Anda di halaman 1dari 7

Unsur-Unsur Retorika dan Jenis-Jenis Retorika atau Jenis-Jenis

Pidato

Makalah

Di susun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Retorika

Dosen Pengampu : Adeni, S.Kom.I.,M.A

Di susun oleh :

Nama : Masna Khasbiya (1801026125)

Kelas : KPI D

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2019
A. Unsur-Unsur Retorika
Dalam proses berlangsungnya retorika terdapat unsur-unsur antara lain :
a. Komunikator
Komunikator merupakan seseorang atau pihak yang menyampaikan atau
pengirim pesan kepada komunikan.komunikator dalam pidato dianggap sebagai
pusat komunikasi. Komunikator yang cerdas ialah yang selalu memperhatikan
reaksi yang muncul dari komunikan.
b. Pendengar (audiens atau komunikan)
Pendengar merupakan sekelompok orang atau seseorang yang menerima
pesan dari komunikator pada saat berpidato.setiap pendengar hadir dengan
berbeda prediposisi. Menurut Fraser Born golongan pendengar terbagi menjadi
tiga yaitu :
a) Golongan intelek, memiliki ciri dapat menghargai orang yang lain.
b) Golongan praktisi, memiliki ciri menyukai hal praktek daripada teori.
c) Golongan non intelek, memiliki ciri memperhatikan yang menjadi
kebutuhannya.
c. Suara
Suara yang di tuju disini merupakan suara yang muncul di sekitar proses
berlangsungnya retorika. Suara yang muncul tersebut dapat menganggu proses
penyampaian pesan. Suara yang mengganggu tersebut juga dapat dikatakan
sebagai gangguan bunyi (noise band).
d. Pesan dan Salurannya
Pesan yang disampaikan mengandung maknayang dibangun oleh adanya isi
(content) dan lambang (symbol). Isi (content) merupakan buah pikiran yang akan
disampaikan kepada pendengar dan lambang (symbol) merupakan bahasa yang
indah dalam bentuk untaian kata. Saluran yang dituju merupakan medium yang
meneruskan penyampaian pesan kepada pendengar.
e. Akibat
Akibat yang dimaksud merupakan berhasil atau tidaknya sang komunikator
dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada pendengar. Kredibilitas
(kualitas) penyampaian dalam pidato akan mempengaruhi pendengar dalam
memahami pidato.
f. Konteks
Antara pembicara dan pendengar harus mempengaruhi beberapa konteks
yang meliputi dimensi lingkungan sosial secara fsisik dan psikis. Konteks akan
menimbulkan pengaruh yang berarti dalam berlangsungnya pidato oleh karena itu
konteks perlu diatur serta di analisis dalam setiap situasi retorika.1
B. Jenis-Jenis Pidato
Pidato di bagi menjadi beberapa macam antara lain :
a. Pidato Impromtu
Pidato Impromtu merupakan pidato yang dilakukan secara tiba-tiba tanpa
ada persiapan apapun. Salah satu contoh dari pidato impromtu ialah pidato
sambutan acara pernikahan yang di tunjuk secara mendadak. Pidato impromtu ini
memiliki beberapa keuntungan yaitu, sebagai berikut :
a) Dapat mengungkapkan perasaan orang yang berpidato.
b) Gagasan dan pendapatnya disampaikan secara spontan tanpa
memikirkannya terlebih dahulu.
c) Penyampai pidato akan berfikir secara terus menerus sepanjang dia
berpidato.
Namun, bagi seseorang yang masih tergolong pemula dalam menyampaikan
pidato maka pidato impromtu ini merugikannya. Kerugian-kerugian tersebut
antara lain :
a) Pidato yang disampaikan terasa mentah, karena yang menyampaikan
pidato tidak menyiapkannya secara matang.
b) Dalam penyampaian pidato biasanya seseorang menyampaikan dengan
kata yang terbata-bata sehingga tidak melancarkan secara maksimal dalam
penyampaian pidato.
c) Penyampaian dari kata ke kata bahkan dari kalimat ke kalimat dalam
pidato tersebut tidak teratur.
d) Memungkinkan sang penyampai pidato gugup dan gerogi.
Untuk menghindari kerugian-kerugian tersebut maka, kita dapat melakukan
hal-hal berikut ini :
a) Memikirkan teknik permulaan pidato yang baik.
b) Menentukan sistem organisasi pesan yang akan disampaikan dalam pidato.

1
Maarif. Zainul, Retorika Metode Komunikasi Publik, (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm: 80-81.
c) Memikirkan teknik penutup pidato yang mengesankan.2
b. Pidato Manuskrip
Pidato Manuskrip merupakan pidato yang dilakukan menggunakan naskah
atau teks pidato. Orang-orang yang menggunakan pidato manuskrip ini biasanya
orang-orang tertentu dan dalam keadaan tertentu seperti tokoh nasional, ilmuwan
yang menyampaikan hasil laporan penelitiannya, dan lain sebagainya. Salah satu
contoh dari pidato manuskrip ialah pidato kepresidenan, pidato kemerdekan dan
lain sebagainya. Pidato manuskrip ini memiliki beberapa keuntungan yaitu,
sebagai berikut :
a) Pesan yang akan di sampaikan jelas karena kata-katanya sudah tersusun
dan difikirkan secara matang.
b) Pesan pada pidato yang di sampaikan singkat dan jelas.
c) Berbicara dengan jelas karena pesan-pesannya sudah disiapkan.
d) Hal-hal yang menyimpang atau tidak baik bisa dihindari.
e) Pidato manuskrip bisa di terbitkan atau di perbanyak.
Namun, seseorang yang menggunakan pidato manuskrip ini memiliki
kerugian yang berat yaitu, sebagai berikut :
a) Komunikan akan berkurang.
b) Pembawa pidato tidak melihat komunikan dengan baik, sehingga dapat
kehilangan gerak dan bersifat kaku.
c) Feedback dari komunikan tidak mengubah, memperpendek atau
memperpanjang pesan.
d) Membuat naskah pidato memakan waktu lama dan sekedar menyiapkan
intinya saja.
Oleh karena itu, untuk menghindari kerugian-kerugian tersebut dapat
dilakukan hal-hal berikut ini :
a) Menyusun garis garis besarnya dan menyiapkan bahan-bahannya.
b) Isi pada pidato manuskrip mrenggunakan gaya percakapan yang informal.
c) Membaca naskah sambil membayangkan komunkan.
d) Menghafalkan atau memahami sebagian isi pidato.
e) Naskah pidato di tulis dengan menggunakan font yang cukup besar.3
c. Pidato Memoriter

2
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998) hlm 17
3
Ibid., hlm 18
Pidato Memoriter merupakan pidato yang dilakukan dengan cara
mengingatnya atau menghafalkannya. Contoh dari pidato memoriter ialah pidato
kepala sekolah pada saat upacara atau yang lainnya. Keunggulan dari pidato
memoriter ini sama seperti pidato manuskrip. Namun kerugian pidato memoriter
ini anatara lain:
a) Tidak terjalin hubungan antara pesan dengan pendengar.
b) Kurang langsung dan kurang spontan
c) Persiapannya memakan banyak waktu
d) Perhatian beralih dari kata-kata pada pidato menjadi usaha mengingat-
ingat.
e) Lupa akan beberapa isi pidato.4
d. Pidato Ekstempore
Pidato Ekstempore merupakan pidato yang dilakukan hanya menyampaikan
out-line atau garis-garis besarnya saja dan pokok-pokok penunjang pembahasan
(Supporting points). Keuntungan dari pidato ekstempore ialah komunikasi
antara penyampai pidato dengan komunikan lebih baik karena menyampaikan
pidato langsung kepada khalayak sehingga pesan yang disampaikan bersifat
fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan dan penyajiannya lebih
spontan. Namun bagi seseorang yang masih pemula dalam mebawakan pidato,
pidato ini dapat merugikannya. Kerugian-kerugian tersebut antara lain :
a) Persiapan kurang baik jika terburu-buru.
b) Pemilihan bahasa yang jelek.
c) Kefasihan dalam berpidato terhambat.
d) Menyimpang dari garis besar.
e) Tidak dapat dijadikan sebagai bahan penerbitan.
Kerugian tersebut dapat diatasai dengan latihan-latihan yang intensif.5

Menurut Hedrikus, terdapat tiga jenis Retorika antara lain :


a) Retorika Monologika

4
Ibid., hlm 19.
5
Ibid., hlm 20.
Monologika adalah ilmu retorika secara monolog, dimana hanya ada seorang
yang berbicara. Contohnya seperti pidato, ceramah, deklamasi, dan lain
sebagainya.
b) Retorika Dialogika
Dialogika adalah ilmu retorika secara dialog, dimana dua orang atau lebih
yang berbicara atau mengambil bagian dalam suatu proses pembicaraan.
Contohnya seperti diskusi, tanya jawab, perundingan, percakapan, debat dan
lain sebagainya.
c) Pembinaan Teknik Bicara
Dalam hal ini ilmu retorika lebih diarahkan pada pembinaan tekniknya seperti
mengatur pernafasan, teknik pengucapan, bina suara, teknik bicara, bercerita
dan lain sebagainya.6

Daftar Pustaka

Maarif. Zainul, Retorika Metode Komunikasi Publik, (Depok: PT Raja Grafindo Persada,
2005).
6
Isbandi Sutrisno, Ida Wiendijarti, “Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan dan Keterampilan
Berpidato”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.12, No1, 2014, hal 71.
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1998).
Isbandi Sutrisno, Ida Wiendijarti, “Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan dan
Keterampilan Berpidato”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.12, No1, 2014.

Anda mungkin juga menyukai