Anda di halaman 1dari 17

Analisis Putusan

Perbuatan
Melawan Hukum
Anggota Kelompok:
1. Amanda Willy
2. Dynda Paula Angelya Mas
3. Nadia Tasha Juniar
4. Nitta Kandiah
Pokok Pembahasan

01. 02.
UNSUR PERBUATAN UNSUR MELAWAN HUKUM

03. 04. 05.


UNSUR HUBUNGAN
UNSUR KESALAHAN UNSUR KERUGIAN KAUSAL
LATAR BELAKANG KASUS I
NOMOR
PUTUSAN
607/PDT.G/2014/PN.JKT.PS
T

PARA PIHAK
YANTA KARONA SURBAKTI
MELAWAN

PT MERPATI NUSANTARA
AIRLINES
DUDUK PERKARA KASUS I
11 Juli 2014
Penggugat melayangkan Somasi kepada
1 September 2013
3 Februari 2014 Tergugat untuk meminta pertanggungjawaban
Penggugat membeli 8 (delapan) tiket melalui
Dikarenakan Penggugat harus melakukan ganti rugi atas peristiwa yang telah dialami oleh
internet (online) yang semua tiket tersebut
penerbangan urusan pekerjaan akhirnya dihari Penggugat namun tidak adanya balasan dari
beratas namakan Penggugat sendiri. pihak Tergugat.
yang sama Penggugat membeli tiket dengan
maskapai lain yang tersedia pada saat itu.

01 02 03 04 05

3 Februari 2014
Penggugat ingin melakukan check in tetapi ternyata jadwal Februari - Maret 2014
penerbangan Penggugat tersebut sudah tidak tersedia, Penggugat telah menghubungi call center
Penggugat menghampiri gerai maskapai tersebut tetapi tidak pihak Tergugat sebanyak dua kali untuk
menemukan seorang petugas-pun dan hanya ada meminta penjelasan terkait kejadian tersebut
pengumuman pembatalan dan no telepon untuk info lebih tetapi tidak ada respon dari pihak Tergugat
lanjut, tetapi tidak dapat dihubungi.
1. UNSUR
PERBUATAN
a. Tergugat tidak memberikan pemberitahuan
apapun kepada Penggugat mengenai pembatalan
penerbangan sesuai dengan jadwal tiket yang
telah dibeli oleh Penggugat.
b. Tergugat tidak menggantikan penerbangan
Penggugat ke maskapai lain dengan tujuan yang
sama.
02. UNSUR MELAWAN
HUKUM
Peraturan Menteri Perhubungan No. 77 Tahun 2011 Tentang Tanggung
Jawab Pengangkut Angkutan Udara

a. Pasal 12 ayat (1) yang berbunyi “Dalam hal terjadi pembatalan


penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c,
pengangkut wajib memberitahukan kepada penumpang paling lambat
7 (tujuh) hari kalender sebelum pelaksanaan penerbangan”
b. Pasal 12 ayat (3) yang berbunyi “Pembatalan penerbangan yang
dilakukan kurang dari 7 (tujuh) hari kalender sampai dengan waktu
keberangkatan yang telat ditetapkan, berlaku ketentuan Pasal 10 huruf
b dan c.”
03. UNSUR
a. Tergugat KESALAHAN
lalai untuk tidak memberitahukan kepada
Penggugat sebagai calon penumpang bahwa ada pembatalan
penerbangan paling tidak 7 (tujuh) hari sebelum tanggal
penerbangan
b. Tergugat tidak menjawab somasi Penggugat yang berisi
permintaan Penggugat untuk mendapatkan pengalihan
penerbangan atau penggantian tiket dengan maskapai
penerbangan berjadwal lain dengan tujuan yang sama
dengan tiket yang dimiliki oleh Penggugat
04. UNSUR
KERUGIAN
Kerugian yang harus diganti oleh Tergugat kepada
Penggugat yaitu Mengganti kerugian materil sebesar
Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) yang berupa
sejumlah tiket yang telah dibeli oleh penggugat
kemudian dibatalkan penerbanganya.
05. HUBUNGAN
KAUSAL
Hubungan sebab akibat dalam kasus ini adalah sebab akibat yang
Faktual (Cause in fact atau Conditio Sine Qua Non). Akibat
Tergugat tidak memberikan pemberitahuan sebelumnya kepada
Penggugat melalui telepon maupun E-mail bahwa adanya
pembatalan penerbangan yang telah dibeli oleh Penggugat, yang
mengakibatkan Penggugat harus mencari serta membeli tiket
penerbangan dengan maskapai yang berbeda dihari yang sama,
sehingga mengakibatkan kerugian waktu dan uang terhadap
Penggugat.
LATAR BELAKANG KASUS II
NOMOR
PUTUSAN
172/Pdt.G/2018/PN.Tng.

PARA PIHAK
Juliana Dharmadi (Penggugat)

Dr. Ferdy Limawal (Tergugat I)

Rumah Sakit Omni Alam Sutera


(Tergugat II)

Dr. Antonius Herry Soedibyo


(Turut Tergugat)
DUDUK PERKARA KASUS II
Penggugat melahirkan Jared Setelah satu bulan dari penjadwalan konsultasi Cacat mata yang diderita kedua Pasien
Christophel dan Jayden Christophel tersebut. Penggugat baru melakukan tersebut lah, yang membawa Penggugat
(selanjutnya disebut Pasien) pada pemeriksaan mata Pasien pada dr. Rini memutuskan untuk menggugat para
Tergugat II dalam keadaan prematur di Hersetyati. Lalu berdasarkan hasil konsultasi Tergugat ke Pengadilan.
bawah pengawasan Tergugat I. pada hari itu, diketahui bahwa kedua mata
Pasien memiliki cacat mata.

01 02 03 04 05

Sehubungan dengan adanya resiko pada mata Pasien


Bahwa untuk mendapatkan second opinion,
karena belum berkembang sempurna, Tergugat I
Penggugat membawa pasien untuk berkonsultasi
menyarankan kepada Penggugat untuk melakukan
di Rumah Sakit Mata Aini, Westmead Children’s
pemeriksaan terhadap mata Pasien ke dokter mata.
Hospital Sydney Australia dan dr. Rini Mahendra,
Selain menyarankan, Tergugat I juga telah
namun hasil pemeriksaan tetap sama.
menjadwalkan konsultasi tersebut.
1. UNSUR
PERBUATAN
a. Bahwa Tergugat II tidak melakukan tindakan apapun
terhadap Pasien. Padahal Tergugat II mengetahui
adanya kemungkinan bagi Pasien mengalami cacat
mata, mengingat Pasien terlahir prematur.
b. Bahwa atas perbuatan yang telah dilakukan oleh
Tergugat II sebagaimana telah dijelaskan pada huruf
a, telah menyebabkan Pasien mengalami cacat mata
permanen.
02. UNSUR MELAWAN
HUKUM
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang-
undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

a. Pasal 4 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


yang berbunyi: “Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna”.
b. Pasal 29 ayat (1) huruf (b) Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit yang berbunyi: “memberi pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan
Rumah Sakit.”
03. UNSUR
a.
KESALAHAN
Tergugat II dalam melaksanakan kewajibannya seharusnya
melakukan perintah atas konsultasi pemeriksaan mata terhadap
Pasien, namun Tergugat II tidak melaksanakan hal tersebut.
b. Kesalahan yang dilakukan oleh Tergugat II dapat dikategorikan
sebagai perbuatan yang lalai berdasarkan Pasal 1365 KUHPer,
sebab perbuatan yang dilakukan Tergugat II tersebut merupakan
bentuk dari mengabaikan sesuatu yang menjadi
kewajibannya/seharusnya dilakukan berdasarkan prinsip kehati-
hatian, yang mengakibatkan timbulnya kerugian bagi Penggugat
yakni cacat permanen pada mata Pasien.
04. UNSUR
KERUGIAN
Bahwa atas perbuatan yang telah dilakukan oleh Tergugat II,
Penggugat mengalami kerugian dimana Pasien mengalami
kebutaan. Sehingga membuat Penggugat mengalami
kerugian materil, atas keluarnya biaya - biaya pemeriksaan
mata, terapi mata, dan lain sebagainya. Dimana nilai
kerugian yang harus digantikan oleh Tergugat II, adalah
sebesar Rp. 105.600.000 (seratus lima juta enam ratus ribu
rupiah).
05. HUBUNGAN
KAUSAL
Hubungan sebab akibat dalam kasus ini ialah hubungan sebab
akibat yang faktual (cause in fact atau Conditio Sine Qua Non). Hal
tersebut dapat dilihat dari dikarenakan Tergugat II lalai dalam
melaksanakan kewajibannya sehingga menimbulkan kerugian bagi
Penggugat yakni cacat permanen pada mata Pasien, dimana anak
Penggugat yang bernama Jared buta permanen, dan Jayden
mengalami mata silinder 2,5.
PENUTUP
Sekian
Dan
Terima Kasih
- Kelompok 2 -

Anda mungkin juga menyukai