Anda di halaman 1dari 31

SAK ETAP

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

Kuliah Umum
STIE Perbanas Surabaya

Oleh :
Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA

Presented by Widartoyo
Tiga Pilar Standar Akuntansi Keuangan
1. SAK Umum (PSAK)
2. SAK ETAP
3. SAK Syariah

IFRS diadopsi hanya untuk


Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

SAK ETAP diluncurkan pada tanggal 17 July 2009

Presented by Widartoyo
Komposisi Perusahaan di Indonesia
Jenis Perusahaan Total
Listed/Go Public 365
UKM 51.261.909
BUMN 139 (12 listed)

Presented by Widartoyo
Mengapa SAK ETAP ?
1.PSAK yang mengadopsi IFRS terlalu kompleks untuk diterapkan oleh
perusahaan kecil menengah di Indonesia. sehingga UKM dan ETAP dapat
memilih standar ini.

Diterapkan Diterbitkan sebelum PSAK berbasis IFRS berlaku efektif sehingga UKM dan
ETAP dapat memilih standar ini.

Tidak menghapus peluang UKM dan ETAP mengadopsi PSAK berbasis IFRS bila mampu.

2.Pada awalnya SAK ETAP mengikuti IFRS for SME yang dikeluarkan oleh
IASB.

IFRS for SMEs masih terlalu kompleks untuk ukuran perusahaan menengah di Indonesia,
sehingga SAK ETAP berbeda cukup signifikan dibanding IFRS for SMEs

Presented by Widartoyo
Manfaat SAK ETAP
Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil
menengah, mampu untuk :

 menyusun lapora keuangannya sendiri;


dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga
dapat menggunakan laporan keuangannya untuk
mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk
pengembangan usaha.

Presented by Widartoyo
Kapan Berlakunya SAK ETAP?
1. SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 January 2011 namun
penerapan dini per 1 Januari 2010 diperbolehkan.
2. Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus
membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam
catatan atas laporan keuangan.
3. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK
ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK
ETAP.
4. Apabila perusahaan memakai SAK ETAP, maka auditor yang
akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan
mengacu kepada SAK-ETAP.
Presented by Widartoyo
Ketentuan Transisi
1. Pada tahun awal penerapan SAK ETAP, yakni 1 January 2011,
Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan SAK
ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan
SAK ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang
diterapkan secara konsisten.
2. Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian
menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan laporan
keuangan berikutnya.
3. Oleh sebab itu per 1 January 2011, perusahaan yang memenuhi
definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik harus
memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan
menggunakan PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP.
Presented by Widartoyo
Ketentuan Transisi (lanjutan)
1. Entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan
SAK ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun
laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Hal ini misalnya ada
perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan SAK-ETAP pada
tahun 2011, namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan public di
tahun berikutnya. Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk
menerapkan SAK ETAP ini kembali.
2. Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP
dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP, maka entitas
tersebut dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan
keuangan.

Presented by Widartoyo
SAK ETAP
1. PSAK yang disederhanakan.
Pilihan pada alternatif standar yang lebih sederhana;
 Penyederhanaan pada pengakuan dan pengukuran;
Mengurangi pengungkapan;
Penyederhanaan.

2. Merupakan standar yang berdiri sendiri


secara keseluruhan (stand alone).

Presented by Widartoyo
IFRS for SMEs
IFRS for SMEs, merupakan “mini” Full IFRS
 Terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan
 Tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang
berbeda dengan Full IFRS, kecuali :
“borrowing cost” dibebankan langsung dan tidak
dikapitalisasi, dan
terdapat pengaturan mengenai “ekuitas”
 Target dari IFRS for SMEs adalah perusahaan
menengah ke atas, termasuk entitas anak dari
perusahaan terbuka.
Presented by Widartoyo
Ruang Lingkup
SAK ETAP digunakan oleh entitas yang :
 Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan

 Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan


umum bagi pengguna eksternal. Contohnya :
pemilik yang tidak terlibat langsung pengelolaan
perusahaan, kreditur, dan lembaga pemeringkat
kredit.

Presented by Widartoyo
Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan
 Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar pendaftaran, modal
atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau

 Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar


masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek,
dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat


menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat
regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.

Contoh: Bank Perkreditan Rakyat

Presented by Widartoyo
Alasan BPR Menggunakan SAK ETAP
1. Mempertimbangkan bahwa penerapan PSAK 50 dan PSAK 55
bagi BPR dipandang tidak sesuai dengan karakteristik
operasional BPR dan memerlukan biaya yang besar
dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh, maka BPR
memerlukan standar akuntansi keuangan yang sesuai.

2. Standar akuntansi keuangan yang ditetapkan adalah SAK ETAP.


Hal ini juga sesuai dengan pernyataan DSAK-IAI dalam SAK
ETAP bahwa SAK ETAP dapat diberlakukan bagi entitas yang
memiliki akuntabilitas publik signifikan, sepanjang otoritas
berwenang mengatur penggunaan SAK ETAP dimaksud.

Presented by Widartoyo
Pengukuran Unsur-unsur
Laporan Keuangan
 Pada umumnya ETAP menggunakan dasar
pengukuran biaya historis.

 Nilai wajar dipakai untuk mempertukarkan aset atau


untuk menyelesaikan kewajiban, antara pihak-pihak
yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan
memadai dalam suatu transaksi yang wajar.

Presented by Widartoyo
PenyajianLaporan Keuangan
Berbasis SAK ETAP
Laporan keuangan lengkap, terdiri dari :
Neraca (Bab 4)
Laporan laba rugi (Bab 5)
Laporan perubahan ekuitas (Bab 6)
Laporan arus kas (Bab 7)
Catatan atas laporan keuangan (Bab 8)

Presented by Widartoyo
Alternatif laporan laba rugi
Jika entitas hanya mengalami perubahan ekuitas yang
berasal dari :
 laba rugi,
pembayaran dividen,
koreksi kesalahan periode lalu; dan
 perubahan kebijakan akuntansi,
maka entitas dapat menyajikan Laporan laba rugi dan
saldo laba sebagai pengganti Laporan laba rugi dan
Laporan perubahan ekuitas.

Presented by Widartoyo
Neraca
Pemisahan lancar dan tidak lancar tidak diwajibkan jika entitas menyimpulkan
pendekatan likuditas lebih baik.
Beberapa pos dapat disajikan dalam badan laporan atau dalam catatan atas laporan
keuangan.
Pos minimum yang harus ada dalam neraca :
kas dan setara kas;
piutang usaha dan piutang lainnya;
persediaan;
properti investasi;
aset tetap;
aset tidak berwujud;
utang usaha dan utang lainnya;
aset dan kewajiban pajak;
kewajiban diestimasi; dan
Ekuitas.

Presented by Widartoyo
Klasifikasi aset dan kewajiban
Aset lancar dan kewajiban jangka pendek :
diperkirakan akan diselesaikan / direalisasi dalam jangka waktu
siklus operasi normal perusahan
dimiliki untuk diperdagangkan
direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan
kas dan setara kas yang tidak dibatasi penggunaannya
entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian kewajiban lebih dari 12 bulan.

Aset dan kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai :


Aset tidak lancar
Kewajiban jangka panjang.

Presented by Widartoyo
Contoh klasifikasi aset dan kewajiban
Aset lancar Kewajiban jangka pendek
• Kas dan setara kas • Hutang usaha
• Piutang usaha • Hutang bank – jangka pendek
• Persediaan • Hutang pajak
• Biaya dibayar dimuka • Beban yang masih harus dibayar
• Pajak dibayar dimuka
Aset tidak lancar Kewajiban jangka panjang
• Properti investasi • Hutang bank
• Aset tetap • Kewajiban estimasian imbalan kerja
• Aset tidak berwujud
• Aset lain-lain

Presented by Widartoyo
Ekuitas
Ekuitas terdiri dari:
Modal disetor
Tambahan moda disetor
Saldo laba
Pendapatan dan beban yang langsung diakui ke ekuitas

Entitas yang berbentuk perseroan terbatas, juga mengungkapkan :


jumlah modal dasar
jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh
nilai nominal saham
ikhtisar perubahan jumlah saham beredar

Presented by Widartoyo
Laporan laba rugi
Menyajikan penghasilan dan beban entitas pada suatu periode
Minimal mencakup pos sebagai berikut:
Pendapatan;
beban usaha;
beban keuangan;
bagian laba atau rugi investasi (metode ekuitas);
beban pajak;
laba atau rugi bersih.
Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos luar
biasa

Presented by Widartoyo
Entitas dapat menyajikan beban
berdasarkan
Sifat beban Fungsi beban
beban bahan baku beban pokok
beban tenaga kerja penjualan
beban penyusutan beban pemasaran
beban sewa ruangan beban umum dan
beban listrik administrasi
beban operasi lainnya Beban operasi lainnya

Presented by Widartoyo
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Entitas dapat menyajikan:
Laporan perubahan ekuitas
Laporan laba rugi dan saldo laba, jika perubahan pada
ekuitas hanya berasala dari laba atau rugi, pembayaran
dividen, koreksi kesalahan periode lalu dan perubahan
kebijakan akuntansi.

Presented by Widartoyo
Contoh laporan perubahan ekuitas
Modal saham Tambahan Laba bersih Saldo laba Jumlah
modal disetor belum ekuitas
direalisasi –
efek tersedia
dijual
Saldo awal 500.000 150.000 65.000 256.000 971.000
Pengeluara 150.000 (150.000)
n saham
baru
Rugi belum (35.000) (35.000)
direalisasi
Dividen kas (125.000) (125.000)
Laba bersih 154.000 154.000
Saldo akhir 300.000 30.000 285.000 965.000

Presented by Widartoyo
Contoh laporan laba rugi dan saldo laba
2009
Penjualan 1.000.000
Beban pokok panjualan 560.000
Laba kotor 440.000
Beban usaha 200.000
Laba usaha 240.000
Beban bunga 11.000
Laba sebelum pajak 229.000
Beban pajak 75.000
Laba setelah pajak 154.000

Saldo laba, awal periode 256.000


Laba setelah pajak 154.000
Dividen kas (125.000)
Saldo laba, akhir periode
Presented by Widartoyo 285.000
Laporan arus kas
Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai
perubahan kas dan setara kas dari entitas untuk periode
yang dilaporkan, disajikan secara terpisah dari :
aktivitas operasi
aktivitas investasi
aktivitas pembiayaan atau pendanaan
Laporan arus kas disajikan dengan metode tidak
langsung.

Presented by Widartoyo
Contoh laporan arus kas
dari aktivitas operasi
2009
Laba sebelum pajak 229.000
Penyesuaian :
Beban penyusutan 10.000
Keuntungan penjualan aset tetap (25.000)
Beban pasca kerja 15.000
Pendapatan bunga (5.000)
Tambahan modal kerja 221.000
Perubahan modal kerja non kas
Piutang usaha 20.000
Persediaan 5.000
Biaya dibayar di muka (7.000)
Hutang usaha 2.000
Jumlah perubahan modal kerja non kas 20.000
Arus kas bersih dari aktivitas operasi 241.000

Presented by Widartoyo
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan, penjelasan
naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.

Harus mengungkapkan:
dasar penyusunan laporan keuangan
kebijakan akuntansi yang signifikan
informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan, tapi relevan untuk memahami laporan keuangan

Disajikan secara sistematis dan merujuk silang ke pos-pos dalam


laporan keuangan.

Presented by Widartoyo
CALK (lanjutan)
Urutan penyajian
Pernyataan kepatuhan terhadap SAK ETAP
Ringkasan kebijakan akuntansi yang diterapkan
Informasi yang mendukung pos-pos yang disajikan dalam
laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian dalam
laporan keuangan
Pengungkapan lain:
 kejadian setelah tanggal neraca
 standar akuntansi baru
kondisi ekonomi global
Informasi tentang sumber utama ketidakpastian estimasi

Presented by Widartoyo
Beberapa perbedaan PSAK Vs SAK ETAP
Selain tersebut pada slide sebelumnya :
1. SAK ETAP tidak mengatur laporan keuangan konsolidasi.
2. Aset tetap tidak perlu dilakukan review berkala. Revaluasi
diizinkan sesuai peraturan pemerintah.
3. Tidak mengatur mengenai goodwill.
4. Akuntansi pajak penghasilan menggunakan tax payable
concept.
5. Tidak mengatur akuntansi untuk industri khusus, misalnya
koperasi, organisasi nirlaba, pertambangan.
6. Biaya pinjaman langsung dibebankan pada laporan laba rugi.
7. Ekuitas, perlakuan selisih penilaian kembali dan reorganisasi.

Presented by Widartoyo
terimakasih

Presented by Widartoyo

Anda mungkin juga menyukai