Anda di halaman 1dari 24

MATERI INTI 9

TEKNIK KONSELING
Konselor Tenaga Kesehatan
Konselor Sebaya
Agar peserta mampu mempraktikkan
teknik-teknik dasar konseling, GATHER
(Satu tuju)
◦ Untuk konselor tenaga kesehatan : mampu
melakukan GATHER, dengan teknik-teknik
konseling
◦ Untuk konselor sebaya :
◦ Mampu melakukan Greet-Ask-Tell, dengan
teknik-teknik konseling

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Agar peserta :
◦ Memahami perbedaan antara pengertian
konsultasi dan konseling
◦ Memahami tugas sebagai konselor (tenaga
kesehatan dan sebaya)
◦ Memahami keterbatasan sebagai konselor
(tenaga kesehatan dan sebaya)
◦ Memahami dan mempraktikkan keterampilan
sebagai konselor :
 Sikap yang positif sebagai konselor
 Mendengar aktif

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Pembelajaran aktif :
◦ Melibatkan peserta secara aktif, melalui
◦ Bermain peran sebagai konselor dan klien, serta
sebagai observer yang mampu menilai apakah
seorang konselor sudah bisa bersikap positif dan
mampu mendengar aktif (latihan triad)
◦ Refleksi diri :
 Misalkan : Orang seperti apa yang bisa
anda/kalian rasa nyaman saat anda/kalian “curhat”
kepadanya?
◦ Latihan-latihan lain

Metode pembelajaran
Bertujuan untuk memberikan umpan balik
dari peer, apakah peserta sudah mampu
bersikap positif dan mendengar aktif
sebagai konselor --- menggunakan lembar
evaluasi dalam lampiran buku pedoman

Metode evaluasi
Konselor tenaga kes Konselor sebaya
◦ Perbedaan konseling ◦ idem
dan konsultasi
◦ Pemahaman
mendengar aktif
Refleksi isi
Refleksi perasaan
Refleksi makna (isi
maupun perasaan)
◦ Pemahaman GATHER

KOMPETENSI KOGNITIF
Konselortenaga Konselor sebaya
kesehatan ◦ idem
◦ Rapport yang positif
◦ Komunikasi verbal
dan non verbal
◦ Empati

KOMPETENSI AFEKTIF
Konselor tenaga kes Konselor sebaya
◦ Sampai pada Help- ◦ Sampai pada Tell,
Return tidak menuntut
◦ Sampai pada sampai Help
membantu remaja ◦ Sampai pada
untuk menyelesaikan menemukenali
masalahnya masalah teman
sebaya --- merujuk

KOMPETENSI PSIKOMOTOR
Konselor tenaga kes Konselor sebaya
◦ Pemahaman ◦ idem
perbedaan konseling
dan konsultasi
◦ Pemahaman tentang
karakteristik remaja
◦ Kompetensi konselor
 Mendengar aktif
◦ GATHER

MATERI KONSELING
Remaja merupakan kelompok unik
dengan kebutuhan khusus, yaitu
kebutuhan untuk mengenal jati
dirinya.
Rasa ingin tahu dan coba-coba yang
tidak didahului pertimbangan
Berpeluang menimbulkan masalah
yang terkait dengan kesehatannya
Perlu dua jalur pendekatan, yaitu
konseling oleh tenaga kesehatan dan
sebaya

LATAR BELAKANG
Konseling oleh tenaga Konseling oleh sebaya
kesehatan

•Agar remaja mendapatkan •Agar remaja lebih mudah


pelayanan konseling dengan mengkomunikasikan
baik sehingga remaja masalahnya kepada teman
terbantu dalam sebaya.
menyelesaikan masalahnya, •Agar remaja termotivasi
dengan pemahaman, empati, untuk memberikan informasi
dan dukungan kepada remaja yang benar mengenai
kesehatan remaja

TUJUAN KONSELING
Konseling oleh tenaga Konseling oleh sebaya
kesehatan

1. Membantu remaja dalam 1. Sebagai “agen” yang dekat


menyelesaikan dengan remaja dalam
masalahnya. rangka menemukenali
2. Langkah GATHER dalam remaja yang memiliki
konseling. masalah
2. Berhenti pada langkah
Tell,- jika konselor tidak
melanjutkan ke langkah
selanjutnya.

PERBEDAAN KONSELING OLEH


TENAGA KESEHATAN DAN SEBAYA
Proses membantu
Mempersyaratkan adanya minat membantu
Menuntut aspek-aspek yang dibutuhkan
sebagai konselor :
◦ Sikap :
 empati, kongruensi, penerimaan tanpa syarat
◦ Keterampilan :
 mendengar aktif, GATHER
◦ Pengetahuan :
 kesehatan remaja

PERSAMAAN KONSELING OLEH


TENAGA KESEHATAN DAN SEBAYA
Konselor sebaya bukanlah konselor ahli
sehingga dalam melaksanakan tugas
sebagai konselor sebaya, akan dibimbing
oleh konselor ahli atau pengelola program
kesehatan remaja di Puskesmas/fasilitas
lainnya atau pendamping.

APA YANG MEMBEDAKAN ANTARA


KONSELOR SEBAYA DAN
KONSELOR AHLI?
Konselor Tenaga Kesehatan Konselor Sebaya
•Sebagai pendengar yang baik •Sebagai pendengar yang baik
•Meningkatkan kewaspadaan remaja
•Membantu petugas PKPR
terhadap informasi yang kurang
bertanggung jawab atau pendamping untuk
•Meningkatkan pengetahuan remaja menemukan sedini mungkin
yang berhubungan dengan kesehatan masalah teman sebaya
remaja •Membantu menyelesaikan
•Menemukan sedini mungkin masalah
kesehatan remaja masalah klien sebaya SESUAI
•Membantu menyelesaikan masalah kemampuan
remaja SESUAI dengan •Memberikan informasi yang
kemampuannya
•Memberikan informasi yang benar
benar tentang kesehatan
tentang kesehatan remaja remaja
•Merujuk ke ahli terkait dengan •Mengajak atau merujuk klien
masalah remaja pada kasus di luar sebaya ke ahli jika
kemampuannya
masalahnya di luar
kemampuan
TUGAS KONSELOR
Membantu petugas PKPR atau
pendamping untuk menemukan sedini
mungkin masalah kesehatan klien sebaya

TUGAS UTAMA KONSELOR SEBAYA


Remaja yang memiliki rentang usia yang
relatif sama dengan konselor sebaya,
yaitu berada pada usia sekolah tingkat
lanjutan pertama atau atas, yang
membutuhkan bantuan

KLIEN SEBAYA
Remaja lebih menyukai atau memilih
untuk “curhat” kepada teman-teman
sebaya, dibandingkan kepada orang tua
atau guru.
Sayangnya, teman remaja kurang
memiliki pengetahuan yang cukup tentang
kesehatan remaja

ALASAN KONSELOR SEBAYA


DIBUTUHKAN
Seringkali seorang konselor
sebaya mengalami keragu-
raguan dalam memulai tugasnya

MENJALANKAN PERAN SEBAGAI


KONSELOR SEBAYA
Tidak jarang peran sebagai konselor
sebaya tidak kunjung dilakukan karena
tidak satupun rekan sebaya datang
kepada kamu untuk meminta pertolongan
atau kamu merasa ragu bagaimana cara
’masuk’ pada pembicaraan
Konselor sebaya perlu
’memasarkan’ ketrampilan
yang kamu miliki ini kepada
mereka.
Untuk itu perlu diketahui langkah-langkah
praktis dalam menjalankan peran
sebagai konselor sebaya.
1.Kapan: kapankah kita harus menjalankan
peran sebagai seorang konselor sebaya?
2.Dimana: pelaksanaan konseling idealnya
tentu dalam ruang tertutup yang menjamin
privasi seseorang. Dimana : kita bisa
memperoleh rekan sebaya?
3. Apa yang harus dibicarakan: memulai
pembicaraan terhadap rekan pribadi tentu
tidak sesulit terhadap rekan yang baru saja
ditemui
4. Kepada siapa: siapa yang perlu didekati
oleh konselor sebaya?
5. Bagaimana: pendekatan terhadap rekan
sebaya membutuhkan strategi yang
bervariasi.

Anda mungkin juga menyukai