 1.1
Penyelesaian :
a) x = 3m
y = 4m
z = 2m
Jadi persamaan (2.7) dan (2.8),
m= x/z = 1,5
n= y/z = 2
Dari gambar 2.7, ditentukan harga I sebesar 0,223. Dengan persamaan 2.9,
= qo . I
= 11,7 . 0,223 13

= 2,6 ton/ m2
Contoh Beban
Merata Persegi
  b) Untuk menghitung tegangan dibawah tengah pondasi.

(i) Bagian pondasi tersebut· menjadi empat potongan berukuran 1,5 x 2 m2


(ii) Tentukan besar tegangan vertikal dikedalaman 2 m dengan cara sama dengan (a) diatas :
x = 1,5 m
y=2m
z=2m
m = x/z = 0,75 ; n = y/z = 1 } didapat I dari grafik sebesar 0,159
= qo . l = 11,7 . 0,159 = 1,860 ton/m3

(iii) Tegangan vertikal yang didapat dari perhitungan (n) diatas dikalikan empat (prinsip
superposisi) Jadi tegangan vertikal ditengah pondasi :
Jadi tegangan vertical di tengah pondasi total = 4 x 1,860 = 7,440 ton/m2.

Dari hasil perhitungan tersebut diatas dapat dilihat bahwa tegangan vertikal ditengah pondasi kira-
kira 3 x tegangan vertikal disudut pondasi pada kedalaman yang sarna. Hal ini cukup beralasan 14

karena bagian tengah pondasi dibebani diseluruh sisinya sedang disudut pondasi tidak.
Contoh Beban
Merata Persegi

c) Pada kedalaman 2 m dibawah pondasi berukuran 3 x 4 m2, tegangan vertikal menurut cara
2 : 1 adalah sebesar 4,7 tan/m2. (lihat gambar 2.4).

Harga ini menyatakan tegangan vertikal rata-rata dibawah pondasi dikedalaman - 2 m. Harga
rata-rata dari tegangan vertikal disudut dan tengah pondasi yang didapat dengan cara elastis
adalah (2,6+7,4) / 2 = 5 ton/m2. Berarti dengan metode 2 : 1, tegangan vertikal ditengah
dengan cara elastis, sedang disudut pondasi lebih besar.
Andaikata diminta untuk menentukan tegangan vertikal pada kedalaman z dibawah, disebelah
luar bidang beban, maka buatlah bidang beban merata persegi lain yang mana semuanya
ujungnya bertemu diatas titik yang akan ditinjau, dan tambah atau kurangnya kontribusi
(sumbangan) tegangan sedemikian sehingga kondisi beban tetap seperti yang ditentukan. 15
2.2.4. Beban Merata Lingkaran

Keterangan
z = kedalaman yang ditinjau
r = jari-jari bidang beban merat
x = jarak horizontal dari pusat bidang lingkaran
qo = beban kontak permukaan per satuan Iuas, dalam
ton/m2.

16
2.2.4. Beban Merata Lingkaran

Untuk titik selain di bawah pusat


lingkarang, dapat menggunakan Harga
pengaruh, dinyatakan dalam % qo,
untuk tegangan vertikal dibawah bidang
beban merata lingkaran. (After Foster
and Ahlvin, 1954).

17
Contoh Beban
Merata Lingkaran
Data :
Suatu tangki berdiameter 3,91 dibebani berat sebesar 11,7 ton/m2.
Diminta :
a. Besar tegangan dibawah titik pusat tangki pada kedalaman 2 m dibawahnya.
b. Besar tegangan dibawah sisi luar tangki pada kedalaman 2m
Penyelesaian :
a. Lihat gambar 1.5
untuk z = 2 M
r = 3,91/2 = 1/95 M
x=0
z/r= 1,02
x/r= 0
didapat ; I = 0,63, dengan persamaan 2.9 : = 11,7 x 0,63 = 7,4 ton/m2.
(Bandigkan dengan hasil perhitungan contoh 1.2b, perlu diperhatikan ternyata
hasil kedua perhitungan harnpir sarna dengan luas pandasi yang sarna )
18
Contoh Beban
Merata Lingkaran

 
b. Dari gambar 2.8 : untuk sisi luar bidang beban lingkaran :
untuk z = 2 M
r = 1,95 m
x = r = 1,95 m
x/r = 1,0
z/r =1,02
didapat : I = 0,33
= qo .I = 11,7 x 0,33 = 3,9 ton/m2
( Bandingkan dengan perhitungan cantoh 1.2a, luas pondasi sama ).
19
2.2.5 Beban Trapesium

Integrasi dari persamaan Boussinesq


juga dapat dilakukan untuk menentukan
tegangan vertikal di suatu kedalaman
akibat beban trapesium, untuk mencari
faktor pengaruh digunakan gambar di
samping dimana bentuk pembebanan
tersebut biasanya berujud suatu timbunan
yang sangat panjang. Faktor pengaruh
tergantung dari ukuran a dan b seperti
pada garnbar.
20
2.2.5 Beban Trapesium
Untuk timbunan yang terbatas ukurannya,
gunakanlah Faktor pengaruh untuk tegangan
vertikal dibawah suatu sudut beban segitiga yang
terbatas panjangnya (after U.S. Navy, 1971)
yang dikombinasikan dengan Faktor pengaruh
untuk tegangan vertikal dibawah ujung suatu
bidang beban merata persegi (after U.S. Navy,
1971), untuk mendapatkan konfigurasi beban
seperti yang dikehendaki.

21
Contoh Beban Trapesium
 Data :
Suatu timbunan untuk jalan dibuat seperti gambar 2.9a. Apabila berat jenis rata-rata tanah timbunan = 2 ton/m2.
Dirninta :
Menghitung besar ~egangan vertikal titik digaris sumbu simetri pada kede.laman 3 dan 6 M.
Penyelesaian :
(i) Hitung tekanan permukaan qo :
qo = h = 2.3 = 6 ton/m2.
b=5Ma=2x3M=6M
(ii) Hitung tegangan vertikal pada titik dikedalaman Z =3M pada garis sumbu beban
a/z = 6/3 = 2
b/z = 5/3 = 1,67
Dari gambar 1.6, didapat I = 0,49
= qo .I = 6. 0,49 = 2,9 ton/m2. Untuk setengah beban, jadi untuk beban total :
= 2. 2,9 = 5,8 ton/rn2.
Dapat dilihat dari hasil tersebut bahwa besar tegangan vertikal dikedalarnan yang rnasih dangkal hampir sama
dengan tegangan perrnukaannya. 22
Contoh Beban Trapesium

 
(iii)Hitung tegangan vertikal pada titik dikedalaman z = 6M, pada garis sumbu
beban a/z = 6/6 = 1
b/z = 5/6 = 0,87
Dari gambar 1. 6, didapat I = 0,44
= 6 X 0,44 = 2,64 ton/m2
total = 2 X 2,64 = 5,28 ton/m2
23
2.3 Grafik Pengaruh
Newmark
Newmark (1942) membuat suatu grafik pengaruh untuk
menghitung tegangan vertikal (bahkan tegangan geser dan
horizontal).
 
Keterangan:
z = kedalaman titik yang ditinjau
p = bebena tiap satuan luas
A = proporsl “antar space” yang tertutup oleh beban
R = jari-jari lingkaran no. 1 dengan pusat yang sarna dibuat
lingkaran-lingkaran proposional dari lingkaran 1 , 2 , 4 , 6 , 8 ,
10 , 12 , 16 , 20. 24
2.3 Grafik Pengaruh
Newmark

Gambar di samping adalah


gambar untuk menentukan tegangan
vertikal akibat suatu bidang beban.
Pandanglah grafik tersebut sebagai
peta kontur (garis tinggi di peta)
sebuah gunung, puncaknya pada titik
0 sebagai titik pusat grafik pengaruh.
Jika gambar tersebut dapat dilukiskan
tiga dimensi maka kita akan melihat
tiap "kotak" mernpunyai luas
permukaan sarna.
25
Contoh Grafik Pengaruh Newmark

Tentukan tegangan vertikal


pada kedalarnan 24 kaki
dibawah titik sudut seperti
ditunjukkan pada garnbar
2.11.a. Jika diketahui p = 2 tsf,
Z = 24 feet.
Penyelesaian :
Skala : 1” = 100’
20 R = 200’  Jadi tegangan vertical
R = 200 / 20 = 10’ = ΣAI . p
= 0,2832 . 2 26
z/R = 24 / 10 = 2,4 = 0,5664 tsf.
2.4 Penyebaran Tegangan
vertikal Tanah Berlapis.
Untuk suatu lapisan tanah lembek diatas suatu
lapisan tanah kokoh, tegangan vertikal tepat dibawah
pondasi pada kedalaman yang lebih dalam akan lebih
besar dari keadaan yang dianggap sebagai lapisan
hamogen.
Suatu diagram untuk menentukan besarnya
tegangan vertikal akibat beban merata lingkaran pada
kondisi tanah berlapis dua. dilukiskan digambar di
samping, diagram ini khusus untuk keadaan dimana
tebal lapisan atas sarna dengan jari-jari bidang beban.

27
Contoh Penyebaran Tegangan
Vertikal Tanah Berlapis.
 
Data: Penyelesaian:
Suatu tangki penyimpan dengan diameter = 20 M diletakakan H = jari – jari = 10 m
diatas tanah yang sifat-sifatnya seperti dalam gambar sketsa
dibawah ini. Beban tekanan tangki ke tanah lapis 1 = 50 ton/m2
Diminta :
Perhitungan besar tegangan vertikal ditengah-tengah tangki pada
kedalaman 15 m

28
THANK
YOU!

29

Anda mungkin juga menyukai