Anda di halaman 1dari 18

Jenis – Jenis Efek

dan Derivatifnya

Hukum Pasar Modal - UPH


10 Februari 2020
Pengertian Efek
 Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
 (Pasal 1 butir 5 UU 8/1995)

 Terminologi
 Efek = securities
 Pengakuan hutang = debt acknowledgement
 Surat berharga komersial = commercial papers
 Saham = shares atau stock
 Obligasi = bonds
Ciri-Ciri Efek sebagai Surat Berharga
 Berbentuk dokumen (baik dengan warkat (script) ataupun tanpa warkat
(scriptless)
 Diterbitkan oleh penerbitnya (atau dikenal dengan istilah issuer).
 Apabila penerbitan efek dilakukan dalam konteks penawaran umum, maka
penerbit efek dikenal dengan istilah “emiten”
 Memiliki hak tagih
 pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang sehingga
berfungsi sebagai alat bayar yang di dalamnya berisikan suatu
perintah untuk membayar kepada pihak-pihak yang memegang surat
tersebut
 Hak tagih dapat dialihkan
 Efek di pasar modal dapat diperjual-belikan tanpa persetujuan pihak ketiga
Contoh Efek (dengan warkat)
Perdagangan Efek Tanpa Warkat
Scriptless trading: tata cara perdagangan efek tanpa adanya fisik efek berupa sertifikat  saham, obligasi,
dan lainnya

Perdagangan saham dilakukan secara elektronik yang ditindaklanjuti dengan penyelesaian transaksi secara
pemindahbukuan (book entry settlement) yaitu perpindahan efek maupun dana hanya melalui mekanisme
debit kredit atas suatu rekening efek (securities account) yang tanda bukti kepemilikan efeknya tidak lagi akan
berbentuk fisik sertifikat efek, tetapi diwujudkan dalam rekening efek pada lembaga kustodian

“Kustodian yang menyelenggarakan kegiatan penitipan bertanggung jawab untuk menyimpan Efek milik
pemegang rekening dan memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara Kustodian dan pemegang
rekening dimaksud.”
Pasal 44 ayat (1) UU 8/1995

“Pendaftaran pemilikan Efek dalam buku daftar pemegang Efek Emiten dan pembagian hak yang berkaitan
dengan Efek dapat dilakukan oleh Biro Administrasi Efek berdasarkan kontrak yang dibuat oleh Emiten
dengan Biro Administrasi Efek..”
Pasal 49 ayat (1) UU 8/1995
Perdagangan Efek Tanpa Warkat
 C-BEST
 Sebuah aplikasi milik PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang digunakan sebagai sarana
penitipan kolektif tertinggi di Bursa Efek Indonesia yang anggotanya adalah Bank Kustodian,
perusahaan Efek. C-BEST digunakan sebagai scripless settlement.

 E-Clear
 Aplikasi yang dimiliki oleh PT. Kliring penjaminan Efek Indonesia (KPEI) yang digunakan dalam
menjalankan fungsi kliring dan penjaminan transaksi sesuai dengan namanya, sehingga yang
menjadi bukti kepemilikan atas saham bagi pemilik Efek adalah rekening Efek yang berbentuk
seperti buku tabungan pada Bank Umum dan proses peralihan hak atas saham dilakukan dengan
cara pemindahbukuan dengan adanya sistem Scripless Trading ini sistem mutasi efek yang
digunakan hampir samadengan sistem mutasi rekening pada Bank umum, yaitu dimana pihak
pembeli akan menerima Efek dan pihak penjual akan menerima pembayaran yang telah ditentukan
tanpa serah terima Efek dan uang dalam bentuk nyata, melainkan hanya penambahan (mendebet)
dan/atau pengurangan rekening Efek para investor di LPP (KSEI) sesuai dengan transaksi di bursa
secara elektronik.
Efek yang Bersifat Ekuitas, atau Saham
 Secara hukum, saham adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan yang
merupakan klaim atas penghasilan dan kekayaan perseroan.

 Saham merupakan salah satu produk pasar modal yang menjadi salah satu
instrumen investasi untuk jangka panjang.

 Keuntungan Saham:
 Mendapatkan Capital Gain (keuntungan dari kenaikan harga saham)
 Mendapatkan Dividen (Pembagian keuntungan perusahaan)

 Risiko Saham
 Capital Loss (penurunan harga saham)
 Risiko Likuidasi (jika perusahaan bangkrut)
Efek Bersifat Hutang (1)
Obligasi (bonds)
 merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak
yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada
waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. 

Surat Berharga Komersial (commercial paper)


 Surat utang jangka pendek, surat utang tanpa jaminan di pasar uang, yang diterbitkan oleh perusahaan terkenal
ataupun lembaga keuangan, (sekitar 2-270 hari, mayoritas 30 hari); penerbit surat berharga ini harus diperingkat
oleh lembaga pemeringkat yang diakui; lembaga pemeringkat surat berharga jangka pendek di Indonesia pada
saat ini adalah PT Pefindo (commercial paper).”

Surat pengakuan hutang


 “Oleh karena Efek bersifat utang adalah merupakan surat pengakuan utang yang sifatnya sepihak dan para
pemegangnya tersebar luas, maka untuk mengurus dan mewakili mereka selalu kreditur, perlu dibentuk lembaga
perwaliamanatan...”
 Pasal 50 UU Pasar Modal
Efek Bersifat Hutang (2)
 Kesimpulan berdasarkan Penjelasan Pasal 50 UU Pasar Modal:
 Sifatnya sepihak (bukan berdasarkan perjanjian, namun diterbitkan sepihak
oleh penerbit yang memberikan hak tagih bagi yang memiliki)
 Pemegangnya tersebar luas

 Karena pemegangnya tersebar luas, maka diperlukan wali amanat


sebagai pihak yang mewakili hak-hak pemegang efek bersifat
hutang.
 Wali Amanat adalah Pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek
yang bersifat utang.
 Pasal 1 angka 30 UU Pasar Modal
Derivatif dari Efek
 Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang
keuntungannya terkait dengan/bergantung dari kinerja aset lain. Aset
lain ini disebut sebagai underlying assets.

 Derivatif dari efek, berarti adalah “efek yang nilai atau peluangnya
terkait dengan/bergantung dari kinerja efek lain (underlying
securities)”

 Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari Efek utama maupun


turunan selanjutnya. 
Derivatif atas Efek - Umum
 Opsi adalah hak yang dimiliki oleh Pihak untuk membeli atau menjual kepada Pihak lain atas sejumlah Efek pada
harga dan dalam waktu tertentu. 
 Call option: hak (bukan kewajiban) dari pemegang opsi (taker) untuk membeli efek pada waktu tertentu di harga
tertentu
 Put option: hak (bukan kewajiban) dari pemegang opsi (taker) untuk menjual efek pada waktu tertentu di harga
tertentu

 Waran adalah Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang Efek untuk
memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu setelah 6 (enam) bulan atau lebih sejak Efek
dimaksud diterbitkan.
 Biasanya menjadi pelengkap IPO

 Right (atau Hak Memesan Efek terlebih Dahulu – HMETD)


 Dalam Right issue tersebut pemegang saham lama diberi prioritas terlebih dulu untuk memiliki saham yang akan
dikeluarkan itu. Sifatnya berupa hak.
 Pemegang saham lama boleh melakukan pembelian tapi boleh juga melepas haknya itu. Karena sifatnya yang
demikian itu maka right yang merupakan hak untuk membeli saham yang dikeluarkan itu bisa diperjualbelikan di
lantai bursa (biasanya periode 5-10 hari)
 Pemegang hak biasanya dapat membeli saham dengan harga lebih murah
Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif (1)
 Kontrak investasi kolektif (“KIK”) adalah kontrak antara Manajer
Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit
Penyertaan di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk
mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi
wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif.
 Pasal 18 huruf b, UU 8/1995

 Unit Penyertaaan adalah satuan ukuran yang menunjukkan bagian


kepentingan setiap Pihak dalam portofolio investasi kolektif
 Pasal 1 butir 29
Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif (2)

 Unit Penyertaan KIK:


 Adalah satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap
Pihak yang mengambilnya/memilikinya dalam portofolio investasi kolektif ;
 Adalah salah satu sarana menghimpun dana dari masyarakat pemodal/investor;
 Menginvestasikan dana yang dihimpun pada berbagai jenis efek yang
diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang;
 Kontrak dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian;
 Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif;
dan
 Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.
Contoh Kontrak Investasi Kolektif
 Reksadana yang berbentuk KIK
 Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif menghimpun dana dengan menerbitkan Unit
Penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada
berbagai jenis Efek yang diperdagangkan di Pasar Modal dan di pasar uang. (Pasal 18 ayat 1
huruf b)

 Efek Beragun Aset


 Portofolio efek yang terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga
komersial, atau surat tagihan lain

 Dana Investasi Real Estat


 Dana Investasi Real Estat adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan pada aset Real Estat, Aset Yang
Berkaitan Dengan Real Estat, dan/atau kas dan setara kas. (P.OJK 19/2016)
Reksadana
 Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh
Manajer Investasi
 Pasal 1 angka 27 UU Pasar Modal

 Ciri Reksa Dana:


 Reksadana merupakan kumpulan dana dan pemilik (investor).
 Diinvestasikan pada efek yang dikenal dengan instrumen investasi.
 Reksadana tersebut dikelola oleh manajer investasi.
 Reksadana tersebut merupakan instrumen jangka menengah dan panjang

 Di dalam Reksa Dana dinilai berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (NAB)


 NAB adalah nilai yang menggambarkan total kekayaan bersih Reksa Dana setiap harinya
Derivatif dari Efek dalam Bentuk Kontrak
Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset
 Asset-backed security aau Efek Beragun Aset adalah portofolio efek  (surat berharga) yang terdiri sekumpulan
aset keuangan berupa taigihan  yang timbul dari surat berharga komersial seperti tagihan kartu kredit,  pemberian
kredit, termasuk kredit kepemilikan rumah, kredit mobil, efek bersifat utang yang dijamin pemerintah,  dan arus
kas. Dalam prosesnya, kreditor awal (originator) mengalihkan aset keuangannya kepada para pemegang EBA.

 Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset "KIK-EBA" adalah kontrak antara Manajer Investasi
dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Efek Beragun Aset dimana Manajer Investasi
diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi
wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif, sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf
a Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset (Asset Backed Securities)

 Contoh:
 Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Danareksa Bank Tabungan Negara 04 (KIK EBA DBTN04) resmi
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia dengan total penerbitan instrumen investasi Rp 1 triliun. DBTN04 memiliki
underlying asset 34.452 rekening tagihan kredit pemilikan rumah (KPR). Aset portofolio tagihan KPR yang
disekuritisasi ini diseleksi berdasarkan kriteria.
Kontrak Berjangka atas Efek
 Kontrak Berjangka adalah suatu perjanjian yang mewajibkan para
Pihak untuk membeli atau menjual sejumlah Underlying pada harga
dan dalam waktu tertentu di masa yang akan datang.” 

 Jika kontrak berjangka pada pasar komoditi yang dimaksud oleh UU


Perdagangan Berjangka Komoditi underlying asset nya adalah
‘komoditi’, maka kontrak berjangka atas efek pada pasar
modal underlying assetnya adalah Efek, indeks Efek, sekumpulan Efek
atau indeks sekumpulan Efek yang menjadi dasar transaksi Kontrak.
 Bapepam III.E.1
Terima Kasih
fhuph@makeslaw.com

Anda mungkin juga menyukai