Anda di halaman 1dari 15

1

MENULIS TEKS PIDATO

Albertus Purwaka

1. Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang meng-

gambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat

membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan

gambar grafik itu (Tarigan, 2008: 3 dan 22).

Menurut Nasir (2010: 1) menulis memiliki dua pengertian yang berbeda.

Pertama menulis sebagai pengertian harfiah: menulis di lembar kertas, catatan harian,

buku tulis dan sebagainya. Menulis pada pengertian kedua adalah menulis untuk

orang banyak (publik, masyarakat). Menulis untuk publik sangatlah berbeda dengan

menulis di lembaran kertas atau menulis untuk diri sendiri. Menulis publik artinya

berkomunikasi dengan orang banyak dan karena itu gagasan yang disampaikan

haruslah untuk kepentingan orang banyak.

Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tulisan

kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai

pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai

penerima pesan. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan

yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan
2

isi tulisannya serta menuangkan dalam formulasi ragam bahasa tulis dan penulisan

lainnya. Di balik kerumitannya, menulis banyak mengandung manfaat bagi

pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang. Menulis dapat

meningkatkan kecerdasan, mengembangkan inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan

keberanian, serta merangsang kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi

(Suparno dan Mohamad Yunus. 2002: 1.29).

Pendapat para ahli di atas menunjukkan bahwa dengan tulisan dapat terjadi

komunikasi antara penulis dan pembaca. Kesimpulannya bahwa setidaknya ada tiga

hal yang ada dalam aktivitas menulis. Pertama, mengungkap ide atau gagasan yang

melandasi seseorang untuk menulis. Kedua, media berupa bahasa tulis. Ketiga,

adanya tujuan untuk menjadikan pembaca memahami pesan atau informasi yang

ingin disampaikan oleh penulis.

Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi yang dilakukan secara

tidak langsung. Penulis dan pembaca dapat berkomunikasi melalui tulisan. Oleh

karena itu, pada prinsipnya hasil menulis (tulisan) yang paling utama ialah dapat

menyampaikan pesan penulis kepada pembaca, sehingga pembaca memahami

maksud penulis yang dituangkan dalam tulisannya.

2. Pengertian Pidato

Pidato adalah pengungkapan dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada

orang banyak atau wacana yang disiapkan untuk diungkapkan di depan khalayak.

Pidato adalah kegiatan berkomunikasi yang dilakukan oleh seorang pembicara


3

dengan wacana lisan atau teks lisan. Pidato adalah wacana lisan yang digunakan

sebagai sarana dan media komunikasi massa (Suparno, 2007: 7.3).

Menurut Zulkifli (2009: 36) pidato berarti pengungkapan pikiran dalam

bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak. Pidato berarti mengemukakan

sesuatu secara lisan di depan sejumlah orang. Ada yang berpidato, tentu ada pen-

dengar. Pidato merupakan sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi

untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang sesuatu hal.

Suatu ucapan dengan suasana yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak.

Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk

kata-kata (lisan) yang ditujukan kepada orang banyak dalam sebuah forum.

Menurut Bahar (2013:9) pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran atau

informasi serta tujuan dari pembicara kepada orang lain (audience) dengan cara lisan.

Pidato juga dapat diartikan sebagai seni membujuk atau memengaruhi. Pidato yang

baik memberikan suatu kesan bagi orang-orang yang mendengarkannya.

3. Jenis-Jenis Pidato

Menurut Rakhmat (2012: 17-19) ada tidaknya persiapan, sesuai dengan cara

yang dilakukan waktu persiapan, dapat dibedakan menjadi empat macam pidato

sebagai berikut.

1) Pidato Impromtu

Pidato impromtu adalah pidato yang dilakukan secara tiba-tiba, spontan, tanpa

persiapan sebelumnya. Apabila menghadiri sebuah acara pertemuan, tiba-tiba di-

panggil untuk menyampaikan pidato, maka pidato yang lakukan disebut impromtu.
4

Keuntungan pidato impromtu: (1) dapat mengungkapkan perasaan pembicara

yang sebenarnya, karena pembicara tidak memikirkan lebih dulu pendapat yang

disampaikannya, (2) gagasan dan pendapat pembicara datang secara spontan,

sehingga tampak segar dan hidup, (3) pidato impromtu memungkinkan pembicara

terus berpikir.

Kerugian pidato impromtu: dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah,

karena dasar pengetahuan yang tidak memadai, (2) mengakibatkan penyampaian

yang tersendat-sendat dan tidak lancar, (3) gagasan yang disampaikan tidak teratur

dan ngawur, (4) karena tidak ada persiapan, kemungkinan dilanda demam panggung.

2) Pidato Manuskrip

Pidato manuskrip adalah pidato dengan naskah. Juru pidato membacakan

naskah pidato dari awal sampai akhir. Di sini lebih tepat jika menyebutnya

"membacakan pidato" dan bukan "menyampaikan pidato". Pidato manuskrip perlu

dilakukan jika isi yang disampaikan tidak boleh ada kesalahan.

Keuntungan menggunakan pidato manuskrip: (1) pernyataan dapat dihemat

karena manuskrip dapat disusun kembali, (kefasihan bicara dapat dicapai, karena

kata-kata sudah disiapkan, (2) hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari,

(3) manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.

Kerugian menggunakan pidato manuskrip: (1) komunikasi pendengar akan

kurang karena pembicara tidak berbicara langsung kepada pendengar, (2) pembicara

tidak melihat pendengar dengan baik, sehingga akan kehilangan gerak dan bersifat

kaku, (3) umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah, memperpendek atau
5

memperpanjang pesan, (4) pembuatannya lebih lama dan sekadar menyiapkan garis-

garis besarnya saja.

3) Pidato Memoriter

Pidato memoriter adalah pidato yang ditulis dalam bentuk naskah kemudian

dihafalkan kata demi kata, seperti seorang siswa madrasah menyampaikan nasihat

pada acara agama. Pada pidato jenis ini, yang penting harus memiliki kemampuan

menghafalkan teks pidato dan mengingat kata-kata yang ada di dalamnya dengan

baik. Keuntungannya (jika hafal), maka pidato akan lancar, tetapi kerugiannya

pembicara akan berpidato secara datar dan monoton, sehingga tidak akan mampu

menarik perhatian hadirin.

4) Pidato Ekstemporer

Pidato ekstemporer adalah pidato yang paling baik dan paling sering

digunakan oleh juru pidato yang berpengalaman dan mahir. Dalam menyampaikan

pidato jenis ini, juru pidato hanya menyiapkan garis-garis besar dan pokok-pokok

bahasan penunjang saja. Tetapi, pembicara tidak berusaha mengingat atau

menghafalkannya kata demi kata. Out-line hanya merupakan pedoman untuk

mengatur gagasan yang ada dalam pikiran pembicara. Keuntungan pidato ekstempore

ialah komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena pembicara berbicara

langsung kepada pendengar atau khalayaknya, pesan dapat fleksibel untuk diubah

sesuai dengan kebutuhan dan penyajiannya lebih spontan. Pidato jenis ini

memerlukan latihan yang intensif bagi pelakunya.


6

4. Memilih Topik dan Tujuan

Menurut Rakhmat (2012: 19) sebelum berpidato pembicara harus mengetahui

lebih dahulu apa yang akan pembicara sampaikan dan tingkah-laku apa yang di-

harapkan dari khalayak. Dengan singkat, pembicara memerlukan pokok bahasan

(topik) dan tujuan.Antara keduanya ada hubungan yang erat. Menurut Zulkifli (2009:

38) yang dimaksud dengan topik adalah sesuatu yang akan dijadikan bahan pidato.

Orang berpidato pasti ada yang dibicarakan.

Menurut Suparno(2007: 7.19) menentukan tujuan salah satu kegiatan dalam

persiapan penguasaan materi.Hal itu dapat dipahami karena menentukan tujuan

pidato menjadi dasar penentuan materi.Tujuan menjadi orientasi dalam menentukan

materi pidato.

4.1 Memilih Topik Materi

Menurut Suparno(2007: 7.20) topik materi pidato adalah hal atau pokok

materi yang akan disampaikan melalui pidato. Topik materi pidato menggambarkan

substansi isi pidato secara utuh. Dalam memilih topik perlu mempertimbangkan hal-

hal berikut.

a. Topik yang dipilih harus sudah cocok dengan tujuan pidato. Topik itu memenuhi

kebutuhan untuk mencapai tujuan pidato.

b. Topik yang dipilih menjadi kebutuhan pendengar, bukan kebutuhan orang yang

berpidato.

c. Topik yang dipilih termasuk topik yang dikuasai. Hal itu tidak berarti bahwa yang

berpidato siap dengan topik itu. Untuk itu harus mempersiapkan diri.
7

d. Topik yang dipilih berisi hal-hal yang menarik berdasarkan kepentingan

pendengar. Jangan memilih topik yang berdasarkan kepentingan pribadi.

e. Topik yang dipilih memiliki cakupan materi yang cocok dengan waktu yang

tersedia. Kerena itu, keluasan topik perlu ditentukan agar waktu yang tersedia

cukup untuk menyampaikan pidato.

4.2 Merumuskan Judul

Menurut Rakhmat (2012: 23) erat kaitan dengan topik ialah judul. Bila topik

adalah pokok bahasan yang akan diulas, maka judul adalah nama yang diberikan

untuk pokok bahasan itu.Seringkali judul telah disampaikan lebih dahulu kepada

khalayak, karena judul perlu dirumuskan terlebih dahulu. Judul yang baik harus

memenuhi tiga syarat: relevan, provokatif dan singkat. Relevan harus ada hubungan-

nya dengan pokok-pokok bahasan; provokatif ialah dapat menimbulkan hasrat ingin

tahu dan antusias pendengar; singkat mudah ditangkap maksud pidato, pendek

kalimatnya dan mudah diingat.

4.3 Menentukan Tujuan

Menurut Rakhmat (2012: 23-25) ada dua macam tujuan: tujuan umum dan

tujuan khusus. Tujuan umum pidato dirumuskan dalam tiga hal:

memberitahukan(informatif), memengaruhi (persuasif) dan menghibur (rekreatif).

a. Pidato informatif ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar.

Komunikasi diharapkan memperoleh penjelasan, menaruh minat dan memiliki

pengertian tentang persoalan yang dibicarakan.


8

b. Pidato persuasif ditujukan agar orang memercayai sesuatu, melakukannya atau

terbakar semangat dan antusias. Keyakinan tindakan dan semangat bentuk reaksi

yang diharapkan. Bila khalayak tidak mungkin dapat bertindak karena tidak ada

kemampuan untuk itu.

c. Pidato rekreatif adalah pidato untuk menghibur. Perhatian, kesenangan dan humor

adalah reaksi pendengar yang diharapkan di sini. Bahasa bersifat enteng, segera

dan mudah dicerna. Untuk menyampaikan pidato rekreatif, orang bukan saja

memerlukan akting yang menawan, tetapi juga cerdas untuk membangkitkan

tertawa. Diperlukan otak yang baik untuk membuat humor yang baik.

Tujuan khusus ialah tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum. Dari tujuan

menghibur dapat disampaikan ribuan jenis pidato, tetapi apa yang ingin dicapai oleh

yang berpidato. Hubungan antara topik, judul, tujuan umum, dan tujuan khusus dapat

dilihat sebagai berikut.

1. Topik : Manfaat memiliki sifat pemaaf


Judul : Pemaaf sumber kebahagian
Tujuan umum : Informatif (memberi tahu)
Tujuan khusus : Pendengar mengetahui bahwa.
a. Sifat dendam menimbulkan gangguan jasmani dan rohani
b. Sifat pemaaf menimbulkan ketenteram jiwa dan kesehatan

2. Topik : Keuntungan mengikuti keluarga berencana


Judul : Keluarga berencana keluarga sejahtera
Tujuan umum : Memengaruhi
Tujuan khusus :
a. Pendengar memeroleh keyakinan tentang manfaat KB
b. Pendengar dapat menghubungi petugas-petugas lapangan KB
9

3. Topik : Kelucuan orang-orang besar


Judul : Kalau profesor sudah lupa
Tujuan umum : Menghibur
Tujuan khusus : Pendengar dapat menikmati kisah lucu

Merumuskan tujuan, kita perlu memperhatikan kemampuan khalayak untuk

melaksanakan harapan-harapan kita, sikapnya, situasi pidato, tujuan utama kita dan

batas waktu yang tersedia.

5. Membuat Garis-Garis Besar Pidato atau Kerangka Pidato

Menurut Bahar (2013:203) kerangka pidato berisi gambaran secara menye-

luruh mengenai isi pidato.Kerangka pidato berisi bagian pendahuluan, isi, pembahas-

an dan penutup.

Rakhmat (2012: 41) menyatakan garis-garis besar pidato merupakan pe-

lengkap yang amat berharga bagi pembicara yang berpengalaman dan keharusan bagi

pembicara baru. Garis besar adalah peta bumi bagi komunikator akan memasuki

daerah retorika. Peta ini memberikan petunjuk dan arah yang akan dituju. Garis besar

yang salah akan mengacaukan “perjalanan pembicaraan, seperti juga garis besar yang

teratur akan menertibkan jalannya pidato.” Bentuk garis besar yang bermacam-

macam, tetapi ada pedoman yang sama untuk membuat garis besar yang baik.

a. Garis besar terdiri dari tiga bagian: pengantar, isi, dan penutup. Dengan

menggunakan urutan bermotif, dapat dibagi menjadi lima bagian: perhatian,

kebutuhan, pemuasan, visualisasi, dan tindakan. Perhatian ditempatkan pada

pengantar; kebutuhan, pemuasan dan visualisasi pada isi; tindakan pada penutup

pidato.
10

b. Lambang yang digunakan untuk menunjukkan bagian-bagian tidak boleh

membingungkan. Sistem lambang yang tidak tertib akan mengaburkan pikiran

pokok dan pikiran penunjang.

c. Pikiran pokok dan penunjang dibedakan dengan penulisan yang menjorok ke

dalam. Pernyataan yang mempunyai kedudukan sama.

Menurut Suparno(2007: 7.21) dalam persiapan ini adalah menata sub-

subtopik kerangka isi pidato.Manfaatkanlah pengalaman untuk menyusun kerangka

karangan atau tulisan dalam menyusun kerangka isi pidato.Kerangka isi karangan

berguna sebagai dasar untuk menyusun karangan, kerangka isi pidato itu menjadi

dasar penyusunan teks pidato.

Kerangka pidato yang memadai berciri sistematis.Ciri itu ditentukan oleh

susunannya yang logis atau bernalar.Ukuran kelogisan adalah posisi subtopik yang

menunjukkan hubungan logis dalam kerangka isi pidato.Jika subtopik berada pada

tempatnya, maka kerangka sudah berhasil disusun secara sistematis.

Jumlah dan jenis rincian dalam garis besar isi pidato atau kerangka isi pidato

menunjukkan kompleksitasnya.Makin sedikit jumlah dan jenis rinciannya, maka

kerangka semakin sederhana.Sebaliknya, makin banyak jumlah dan jenis rinciannya,

kerangka semakin kompleks.Kerangka yang dapat diwujudkan dengan alternatif

berikut.
11

a. Versi sangat sederhana

Judul: Pentingnya Nilai Pendidikan bagi Kehidupan Manusia.


1. Pembuka
2. Isi pidato
3. Penutup pidato

b. Versi sederhana

Judul: Pentingnya Nilai Pendidikan bagi Kehidupan Manusia.


1. Topik
2. Tujuan
3. Judul
4. Salam pembuka
5. Pendahuluan
6. Isi pidato
7. Simpulan
8. Penutup

c. Versi kompleks

Judul: Pentingnya Nilai Pendidikan bagi Kehidupan Manusia


1. Latar belakang
1.1 Masalah Kehidupan Manusia
1.2 Pentingnya Pendidikan
2. Pendidikan
2.1 Pengertian Pendidikan
2.2 Mekanisme
2.3 Peran Pendidikan
2.4 Manfaat Pendidikan
3. Simpulan dan Penutup
3.1 Kemampuan Memecahkan Masalah sebagai Target Pembelajaran
12

3.2 Pendidikan sebagai Kunci Kesuksesan


3.3 Sadar Akan Arti Pendidikan

6. Menyusun Teks Pidato

Ketika seseorang dalam kondisi harus menyampaikan pidato dengan

menggunakan teks, tahap terakhir yang harus dilakukan adalah menyusun teks pidato.

Dari segi bentuknya, teks pidato yang akan disusun dapat diperingkatkan, mulai dari

teks yang berbentuk garis besar isi pidato, yang lebih ringkas daripada wacana

pidatonya, sampai teks lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat, sebagaimana

yang akan diucapkan oleh orator.

Menurut Zulkifli (2009: 40) salah satu hal yang mendasar dalam menulis

naskah pidato adalah keberadaan naskah tidak sama dengan karangan secara umum.

Naskah pidato dibuat untuk dipidatokan, bukan untuk dibacakan.Oleh karena itu,

naskah pidato harus bernuansa atau berciri bahasa lisan.

Menurut Suparno (2007: 7.24) lazimnya teks tulis pidato yang disampaikan

terdiri dari tiga bagian sebagai berikut.

1. Bagian awal merupakan bagian pengantar atau bagian pendahuluan. Pada bagian

ini, pembicara perlu menyampaikan orientasi yang memungkinkan massa

terkondisi mengikuti pidato yang disampaikan. Hal-hal yang lazim menjadi isi

bagian awal pidato adalah (a) salam, (b) apa yang akan disampaikan, (c) alasan

atau latar belakang penyampaian hal yang akan disampaikan, (d) tujuan Anda

menyampaikan hal tersebut dan (e) cakupan ruang lingkup hal akan disampaikan.
13

2. Bagian inti teks pidato berisi uraian lengkap materi yang akan dikemukakan

dalam pidato. Bagian inti itu mungkin terdiri atas sejumlah subbagian, setiap

bagian diberi subjudul dan dilengkapi dengan uraian yang diperlukan.

3. Bagian akhir teks lazim berisi simpulan dari isi uraian, ikhtisar isi pidato dan

implikasi manfaat yang dapat diambil dari uraian materi pidato. Hal itu

diperlukan agar pendengar memiliki gambaran dan pemahaman yang utuh,

komprehensif dan bulat tentang pidato yang disampaikan.

Contoh:

Assalamualaikum Warahmatullahi. Wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua.


Semoga pagi hari yang cerah ini kita semua masih dalam lindungan yang Mahakuasa.

Yang saya hormatiBapak Kepala Sekolah SMA Negeri 2 … beserta Dewan Guru dan
staf Tata Usaha.
Yang saya hormati Bapak, Ibu, Saudara (i) sekalian yang hadir pada kesempatan yang
penuh bahagia ini.
Yang saya cintai rekan dan rekanita yang berbahagia.

Pada kesempatan ini saya berdiri dihadapan hadirin yang terhormat, dalam hal
ini izinkan saya untuk sedikit mengingatkan kepada hadirin sekalian khususnya
sahabat-sahabat saya yang masih duduk dibangku sekolah perihal pentingnya nilai
pendidikan bagi manusia.
Apa arti pendidikan itu? Dan mengapa setiap orang sangat membutuhkannya?
Bukankah pada praktiknya bukan hanya orang-orang yang berpendidikan saja yang
mampu mengecap pendidikan, lalu mengapa kita harus mengenyam pendidikan guna
mewujudkan semua impian yang ada dalam benak kita?
Hadirin yang saya hormati.
14

Segala sesuatu membutuhkan mekanisme dan teori untuk dapat dikerjakan


dan diwujudkan sebagaimana yang kita inginkan, dan pendidikan adalah sumber teori
untuk segala sesuatu dapat dikerjakan dan direalisasikan sesuai yang kita harapkan.
Jika kita ingin memiliki jasmani yang sehat, rohani yang bersih tentunya kita
harus mengerti bagaimana cara untuk menjadikan jasmani kita sehat dan menjadikan
rohani kita bersih. Dalam dunia pendidikan kita akan diperkenalkan dengan biologi,
dan juga sosiologi. Pendidikan memberikan kita bekal pemahaman yang baik, teori
yang baik, pedoman yang baik sehingga dengan demikian, maka segalanya menjadi
lebih realistis untuk dapat kita wujudkan.
Hadirin yang berbahagia.
Sukses itu berawal dari kualitas diri yang baik. Ia berawal dari wawasan yang
memadai. Tidak mungkin kita bisa berada pada suatu level yang lebih tinggi tanpa
adanya kualifikasi yang kita miliki. Lewat pendidikan semuanya menjadi terbentuk.
Sederet hal yang tidak kita ketahui akhirnya menjadikan kita membuka mata,
mencerna dan mampu memahaminya dengan sebaik-baiknya.
Pendidikan tidak hanya memberikan kita bekal untuk mewujudkan semua
impian kita. pendidikan juga menjadikan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik.
Pribadi yang santun, pribadi yang mengerti etika, pribadi yang tahu mana yang bijak
dan mana yang tidak, menjadikan kita semakin dewasa dan manusiawi.
Sahabat-sahabatku yang saya cintai.
Mari kedepankan nilai penting pendidikan. Mari kita bekali diri kita yang
masih lemah dengan pendidikan. Mari jadikan pendidikan sebagai awal untuk
menjadikan diri kita menjadi individu yang lebih baik. Sukses itu hanya milik orang-
orang yang pantas untuk mendapatkannya, dan pendidikan akan menjadikan kita
pantas untuk mendapatkan kesuksesan dengan cara kita mau mengaplikasikan setiap
pedoman hidup dan pendidikan yang kita kecap.
Hadirin yang saya muliakan.
Demikian pesan yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang penuh
bahagia ini, semoga dapat memberikan manfaat kepada kita semua, Amin.
15

Terimakasih atas perhatian Saudara sekalian, semoga kita senantiasa dalam lindungan
dan rahmat-Nya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi.wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai