Anda di halaman 1dari 11

Analisis dampak kekerasan anak & perempuan

Oleh:
Ahmad Munir D20185052
Mata kuliah kriminologi.
Pengantar......!

Berbicara tentang kekerasan yang terjadi di Indonesia, khususnya kekerasan yang terjadi
kepada anak-anak dan perempuan sudah bukan menjadi rahasia umum. Kekerasan menjadi
salah satu kasus dengan angka yang tinggi di Indonesia yang memang perlu mendapat
perhatian khusus dari pemerintah.

Kekerasan merupakan suatu tindakan menyakiti seseorang yang dapat membahayakan orang tersebut
bahkan mengancam nyawanya. Kekerasan seringkali terjadi kepada anak-anak dan perempuan. Anak
merupakan calon generasi penerus bangsa sekaligus penerus bangsa kemampuan motorik anak pada
masa pertumbuhan.
Tragis memang, kondisi kaum perempuan yang masih sangat rentan terhadap berbagai bentuk tindak
kekerasan baik di ranah publik maupun domestik menjadi tanda tanya besar mengapa hal tersebut
terjadi.Perempuan sebagai makhluk yang seharusnya disayangi dan dilindungi, justru menjadi objek
dari kekerasan yang dilakukan oleh para laki-laki yang berada sangat dekat dengan mereka. Menurut
kacamata feminis, kekerasan terhadap perempuan sama dengan kekerasan berbasis gender. Persamaan
tersebut bukan tanpa sebab, karena selama ini kekerasan yang dialamai oleh kaum perempuan terjadi
karena perbedaan relasi gender yang timpang. Kekerasan berbasis gender ini merupakan hasil
bentukan interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat patriarki (sistem yang didominasi dan
2
dikuasai oleh laki-laki).
Next......

Anak merupakan amanah dan anugerah dari Tuhan yang di dalam dirinya telah melekat
harkat dan martabat sejak lahir sebagai manusia seutuhnya. Anak memiliki hak untuk
dilindungi dan di sayangi.setiap anak yang dilahirkan harus mendapatkan apa yang menjadi
hak-haknya tanpa anak tersebut meminta. Melalui keputusan Presiden Nomor 36 Tahun
1990 tentang prinsip-prinsip umum perlindungan anak, yaitu nondiskriminasi, kepentingan
terbaik anak, kelangsungan hidup dan tumbuh kembang, dan menghargai partisipasi anak.
Prinsip-prinsip tersebut termuat di dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tantang Perlindungan Anak.
Pemerintah megeluarkan peraturan tentang hak asasi manusia yang dicantumkan dalam
Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak asasi Manusia yang di dalamnya
memuat peraturan tentang hak asasi anak melalui beberapa pasal. Hak anak merupakan
bagian integral dari hak asasi manusia yang memuat unsur-unsur yang berisi rumusan
prinsip-prinsip unversal dan ketentuan- ketentuan norma hukum yang mengatur tentang
hak-hak anak.
3
Menurut John Galtung (Noeke Sri Wardana, 1995, 70), kekerasan adalah suatu
kondisi sedemikian rupa sehingaga realisasi jasmani dan mental aktualnya berada
di bawah realisasi potensialnya.. Penulis juga lebih setuju dengan konsep
kekerasan dalam arti luas, yaitu yang tidak hanya meliputi kekerasan dalam arti
fisik (penganiayaan dan pembunuhan), akan tetapi juga meliputi kebohongan,
indoktrinasi,ancaman, tekanan dan sejenisnya bahkan penelantaran yang
dilakukan untuk menghasilkan akibat terhalangnya aktualisasi kemampuan
potensial mental dan daya pikir seseorang.

4
Jenis-jenis kekerasan terhadap anak.

Pada umumnya kekerasan pada remaja itu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu secara
langsung ( agresi fisik, ancaman, dan ejekan), tidak langsung ( menyebarkan
berita palsu dan pengucilan dari kelompok), dan intimidasi.jenis kekerasan
terhadap anak menurut Kantor Pusat Layanan Terpadu Pemberdayaan
Mr Perempuan dan Anak (P2TP2A):
a. kekerasan Fisik : pukul, tampar, tendang, cubit, dsb.
b. kekerasan Emosional : kekerasan berupa kata-kata yang menakut-nakuti,
mengancam, menghina, mencaci dan memaki dengan kasar & keras.
c. kekerasan Seksual: pornografi, perkataan porna, tindakan tidak senonoh,
pelecehan organ seksual.
d. pengabaian dan penelantaran: segala bentuk kelalaian yang melanggar hak
anak dalam pemenuhan gizi dan pendidikan.
e. kekerasan ekonomi (Eksploitasi): memperkerjakan anak di bawah umur dengan
motif ekonomi, prostitusi anak.
5
faktor-faktor kekerasan terhadap anak

a. keluarga, ketika orang tua tidak mengambil peran aktif dalam kehidupan anaknya,
remaja menjadi tidak terkendali sehingga berteman dengan orang yang salah.
b. media, kekerasan di media dapat memengaruhi remaja dan dapat membuat mereka
bertindak agresif.

“ c. Teman sebaya, tekanan dari teman sebaya dapat menjadi faktor penyebab kekerasan
remaja saat teman sebaya cenderung berperilaku agresif.
d. Kesehatan Mental, penyakit mental juga merupakan penyebab kekerasan di
kalangan remaja. Masalah kesehatan mental seperti ADHD, bipolar, ODD, dan
gangguan perilaku, semuanya memiliki perilaku agresif atau perasaan marah sebagai
gejala umum.
e. Child Abuse, child abuse dipandang sebagai sebuah siklus, anak-anak yang menjadi
korban kekerasan di rumah bisa menjadi pelaku kekerasan di kemudian hari
6
Dampak kekerasan terhadap anak......

Dampak negatif dari peer violence bisa terjadi dari segi kesehatan fisik maupun
psikologis yang telah banyak didokumentasikan oleh penelitian. Tidak hanya itu,
Kekerasan teman sebaya juga dapat berdampak negatif pada kinerja sekolah
anak-anak, dengan beberapa penelitian menunjukkan kinerja akademis yang
buruk dan perihal kehadiran di sekolah.
a. masalah kesehatan fisik : masalah kesehatan fisik anak-anak dan gejala
psikosomatik. Psikosomatik adalah suatu kondisi atau gangguan ketika pikiran
memengaruhi tubuh, hingga memicu munculnya keluhan fisik, seperti sakit
kepala, kelelahan, sakit perut dan pusing
b. masalah psikologis : harga diri yang rendah, perasaan depresi, kecemasan
sosial, gangguan tidur, rendahnya efikasi diri, kesepian, keputusasaan dan ide
bunuh diri

7
Minimnya sebuah ilmu pengetahuan

Kondisi tersebut sering berujung pada penuduhan terhadap Islam yang dianggap
lebih memihak laki-laki dan bersifat misoginis (membenci perempuan). Inilah
yang, menurut mereka, menjadi penyebab maraknya kekerasan terhadap
perempuan, termasuk dalam rumah tangga. Mereka bahkan menuduh norma
agama khususnya Islam turut mendukung langgengnya budaya kekerasan
terhadap perempuan, termasuk KDRT, seperti hukum Islam seputar kebolehan
seorang suami berpoligami, wajibnya seorang istri meminta izin suami ketika
keluar rumah, kebolehan suami memukul istrinya ketika ia nusyûz, atau
keharusan seorang istri melayani suaminya ketika ia menginginkannya, dan lain-
lain.

8
Jenis-jenis kekerasan terhadap perempuan

Seedangkan jenis - jenis Kekerasan Kekerasan terhadap perempuan menurut Sri


Nurdjunaida, dapat terjadi dalam bentuk:
1. Tindak kekerasan fisik: yaitu tindakan yang bertujuan untuk melukai, menyiksa atau
menganiaya orang lain, dengan menggunakan anggota tubuh pelaku (tangan, kaki) atau
dengan alat-alat lain Bentuk kekerasan fisik yang dialami perempuan, antara lain: tamparan,
pemukulan, penjambakan,mendorong secara kasar, penginjakan, penendangan, pencekikan,
pelemparan benda keras, penyiksaan menggunakan benda tajam, seperti : pisau, gunting,
setrika serta pembakaran. Tindakan tersebut mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit dan luka
berat bahkan sampai meninggat dunia;
2. Tindak kekerasan psikologis: yaitu tindakan yang bertujuan merendahkan citra seorang
perempuan, baik metalui kata-kata maupun perbuatan (ucapan menyakitkan, kata-kata
kotor, bentakan, penghinaan, ancaman) yang menekan emosi perempuan. Tindakan tersebut
mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kernampuan untuk
bertindak, rasa tidak berdaya dan/atau penderitAan psikis berat pada seseorang;
3. Tindak kekerasan seksual: yaitu kekerasan yang bernuansa seksual, termasuk berbagai
perilaku yang tak diinginkan dan mempunyai makna seksual yang disebut pelecehan
seksual, maupun berbagai bentuk pemaksaan hubungan seksual yang disebut sebagai 9
◦ faktor - faktor kekerasan terhadap perempuan.

Faktor individu perempuan, jika dilihat dari bentuk pengesahan


perkawinan, seperti melalui kawin siri, secara agama, adat, kontrak,
atau lainnya perempuan yang menikah secara siri, kontrak, dan
lainnya berpotensi 1,42 kali lebih besar mengalami kekerasan fisik

“ Faktor pasangan, perempuan yang suaminya memiliki pasangan lain


beresiko 1,34 kali lebih besar mengalami kekerasan fisik dan/atau
seksual dibandingkan perempuan yang suaminya tidak mempunyai
istri/pasangan
Faktor lain
ekonomi, perempuan yang berasal dari rumahtangga dengan
tingkat kesejahteraan yang semakin rendah cenderung memiliki risiko
yang lebih tinggi untuk mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual oleh
pasangan

10
Upaya menanggulangi berbagai perilaku kekerasan....

◦ Upaya untuk mencegah dan atau menanggulangi berbagai perilaku kekerasan yang
dialami perempuan dan anak sudah mesti mendapat perhatian dan penanganan
yang serius. Oleh sebab itu, pendekatan dalam penanganan masalah ini mesti
bersifat terpadu (integrated), di mana selain pendekatan hukum juga harus
mempertimbangkan pendekatan non hukum yang justru merupakan penyebab
terjadinya kekerasan. Dengan cara meningkatkan kesadaran perempuan akan hak
dan kewajibannya di dalam hukum, meningkatkan kesadaran masyarakat betapa
pentingnya usaha untuk mengatasi terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan
anak, meningkatkan kesadaran penegak hukum agar bertindak cepat dalam
mengatasi kekerasan terhadap perempuan maupun anak, memberikan bantuan dan
konseling terhadap korban kekerasan terhadap perempuan dan anak, melakukan
pembaharuan sistem pelayanan kesehatan yang kondusif guna menanggulangi
kekerasan terhadap perempuan dan anak, Bagi anak-anak diperlukan perlindungan
baik sosial, ekonomi maupun hukum. Disampin itu bantuan media massdan
elektronik) untuk lebih memperhatikan masalah tindak kekerasan terhadap
perempuan dan anak dalam pemberitaannya, termasuk memberi pendidikan publik
tentang hak-hak asasi perempuan dan anak-anak.
11

Anda mungkin juga menyukai