Anda di halaman 1dari 185

‫ض ِة األَُّمةِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬

‫َساسيَّات ال َْم ْش ُرْوِع اإل ْسالَمي لَن ْه َ‬


‫َح ْو َل أ َ‬
‫‪Pilar-pilar Kebangkitan Umat‬‬
‫‪4.1.1.20.061‬‬
Buku yang Mirip
Manhaj Ishlâh wa Al Taghyîr ‘Inda Jamâ’atil Ikhwân Al
Muslimîn Dirâsatan fi Rasâil al Imâm al Syahîd
Judul Terjemah:
Konsep Reformasi Dalam Perspektif Ikhwanul Muslimin
Studi Pembelajaran Terhadap Risalah Pergerakan
Imam Syahid Hasan Al Banna
 
Penerbit:
Daruttauzi’i Wa Al Nasyr al Islamy
Cetakan Pertama Tahun 2006
 
Penulis:
DR. Muhammad Abdurrahman Mursy Ramadan

Penerjemah:
Ardiansyah Ashri Husein
 
Pengantar:
Ir. Muhammad Khairat Syatir
Pandangan Penulis Buku
• Prof. Dr. Abdul Hamid Al-Ghazali memberikan
pandangan pribadi melalui “Selayang Pandang”
(hlm. 1)
• Buku ini adalah UPAYA PERTAMA untuk
memahami pilar-pilar kebangkitan kembali suatu
umat yang terdapat dalam sebagian kecil
pemikiran Hasan Al-Banna
• Tujuan: Mempersembahkan GAMBARAN
SISTEMATIS DAN INTEGRAL pilar-pilar
kebangkitan umat menurut pemikiran Imam
Syahid
Cara yang Ditempuh

PROYEK BESAR
KEBANGKITAN BERJALAN
Sejalan dengan
perkembangan,
PENYATUAN PEMAHAMAN,
PERISTILAHAN DAN Mengatasi segala rintangan,
PERSEPSI dan
Kerangka dasar Mencapai realisasi
kebangkitan yang
Unsur dicanangkan
PEMAPARAN, Tujuan dan sarana
DIAGNOSIS DAN Kebijakan-kebijakan
ANALISIS Proses pelaksanaannya
• UCAPAN DAN TULISAN Imam Dakwah dan perangkat-
Syahid dalam
• Risalah-risalah
perangkat realisasinya, dan
• Kajian-kajian Evaluasi dan penilaiannya
• Sikap-sikap, dan
• Aktivitasnya
• REALITA YANG TERJADI
semasa hidup Imam Syahid,
beserta
• Rumus-rumus
• Masalah-masalah, dan
• Situasi dan kondisinya
Pembagian Risalah
• Ada tiga kelompok risalah Imam Syahid
• Gambaran yang jelas dan integral tentang JALAN MENUJU
KEBANGKITAN
– Bainal Amsi wal Yaum
– Al-Mu’tamar al-Khamis
– Al-Mu’tamar as-Sadis
– Nahwan Nur
• Gambaran tentang KERANGKA DASAR jalan tersebut
– Da’watuna
– Ila Ayyi Syaiin Nad’un Naas
– Al-Ikhwan Tahta Royatil Qur’an
– At-Ta’alim
• Gambaran tentang CONTOH-CONTOH NYATA PROYEK BESAR tersebut
– Hal Nahnu Qaumun ‘Amaliyyun
– Musykilatuna fi Dhauin Nizhamil Islami
Ciri Pemikiran Hasan Al-Banna
1. Pemaparan yang lugas
2. Gaya bahasa yang mudah dan argumentatif
3. Konsentrasi pada pembinaan kader
4. Lebih mengutamakan aspek amal
5. Bertahap dalam langkah
6. Terhindar dari titik khilafiyah
7. Benar-benar meyakini bahwa Islam mencakup
seluruh aspek perbaikan sampai akhir zaman
Sistematika Pembahasan

• Prinsip-prinsip dan
METODOLOGI karakteristik dakwah REKONSTRUKSI
PROYEK • Referensi proyek NEGARA IDEAL
• Mengapa tema ini KEBANGKITAN kebangkitan
ditulis kembali? • Tujuan dakwah
• Prinsip-prinsip
• Metodologi riset • Unsur-unsur dakwah • Pemikiran politik
kebangkitan yang
sistematis
• Bangunan tarbiyah • Perjuangan politik
• Analisis historis dalam dakwah • Program politik
• Analisis terhadap realita • Politik negara
Mukaddima • Prediksi kebangkitan DAKWAH PADA • Dimensi peradaban
kembali PROYEK dalam negara
h • Beberapa pelajaran dari KEBANGKITAN
sejarah
Mengapa tema ini ditulis kembali?
Metodologi riset

MUKADDIMAH

Sistematika
Risalah yang Terkait
1. Ilaa Ayyi Syaiin Nad’un Naas
2. Al-Mu’tamar Al-Khamis
3. Dakwatuna fi Thaurin Jadid
4. Hal Nahnu Qaumun ‘Amaliyyun

Mukaddimah
Mengapa tema ini ditulis kembali?
1. Memberikan gambaran yang integral tentang
konsep pembaharuan Hasan Al-Banna
2. Menjelaskan aspek-aspek pembaharuan,
pengembangan dan penyempurnaan yang
dibutuhkan dalam sebuah kebangkitan
3. Mempersembahkan bahan-bahan kajian ilmiah
kepada para peneliti dan pengkaji konsep
Hasan Al-Banna
4. Memperdalam pemahaman kaum mukminin
pada pembaharuan dan kebangkitan
Memberikan Gambaran yang Integral tentang
Konsep Pembaharuan Hasan Al-Banna
• Perjalanan waktu sangat mempengaruhi setiap
gerakan dakwah, tak terkecuali dakwah ini
• Ia pun terpengaruh perjalanan waktu dan sepak terjangnya
• Pengaruh yang paling tampak
– Melemah atau bahkan redupnya pemahaman beserta
berbagai dimensinya yang utuh dan integral tentang konsep
pembaharuan dalam pemikiran mayoritas orang yang
mengimani dakwah fikrah ini
– Lalu berubah menjadi pemahaman yang parsial dan tercecer,
tanpa ada penghubung atau penyambung yang
mengintegralkan kembali
– Sehingga menyebabkan munculnya berbagai ijtihad yang
saling berlawanan
Memberikan Gambaran yang Integral tentang
Konsep Pembaharuan Hasan Al-Banna
• Kalau ini tidak diisi upaya yang memadai untuk
mengembalikan persepsi beserta berbagai dimensinya
pada pemikiran pendukung fikrah  dapat
menghilangkan prinsip-prinsip yang telah disepakati para
aktivis yang terjun di medan pembaharuan
• Imam Syahid: “Dakwah ini tidak akan serasi kecuali
dengan orang yang telah memahaminya dari segala
sisinya.”
• Pemahaman yang utuh terhadap dakwah dan
persepsi yang integral terhadap setiap dimensinya
dalam pemikiran aktivisnya merupakan SYARAT
MUTLAK bagi keberhasilan proyek pembaharuan
Memberikan Gambaran yang Integral tentang
Konsep Pembaharuan Hasan Al-Banna

• Ini perlu diungkapkan karena


– Dakwah ini merupakan PERKUMPULAN
TERBESAR yang menyeru pada
pembaharuan dan kebangkitan
– Untuk mengingatkan gerakan pada MANHAJ
KEMODERATAN yang telah menyatu dengan
pemikiran pendirinya
• Ini mengharuskan SIKAP SALING MENASEHATI
• Hilangnya sikap ini merupakan BAHAYA LATEN
yang diisyaratkan oleh Imam Syahid dalam risalah
“Ila Syaian Nad’un Nas” bagian “Min Aina Nabda’”
Memberikan Gambaran yang Integral tentang
Konsep Pembaharuan Hasan Al-Banna

• Ada 4 prinsip yang harus dimiliki


1. tekad membaja yang tak pernah melemah (#‫ِويَّ ٌة َال‬##‫إِ َرا َدةٌ َ ق‬
‫ ٌف‬#‫ا َض ْع‬#‫ َه‬##‫طَ َّر ُق ِ َلْيإ‬##‫) َ تَي‬
2. kesetiaan yang teguh dan tidak tersusupi oleh
kemunafikan dan pengkhianatan ‫ن‬ (ٌ ‫ ُّو‬##‫ َ لَت‬#‫ ُد ْو َعلَ ْي ِه‬#‫ع‬##‫ َ ْي‬#‫بِ ٌت َال‬##‫َوفَا ٌء َ اث‬
‫) َو َال َغ ْد ٌر‬
3. pengorbanan yang tidak terbatasi oleh keserakahan
dan kekikiran (‫خ ٌل‬##‫ب‬ ْ ُ ‫ َو َال‬#‫ط ْم ٌع‬َ ‫ا‬#‫ُح ْو ُل ُد ْونَ َه‬##‫ َ ي‬#‫ض ِحيَ ٌة َع ِز ْي َزةٌ َال‬ ْ ##‫) َ ت‬
4. pengenalan, keimanan, penghormatan terhadap
ideologi yang dapat menjaga dari kesalahan,
penyimpangan, tawar-menawar, dan tertipu dengan
ideologi lain (#‫ه‬###‫ف‬ ِ ‫َخطَأِ ِ ْي‬##‫ ِم َن ْلا‬#‫ص ُم‬ ‫ َ ْع‬#‫ َوتَ ْق ِد ْي ٌر َ ل ُه‬#‫ه‬##‫ ْي َم ٌان ِ ِب‬#‫م ْب َدأِ َوِإ‬##‫ا‬
ِ ##‫ي‬ ‫ ِرفَ ٌة ِ ْل‬#‫َم ْع‬
َ ##‫ب‬
‫ ِة ِ َغ‬#‫َخ ِد ْي َع‬##‫ َو لا‬،#‫سا َو َم ِة َعلَ ْي ِه‬
#‫ ْي ِر ِه‬##‫ب‬ ُ ‫ َو ل‬#‫ف َع ْن ُه‬#ِ‫الْن ِح َرا‬#ِ‫) َوا‬
َ ‫م‬##‫ا‬
Memberikan Gambaran yang Integral tentang
Konsep Pembaharuan Hasan Al-Banna

• Setiap bangsa, atau minimal para pemimpin dan


aktivis perbaikan, yang tidak memiliki keempat
sifat tersebut, maka ia adalah bangsa yang
terlantar dan miskin
• Ia tidak akan sampai pada kebaikan dan tidak
akan mampu mencapai cita-cita
• Cukuplah ia hidup dalam mimpi, praduga, dan
ilusi: "Sesungguhnya prasangka itu tidak
berguna sedikit pun untuk mencapai
kebenaran." (Yunus: 36)
Memberikan Gambaran yang Integral tentang
Konsep Pembaharuan Hasan Al-Banna
• Pengenalan terhadap fikrah secara menyeluruh dan
memadai merupakan HAL PALING MENDASAR yang
dapat menghindarkan
– Perselisihan pada setiap persimpangan jalan
– Munculnya banyak ijtihad yang menyimpang dari
manhaj
– Terjadinya fenomena berguguran, kebingungan,
keraguan, serta mudah terbawa hanyut oleh hal-hal
baru
• Ini terjadi karena HILANGNYA TOLOK UKUR YANG
BENAR sebagai standar yang dapat digunakan oleh para
aktivis atas setiap seruan atau pergerakan yang ada di
sekitar
Memberikan Gambaran yang Integral tentang
Konsep Pembaharuan Hasan Al-Banna

• Karena itu usaha apapun yang dicurahkan untuk


menjelaskan hakikat sebuah kerja besar para
pendukung pembaharuan merupakan
DHARURIYAH (primer, mendesak) bukan
sekedar tambahan (sekunder) atau pelengkap
(tersier)
• Imam Syahid menyatakan PENTINGNYA
PENGKAJIAN ULANG SECARA KONTINYU
DAN MENYELURUH, serta mengingat-ingat
gambaran kerja besar tersebut dalam risalah
“Al-Mukatamar Al-Khamis”:
Memberikan Gambaran yang Integral tentang
Konsep Pembaharuan Hasan Al-Banna
• Dan tidak menjadi masalah jika kesempatan mulia ini kita
manfaatkan untuk
1. Memaparkan kembali program-program kita
2. Mengecek kembali agenda kerja kita
3. Memastikan tahapan-tahapan perjalanan kita
4. Menentukan tujuan kita dan sarana-sarana untuk
mencapainya
a) Sehingga fikrah yang masih samar menjadi jelas
b) Pandangan yang keliru dapat diluruskan
c) Langkah yang masih misteri dapat diketahui
d) Rangkaian yang terlepas menjadi tersambung kembali
e) Dan manusia akan mengetahui hakikat dakwah Ikhwanul
Muslimin, tanpa ada kerancuan dan kesamaran
Menjelaskan Aspek-aspek Pembaharuan, Pengembangan dan
Penyempurnaan yang Dibutuhkan dalam Sebuah Kebangkitan

• Imam Syahid menegaskan PENTINGNYA PEMBAHARUAN DALAM CARA


BERDAKWAH dalam risalah “Dakwatuna fi Thaurin Jadid”:
• Banyak juga pertanyaan dan tanggapan yang ditujukan kepada ikhwan,
baik tentang tujuan keberadaannya maupun tentang manhaj dakwahnya
dalam memecahkan masalah kaum muslimin (baik yang datang dari dalam
maupun dari luar). Untuk menjawab semua pertanyaan dan tanggapan itu,
– tidaklah cukup dengan kata-kata yang keluar secara refleks, atau
– pidato yang berapi-api di atas mimbar dan
– membangkitkan emosi khalayak.
– Akan tetapi, setiap anggota jamaah harus bisa menjelaskan kepada manusia
secara logis, cermat dan gamblang dan
– berdasar pada argumen yang ilmiah.
– Setiap kita harus mampu menjelaskan tentang sistem dakwah, cara-cara yang
ditempuh, dan sarana yang digunakan oleh jamaah Ikhwanul Muslimin dalam
melaksanakan rencananya untuk memecahkan berbagai masalah yang
membelit umat ini.
Menambah Bangunan dan Meneruskan Estafeta

Generasi Manhaj yg
pelanjut (‫َخ لََف ُه ْم‬ definitif
‫)م ْن َق ْوِم ِه ْم غَْيُرُه ْم‬
ِ
(‫اج َم ْح ُدْو ٌد‬ ‫ه‬ ‫ن‬ْ ِ
‫)م‬
ٌ َ

Para Tujuan yg
penyeru definitif
ُ ‫)اَ َّلد‬
(‫اع ْوَن‬ ((‫َه َدٌفَم ْح ُد ْو ٌد‬
Sikap Generasi Pelanjut
1. Bekerja sesuai dengan manhaj mereka
2. Mereka memulai dari titik di mana generasi pendahulu berhenti
3. Mereka tidak memutus pencapaian yang telah diraih
4. Tidak menghancurkan komponen-komponen yang telah
dibangun
5. Tidak mendongkel pondasi yang telah diletakkan
6. Tidak pula memporak-perandakan apa-apa yang telah dirakit
7. Terkadang menambahkan perbaikan pada karya pendahulu,
mengokohkan hasil karya mereka, atau mengikuti langkah
mereka
8. Hingga menambahkan satu tingkat pada bangunan mereka,
atau membawa umat satu langkah ke depan menuju tujuan
yang diharapkan
Mempersembahkan Bahan-bahan Kajian Ilmiah kepada
Para Peneliti dan Pengkaji Konsep Hasan Al-Banna
• Ini sangat penting karena
– Dakwah terus berkembang
– Sebagian mereka sulit mencerna gagasan pemikiran Hasan Al-
Banna
• Padahal boleh jadi sebagian mereka bisa memberikan
nasihat berharga yang sangat dibutuhkan oleh proyek
kebangkitan yang besar tersebut
• Maka para perancang kebangkitan harus menyiapkan
materi ilmiah yang disandarkan pada rujukan Islam, dan
mampu menggambarkan proyek kebangkitan kembali umat
yang terkait dengan isu kontemporer seperti
– Kebebasan, HAM, civil society, syura atau demokrasi, format
peraturan politik bagi negara Islam, mencoba menerapkan
sistem musyawarah, isu minoritas, serta masalah-masalah
politik, ekonomi, dan sosial
Memperdalam Pemahaman Kaum Mukminin
pada Pembaharuan dan Kebangkitan
• Unsur terpenting bagi gerakan kebangkitan
– SDM
– SDA
– Masa
– Akidah
• Jika ini sudah dimiliki maka kewajiban paling utama dan
paling penting bagi para aktivis adalah memberikan
gambaran yang utuh tentang proyek kebangkitan yang
ditunggu-tunggu dan peta pergerakan yang menjadi
wahana interaksi SDM, SDA dan masa, selanjutnya
akidah menjadi pemandu hasil interaksi tersebut
• Ingat bahwa para aktivis itu adalah para pemimpin
rombongan dan pemandu umat
Mukaddimah
Tema riset Tujuan riset

Metodologi riset
• Kajian analitis proyek kebangkitan yang
idang garap dan batasan riset Perangkat-perangkat riset
dilontarkan Hasan Al-Banna untuk menggaungkan
kebangkitan umat kembali

• lihat Mengapa tema ini ditulis kembali?

Riset-riset sebelumnya • Contoh yang


Kandungan riset diutarakan LANGSUNG oleh Hasan Al-Banna
• Tidak merujuk pada upaya penafsiran oleh penulis lain

• Penelaahan langsung terhadap risalah-risalah Hasan Al-Banna


• Pembahasan terhadap penjelasan yang ditulis tokoh yang
sezaman
• Ulasan-ulasan dan pelajaran-pelajaran dari perjalanan dakwah

sejarah, politik, ekonomi, manajemen,


pendidikan, perundang-undangan,
psikologi, sosial, filsafat, dll

Menelaah tulisan Hasan Al-


Banna berarti menelaah Lihat sistematika
pembahasan
sebuah ENSIKLOPEDI yang
kaya dengan makna ilmiah
Mukaddimah
Metodologi riset
• Tema riset
– Kajian analitis proyek kebangkitan yang dilontarkan Hasan Al-Banna
untuk menggaungkan kebangkitan umat kembali
• Tujuan riset (lihat Mengapa tema ini ditulis kembali?)
• Bidang garap dan batasan riset
– Contoh yang diutarakan LANGSUNG oleh Hasan Al-Banna
– Tidak merujuk pada upaya penafsiran oleh penulis lain
• Perangkat-perangkat riset
– Penelaahan langsung terhadap risalah-risalah Hasan Al-
Banna
– Pembahasan terhadap penjelasan yang ditulis tokoh yang
sezaman
– Ulasan-ulasan dan pelajaran-pelajaran dari perjalanan
dakwah
Metodologi riset
• Riset-riset sebelumnya
– Untuk memahami tulisan-tulisan berbobot dari Hasan Al-
Banna perlu juga merujuk pada studi keislaman seperti
sejarah, politik, ekonomi, manajemen, pendidikan,
perundang-undangan, psikologi, sosial, filsafat, dll
– Sebagian besar tulisan Hasan Al-Banna HARUS
DIPAHAMI dengan mengetahui latar belakang keilmuan
yang dimiliki oleh manusia pada umumnya
– Menelaah tulisan Hasan Al-Banna berarti menelaah
sebuah ENSIKLOPEDI yang kaya dengan makna ilmiah
• Kandungan riset
– Lihat sistematika pembahasan
Prinsip-prinsip kebangkitan yang sistematis
Analisis historis
Analisis terhadap realita
Prediksi kebangkitan kembali
Beberapa pelajaran dari sejarah

METODOLOGI PROYEK
KEBANGKITAN
Sistematika
Risalah yang Terkait
1. Al-Mu’tamar Al-Khamis
2. Ilaa Ayyi Syaiin Nad’un Naas
3. Hal Nahnu Qaumun ‘Amaliyyun
4. Bainal Amsi wal Yaum
5. Dakwatuna
6. Al-Mu’tamar As-Saadis
7. Ilasy Syabab
8. Nahwan Nuur
9. Musykilatuna fi Dhau’in Nizhamil Islam
10.Dakwatuna fi Thaurin Jadid
PRINSIP-PRINSIP KEBANGKITAN
YANG SISTEMATIS

Kewajiban yang Paling Mendesak bagi Para


Aktivis
Melanjutkan
Mengenali Mengenali jihad yang
Menganalisi
telah dimulai
prinsip- s jalan yang efektivitas (teori
prinsip ditempuh metode menjadi
realita)
Manfaat Pengenalan Prinsip
1. Pengenalan terhadap pola pikir ilmiah yang sangat dibutuhkan oleh
proyek kebangkitan
2. Pengenalan terhadap sejauhmana kekurangan dalam bidang pemikiran
yang menimpa upaya-upaya tarbiyah yang diharapkan dapat
mendukung proses kebangkitan
3. Mengendalikan gerakan dakwah menuju kebangkitan agar sejalan
dengan pelajaran-pelajaran yang diisi oleh Hasan Al-Banna
4. Mengaitkan pemikiran dengan prinsipnya yang paling mendasar dan
melindunginya dari arus pemikiran Barat
5. Memastikan keyakinan pada konsep gerakan kebangkitan dan
kesehatan manhajnya dalam beramal
6. Meningkatkan loyalitas gerakan kebangkitan dari sekedar loyalitas
emosional menjadi loyalitas secara akidah dan syariat
7. Membangun pijakan bersama untuk pada pemerhati seruan
kebangkitan yang akan mendasari keputusan-keputusan mereka dalam
berbagai bidang garap
Tahap-tahap yang Dilalui

Cara
berinteraksi
Menyimpulkan dengan
berbagai pelajaran-
pelajaran pelajaran
Menganalisis tersebut
sejarah dan
realita
Merenungkan
tantangan-
tantangan
yang dihadapi
umat
Merenungkan Tantangan-tantangan
yang Dihadapi Umat
• Sadar tantangan eksternal  berpikir mendalam mencari solusi dan
obat mujarab terhadap penyakit umat
• Risalah Muktamar Khamis:
– Sebelum Imam Syahid mendirikan IM, terlebih dahulu melakukan
perenungan-perenungan terhadap WAQI’ UMAT
– Lalu menyampaikannya kepada para tokoh
– Sikap tokoh terbagi menjadi:
• Ada yang memberi semangat
• Ada yang menggembosi
• Ada yang tidak berminat
– Para cendekiawannya pun ikut larut dalam kondisi umat
– Penyakit umat yang paling berbahaya: tidak menyadari penyakitnya dan
tidak berusaha mengobatinya
– Imam Syahid bertekad untuk
• Mewakafkan dirinya
• Menjadi aktivis dakwah yang berjuang menegakkan agama Allah
Menganalisis Sejarah dan
Realita
• Sejarah manusia merupakan TERMINAL KEDUA bagi
para peneliti kebangkitan
• Sejarah manusia adalah GUDANG PENGALAMAN
MANUSIA, BAIK YANG BERHASIL MAUPUN YANG
GAGAL
• Dengan mendalami masalah ini diharapkan terhindar
dari kesalahan-kesalahan yang mematikan (fatal)
• Risalah Ilaa Ayyi Syai’in Nad’un Naas:
– Kebangkitan semua bangsa selalu bermula dari kelemahan
sehingga banyak yang beranggapan bahwa mencapai apa yang
dicita-citakan itu suatu kemustahilan
– Sejarah mengajarkan
• Kesabaran, keteguhan, kearifan, dan kehati-hatian dalam bertindak
• Itu semua akan mengantarkannya merangkak dari
ketidakberdayaan menuju puncak keberhasilan dan kejayaan
Menyimpulkan Berbagai Pelajaran
• Imam Syahid membaca sejarah dengan pandangan yang tajam
untuk mendukung keberhasilan proyek yang direncanakannya
• Risalah Hal Nahnu Qaumun ‘Amaliyyun
– Setiap revolusi atau kebangkitan terikut dengan suatu QANUN
(UU)
– Begitu pula kebangkitan agama yang dipelopori para Nabi
– Terhadap masalah ini, manusia terbagi dua:
1. Orang yang mengkaji sejarah perjalanan berbagai bangsa
dan tahapan-tahapan kebangkitannya  yakin sepenuhnya
pernyataan di atas
2. Kelompok yang tidak dianugerahi kesempatan itu 
hendaklah mengkajinya agar mengetahui bahwa hal itu
adalah benar
• Analisisi sejarah, ide kebangkitan, dan UU yang bijaksana adalah
unsur-unsur terpenting yang diisyaratkan oleh Imam Syahid
Cara Berinteraksi dengan
Pelajaran-pelajaran Tersebut
• Syarat pertama: FAHAM
– Memahami sunnah-sunnah dan pelajaran-pelajaran dengan
pemahaman yang benar dan integral
– Memahami cara beramal yang sejalan dengan UU Ilahi atau
dengan kata lain, memahami FIQHUS SUNAN
• Risalah Muktamar Khamis
– Jangan melawan kaidah-kaidah yang berlaku di alam ini karena
ia akan mengalahkanmu
– Tundukkanlah ia, manfaatkanlah ia, alihkan arusnya, dan
gunakanlah sebagiannya untuk menaklukkan sebagian yang lain
– Setelah itu tunggulah kemenangan yang tidak lama lagi akan
datang
• Kesimpulan: tantangan-tantangan yang berupa keterbelakangan itu
harus menimbulkan semangat menyambut ide kebangkitan dan
beramal untuk mencapai kejayaan
Metodologi
ANALISIS HISTORIS
• Urgensi analisis historis
• Analisis historis Islam
• Analisis historis kebangkitan berbagai umat
• Analisis historis gerakan pembaruan dan
kebangkitan
Urgensi Analisis Historis
• Pada bagian “Menganalisis Sejarah dan Realita” sudah
dijelaskan pentingnya sejarah dalam kebangkitan umat
• Sejarah manusia adalah GUDANG PENGALAMAN
MANUSIA, BAIK YANG BERHASIL MAUPUN YANG
GAGAL
• Dengan mendalami masalah ini diharapkan terhindar
dari kesalahan-kesalahan yang mematikan (fatal)
• Karena itu, pada bagian selanjutnya akan dibahas:
– Analisis historis Islam
– Analisis historis kebangkitan berbagai umat
– Analisis historis gerakan pembaruan dan kebangkitan
Analisis Historis Islam

Dakwah Tegaknya Terurainya Pergulatan Pergulatan Kemenangan


Kebangkitan
Universal Negara Eksistensi Politik Sosial Barat

Proklamasi Dasar-dasar 8 Faktor 6 Gelombang 3 Gelombang Hegemoni Kesadaran


referensi pembangung pelemah pergulatan pergulatan penjajahan dan
baru an sosial negara politik sosial dan embargo kebangkitan
kontemporer
‫‪Analisis Historis‬‬
‫‪Tegaknya‬‬
‫‪Negara‬‬
‫الِمـ ّـيَ ُة ا ُـألْول (‬
‫ـَــى‬ ‫) َ لاــ َّ‬
‫ـدْوـلـَـ ُة ِاـإل ْسـ َ‬

‫‪6 Gelombang‬‬
‫‪pergulatan‬‬
‫‪politik‬‬ ‫‪3 Gelombang‬‬
‫ـي ‪Terurainya‬‬ ‫ِ‬
‫ســاس ّ ٌ(‬ ‫ِ‬
‫عـ َي‬‫ــرـ‬
‫صـ َ ٌاـ‬ ‫ِ‬ ‫)‬
‫‪Pergulatan‬‬
‫‪Eksistensi‬‬ ‫‪Sosial‬‬
‫ل (‬
‫يـ‬
‫فـ‬ ‫اـ َحل َِّ ِ‬
‫ع َ ُواـمـل لتَّ‬
‫َِ‬ ‫ـي‬ ‫عـ ِ ْاـجـــ ِت َم ِ‬
‫اع ّ ٌ(‬ ‫ِصـ َ ٌاـ‬
‫ــرـ‬ ‫)‬
‫ان ال ّد َْول َِة ا ِإل ْسال َ ِميّ َ ِة‬ ‫) كِ َي ِ‬

‫‪Kebangkitan‬‬

‫‪Dakwah‬‬
‫‪Universal‬‬
‫اــ ِب ِ ّـي ا َِـألمــيْ ِ(ن‬
‫) ِرـ َسـال َ ُة لن َّ‬ ‫‪Kemenangan Barat‬‬
‫ال ِم(‬ ‫ْما ِدـة عل َى ِ َ‬
‫بــ ِد ا ِـإلس َ‬
‫ال‬ ‫) ُطْـغيُـان الـ َ‬
Periode Pertama:
Proklamasi Kelahiran Dakwah Integral
1. Deklarasi lahirnya dakwah yang integral untuk
menetapkan garis pemisah di alam semesta ini
2. Deklarasi sistem baru yang universal dan
memiliki rujukan serta orientasi yang jelas
3. Penjelasan tentang dasar-dasar pemikiran dan
kaidah-kaidah ilmiah bagi reformasi serta
perubahan sosial yang menyeluruh
Periode Kedua:
Berdirinya Negara Islam yang Pertama

1. Menegakkan daulah Islam di atas landasan sistem sosial yang Qur’ani


2. Mewujudkan kesatuan sosial yang menyeluruh di bawah naungan
sistem Islam
3. Mewujudkan kesatuan politik yang menyeluruh di bawah bendera
khilafah Islam
4. Menggusur kekuatan-kekuatan lain, misalnya paganisme, Yahudi,
Nasrani yang memusuhi Islam
5. Bergerak untuk pembebasan Islami di Timur, Barat, Utara dan Selatan
6. Menguasai bidang-bidang yang vital serta mengokohkan penguasaan
terhadap daratan dan lautan
7. Melakukan interaksi peradaban dengan umat-umat lain serta
mengadopsi hal-hal yang bermanfaat dari peradaban mereka
Periode Ketiga:
Mulai Terurainya Eksistensi Negara Islam

No. Faktor-faktor Penghancur Al-Qur’an/Hadits


1 Perselisihan politik, fanatisme, dan janganlah kamu berbantah-bantahan,
perebutan kekuasaan, dan ambisi yang menyebabkan kamu menjadi gentar
pengaruh terhadap kedudukan dan hilang kekuatanmu (8:46)
2 Pertentangan agama dan madzhab, “Tidaklah suatu kaum tersesat setelah
serta kesalahan dalam memahami datangnya petunjuk, kecuali jika mereka
agama senang berdebat.”
3 Tenggelam dalam beragam Dan jika Kami hendak membinasakan
kemewahan suatu negeri, maka Kami perintahkan
kepada orang-orang yang hidup mewah di
negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi
mereka melakukan kedurhakaan dalam
negeri itu (17:16)
4 Memberikan kepercayaan dan Hai orang-orang yang beriman, janganlah
wewenang kepada orang-orang yang kamu ambil menjadi teman
tidak berhak mendapatkannya kepercayaanmu orang-orang yang di luar
kalanganmu (3:118)
Periode Ketiga:
Mulai Terurainya Eksistensi Negara Islam

No. Faktor-faktor Penghancur Al-Qur’an/Hadits


5 Mengabaikan ilmu-ilmu terapan dan Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada
ilmu-ilmu kauniyah (alam) di langit dan di bumi. (10:101)
6 Banyak penguasa yang tertipu oleh Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi
kekuatannya dan tidak memperhatikan neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan
perkembangan yang dicapai oleh manusia…. (7:179)
bangsa lain
7 Tergoda oleh tipu daya para penjilat Hai orang-orang yang beriman, jika kamu
dari kalangan musuh dan kagum mengikuti sebahagian dari orang-orang
dengan aktivitas mereka yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan
mengembalikan kamu menjadi orang kafir
sesudah kamu beriman. (3:100)
8 Lemahnya sentimen akidah yang Hai orang-orang yang beriman, jika kamu
mengantar mereka pada dekadensi menaati orang-orang yang kafir itu,
moral yang membinasakan niscaya mereka mengembalikan kamu ke
belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah
kamu orang-orang yang rugi. (3:149)
Periode Keempat:
Pergulatan dan Pertentangan Politik
• Terjadi dalam 6 gelombang:
• GELOMBANG PERTAMA: Upaya
menghancurkan umat Islam
1. Masuknya pasukan Tartar dan upayanya
meruntuhkan Khilafah Abbasiyah di Baghdad
pada tahun 656 H
2. Meluasnya serangan-serangan Salibisme,
hingga dapat mendirikan negara salib di Baitul
Maqdis
Periode Keempat:
Pergulatan dan Pertentangan Politik
GELOMBANG KEDUA: Kemenangan beruntun yang
diperoleh kaum Muslimin
1. Kembalinya Baitul Maqdis ke tangan kaum Muslimin
dalam Perang Hittin
2. Terusirnya pasukan Tartar dari Mesir dalam Perang ‘Ain
Jalut
3. Tertegaknya kembali khilafah Islam yang diprakarsai
oleh keluarga Utsman di Turki
4. Terbebaskannya Konstantinopel dan perluasan
kekuasaan hingga mencapai jantung Eropa
Periode Keempat:
Pergulatan dan Pertentangan Politik
GELOMBANG KETIGA: Masa-masa awal kebangkitan
Eropa
1. Eropa mulai menyusun kekuatan dan persatuan di
bawah bendera Inggris di negara Galia
2. Berdirinya negara Spanyol di atas reruntuhan Andalusia
3. Perhatian Eropa pada aspek pemikiran, penelitian
ilmiah, dan riset geografis, hingga ditemukannya
Amerika dan jalan menuju India
4. Revolusi yang beruntun, terbentuknya nasionalisme,
dan tertegaknya negara baru yang kuat
5. Terbentuknya kesepakatan sakral antar negara-negara
Eropa yang baru terbentuk untuk memporak-
porandakan khilafah Islam
Periode Keempat:
Pergulatan dan Pertentangan Politik
GELOMBANG KEEMPAT: Eropa menyerang kembali negara-negara
Islam
1. Membuat beberapa proyek untuk memecah belah negara Islam
2. Membagi peninggalan “the sick man” (Khilafah Utsmaniyah) dan
mengkotak-kotakkan persoalan Timur (Islam)
3. Terlepasnya beberapa wilayah dari tubuh kekhalifahan Islam dan
masuk dalam kekuasaan Eropa
4. Kekalahan Turki dan sekutunya dalam PD I (1914-1918)
5. Pembagian warisan Daulah Utsmaniyah dengan
mengatasnamakan pendudukan, pemakmuran, pemberian
mandat, dan kemaslahatan
6. Kemenangan Eropa dalam pergulatan politik tersebut dan tercabik-
cabiknya khilafah Islamiyah serta terisolir dari kancah perpolitikan
Periode Keempat:
Pergulatan dan Pertentangan Politik
GELOMBANG KELIMA: Kembalinya kekuatan dan
meletusnya berbagai revolusi kemerdekaan
1. Sebagian negara Islam mendapatkan sebagian haknya
dan memperoleh kemerdekaan
2. Munculnya paham nasionalisme sempit di masing-
masing negara atau wilayah Islam dengan menganggap
dirinya sebagai sebuah umat yang berdiri sendiri
3. Kebanyakan aktivis yang mengupayakan kebangkitan
sengaja melupakan ide persatuan
Periode Keempat:
Pergulatan dan Pertentangan Politik

GELOMBANG KEENAM: PD II dan perjanjian yang tidak adil


1. Meletusnya PD II dan pengaruhnya yang memporak-
porandakan
2. Munculnya benih-benih kedengkian dan dendam pada
sebagian negara Eropa terhadap sebagian yang lain
3. Munculnya pemikiran-pemikiran baru dan penganut prinsip-
prinsip yang fanatik, sehingga menimbulkan perselisihan
dan peperangan sengit
4. Umat Islam mendapatkan peluang lagi untuk menyatukan
barisan serta mengembalikan kedaulatan dan persatuannya

Seharusnya kita lanjutkan sejarah yang sudah ditulis oleh


Imam Syahid sampai tahapan ini
Periode Kelima:
Pergulatan Sosial
GELOMBANG PERTAMA: Peradaban baru yang mengkristal
1. Terjadinya kebangkitan yang meluas di bidang sastra dan keilmuan
di Eropa
2. Terjadinya pertempuran sengit antara kebangkitan ini dan pihak
Gereja, yang berakhir dengan kemenangan pihak pertama
3. Terjadinya revolusi industri sebagai salah satu efek kebangkitan
intelektual modern
4. Meluasnya hegemoni negara Eropa hingga ke beberapa negara
dan wilayah
5. Tertegaknya kehidupan dan peradaban Eropa di atas prinsip
pemisahan agama dari urusan negara, mahkamah dan sekolah
6. Berkuasanya paham materialisme dan dijadikannya ia sebagai
standar bagi segala sesuatu serta merebaknya nilai-nilai baru,
seperti atheisme, permivisme, individualisme, dan sistem ribawi
Periode Kelima:
Pergulatan Sosial
GELOMBANG KEDUA: Penyerangan terhadap negara-negara Islam dan transformasi
kehidupan materialistik
1. Merayu para penguasa muslim untuk berhutang kepada mereka dan melakukan
hubungan bilateral dengan mereka
2. Mereka mendapatkan hak intervensi ekonomi dan membanjiri negara-negara Islam
dengan modal-modal, bank-bank, dan perusahaan-perusahaan mereka serta
mengendalikan roda perekonomian sesuka hati mereka
3. Mereka mengubah kaidah-kaidah hukum, peradilan, dan pendidikan serta mewarnai
sistem politik dan per-UU-an dengan pola mereka
4. Memasukkan wanita-wanita, minuman keras, sinetron, tempat-tempat dansa,
diskotek, sastra dan perilaku-perilaku cabul
5. Memperbolehkan berbagai tindakan kriminal dan menggambarkan indah kehidupan
dunia yang hiruk-pikuk dan penuh dosa
6. Mendirikan sekolah-sekolah dan institut-institut keilmuan dan kebudayaan Barat di
negara-negara muslim sebagai sarana untuk menebar keraguan dan pembaratan
7. Mengkondisikan generasi Islam agar meremehkan agama dan tanah air mereka,
serta mengagungkan apa saja yang datang dari Barat
8. Pengiriman tugas belajar ke luar negeri untuk menyempurnakan invasi kebudayaan
dan sosial yang terrencana
Periode Kelima:
Pergulatan Sosial
GELOMBANG KETIGA: Upaya-upaya untuk menipu kaum intelektual
Muslim
Periode Keenam:
Kemenangan Proyek Barat dan
Hegemoninya terhadap Peradaban Islam
Risalah Bainal Amsi wal Yaum
• Imam Syahid menegaskan bahwa dalam periode ini
peradaban Barat telah berhasil menaklukkan jiwa kaum
Muslimin, sebagaimana telah menaklukkan mereka dalam
medan politik dan militer
• Dalam waktu yang bersamaan beliau menegaskan prinsip-
prinsip dan ajaran Islam tetap kokoh dan mampu membawa
kehidupan manusia pada kesempurnaan dan keutamaan
Periode Ketujuh:
Masa Kebangkitan Islam
• Imam Syahid dalam risalah Bainal Amsi wal Yaum mempertegas
keharusan kembali kepada kebenaran dan berjalan di bawah cahaya
• Kembali secara sadar kepada Islam yang agung dan Kitabullah yang
mulia
• Bingkai ini diungkapkan secara ringkas, tapi bila dibaca secara cermat
dan mendalam, akan dapat menghasilkan titik fokus dari beberapa riset
tentang bidang yang selalu aktual ini
1. Identitas dan marja’iyah (referensi)
2. Prinsip-prinsip perbaikan sosial dalam persepsi Islam
3. Gambaran historis secara ringkas tentang aktivitas negara Islam yang
pertama
4. Faktor-faktor penyebab kelemahan dalam sejarah Islam dan
bagaimana mengantisipasinya di masa depan
Periode Ketujuh:
Masa Kebangkitan Islam
5. Membaca strategi pada kurun sejarah dari abad ke-12 hingga abad ke-
15
6. Mengkaji kondisi Eropa pada kurun waktu tersebut, dan melakukan
pendataan dan analisis terhadap faktor-faktor kekuatannya
7. Mengkaji era kebangkitan Eropa secara kritis dan cermat
8. Mengkaji strategi pergerakan kemerdekaan
9. Mengkaji akar pemikiran Barat dan aplikasinya di masa kontemporer
10. Mengkaji dasar-dasar gerakan penjajahan dan aplikasinya di masa kini
• Tanpa kajian yang mendalam terhadap bebagai masalah di atas, maka
PILAR TSAQAFAH yang dibutuhkan bagi kebangkitan Islam akan
tumpul
Analisis Historis
Kebangkitan Berbagai Umat
• Analisis Imam Syahid menjamah medan yang
sangat luas, yaitu percobaan kebangkitan berbagai
umat
• Sebab, beliau meyakini bahwa setiap pergerakan
yang betul-betul serius mengadakan perubahan dan
menghasung kebangkitan harus berpedoman pada
analisis yang mendalam terhadap sejarah berbagai
umat yang telah berlalu
• Risalah “Hal Nahnu Qaumun ‘Amaliyyun”
– Kebangkitan negara-negara modern di
Eropa….semua itu tunduk pada manhaj yang telah
jelas langkah-langkahnya…
Analisis Historis
Kebangkitan Berbagai Umat
• Analisis terhadap gerakan kebangkitan modern,
beserta berbagai perkembangannya secara
terperinci dan obyektif:
– melandasi terciptanya kaidah-kaidah kebangkitan
– Memperjelas arah pergerakan

SANGAT PENTING

“Sejauhmana perhatian para pelopor kebangkitan Islam


dan para intelektual terhadap analisis tersebut?”
Analisis Historis Gerakan
Pembaruan dan Kebangkitan
• Ini sangat diperlukan agar dapat memberikan beberapa pelajaran
dan nasihat
• Dalam risalah “Ilaa Ayyi Syaiin Nad’un Naas” disebutkan
karakteristik semua kebangkitan bahwa ia selalu bermula dari
kelemahan sehingga orang lain pesimis akan keberhasilannya
– Siapa yang percaya bahwa RASULULLAH yang semula sendirian di
gurun pasir yang gersang bisa merubah menjadi mercusuar iptek,
punya pengaruh spiritual dan politik?
– Siapa yang menyangka bahwa lelaki yang lembut (Abu Bakar) mampu
mengirim sebelas pasukan dalam sehari untuk memberantas para
pembangkang, murtadin, dan mengembalikan hak-hak Allah?
– Siapa yang mengira bahwa sekelompok kecil yang terdiri atas Ali dan
Abbas dalam waktu singkat berhasil menumbangkan kerajaan yang
kuat dan luas lalu mendirikan Daulah Abbasiyah?
– Begitu pula Daulah Ayyubiyah, Su’udiyah, Jerman, dll

Metodologi
ANALISIS TERHADAP REALITA
• Ini sangat penting paling tidak karena dua hal
– Agar dapat mengetahui faktor-faktor kekuatan dalam segala
bentuknya dan faktor-faktor kelemahan beserta segala
kondisinya
– Agar mengetahui kadar tantangan dan bahaya yang
mengancam umat dari dalam maupun dari luar, mampu
mengamati peluang-peluang dalam setiap kondisi, serta dapat
menentukan titik keberhasilan dan kegagalannya
• Itu semua disebut “FIQHUL WAQI’”
• Analisis yang dibutuhkan ada dua macam
– Analisis kualitatif
– Analisis kuantitatif
Analisis Kualitatif
• Dalam “Da’watuna” disebutkan beberapa
agenda pokok yang akan dihadapi oleh
ekspansi kebangkitan
1. Agenda permasalahan penjajahan
2. Persoalan ekonomi dan monopoli bangsa asing
3. Masalah kondisi sosial
4. Masalah pendidikan dan pengajaran
5. Masalah perundang-undangan
6. Masalah kondisi kejiwaan
Analisis Kuantitatif
• Dalam risalah “Bainal Amsi wal Yaum” dan “Muktamar Sadis” Imam
Syahid menyebutkan data-data tentang kondisi Mesir saat itu
• Contoh data-data yang disebutkan dalam “Muktamar Sadis”
– Di Mesir terdapat 320 perusahaan asing yang bergerak dalam berbagai
bidang kebutuhan hidup. Keuntungan yang dikeruknya pada tahun 1938
mencapai 7.637.482 poundsterling
– Jumlah petani di Mesir mencapai 8 juta jiwa dengan ladang garap
seluas 6 juta acre, yang berarti setiap orang mendapat bagian 3/4 acre
– Jumlah pekerja di Mesir mencapai 5.718.127 orang (hampir 6 juta
orang). Ada penganggur sejumlah 511.119 orang, ini berarti lebih dari
setengah juta dari jumlah penduduk tidak bekerja
– Pada tahun 1934, balai pengobatan pemerintah telah mengobati
sebanyak 7.241.383 pasien. Dari jumlah itu, 1 juta berpenyakit bilharis
(schistosomiasis), lebih dari 0.5 juta orang terserang incalestoma, dan
1.5 juta terserang penyakit mata. Di Mesir, 90% terserang penyakit
mata dan 55.575 orang buta

Metodologi
PREDIKSI KEBANGKITAN
KEMBALI
• Setelah menganalisis sejarah dan realita, maka menjadi
keharusan kita adalah beramal untuk mengubah realita,
menyelamatkan umat dari bencana dan menentukan
terapi yang ampuh bagi penyakit umat
• Dalam risalah “Hal Nahnu Qaumun ‘Amaliyyun” Imam
Syahid menegaskan akan pentingnya kebangkitan untuk
memikul tugas dan kewajiban dan meninggalkan
bersantai dan berkhayal belaka
• Ada dua hal penting
– Prediksi kebangkitan kembali
– Indikasi kebangkitan
Prediksi Kebangkitan Kembali
• Dalam risalah “Ilaa Ayyi Syaiin Nad’un Naas” Imam Syahid
menegaskan bahwa tugas kita adalah memimpin dunia dan
membimbing seluruh manusia menuju sistem dan ajaran Islam
• Sedangkan di risalah “Ilasy Syabab” ditegaskan bahwa solusi dari
semua kegoncangan yang terjadi di tengah penduduk dunia
adalah Islam, tiada yang lain  tampillah Ikhwan dengan bismillah
untuk menyelamatkan dunia dan seluruh manusia menunggu-
nunggu sang penyelamat
• Dalam risalah “Nahwan Nuur” ditegaskan keberhasilan para
pelopor dan besarnya pahala yang diperoleh serta dikenang,
ditulis dengan tinta emas dalam sejarah dan menjadi buah bibir
bagi generasi selanjutnya
• “Tiada jalan menuju keselamatan melainkan dengan meyakini
orientasi seperti ini dan melakukan apa saja yang kita sanggup
dengan tekad yang kuat dan sesegera mungkin.” (Musykilatuna fi
Dhau’in Nizhamil Islami)
Indikasi-indikasi Adanya Kebangkitan
• Perspektif sosial: “Kenyataan hari ini adalah mimpi kemarin,
dan mimpi hari ini akan menjadi kenyataan esok hari” (Ilaa Ayyi
Syaiin Nad’un Naas)
• Perspektif sejarah: Sejarah dakwah Rasulullah, bangkitnya Abu
Bakar, Daulah Abbasiyah, Su’udiyah, Ayyubiyah, dan Jerman
(Ilaa Ayyi Syaiin Nad’un Naas). Perhatikan pula kebangkitan
Jepang, Cina, dan India
• Perspektif logika: QS 7:164-165 orang yang bekerja karena tiga
hal: menunaikan kewajiban. mendapat pahala di akhirat, dan
mendapatkan manfaat  pasti ia akan berhasil
• Perspektif agama: Kisah kebangkitan Bani Israil dengan 5
tahapan: tahap kelemahan dan penindasan (28:3-6), tahap
persiapan memegang kepemimpinan (26:16-21), tahap
pergulatan dan perlawanan (7:127-128), tahap keimanan dan
memberikan tantangan (20:72-73) dan tahap kemenangan dan
keberhasilan (20:80) Metodologi
BEBERAPA PELAJARAN
DARI SEJARAH
Ada dua hal yang penting dalam hal ini
• Kaidah-kaidah kebangkitan
• Cara berinteraksi dengan kaidah-kaidah
kebangkitan
Kaidah-kaidah Kebangkitan
1. Fikrah dasar (“Ilaa Ayyi Syai’in Nad’un Naas”)
2. Kekuatan motivasi (“Da’watuna fi Thaurin Jadid”)
3. Perubahan diri (“Ilaa Ayyi Syai’in Nad’un Naas”)
4. Titik awal kebangkitan (“Ilaa Ayyi Syai’in Nad’un Naas”)
5. Keberhasilan berbagai pemikiran (“Ilasy Syabab”)
6. Penyiapan kader (“Hal Nahnu Qaumun ‘Amaliyyun?”)
7. Tuntutan-tuntutan kebangkitan yang paling mendasar (“Hal
Nahnu Qaumun ‘Amaliyyun?”)
8. Standar aktivitas dakwah (“Al-Muktamar Al-Khamis”)
9. Pergulatan manusia (“Hal Nahnu Qaumun ‘Amaliyyun?”)
10. Prediksi dan peluang (“Al-Muktamar Al-Khamis”)
11. Pergiliran dan pergantian peradaban (“Dakwatuna”)
12. Tujuh pilar kebangkitan (“Nahwan Nur”)
Cara Berinteraksi dengan
Kaidah-kaidah Kebangkitan
• Dalam risalah “Muktamar Khamis” ditegaskan unsur-
unsur:
1. Tidak bertabarakan
2. Menaklukkan
3. Menggunakan
4. Mengubah atau mengalihkan
5. Menggunakan sebagian untuk melawan sebagian lainnya
6. Menanti saat datangnya kemenangan
• Penulis menyimpulkan bahwa proyek kebangkitan
ditegakkan pada dua pilar
1. Dakwah (penataan potensi operasional)
2. Daulah (eksistensi politis)

Sistematika
Metodologi
• Prinsip-prinsip dan karakteristik dakwah
• Referensi proyek kebangkitan
• Tujuan dakwah
• Unsur-unsur dakwah
• Bangunan tarbiyah dalam dakwah

DAKWAH PADA PROYEK


KEBANGKITAN
Sistematika
Risalah yang Terkait
1. Bainal Amsi wal
Yaum 8. Dakwatuna
2. Ilasy Syabab 9. Nahwan Nuur
3. Ilaa Ayyi Syaiin 10.Al-Mu’tamar As-Saadis
Nad’un Naas 11.Hal Nahnu Qaumun
4. Dakwatuna fi Thaurin ‘Amaliyyun
Jadid 12.Nazharat fil Qur’anil
5. Al-Mu’tamar Al- Karim
Khamis 13.Al-’Aqaid
6. At-Ta’alim
7. Tahta Rayatil Qur’an Dakwah
PRINSIP-PRINSIP DAN
KARAKTERISTIK DAKWAH
• Dasar pemikiran (Islam)
• Karakteristik fikrah
• Legalitas sejarah
• Ekspansi peradaban
Dasar Pemikiran
• Sejak permulaan dakwah, Imam Syahid menegaskan
bahwa referensi dakwah yang paling tinggi adalah Islam
• Dalam risalah “Bainal Amsi wal Yaum” ditegaskan bahwa
Ikhwan mengajak kepada fikrah Islam dan ia adalah
selurus-lurus fikrah
• Dalam risalah “Ilasy Syabab” ditegaskan bahwa fikrah
kita adalah Islam murni; di atas Islam fikrah tertegak,
kepadanya fikrah itu bersandar, untuknya fikrah itu
berjihad, dan dalam rangka menegakkan kalimatnyalah
fikrah itu beramal
• Dalam risalah “Ilaa Ayyi Syaiin Nad’un Naas” ditegaskan
bahwa Allah telah meletakkan dalam Islam seluruh dasar
yang mutlak dibutuhkan bagi kehidupan, kebangkitan
dan kesejahteraan umat manusia
Karakteristik Fikrah
Rabbaniyah

Wasathiyah Alamiyah
(Moderat) (Internasional)

‘Amaliyah Tamayyuz
(Aplikatif) (Istimewa)

Istiqlaliyah Syumul
(Independen) (Universal)

‘Aqlaniyah
Ilmiah
(Rasional)
Legalitas Sejarah
• Ada dua hal penting dalam masalah ini:
1. Manhaj dakwah yang pertama
2. Kebangkitan fikrah Islam
• MANHAJ DAKWAH YANG PERTAMA
– Proyek kebangkitan menurut syariat terpancar dari
ajaran dan kaidah Islam serta ditegakkan di atas
pelajaran-pelajaran yang diambil dari sejarah dakwah
pertama
– Jadi, proyek kebangkitan merupakan kelanjutan dari
kebangkitan pertama
Legalitas Sejarah
KEBANGKITAN FIKRAH ISLAM
• Perjalanan sejarah umat
1. Deklarasi lahirnya dakwah yang integral (Dakwah)
2. Tertegaknya dakwah Islam yang pertama (Dakwah)
3. Mulai masuknya kelemahan dalam tubuh negara (Kemunduran)
4. Pergulatan dan pertikaian politik (Pergulatan Politik)
5. Pergulatan dan pertikaian sosial (Pergulatan Sosial)
6. Kemenangan proyek Barat atas proyek Islam (Hegemoni Barat)
7. Munculnya kembali seruang kebangkitan (Kebangkitan Kembali)
• Dakwah menuju proyek kebangkitan kembali ini selalu berusaha meniti
jalan dakwah pertama
• Meskipun tanggung jawab dan beban ini berat oleh masa-masa
kebekuan tapi dakwah baru tetap lahir yang diprakarsai oleh para kader
yang mendukung dan beramal di bawah bendera dakwah
Ekspansi Peradaban
• Ada dua hal penting:
– Pewaris peradaban
– Pembangkit peradaban
• PEWARIS PERADABAN
– Persoalan yang tengah dihadapi umat Islam saat ini bukanlah
persoalan tanah, telah hilang ataukah telah dikembalikan; akan
tetapi persoalan yang paling mendasar adalah masalah
peradaban, eksistensi, dan kepemimpinan
– Aspek ekonomi, sosial atau politik terkadang muncul ke
permukaan sesaat, namun inti pertempuran sesungguhnya
adalah eksistensi peradaban umat
– Imam Syahid menegaskan:
• “Kami adalah pewaris peradaban yang agung”
• “Kami adalah pemilik peradaban, prinsip utama dan akhlak kasih
sayang yang adil.”
Ekspansi Peradaban
PEMBANGKIT PERADABAN
• Imam Syahid menegaskan bahwa kita adalah pembangkit
peradaban dan bangsa Timur adalah tempat turunnya semua
risalah langit
• “Kami adalah pembangkit peradaban.”
• Menghidupkan peradaban adalah kewajiban yang tidak ditawar-
tawar lagi.”
• “Gerak peradaban tidak akan berhenti.”
• Karena itu, kita harus beramal secara serius dengan
– berpandu pada UU kita (Al-Qur’an)
– Petunjuk pelaksana amal kita (As-Sunnah)
– Contoh aplikatif yang benar yang diperankan pendahulu kita yang shalih
untuk membangkitkan kembali peradaban Islam dan meneruskan karya-
karya peradaban tersebut

Dakwah
REFERENSI PROYEK
KEBANGKITAN
• Masyhur di masa lalu pernyataan, “Jumhur (mayoritas)
umat telah sepakat bahwa ….”
• Tapi kemudian terjadi berbagai perselisihan
• Karena itu, Imam Syahid mengajukan proyek terpadu
kepada Al-Azhar Asy-Syarif tentang tema-tema hukum
terpenting yang terkait dengan berbagai kelompok umat
• Inilah upaya yang beliau lakukan untuk membuat
landasan yang baik untuk memulai proyek kebangkitan
Islam dari lingkaran masa lalu menuju cakrawala masa
depan yang diidam-idamkan
Al-Banna dalam
“Nazharat fil Qur’anil Karim”

• Wahai ikhwan, telah lama saya merenungi


perselisihan yang mungkin dapat kita sebut
perselisihan ilmiah di antara berbagai jamaah
Islam di Mesir khususnya dan di dunia Islam
pada umumnya. Lama saya mencari-cari
sebuah aktivitas yang dapat menghimpun
berbagai hati tersebut pada tujuan luhur yang
mempertemukan ruh-ruh kaum mukminin,
menjadi orientasi hati-hati yang dinamis, dan
menjadi landasan tertegaknya sebuah
kebangkitan yang ditunggu-tunggu…
Al-Banna dalam
“Nazharat fil Qur’anil Karim” (2)

• Saya ingin meletakkan di hadapan para


pemikir dan tokoh-tokoh Islam beberapa
kalimat yang saya yakini sebagai titik temu
di antara berbagai cara pandang yang
berbeda… yang insya Allah tidak
menyimpang dari kebenaran… dengan
harapan, mereka mau memperhatikannya
dengan cermat; bila mereka mendapatinya
layak untuk mempersatukan umat, maka
kita jadikan ia sebagai asas…
Kandungan 20 Prinsip

ٌ ‫ ِم ْن َه‬.1
ٌّ ‫اج إِ ْعتِقَا ِد‬
‫ى‬
– 8 Prinsip: 1, 4, 10, 11, 13, 14, 15, dan 20

ُ ُ‫ منهاج أ‬.2
‫ص ْولِى‬
– 4 Prinsip: 2, 3, 6 dan 7

‫ منهاج فِ ْق ِهى‬.3
– 5 Prinsip: 5, 8, 9, 12, dan 17

‫ منهاج ا ْل َعا َّم ِة‬.4


– 3 Prinsip: 16, 18 dan 19
‫منهاج إعتقادى‬

‫‪8 Prinsip:‬‬
‫‪1, 4, 10, 11, 13, 14, 15, dan 20‬‬
Sistem I’tiqadi
1. Syumuliyyatul Islam (1)
2. Mengaku mengetahui yang ghaib (4)
3. Memahami ayat-ayat sifat (10)
4. Bid’ah (11)
5. Kewalian, karamah, dan akidah yang
benar (13)
6. Bid’ah di kuburan (14)
7. Tawasul dan doa (15)
8. Bahaya takfir (20)
Prinsip 1: Syumuliyatul Islam
• Islam adalah sistem yang syamil (menyeluruh),
mencakup seluruh aspek kehidupan. Maka ia
adalah negara dan tanah air atau pemerintahan
dan umat, moral dan kekuatan atau kasih
sayang dan keadilan, wawasan dan undang-
undang atau ilmu pengetahuan dan hukum,
materi dan kekayaan alam atau penghasilan dan
kekayaan, serta jihad dan dakwah atau pasukan
dan pemikiran. Sebagaimana juga ia adalah
akidah yang murni dan ibadah yang benar, tidak
kurang tidak lebih
Prinsip 4:
Klaim Mengetahui yang Ghaib
• Azimah, jampi (ruqyah), wada’ (sejenis
keong yang dikalungkan di leher anak
sebagai azimah), ramal (meramal nasib
dengan membuat garis di pasir),
perdukunan, mengaku tahu akan hal-hal
ghaib, dan semisalnya adalah
kemungkaran yang wajib diberantas.
Kecuali mantera yang berasal dari ayat-
ayat al-Qur’an atau ada riwayat dari
Rasulullah SAW
Prinsip 10:
Memahami Ayat-ayat Sifat
• Ma’rifah kepada Allah Tabaraka wata’ala,
mengesakanNya dan memahasucikanNya adalah
setinggi-tinggi tingkatan akidah Islam. Sedangkan ayat-
ayat dan hadits-hadits shahih tentang sifat-sifat Allah
adalah termasuk mutasyabihat. Kita wajib mengimaninya
sebagaimana adanya, tanpa menta’wilkan dan tanpa
pengingkaran (ta’thil), serta tidak perlu memperuncing
perbedaan pendapat di antara para ulama tentang hal
tersebut. Kita mencukupkan diri seperti apa yang
dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya:
“Dan orang-orang yang dalam ilmunya berkata, ‘Kami
beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semua itu
dari sisi Tuhan kami’.” (Ali Imran: 7)
back
Prinsip 11: Bid’ah
• Segala bentuk bid’ah dalam agama yang
tidak mempunyai dasar pijakan tetapi
dianggap bagus oleh hawa nafsu
manusia, baik berupa penambahan
maupun pengurangan, adalah kesesatan
yang wajib diperangi dan diberantas
dengan menggunakan cara yang sebaik-
baiknya, yang tidak menimbulkan
kejelekan yang lebih parah
back
Prinsip 13: Kewalian, Karomah,
dan Aqidah yang Benar
• Mencintai orang-orang shalih, menghormati mereka, dan
memuji mereka karena amal-amal baik yang tampak
adalah bagian dari taqarrub diri kepada Allah SWT.
Sedangkan para wali adalah orang-orang yang disebut
dalam firman Allah SWT: “Yaitu orang-orang yang
beriman dan mereka itu bertaqwa” (Yunus: 63). Karamah
pada mereka itu benar adanya bila memenuhi syarat-
syarat syar’inya, dan mesti diyakini bahwa mereka tidak
memiliki madharat maupun manfaat bagi dirinya sendiri,
baik ketika masih hidup maupun setelah meninggal
dunia, apalagi bagi orang lain
Prinsip 14: Bid’ah di Kuburan
• Ziarah kubur—kubur siapa saja—adalah sunah yang
disyariatkan dengan cara-cara yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW. Akan tetapi, meminta pertolongan
kepada penghuni kubur—siapapun mereka—berdoa
kepadanya, memohon pemenuhan hajat (dari dekat
maupun jauh), bernadzar untuknya, membangun
kuburan, menghiasinya, memberinya penerangan, dan
mengusapnya (untuk mengambil berkah), juga
bersumpah dengan selain Allah, dan segala sesuatu
yang serupa denannya adalah bid’ah besar yang wajib
diperangi. Dilarang keras mencari ta’wil (pembenaran)
terhadap amalan-amalan tersebut, demi menutup pintu
fitnah yang lebih parah lagi
Prinsip 15: Tawasul dan Doa

• Berdoa kepada Allah disertai tawasul


(perantara) dengan salah satu
makhlukNya adalah perbedaan
dalam masalah furu’ tentang tatacara
berdoa, bukan termasuk masalah
akidah
Prinsip 20: Bahaya Pengkafiran
• Kita tidak mengkafirkan seorang muslim yang telah
mengikrarkan dua kalimah syahadat, mengamalkan
tuntutan-tuntutannya dan melaksanakan kewajiban-
kewajibannya, baik karena pendapatnya maupun
kemaksiatannya, kecuali jika ia mengatakan kata-kata
kufur, atau mengingkari sesuatu yang telah diakui
sebagai asas agama, atau mendustakan ayat-ayat al-
Qur’an yang sudah jelas maknanya, atau
menafsirkannya dengan cara yang tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Arab, atau melakukan sesuatu perbuatan
yang tidak mungkin diinterpretasikan kecuali kekufuran
‫منهاج أصولى‬

4 Prinsip:
2, 3, 6 dan 7
Sistem Ushuli
1. Sumber rujukan hukum (2)
2. Dalil-dalil hukum yang tidak diakui
(3)
3. Pendapat para ulama (6)
4. Ijtihad dan taklid (7)
Prinsip 2: Referensi
• Al-Qur’anul Karim dan Sunah Rasul yang suci
adalah rujukan setiap muslim dalam mengenal
dan memahami hukum-hukum Islam. Al-Qur’an
mesti dipahami sesuai dengan kaidah-kaidah
bahasa Arab, tanpa takalluf (sikap memaksakan
diri dalam memaknai suatu ayat hingga
melampaui arti sewajarnya) dan ta’assuf (secara
serampangan). Sedangkan as-Sunnah yang
suci mesti dipahami melalui para ahli hadits
yang terpercaya

back
Prinsip 3: Dalil-dalil Hukum
yang Tidak Diakui
• Keimanan yang murni, ibadah yang benar, dan
mujahadah adalah cahaya dan kelezatan yang
Allah curahkan pada hati hamba-hambaNya
yang Dia kehendaki. Sementara ilham, lintasan
fikiran, kasyaf (ketersingkapan hal sebagian
yang ghaib) dan mimpi, itu samua bukan
termasuk sumber hukum syariat Islam. Maka itu
semua itu tidak perlu diperhatikan kecuali bila
tidak bertentangan dengan hukum-hukum
agama dan teks-teksnya
back
Prinsip 6: Pendapat Para Ulama
• Setiap orang dapat ditolak ucapannya, kecuali al-
Ma’shum (Rasulullah SAW). Segala hal yang
datang dari para salafush-shalih yang sesuai
dengan al-Qur’an dan as-Sunnah kita terima
sepenuh hati. Bila tidak maka al-Qur’an dan as-
Sunnah lebih utama untuk diikuti. Namun
demikian, kita tidak boleh mencaci maki dan
menjelek-jelekkan pribadi mereka dalam
masalah-masalah yang masih diperselisihkan.
Serahkan saja kepada niat mereka masing-
masing, sebab mereka telah mendapatkan apa
yang telah mereka kerjakan back
Prinsip 7: Ijtihad dan Taqlid
• Setiap muslim yang belum mencapai kemampuan telaah
terhadap dalil-dalil hukum furu’, hendaklah mengikuti
salah seorang imam. Namun lebih baik lagi kalau sikap
mengikuti tersebut diiringi dengan upaya semampunya
dalam memahami dalil-dalil yang dipergunakan oleh
imamnya, dan hendaklah ia mau menerima setiap
masukan yang disertai dalil, bila ia percaya pada
keshalihan dan kapasitas orang yang memberi masukan
tersebut. Bila ia termasuk ahli ilmu, maka hendaklah
selalu berusaha menyempurnakan kekurangannya
dalam keilmuan sehingga dapat mencapai derajat
mujtahid
‫منهاج فقهى‬

5 Prinsip:
5, 8, 9, 12, dan 17
Sistem Fiqhi
1. Pelaksanaan pendapat imam (5)
2. Larangan berpecah-belah dalam agama
(8)
3. Larangan mendalami hal-hal yang tidak
untuk dilaksanakan (9)
4. Bi’ah yang tidak memiliki landasan dalam
agama (12)
5. Perbandingan berbagai amal (17)
Prinsip 5: Pelaksanaan
Pendapat Imam
• Pendapat imam dan wakilnya tentang hal-hal yang tidak
ada teks hukumnya, hal-hal yang mengandung beragam
interpretasi, dan hal-hal yang membawa kemaslahatan
umum (mashlahatul mursalah), mesti diamalkan
sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah
syariat. Pendapat tersebut mungkin akan berubah
sejalan dengan situasi, kondisi, adat dan tradisi. Pada
dasarnya ibadah adalah kepatuhan total, tanpa
mempertimbangkan makna-maknanya. Sedangkan adat-
istiadat mesti mempertimbangkan rahasia-rahasia,
hikmah, maksud dan tujuannya
Prinsip 8: Larangan Berpecah-Belah
dalam Agama
• Perbedaan paham dalam masalah-masalah furu’
hendaklah tidak menjadi faktor pemecah belah dalam
agama, tidak menyebabkan permusuhan, dan tidak juga
kebencian. Setiap mujtahid akan mendapatkan pahala
masing-masing. Tidak ada larangan melakukan studi
ilmiah yang obyektif dalam persoalan-persoalan
khilafiyah, dalam suasana saling mencintai karena Allah
dan tolong-menolong untuk mencapai kebenaran yang
hakiki. Studi tersebut tidak boleh menyeret pada debat
yang tercela dan fanatik buta
Prinsip 9: Larangan Mendalami Hal-
hal yang Tidak untuk Diamalkan
• Memperdalam pembahasan tentang masalah-masalah
uang amal tidak dibangun di atasnya adalah sikap takalluf
(memaksakan diri) yang dilarang oleh Islam. Misalnya,
memperluas pembahasan tentang hukum bagi masalah-
masalah yang tidak benar-benar terjadi,
memperbincangkan makna ayat-ayat al-Qur’anul Karim
yang belum dijangkau oleh ilmu pengetahuan, perdebatan
dalam membandingkan keutamaan sahabat ra, atau
memperbincangkan perselisihan yang terjadi di antara
mereka, padahal masing-masing memiliki keutamaan
sebagai sahabat Nabi SAW, dan pahala dari niat mereka.
Dengan ta’wil (menafsiri baik amal para sahabat), kita akan
selamat dari laknat

back
Prinsip 12: Bid’ah yang Tidak
Memiliki Sandaran dalam Agama
• Bid’ah idhofiyah, bid’ah tarkiyah, dan
bid’ah ilzam terhadap ibadah-ibadah yang
muthlaqah adalah masalah-masalah
khilafiyah dalam bab fiqh. Masing-masing
orang mempunyai pendapat dalam
masalah tersebut. Namun tidaklah
mengapa jika dilakukan penelitian untuk
sampai pada hakikatnya dengan dalil dan
argumentasi
back
Prinsip 17: Perbandingan Berbagai Amal

• Aqidah adalah asas bagi aktivitas;


amal hati itu lebih penting daripada
amal anggota badan. Namun upaya
mencapai kesempurnaan pada kedua
hal tersebut merupakan tuntutan
syariat, meskipun kadar tuntutan
masing-masing berbeda
‫منهاج العامة‬

‫‪3 Prinsip:‬‬
‫‪16, 18 dan 19‬‬
Sistem Umum

1. Berhati-hati terhadap Adat yang


Salah dan Tidak Tertipu oleh
Berbagai Istilah (16)
2. Medan amal bagi akal (18)
3. Kaitan antara pandangan syari’at
dan akal (19)
Prinsip 16: Berhati-hati terhadap Adat yang
Salah dan Tidak Tertipu oleh Berbagai Istilah

• Tradisi yang salah tidak dapat mengubah


hakikat arti lafazh-lafazh yang sudah baku
dalam syariat, maka semestinya dipahami
kembali makna yang dimaksud oleh lafazh-
lafazh syariat dan menyesuaikan tradisi yang
salah tersebut dengannya. Kita juga wajib
berhati-hati terhadap berbagai istilah yang
menipu, yang sering digunakan dalam
pembahasan masalah-masalah dunia dan
agama. Ibrah itu pada esensi di balik suatu
nama, bukan pada nama itu sendiri
back
Prinsip 18: Bidang Garap Pandangan Akal

• Islam itu membebaskan akal pikiran,


menganjurkan untuk melakukan penelitian
pada alam, mengangkat derajat ilmu dan
para ulama, dan menyambut kehadiran
segala sesuatu yang baik dan bermanfaat.
“Hikmah adalah barang hilang milik orang
beriman. Di mana pun didapatkan ia
adalah orang yang paling berhak atasnya
Prinsip 19: Kaitan antara Pandangan Syariat
dan Akal

• Pandangan syar’i dan pandangan logika memiliki


wilayah sendiri-sendiri yang tidak dapat saling
memasuki secara sempurna. Namun demikian,
keduanya tidak akan pernah berbeda dalam hal-hal
yang qoth’i. hakikat ilmiah yang benar tidak
mungkin bertentangan dengan kaidah syariat yang
shahih. Sesuatu yang masih bersifat zhanni dari
salah satunya, mesti ditafsiri sejalan dengan yang
qoth’i. bila kedua-duanya bersifat zhanni, maka
pandangan syariat lebih utama untuk diikuti sampai
logika mendapatkan legalitas kebenaran, atau
gugur sama sekali
Dakwah
TUJUAN DAKWAH
• Tujuan utama (ghayah) dakwah
• Risalah (misi) dakwah
• Sasaran-sasaran dakwah
Tujuan Utama (Ghayah) Dakwah

• Ghayah adalah tujuan terakhir yang ingin diraih oleh


seseorang, tiada tujuan lain setelah itu
• Ghayah manusia dalam hidup ini adalah merealisasikan
maksud diciptakannya manusia, yaitu penghambaan atau
beribadah kepada Allah SWT
• Ada 4 tujuan hidup manusia yang digambarkan al-Qur’an
1. Makan dan bersenang-senang (47:12)
2. Perhiasan dan kekayaan sementara (3:14)
3. Menyebarkan fitnah, kejahatan dan kerusakan (2:204-205)
4. Menunjukkan manusia ke jalan kebenaran, membimbing
mereka pada kebaikan dan menerangi alam semesta dengan
matahari Islam (22:77-78)
Risalah (Misi) Dakwah
Ada 4 misi dakwah yang disampaikan oleh Imam Syahid
1. Membebaskan umat dari belenggu politik yang
melilitnya dan mulai membangunnya kembali (“Ilaa
Ayyi Syaiin Nad’un Naas”)
2. Menghadap (memerangi) peradaban materialis
(“Tahta Rayati Muhammad SAW wa fii Sabili Hadihi”)
3. Menegakkan sistem Islam yang syamil (“Tahta Rayati
Muhammad SAW wa fii Sabili Hadihi”)
4. Memimpin dunia dan membimbing manusia (“Ilaa
Ayyi Syaiin Nad’un Naas”)
Sasaran-sasaran Dakwah
‫نُ ْعلِ ُن َد ْع َوَتنَا َعلَى اْ َلعا ِمَل‬
Misi Kedua:
Jihad untuk
Menegakkan
ُ‫اْ ِإل ْمَبَراطُْوِريَةُ اْ ِإل ْسالَِميَّة‬
Tujuan Jangka Panjang
Syariat
Islam ‫َوطَنِنَا اْ ِإل ْسالَِم ِّي‬

‫اْحلُ ُك ْوَمةُ اْمل ْسلِ َم ُة‬


ُ
)‫ب اْمل ْسلِ ُم (األمة املسلمة‬ ُ ‫َّع‬
ْ ‫الش‬
Misi Pertama: ُ
‫ت اْمل ْسلِ ُم‬
Ibadah dan
Melakukan ُ ‫اْ َلبْي‬ Tujuan Jangka Pendek
Kebajikan ُ
)‫ملسلِ ُم (الفرد املسلم‬ ْ ْ‫اَ َّلر ُج ُل ا‬ Dakwah
UNSUR-UNSUR DAKWAH
• Tahapan-tahapan dakwah
• Perangkat-perangkat dakwah
• Kebijakan-kebijakan dakwah
Tahapan-tahapan Dakwah
• Dari berbagai risalah maka disimpulkan ada 7 tahapan
dakwah
1. Fase promosi dan pengenalan
2. Fase penyiapan dan pembentukan
3. Fase amal dan mobilisasi (tanfidz)
4. Fase daulah atau pembentukan beberapa negara yang
memiliki referensi dan dasar pijakan yang sama)
5. Fase persiapan menuju khilafah
6. Fase pengembalian eksistensi kenegaraan atau
khilafah
7. Fase kepeloporan dunia
Perangkat-perangkat Dakwah
• Perangkat-perangkat UTAMA
– Manhaj yang shahih
– Aktivis yang meyakini
– Kepemimpinan yang tegas dan dipercaya
• Perangkat-perangkat UMUM
– Iman yang mendalam
– Pembinaan yang cermat
– Amal yang berkesinambungan
• Perangkat-perangkat HARAKI
Perangkat-perangkat haraki

Dakwah Perjuangan
dan Tarbiyah Konstitusional JIhad
Penjelasan

Memerdekakan
Menyiapkan Perbaikan
Sebagai Pemerintahan
Negeri
Manusia
Hujjah

Tujuan
dan
Sasaran
Kebijakan-kebijakan Dakwah
• Kebijakan adalah
– Prinsip-prinsip yang mengendalikan segala aktivitas dan
kaidah-kaidah yang terkait dengannya
– Yang berfungsi untuk menerjemahkan titik awal dan arahan-
arahan menjadi langkah-langkah kongkret yang dapat
mengarahkan jalan pergerakan menuju sasaran yang
ditetapkan
• Motif kebijakan
– Imam Syahid memilih sebuah kebijakan setelah melakukan
analisis obyektif terhadap realita yang ada
– Karenanya, kebijakan-kebijakannya selalu sejalan dengan
proyek kebangkitan yang diutarakannya kepada umat
• Kebijakan-kebijakan Umum Dakwah
Kebijakan-kebijakan Umum Dakwah

1. Menjauhi titik-titik khilafiyah dalam masalah fiqh


2. Menjauhi dominasi para tokoh dan pembesar
3. Menjauhi organisasi-organisasi dan partai-
partai, ketika di masa-masa awal dakwah
4. Bertahap dalam langkah
5. Mengutamakan aspek amal dari pada
propaganda dan iklan
6. Memprioritaskan dakwah kepada pemuda,
sebab mereka adalah rahasia kebangkitan
umat
Kebijakan-kebijakan Umum Dakwah

7. Perhatian terhadap desa dan kota secara seimbang


8. Keseimbangan antara akal dan emosi, serta antara
realita dan angan-angan
9. Tidak bertaruh (gambling), tetapi mencurahkan
potensi untuk kerja-kerja yang bermanfaat dan kreatif
10.Tidak menghujat lembaga-lembaga dan pribadi-
pribadi
11. Tidak hanyut dalam pertarungan sepele, baik
masalah syar’i maupun partai
12.Komitmen dengan pedoman kesatuan tsaqafah (20
prinsip)

Dakwah
BANGUNAN TARBIYAH DALAM DAKWAH

• Tantangan di jalan dakwah


• Peran tarbiyah dalam dakwah
Tantangan di Jalan Dakwah
• Tantangan yang diperkirakan
• Pengalaman dan ujian (harga sebuah
perjuangan konstitusional)
• 10 Kewajiban yang harus dilakukan saat terjadi
tribulasi dan saat menghadapi berbagai kendala
Tantangan yang Diperkirakan
1. Kebodohan umat
2. Anggapan aneh dari sebagian orang yang agamis dan
penentangan para ulama resmi
3. Kedengkian pemimpin, pembesar, dan orang-orang
yang memiliki pengaruh
4. Kesepakatan seluruh pemerintahan untuk menentang
dan menghalangi dakwah dan aktivitas kalian
5. Konspirasi para penjajah untuk menumpas kalian dan
memadamkan cahaya dakwah kalian
6. Penyebaran syubhat dan tuduhan yang dibuat-buat
Pengalaman dan Ujian (Harga
Sebuah Perjuangan Konstitusional)
• Tribulasi-tribulasi dakwah:
1. “Kalian akan ditangkap dan dipenjarakan”
2. “Kalian akan diusir dan dideportasi”
3. Kekayaan kalian akan dirampas dan aktivitas
kalian akan diberhentikan”
4. “Rumah kalian akan digeledah dan tribulasi
seperti ini mungkin akan bersama kalian dalam
waktu yang lama”
10 Kewajiban yang Harus Dilakukan Saat Terjadi
Tribulasi dan Saat Menghadapi Berbagai Kendala

1. Iman kepada Allah, bangga dengan mengenalNya, dan hanya


bergantung kepadaNya
2. Tidak takut dan tidak gentar kecuali hanya kepada Allah SWT
3. Menunaikan kewajiban dan menghindari segala yang dilarang
(oleh Syariat)
4. Menghiasi diri dengan akhlak mulia dan membiasakan diri
melakukan hal-hal utama
5. Akrab dengan Al-Qur’an dan Sirah Nabawiyah serta mengkajinya
6. Memfokuskan perhatian kepada aspek amal dan menghindari
perdebatan
7. Saling mencintai dan memperkokoh ikatan ukhuwwah
8. Teguh memegang prinsip
9. Mendengar dan taat kepada pemimpin
10. Mengharapkan kemenangan dan dukungan dari Allah
Peran Tarbiyah dalam Dakwah
Falsafah Tarbiyah

Teori Ilmiah Individu Sholih (sesuai marhalah masing-masing)

Operasional Pilihan yang berpengaruh dalam Struktur


(sesuai madrasah masing-masing)

INPUT Manusia atau Bahan Baku

Sarana Lingkungan
Manhaj dan
PROSES Masyarakat
Muwashafat
Manajemen

Pribadi Sholih dan


OUTPUT Mushlih
Input Tarbiyah
• Macam-macam Obyek Dakwah (Dakwatuna)
– Mu’min
– Mutaraddid (orang yang ragu-ragu)
– Naf’iy (orang yang mencari keuntungan)
– Mutahamil (orang yang arogan)
• Kaidah-kaidah Pemilihan dan Seleksi (Hal
Nahnu Qaumun Amaliyyun)
– Amil (aktivis)
– Mufakir (pemikir, konseptor)
– Jari’ (pemberani meski harus menanggung resiko)
– Muntij (produktif)
Proses Tarbiyah
• Murabbi yang Aktif (“Dakwatuna”)
– Mutsaqqafun (intelek)
– Mujahhazun (berbakat)
– Mudarabun (terlatih)
– Mutakhashshishun (spesialis, pakar)
• Sarana-sarana Tarbiyah (“Muktamar Khamis”)
– Usrah (tempat asuhan bagi hubungan ukhuwwah)
– Katibah (lembaga pembinaan ruhani)
– Rihlah (tempat asuhan bagi hubungan sosial)
– Daurah (pusat pelatihan)
– Mukhayyam (lembaga pembinaan fisik)
– Nadwah (lembaga pembinaan pemikiran)
– Muktamar (lembaga pembinaan keilmuan dan pemikiran)
Output Tarbiyah
• Target utama tarbiyah
– Pembentukan pribadi
– Penyiapan kader yang akan mengemban kewajiban
menyampaikan dan menyebarkan fikrah
– Memantapkan proyek kebangkitan, agar dapat
dimulai sebuah kehidupan baru yang mulia di atas
dasar-dasar Islam
• Hasil yang diprediksikan:
– Munculnya kader yang menggambarkan nilai-nilai
luhur
– Imam Syahid telah menetapkan STANDAR NILAI
dalam bentuk 10 Rukun Baiat
• 10 Muwashafat Dakwah
• Pemikiran politik
• Perjuangan politik
• Program politik
• Politik negara
• Dimensi peradaban dalam negara

REKONSTRUKSI NEGARA
IDEAL
Sistematika
Mukaddimah
• Prinsip-prinsip rekonstruksi
• Syiar-syiar terapan
Prinsip-prinsip rekonstruksi
1. Rabbaniyah
2. Peningkatan kualitas jiwa
3. Penegasan terhadap keyakinan adanya jaza’
4. Deklarasi ukhuwwah antar-sesama manusia
5. Mengangkat harkat kaum pria dan wanita secara
bersama-sama, memproklamasikan solidaritas dan
emansipasi serta menetapkan tugas masing-masing
secara terperinci
6. Jaminan kepada masyarakat dengan menetapkan
adanya hak hidup, pemilikan, lapangan kerja,
kesehatan, kebebasan, pengajaran, dan keamanan
bagi setiap individu, serta menentukan sumber-sumber
penghasilan
Prinsip-prinsip rekonstruksi
7. Pengendalian dua macam naluri: naluri untuk memelihara
jiwa dan memelihara keturunan, serta mengatur berbagai
tuntutan yang terkait dengan kebutuhan pangan dan hasrat
seksual
8. Tegas dalam memerangi berbagai tindak kriminal yang berat
9. Peneguhan wihdatul ummah dan mengikis habis semua
bentuk perpecahan dan faktor penyebabnya
10. Mewajibkan kepada umat untuk berjihad demi tegaknya
prinsip-prinsip kebenaran yang digariskan oleh sistem ini
11. Menjadikan daulah sebagai wahana bagi perwujudan dan
pemeliharaan fikrah, bertanggung jawab merealisasikan
target-targetnya di tengah masyarakat, dan
mentransformasikannya kepada semua umat manusia
(“Bainal Amsi wal Yaum”)
Syiar-syiar terapan
1. Shalat, dzikir, taubat dan istighfar
2. Puasa, iffah, serta menjauhkan diri dari kemewahan
3. Zakat, sedekah, dan infaq di jalan kebajikan
4. Haji, siyahah, rihlah, menyingkap dan memikirkan
tanda-tanda kekuasaan Allah
5. Mencari penghasilan, bekerja, dan diharamkannya
meminta-minta
6. Jihad, perang, menyiapkan para tentara, dan merawat
keluarga serta kepentingan mereka setelah mereka
gugur
7. Amal ma’ruf dan memberikan nasihat
8. Nahi munkar dan memboikot daerah dan para pelaku
kemungkaran
Syiar-syiar terapan
9. Pembekalan diri dengan ilmu pengetahuan bagi setiap
muslim dan muslimah dalam berbagai bidang
kehidupan sesuai dengan kebutuhan masing-masing
10. Melakukan muamalah yang baik dan menjaga
kesempurnaan perilaku dengan akhlak yang utama
11. Bersungguh-sungguh dalam memelihara kesehatan
tubuh dan segenap indra
12. Solidaritas sosial antara pemimpin dan rakyat, dengan
adanya perhatian dan perlindungan (dari pemimpin),
serta adanya ketaatan (dari rakyat) secara bersamaan
(“Bainal Amsi wal Yaum”)
Risalah yang Terkait

1. Bainal Amsi wal Yaum 10. Fi Mu’tamar Thalabatil


2. Al-Mu’tamar Al-Khamis Ikhwanil Muslimin
3. Al-Mu’tamar As-Saadis 11. Nahwan Nuur
4. Dakwatuna 12. Al-Mar’ah al-Muslimah
5. Ilasy Syabab 13. An-Nizhamul Iqtishadi
6. Ilaa Ayyi Syaiin Nad’un Naas 14. Nizhamul Hukmi
7. Dakwatuna fi Thaurin Jadid 15. Al-Jihad
8. At-Ta’alim 16. Tahta Rayatil Qur’an
9. Al-Ikhwan wa Qadhaya 17. Hal Nahnu Qaumun
Mu’ashirah ‘Amaliyyun

Rekonstruksi
PEMIKIRAN POLITIK
• Definisi Politik dan Daulah
• Titik Tolak
• Konsep-konsep
Definisi Politik
• Politik memiliki banyak definisi:
– Keahlian memerintah dan menjalankan negara
– Kekuatan dan kemampuan untuk meraih tujuan
– Keahlian untuk mewujudkan sikap mengalah yang timbal
balik dan mewujudkan konsensus
• Imam Ibnul Qayyim dalam As-Siyasah Al-
Hakimah
– Politik adalah semua aktivitas yang mendekatkan manusia
kepada kemaslahatan dan menjauhkan mereka dari
kerusakan, meskipun tidak pernah ditegaskan oleh seorang
rasul dan tidak pernah disinggung oleh wahyu yang
diturunkan, karena semua jalan yang bisa menghantarkan
kepada keadilan, maka jalan itu adalah bagian dari agama ini
Definisi Daulah
• Daulah adalah
– pihak yang memiliki wewenang untuk
menggunakan kekuatan atau kekuasaan,
• Sedang kekuasaan adalah
– kekuatan yang sah atau
– lembaga politik yang memiliki kewenangan
secara mutlak untuk menata kehidupan
umum di sebuah wilayah melalui departemen-
departemen yang telah ditetapkan
Titik Tolak
• Integralitas Islam mewajibkan adanya perjuangan politik
• Negara mencerminkan fikrah
• Seorang muslim tidak boleh menyia-nyiakan tanfidz
(pemerintahan)
• Umat harus menuntut hak-hak keislamannya kepada
pemerintah
• Pemantapan, penyebaran dakwah, dan perjuangan
konstitusional adalah sarana yang paling aman bagi
masyarakat
• Pemerintahan adalah bagian dari rukun Islam
• Proporsional dan rasional dalam sistematika interaksi
dengan berbagai masalah pemerintahan
Konsep-konsep
• Al-’Urubah (Arabisme)
• Nasionalisme
• Kebangsaan
• Internasionalisme
Al-’Urubah (Arabisme)
• Konsep Arabisme
– “Sesungguhnya IM memaknai istilah Arabisme sebagaimana
makna yang diberikan oleh Rasul SAW dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Ibnu Katsir dari Muadz bin Jabal,
“Ketahuilah, sesungguhnya Arab itu bahasa.” (“Muktamar
Khamis”)
• Kedudukan Bangsa Arab
– Setiap orang yang berbahasa Arab maka dia adalah orang Arab
– Jika bangsa Arab lemah, maka akan melemah pula Islam
– Bangsa Arab adalah umat Islam pertama
– Kebanggaan terhadap Arabisme tidak bertitik tolah pada sikap
fanatisme, kesombongan, dan permusuhan terhadap yang lain
Nasionalisme
• Konsep nasionalisme kita
– Nasionalisme kerinduan
– Nasionalisme kebebasan dan kehormatan
– Nasionalisme kemasyarakatan
• Landasan nasionalisme kita
– Perbedaan nasionalisme Islam dengan lainnya adalah bahwa
asas nasionalisme Islam itu adalah akidah Islamiyah
• Batas-batas nasionalisme kita
– Ditentukan dengan akidah dan bukannya dengan batas-batas
geografis
• Tujuan nasionalisme kita
– Nasionalisme kita mengemban misi yang harus disebarkan ke
seluruh dunia
Kebangsaan
• Konsep kebangsaan kita
– Kebangsaan kejayaan
– Kebangsaan umat
– Bukan kebangsaan jahiliyah
• Dasar-dasar kebangsaan kita
– Rasa bangga terhadap loyalitas kebangsaan dan kesejarahan
serta sikap keteladanan generasi baru kepada generasi
pendahulu
– Prioritas antusiasisme kebangsaan dan hak untuk menerima
kebaikan dan kebajikan
– Memerangi kebanggaan terhadap ras, suku dan tradisi jahiliyah
– Keberpijakan kebangsaan kita pada loyaloitas mutlak kepada
Allah, RasulNya dan orang-orang beriman
Internasionalisme
• Dakwah kepada persaudaraan insaniah dan
persatuan internasional
• Melempar unsur-unsur rasial dan kesukuan
• Seruan kepada terwujudnya tata dunia baru
yang berpijak pada prinsip-prinsip keadilan
• Menghormati hukum internasional dengan
syarat penerapannya bisa secara adil dan tidak
diskriminatif
• Keyakinan terhadap kematangan peradaban
dan mengambil yang baik dan bermanfaat dari
yang lain
Rekonstruksi
PERJUANGAN POLITIK
• Target-target Politik bagi Dakwah
• Strategi-strategi Perjuangan Politik
• Tahapan-tahapan Perjuangan Politik
• Sikap-sikap Politik bagi Dakwah
Target-target Politik bagi Dakwah

• Pembebasan negeri-negeri Islam


• Persatuan negeri-negeri Islam
• Mendirikan daulah Islamiyah
• Mewujudkan persatuan Arab
• Mewujudkan persatuan Islam
Strategi-strategi Perjuangan Politik

• Aktivitas informasi yang intensif


• Berdialog dengan para pemimpin pemerintahan
• Pembentukan komite-komite per-UU-an dan pengajuan
berbagai usulan
• Menyiapkan berbagai program perbaikan dan
menyampaikannya kepada pihak-pihak yang berwenang
• Pernyataan-pernyataan politik yang menjelaskan
berbagai sikap Jamaah
• Memasuki dewan-dewan perwakilan, mendirikan atau
terlibat aktif dalam kepartaian
• Menyerukan dengan lantang tuntutan-tuntutan politik
• Membangun aliansi-aliansi politik
Tahapan-tahapan Perjuangan Politik
• Tahapan pengenalan (ta’rif)
– Menjelaskan pemikiran-pemikiran yang benar kepada manusia
– Mengenalkan Jamaah secara intensif kepada mereka
– Mengefektifkan peran ulama dalam politik
– Meletakkan strategi-strategi yang mengarahkan langkah-
langkah perjuangan pada tahapan ini
• Tahapan pembentukan (takwin)
– Pembentukan komite-komite per-UU-an
– Pembentukan komite-komite peradilan
– Penyiapan program-program perbaikan yang komprehensif
– Kritik sistematis terhadap berbagai perkembangan situasi
• Tahapan pelaksanaan (tanfidz)
– Berupaya memasuki dewan-dewan perwakilan
– Mobilisasi massa
– Meningkatkan nilai tawar
Sikap-sikap Politik bagi Dakwah

• Pemerintahan
• Per-UU-an
• Hukum
• Kepartaian
• Minoritas dan warga asing
• Peran aktif wanita dalam perjuangan politik
• Demokrasi
• Persatuan
• HAM
Kepartaian: Ijtihad Maktab Irsyad
• Melihat
– perubahan gejala dan kondisi yang melingkupi serta
– dominannya sistem pemerintahan gotong royong (tidak adanya
pihak yang beroposisi) yang mungkin akan
• menyebabkan hilangnya kemerdekaan dan hak-hak rakyat serta
• memicu tegaknya sistem otoriter,
• Maka Maktab Irsyad memandang perlunya upaya untuk
meneguhkan sistem multipartai sebagai jaminan tidak
adanya otoritas tunggal  RISALAH AT-
TA’ADDUDIYYAH
• Hal itu bila kematangan politik telah tumbuh secara logis,
yakni setelah bangsa ini menempuh perjalanan yang
cukup lama pasca kemerdekaan
Peran aktif wanita dalam
perjuangan politik
Ijtihad Maktab Irsyad (Selebaran Inilah Dakwah
Kami):
• Memberikan hak kepada wanita dalam
perjuangan politik dan menyiapkannya untuk
berperan aktif dalam aktivitas-aktivitas umum
adalah suatu kewajiban selama tetap
memperhatikan aturan-aturan syariat yang telah
disepakati
• Rangkuman fatwa Maktab Irsyad:
Rangkuman fatwa Maktab Irsyad
• “Secara umum, wanita bukanlah jenis kelamin di bawah
laki-laki.
• Dan kami telah mengemukakan dalil-dalil yang
menunjukkan kebenaran pendapat kami bahwa wanita
dalam tinjauan fiqh—sebagaimana laki-laki—berhak
untuk berperan serta dalam pemilihan-pemilihan para
wakil rakyat, baik di tingkat daerah maupun pusat.
• Ia berhak menempati posisi sebagai anggota dewan,
sebagaimana ia juga berhak memangku jabatan-jabatan
kepemimpinan—selain kepemimpinan tertinggi—dan
perangkat-perangkat di bawahnya.
• Sedangkan yang terkait khusus dengan jabatan di
peradilan, maka sesungguhnya pintu ijtihad masih
terbuka lebar.” Rekonstruksi
PROGRAM POLITIK
• Konsep Program
• Program Perbaikan Sosial
• Program Perbagikan Ekonomi
• Program Perbaikan Politik
Konsep Program
• Program yang aplikatif adalah
– cermin yang memantulkan identitas budaya
yang dihasung oleh suatu Jamaah,
– titik tolak referensial yang menjadi
sandarannya,
– transformasi esensial bagi misi dan peran
yang diembannya, dan
– aplikasi realistis bagi sistem yang
menentukan arah perjalanannya
Program Perbaikan Sosial
1. Mewujudkan Rabbaniyah dan sikap keagamaan di tengah
masyarakat
2. Menjaga etika-etika umum dan menjunjung tinggi lembaga-
lembaga sistem sosial
3. Melindungi keluarga (istri, remaja dan balita)
4. Memerangi tindak kejahatan dan kerusakan
5. Menghidupkan sistem hisbah (amar ma’ruf nahi munkar)
6. Menegakkan keadilan sosial dan memperluas peluang kerja
dan mencari penghasilan
7. Membenahi pendidikan dan pengajaran
8. Memperhatikan kesehatan umum
9. Mengarahkan media informasi dan seni
10. Menata wisata dan hiburan
Program Perbagikan Ekonomi
1. Menjadikan harta yang potensial sebagai tulang
punggung kehidupan dan kewajiban bersungguh-
sungguh untuk mendapatkannya
2. Kewajiban bekerja dan mencari penghasilan bagi setiap
orang yang mampu
3. Menyingkap sumber-sumber kekayaan alam dan
kewajiban untuk mendayagunakannya
4. Pelarangan sumber-sumber penghasilan yang kotor
5. Mendekatkan berbagai kelompok sosial untuk
menghilangkan kemewahan yang melimpah ruah
dengan kemiskinan yang mencekik
Program Perbagikan Ekonomi
6. Penghargaan terhadap harta dan
penghormatan terhadap hak milik
7. Penataan transaksi-transaksi harta benda dan
peningkatan ketelitian dalam urusan uang
8. Jaminan sosial
9. Penegasan tanggung jawab negara dalam
melindungi sistem ini
10.Pelarangan menyalahgunakan wewenang
Program Perbaikan Politik
• Pilar-pilar yang menopang sistem politik
• Kekuasaan-kekuasaan asasi dalam
negara
• Manajemen lembaga-lembaga negara
• Pertahanan dan keamanan
• Politik eksternal

Rekonstruksi
POLITIK NEGARA
• Eksistensi Negara dalam Islam
• Politik Internal (Sistem Ketatanegaraan)
• Politik Eksternal (Hubungan Luar Negeri)
Eksistensi Negara dalam Islam
• Ada empat hal yang penting dalam hal ini:
1. Eksistensi negara
2. Urgensi negara (mengadopsi fikrah)
3. Bentuk negara
4. Karakteristik, kewajiban dan hak-hak
negara
Eksistensi negara
• Dalam risalah “Musykilatuna fi Dhauin Nizhamil Islami:
Nizhamul Hukmi” dijelaskan tentang eksistensi sebuah
negara.
• Rasulullah SAW bersabda, “Jika kamu berada di sebuah
negeri yang tidak ada kepemimpinan di dalamnya, maka
tinggalkanlah negeri itu.”
• Imam Ghazali berkata, “Ketahuilah bahwa syariat itu
pondasi, sedang raja adalah penjaganya. Sesuatu yang
tidak ada pondasinya pasti akan runtuh, dan sesuatu
yang tidak ada penjaganya pasti akan hilang.”
• Demikian pula dakwah ini, tidak mungkin tegak kecuali di
bawah sebuah naungan perlindungan yang menjaganya,
menyebarkannya dan mengokohkannya.
Urgensi Negara
• Dalam risalah “Al-Ikhwan Al-Muslimun
Tahta Rayati Muhammad Rasulullah SAW
wa fii Sabili Hadihi”:
– Adalah sangat mengherankan, bila sebuah
paham seperti komunisme memiliki negara
yang memprogandakannya… demikian juga
fasisme dan Nazi… Sebaliknya kita tidak
menemukan suatu pemerintahan Islami yang
menegakkan kewajiban dakwah kepada
Islam…
Bentuk Negara
• Dalam risalah “Al-Ikhwan Al-Muslimun Tahta
Rayati Muhammad Rasulullah SAW wa fii Sabili
Hadihi”:
– Sistem Islam dalam hal ini tidak terlalu
menitikberatkan pada bentuk dan nama, selama
negara itu bisa merealisasikan kaidah-kaidah asasi
yang menjadi pilar utama tegaknya pemerintahan
yang bijak, dan selama ia berkomitmen untuk
menerapkannya sehingga menjaga keseimbangan
kaidah-kaidah asasi ini, yang masing-masing bagian
tidak mendominasi bagian yang lain…
Karakteristik, kewajiban dan
hak-hak negara
• Karakteristik negara
1. Kesadaran akan tanggung jawab
2. Kasih sayang terhadap rakyat
3. Bertindak adil kepada umat Islam
4. Bersikap iffah dari harta milik umum
5. Ekonomis dalam pemanfaatannya
• Kewajiban negara
1. Menjaga keamanan
2. Melaksanakan UU
3. Menyebarkan pendidikan
4. Menyiapkan kekuatan
5. Memelihara kesehatan
6. Memelihara kepentingan umum
7. Mengembangkan SDA dan menjaga harta kekayaan
8. Mengokohkan akhlak dan menyebarkan dakwah
• Hak-hak negara
1. Loyalitas dan ketaatan
2. Dukungan dengan jiwa dan harta
Rekonstruksi
DIMENSI PERADABAN
DALAM NEGARA
• Konsep Peradaban
• Mengembalikan Eksistensi Internasional
kepada Umat Islam
• Merealisasikan Kepemimpinan Dunia dan
Benturan Peradaban
Konsep Peradaban
• Makna bahasa
• Makna syar’i
• Makna istilah
• Taladan manusiawi (substansi peradaban)
• Dimensi-dimensi politik bagi peradaban
Makna bahasa (Lisanul Arab)
• Hadhara
– Syahida: hadir atau menyaksikan  “al-
hadharah” = asy-syahadah (kehadiran atau
kesaksian)
• Dilalah al-Qur’an juga menguatkan makna ini:
– )2:180( ‫ت‬ ُ ‫ض َر أَ َح َد ُك ُم ْال َم ْو‬
َ ‫إِ َذا َح‬
– )4:8( ‫ض َر ْالقِ ْس َمةَ أُولُو ْالقُرْ بَى‬ َ ‫َوإِ َذا َح‬
– )2:185( ُ‫ص ْمه‬ ُ َ‫ش ْه َر فَ ْلي‬ َ ْ‫فَ َمن‬
َّ ‫ش ِه َد ِم ْن ُك ُم ال‬
– Semua dilalah ini menunjukkan arti
syahadah atau hudhur
Makna syar’i
• Ada empat makna “asy-syahadah”:
1. Tauhid dan pengakuan akan
penghambaan diri kepada Allah
2. Perkataan yang hak dan perilaku yang
adil
3. Pengorbanan, penebusan dan
persembahan jiwa di jalan Allah
4. Tugas yang diemban oleh umat ini
(2:143)
Makna syar’i
• Generasi pertama umat ini telah memahami bahwa
kesaksian terhadap umat manusia berarti
– Sebuah konsekuensi bahwa umat ini harus menjadi kekuatan
dunia yang berdaulat
– Yang memperjuangkan tegaknya keadilan dan menerapkannya
– Melindungi hak orang lain dalam menentukan pilihan dan
menyalurkan aspirasi mereka
demi tegaknya masyarakat baru yang berjuang untuk
membebaskan manusia dari penghambaan diri kepada
sesama manusia menuju penghambaaan diri hanya
kepada Allah, dari keculasan agama-agama menuju
keadilan Islam, dan dari sempitnya dunia menuju
luasnya dunia dan akhirat
Makna istilah
• Sesuai keempat makna syar’i di atas maka
PERADABAN adalah kehadiran dan
kesaksian dengan segenap makna yang
dicakupnya
• Makna-makna ini akan menghasilkan MODEL
MANUSIA yang
– Meyakini dengan kuat nilai-nilai tauhid dan ketuhanan
dalam batinnya, dan
– Melakukan aksi dengan tetap mengaitkan diri dengan
keesaan Tuhan yang menciptakan alam ini,
meletakkan hukum-hukumnya dan mendominasi
dalam mengendalikannya
Taladan Manusiawi (Substansi
Peradaban)
• Substansi Peradaban Islam: kehadiran dan kesaksian, dan
berdasarkan pengertian ini, peradaban Islam berarti
kehadiran Islam di alam ini
• Peradaban dalam arti umum adalah kehadiran secara
mutlak: kehadiran dari suatu pengalaman manusiawi
– yang terkoordinasi secara alami
– sehingga mampu membentuk teladan manusiawi bagi kehidupan
dengan segenap dimensi dan aspeknya,
– berusaha mempersembahkannya kepada bangsa-bangsa lain agar
mereka mencontoh dan berjalan mengikuti alurnya
– atas dasarnya keyakinan bahwa hal itu adalah teladan manusiawi
yang patut untuk diikuti
• Jadi bukan sekedar pembangunan yang menunjukkan
pernah ada tapi sampai hadir dan menjadi teladan manusia
Dimensi-dimensi Politik bagi
Peradaban
• Peradaban itu kadang buruk, destruktif, atau
tidak sesuai dengan kehidupan umat manusia
• Itu semua disebut peradaban asal memenuhi
dimensi-dimensi berikut:
1. Adanya rangkaian ideologi yang membatasi
karakter hubungan dengan alam ghaib dan konsep
tentang Tuhan, baik secara positif maupun negatif
2. Adanya rekonstruksi pemikiran dan perilaku
masyarakat yang membentuk serangkaian nilai-nilai
yang dominan dan etika-etika umum serta adat
istiadat
Dimensi-dimensi politik bagi
peradaban
3. Adanya model meterial yang mencakup penemuan-
penemuan baru, lembaga-lembaga, hukum dan
peraturan, pembangunan, seni dan pengetahuan,
serta semua dimensi material dalam kehidupan
4. Penentuan model hubungan dengan alam, potensi
dan kekayaannya sertai berbagai sarana
materialnya. Begitu juga model kaidah-kaidah dan
nilai-nilai dalam hubungan dengan semua sarana ini
5. Penentuan model hubungan dengan komunitas
manusia yang lain serta asas-asas, kaidah-kaidah,
strategi-strategi, dan target-target dalam
berhubungan dengan komunitas manusia tersebut
dan bagaimana meyakinkan mereka terhadap
teladan ini
Mengembalikan Eksistensi
Internasional kepada Umat Islam
• Syarat-syarat penegakan kembali
• Konsep kekhalifahan
• Konsep barat tentang internasionalisme
dan sistem tata dunia baru
• Asas-asas keadilan yang kami inginkan
sebagai landasan tata dunia baru
Syarat-syarat penegakan kembali
• Membebaskan negeri-negeri
• Menghidupkan kembali kejayaannya
• Mendekatkan budayanya dan menyatukan
kalimatnya
• Sehingga semua itu bisa menghantarkan
kepada penegakan khilafah yang hilang
dan persatuan yang didamba-dambakan
serta kepemimpinan dunia dengan
menyebarkan dakwah Islam di seluruh
penjuru dunia
Konsep kekhalifahan
• Khilafah adalah lambang kesatuan Islam
• Khilafah adalah bentuk formal dari ikatan
antara bangsa-bangsa muslim
• Khilafah adalah identitas Islam yang wajib
dipikirkan
• Khilafah adalah tumpuan bagi banyak
hukum Islam
Tuntutan-tuntutan Khilafah
• Kerjasama kebudayaan
• Kerjasama sosial
• Kerjasama ekonomi
• Pembentukan kesepakatan-kesepakatan dan
perjanjian-perjanjian
• Penyelenggaraan seminar-seminar dan
muktamar-muktamar
• Pembentukan muktamar parlemen Islam
• Pembentukan lembaga perserikatan bangsa-
bangsa Islam
• Pemilihan imam
Seputar Tata Dunia Baru
• Pengertian fikrah internasionalisme
sebagai penutup mata rantai proyek
peradaban
• Sembilan asas bagi konsep
internasionalisme dan tata dunia baru
9 asas bagi konsep internasionalisme
dan tata dunia baru
1. Karakteristik paling khas bagi dakwah adalah
internasionalisme (alamiyah)
2. Perealisasian persaudaraan universal
3. Peran aktif dalam perdamaian dunia dan pembangunan
persaudaraan universal
4. Penghormatan terhadap hukum internasional dalam damai
dan perang
5. Perhatian terhadap perlindungan hak-hak internasional
(perjanjian istimewa internasional)
6. Memelihara perjanjian dan menunaikan kewajiban
7. Berbuat baik dan bijak kepada sesama warga negara meski
berbeda ideologi mereka
8. Pengharaman fanatisme rasial dan kesukuan
9. Berpijak pada politik kerja sama dan konsiliasi yang tulus
Konsep barat tentang internasionalisme
dan sistem tata dunia baru
• Para pemimpin politik barat selalu menggembar-
gemborkan pernyataan tentang tata dunia baru:
Hitler, Churcil, Roosevelt
• Mereka sebenarnya melakukan politik pemaksaan,
penekanan, dan otoriterisme
• Politik ini telah gagal dalam memimpin dan
menundukkan hati nurani dan bangsa-bangsa
• Politik penipuan, rayuan dan kemunafikan, jika
suatu saat berhasil memenangkan suasana, akan
tetapi tidak berselang lama, ia akan berubah
menjadi topan yang sangat dahsyat dan ganas
Asas-asas keadilan yang kami inginkan
sebagai landasan tata dunia baru
• Jika demikian, maka harus ada sistem
politik baru, yakni
– politik kerjasama dan konsiliasi yang benar-
benar bersih,
– yang berlandaskan pada solidaritas, saling
menghormati, tukar-menukar kepentingan
(baik yang terkait dengan hal-hal yang
material maupun peradaban antar keluarga
besar kemanusiaan di Barat dan di Timur).
Merealisasikan Kepemimpinan
Dunia dan Benturan Peradaban
• Perealisasian kepemimpinan dunia
• Persiapan menyongsong benturan
peradaban
Perealisasian kepemimpinan dunia
• Kepemimpinan dunia adalah tingkat dan mata rantai
terakhir dalam proyek kita
– “Pada saat yang sama Islam juga menganggap kaum muslimin adalah
kaum yang aman dengan risalah Allah di bumi. Di dunia mereka
menempati posisi Al-Ustadziyah (pemimpin) khususnya yang terkait
dengan penunaian amanat.” (Risalah Musykilatuna…)
• Menghidupkan kembali peradaban kita dan menjaga
identitasnya
– Umat ini dikepung oleh bahaya dari segala penjuru:
• Di tengah berbagai bangsa yang saling berdesakan dan berebut eksistensi:
kemenangan selalu berpihak pada yang kuat dan lebih cepat bergerak
• Di tengah kekeliruan masa lalu dan menelan kepahitannya
• Di tengah yang tidak dapat digambarkan selain kata “KEKACAUAN”
– Kita harus menyelamatkan umat dari kondisi seperti ini, mengembalikan
kejayaan dan menghidupkan kembali peradaban dan ajaran agama
Persiapan menyongsong
benturan peradaban
• Sunnah tadaffu’ (2:251, 22:40, 13:17, 2:17)
• Persiapan untuk memasuki pertempuran dan
konflik
– Tidak patut bersantai-santai dan berkhayal belaka
– Harus menyiapkan dirinya untuk memikul beban
perjuangan berat di perjalanan yang panjang, untuk
menghadapi pertempuran antara hak dan batil
• Hasil benturan:
– KEMENANGAN BERADA DI PIHAK KEBENARAN
– Allah Mahakuasa terhadap urusanNya, akan tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui
Sistematika
Rekonstruksi

Anda mungkin juga menyukai