Anda di halaman 1dari 35

PNEUMONIA

dr Emalia Mu’ad, Mkes, SpA


• Infeksi Respiratorik Akut (IRA) adalah infeksi yang
terjadi mulai dari respiratorik atas dan
adneksanya hingga parenkim paru
• Dibagi 2 kelompok besar yaitu infeksi respiratorik
atas akut (IRAA) dan infeksi respiratorik bawah
akut (IRBA)
• Infeksi respiratorik atas adalah infeksi primer
respiratorik di atas laring, sedangkan infeksi laring
ke bawah disebut infeksi respiratorik bawah
• Sebagian besar IRA biasanya terbatas pada IRAA
saja, tapi sekitar 5% diantaranya melibatkan laring
• Infeksi respiratorik atas akut (IRAA) terdiri dari
rinitis, faringitis, tonsilitis, sinusitis, dan otitis media
• Infeksi respiratorik bawah akut (IRBA) terbagi
atas croup (epiglotitis dan laringo-trakeo-
bronkitis), bronkitis, bronkiolitis, dan
pneumonia
Anatomi Saluran Nafas
PNEUMONIA
DEFINISI
• Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim
paru
• Pneumonia adalah sindrom klinis, sehingga
didefinisikan berdasarkan gejala dan tanda klinis, dan
perjalanan penyakitnya
• Definisi klinis klasik menyatakan pneumonia adalah
penyakit respiratorik yang ditandai dengan batuk,
sesak napas, demam, ronki basah, dengan gambaran
infiltrat pada foto rontgen toraks
EPIDEMIOLOGI
• Pneumonia merupakan penyebab utama
kematian balita di dunia, di Indonesia urutan
kedua setelah diare
• Diperkirakan 1,8 juta atau 20% dari kematian
anak diakibatkan oleh pneumonia (Unicef, 2006)
• Kematian balita akibat pneumonia di Indonesia
pada tahun 2007 sebesar 15,5%
• Period prevalence pneumonia berdasarkan
Riskesdas 2013  2,7 per mil
ETIOLOGI
• Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh
mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian
kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi,
dan lain-lain)
• Penyebab tersering adalah bakteri, namun
seringkali diawali oleh infeksi virus yang
kemudian mengalami komplikasi infeksi
bakteri
• Pola kuman penyebab pneumonia biasanya
berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien
• Secara umum bakteri yang paling berperan
penting dalam pneumonia adalah
Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae, Staphylococcus aureus,
streptokokus grup B, serta kuman atipik
klamidia dan mikoplasma. (Tabel 1)
FAKTOR RISIKO
• Malnutrisi  penurunan imunitas seluler
• Usia muda
• Kelengkapan imunisasi
• Kepadatan hunian
• Defisiensi vitamin A
• Defisiensi Zinc (Zn)
• Faktor lingkungan (polusi udara)
• Anak dengan riwayat merokok atau perokok pasif
FAKTOR PREDISPOSISI
• Kelainan anatomi kongenital (fistula
trakeoesofagus, penyakit jantung bawaan)
• Gangguan fungsi imun
• Campak
• Pertusis
• Gangguan neuromuskular
• Kontaminasi perinatal
• Gangguan klirens mukus/ sekresi (kistik fibrosis,
KLASIFIKASI
• Pada umumnya pembagian berdasarkan anatomi
dan etiologi
• Klasifikasi pneumonia berdasarkan etiologi
terbukti secara klinis dan memberikan terapi yang
lebih relevan
• Secara anatomis :
— Pneumonia lobaris
— Pneumonia lobularis (bronkopneumonia)
— Pneumonia interstisialis (bronkiolitis)
Klasifikasi umur 2 bulan - <5 tahun
Klasifikasi umur <2 bulan
Klasifikasi berdasarkan asal infeksi
• Pneumonia yang didapat dari masyarakat
(community acquired pneumonia = CAP)
• Pneumonia yang didapat dari rumah sakit
(hospital-based pneumonia)
PATOGENESIS
• Sebagian besar pneumonia timbul melalui
mekanisme aspirasi kuman atau penyebaran
langsung kuman dari saluran respiratorik atas
• Hanya sebagian kecil merupakan akibat
sekunder dari viremia / bakteremia atau
penyebaran dari infeksi intraabdomen
• Dalam keadaan normal saluran respiratorik
bawah mulai dari sublaring hingga unit terminal
dalam keadaan steril
PATOGENESIS
• Paru terlindung dari infeksi dengan beberapa
mekanisme:
— filtrasi partikel di hidung
— pencegahan aspirasi dengan refleks epiglotis
— ekspulsi benda asing melalui refleks batuk
— pembersihan ke arah kranial oleh selimut mukosilier
— fagositosis kuman oleh makrofag alveolar
— netralisasi kuman oleh substansi imun lokal
— drainase melalui sistem limfatik
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala dan tanda klinis pneumonia bervariasi
tergantung dari kuman penyebab, usia pasien,
status imunologis pasien, dan beratnya penyakit
• Gejala dan tanda pneumonia dapat dibedakan
menjadi:
—gejala umum infeksi (nonspesifik) meliputI
demam, menggigil, sefalgia, gelisah dan gejala
saluran cerna
—gejala pulmonal, pleural, atau ekstrapulmonal
MANIFESTASI KLINIS
• Pulmonal: takipnea, dispnea, respirasi dangkal, batuk,
nasal flare, retraksi interkostal. Batuk umumnya
dijumpai pada anak besar, tapi pada neonatus bisa
tanpa batuk
• Pleural: keradangan pada pleura ditandai dengan nyeri
dada, terkadang menyebar ke leher dan punggung,
nyeri perut bila ada keterlibatan diafragma
• Ekstrapulmonal: abses pada kulit dan jaringan lunak,
otitits media, konjungtivitis, epiglotitis, meningitis
• Frekuensi napas merupakan indeks paling
sensitif untuk mengetahui beratnya penyakit
• Pengukuran frekuensi napas dilakukan dalam
keadaan anak tenang atau tidur
• Tim WHO telah merekomendasikan untuk
menghitung frekuensi napas pada setiap anak
dengan batuk
• Dengan adanya batuk, frekuensi napas yang
lebih dari normal serta adanya tarikan dinding
dada bagian bawah ke dalam (chest indrawing)

WHO menetapkan sebagai pneumonia (di


lapangan) dan harus memerlukan perawatan
dengan pemberian antibiotik
MANIFESTASI KLINIS
• Perkusi toraks pada anak tidak mempunyai nilai
diagnostik karena umumnya kelainan patologinya
menyebar; suara redup pada perkusi biasanya karena
adanya efusi pleura
• Suara napas yang melemah seringkali ditemukan pada
auskultasi. Ronkhi basah halus yang khas untuk pasien
yang lebih besar, mungkin tidak terdengar pada bayi
• Pada bayi dan balita kecil karena kecilnya volume
toraks biasanya suara napas saling berbaur, dan sulit
untuk diidentifikasi
• Perinatal pneumonia akibat kolonisasi kuman
dari jalan lahir atau ascending dari infeksi
intrauterine
• Kuman penyebab terutama adalah GBS (Group
B Streptococus) selain kuman-kuman gram
negatif
• Gejalanya berupa RDS  sepsis akan terjadi
dalam hitungan jam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Klinis
• Radiologis  foto toraks posisi antero-posterior
(AP) dan lateral
• Darah rutin  leukositosis, dominasi neutrofil pada
hitung jenis atau adanya shift to te left
• LED dan CRP  tidak khas
• Kultur darah
• AGD
• PCR
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan mikrobiologis dari spesimen
sputum, sekret nasofaring, aspirasi trakea,
torakosintesis pada efusi pleura, percutaneus
lung aspiration dan biopsi paru bila diperlukan
 banyak kendalanya
• Diagnosis berdasarkan manifestasi klinis dan
foto polos dada
• Secara klinis pada anak sulit membedakan
pneumonia bakterial dengan pneumonia viral
• Sebagai pedoman dapat disebutkan bahwa
pneumonia bakterial awitannya cepat, batuk
produktif, pasien tampak toksik, leukositosis,
dan perubahan nyata pada pemeriksaan
radiologis
• Namun keadaan seperti ini kadang-kadang sulit
dijumpai pada seluruh kasus
KOMPLIKASI
• Efusi pleura
• Empiema
• Pneumotoraks
• Piopneumotoraks
• Pneumatosel
• Abses paru
• Sepsis
• Gagal nafas
• Ileus paralitik fungsional
TATALAKSANA
• Antibiotika  secara empiris
Pemberian antibiotik dievaluasi setiap 48-72 jam.
Lama pemberian antibiotik 10-14 hari secara
parenteral
• Terapi suportif  oksigenasi, pemberian cairan dan
nutrisi adekuat (pasien sesak dipuasakan, retriksi
cairan 2/3 dari kebutuhan rumatan), inhalasi untuk
memperbaiki transpor mukosilier, koreksi kelainan
elektrolit atau metabolik yang terjadi, mengatasi
penyakit penyerta atau komplikasi
PENCEGAHAN
Imunisasi
• Pneumonia yang disebabkan oleh Haemophilus
influenza dapat juga dicegah dengan pemberian
imunisasi Hib
• Pneumonia sebagai komplikasi dari campak, pertusis
dan varisela  berikan imunisasi yang sesuai
• Vaksinasi influenza untuk memberikan perlindungan
terhadap pneumonia sebagai salah satu komplikasi
influeza
Pencegahan lain
• Menghindari paparan asap rokok dan polusi udara
• Membatasi penularan terutama di rumah sakit 
cuci tangan, penggunaan sarung tangan dan
masker, isolasi penderita
• Menghinadarkan bayi/ anak kecil dari tempat
keramaian umum atau dari kontak dengan
penderita ISPA
• Pemberian ASI

Anda mungkin juga menyukai