Anda di halaman 1dari 57

VALID

Oleh:
Prof. Didik S.

06/09/2021 VALID 1
MASIH INGATKAN BEBERAPA ISTILAH INI?

1. POTONG LINTANG (cross sectional) : pengukuran variabel dilakukan


dalam sesaat (sewaktu).
2. LONGITUDINAL PROSPEKTIF : pengamatan terus menerus – ke depan.
3. LONGITUDINAL RETROSPEKTIF : Pengamatan terus menerus ke
belakang.
4. DESKRIPTIF : Rancangan penelitian untuk menggambarkan
karakteristik.
5. ANALITIK : Rancangan penelitian untuk menguji hubungan atau
perbedaan dua atau lebih variabel.
6. INSIDEN : angka kejadian dalam setahun atau periode tertentu.

06/09/2021 VALID 2
MASIH INGATKAN BEBERAPA ISTILAH INI?

7. INCIDENCE RATE : tingkat/laju kejadian suatu penyakit per tahun.


8. EKSPERIMEN : Desain penelitian yang memerlukan perlakuan.
PRA EKSPERIMEN (EKSPERIMEN SEMU): Desain penelitian eksperimen tanpa ada
kelompok KONTROL
TRUE EXPERIMENT : Desain penelitian eksperimen yang dilengkapi KELOMPOK
KONTROL.
9. OBSERVASIONAL : Desain penelitian yang dalam pengumpulan data
berdasarka OBSERVASI (Tanpa perlakuan).
10. KOHORT: Desain penelitian longitudinal – dengan pengamatan
berkelanjutan terhadap suatu paparan (exposure) terhadap kelompok
terpapar dan kelompok KONTROL (tidak terpapar).
11. KASUS-KONTROL: Desain penelitian yang mengamati kelompok kasus
dan KONTROL (bukan kasus).
06/09/2021 VALID 3
MASIH INGATKAN BEBERAPA ISTILAH INI?

12. MODEL ETIOLOGIK: Desain penelitian yang ada variabel utama dan
variabel confounding (variabel perancu) dikendalikan.
13. MODEL PROGNOSTIK: Desai penelitian tidak ada variabel utama
(semua variabel dikaji pengaruhnyaterhadap variabel terikat).
14. BESAR MASALAH DIAGNOSTIK (UJI DIAGNOSTIK): menghitung
sensitifitas, spesifitas, nilai duga positif, nilai duga negatif, rasio
kemungkinan positif, rasio kemungkinan negatif dan akurasi.

06/09/2021 VALID 4
POPULASI DAN SAMPEL (REVIEW)

POPULASI TARGET
Validitas Eksterna II
POPULASI TERJANGKAU

Validitas Eksterna Ib
SAMPEL YANG DIINGINKAN
Validitas Eksterna Ia

SAMPEL YANG DIPEROLEH – Validitas interna

06/09/2021 VALID 5
PENGANTAR
• PENGERTIAN VALID

PENELITIAN YANG VALID ADALAH PENELITIAN DENGAN HASIL


YANG DIPEROLEH BERLAKU PADA POPULASI YANG MENJADI
TARGET GENERALISASINYA.
Untuk dapat digeneralisasikan pada populasi target terlebih dulu harus
dapat digeneralisasikan pada populasi TERJANGKAU.
Untuk dapat digeneraisasikan pada populasi terjangkau hasil penelitian
harus dapat digeneralisasikan pada SUBYEK yang diinginkan. Syaratnya
data itu harus SAHIH (VALID) – BENAR - SYAH.

06/09/2021 VALID 6
PENGANTAR
• Syaratnya data itu harus SAHIH.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi KESAHIHAN (VALIDITAS) hasil
penelitian yaitu:
A. VALIDITA SELEKSI
B. VALIDITAS INFORMASI
C. VALIDITAS PENGONTROLAN PERANCU

06/09/2021 VALID 7
A. VALIDITAS SELEKSI
1. APA YANG DIMAKSUD VALIDITAS SELEKSI?

• Validitas seleksi adlah validtas yang bersumber dari cara peng-ambilan


sampel, alokasi sampel, pemilihan kelompok pemban-ding (kontrol), dan
drop out.

• Syarat2 untuk mendapat VALIDITAS SELEKSI yang baik harus ada


komponen sbb:

a. METODE ..............

06/09/2021 VALID 8
A. VALIDITAS SELEKSI
SYARAT2 UNTUK MENDAPAT VALIDITAS SELEKSI YANG BAIK
HARUS ADA KOMPONEN SBB:

a. METODE PENGAMBILAN SAMPEL.


b. PARTICIPATION RATE
c. PEMILIHAN KELOMPOK PEMBANDING PADA KOHORT
d. PEMILIHAN KELOMPOK PEMBANDING PADA KASUS KONROL.
e. ALOKASI SUBYEK PENELITIAN (ALOKASI RANDOM)
f. CONCEALMENT
g. DROP OUT ATAU RETENTION RATE.
h. ANALISIS INTENTION TO TREAT ANALYSIS (ITT)

06/09/2021 VALID 9
KOMPONEN DAN KRITERIA VALIDITAS SELEKSI
NO KOMPONEN VALIDITAS SELEKSI KRITERIA VALIDITAS SELEKSI
1 METODE PENGAMBILAN SAMPEL PROBABILITY DAN RANDOM - SAMPLING
2 PARTICIPATION RATE PARTICIPATION RATE TINGGI
3 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI KLP KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI - TERBAIK
PEMBANDING
4 PEMILIHAN KEL PEMBANDING (KOHORT PEMILIHAN KEL. PEMBANDING (KONTROL) -
& KASUS KONTROL TEPAT
5 ALOKASI SAMPEL (UJI KLINIS) ALOKASI SAMPEL DILAKUKAN DG RANDOM
6 CONCEALMENT (UJI KLINIS) DILAKUKAN METODE CONCEALMENT
7 DROP OUT ANGKA DROP OUT RENDAH
8 MISSING VALUE MISSING VALUE RENDAH
9 INVENTION TO TREAT DILAKUKAN ANALISIS INTENTION TO TREAT
(ITT)

06/09/2021 VALID 10
A. VALIDITAS SELEKSI
1. KOMPONEN VALIDITAS SELEKSI:
a. METODE PENGAMBILAN SAMPEL.
• Untuk jenis penelitian: KOHORT, KASUS-KONTROL, POTONG
LINTANG, MAUPUN UJI KLINIS – PENGAMBILAN SAMPEL
HARUS RANDOM.
• KALAU TDK MUNGKIN RANDOM setidaknya KONSEKUTIF.
• KAPAN TIDAK MUNGKIN RANDOM?
• Jumlah subyek sedikit
• Peneli tidak punya sampling frame (daftar nama subyek yang
harus tersedia sebelum proses randomisasi dilakukan).

06/09/2021 VALID 11
A. VALIDITAS SELEKSI

b. PARTICIPATION RATE
Participation rate adalah subyek yang ikut dalam penelitian dibanding
dengan subyek yag diharapkan untuk ikut dalam penelitian. Makin
tinggi participation rate makin valid (Baik)
Untuk meningkatkan diupayakan dgn:
1) Pelatihan untuk memberikan informed consent kepada anggota penelitian.
2) Bila peneliti tidak bisa menemui calon peserta penelitian, peneliti kembali
mencoba dilain waktu.
3) Bila calon peserta tidak datang peneliti minta untuk kembali di lain wakt.
4) Peneliti kerja sama dengan tokoh masyarakat untuk menjelaskan
penelitian.

06/09/2021 VALID 12
A. VALIDITAS SELEKSI
PARTICIPATION RATE:
• SUBYEK PENELITIAN MEMENUHI KRITERIA INKLUSI DAN
EKSKLUSI:
• Kriteria Inklusi adalah SYARAT2 MENJADI PESERTA PENELITIAN.
• Kriteria Eksklusi adalah seseorang YANG SUDAH MEMENUHI
SYARAT SEBAGAI PESERTA PENELITIAN tetapi HARUS
DIKELUARKAN.
• SYARAT UMUM “KRITERIA INKLUSI”
• SYARAT UMUM “KRITERIA EKSKLUSI”

06/09/2021 VALID 13
A. VALIDITAS SELEKSI
• PARTICIPATION RATE:
• SYARAT UMUM “kriteria inklusi”

• Karakteristik subyek yang menjadi target penelitian.


• Karakteristik subyek yang berpotensi akan memperoleh pengobatan
pada uji klinis.
• Kesediaan subyek untuk ikut serta dalam penelitian.
• Subyek yang mempunyai variabel yang akan dikontrol dengan
RESTRIKSI.
• Karakteristik subyek yang sesuai dijadikan kelompok pembanding.

06/09/2021 VALID 14
A. VALIDITAS SELEKSI
• SYARAT KRITERIA EKSKLUSI:
• KARAKTERISTIK SUBYEK yang bila ikut serta dalam penelitian
akan membahayakan keselamatan subyek.
• Subyek yang mempunyai variabel yang akan dikontrol dengan restriksi.
• Subyek yang mempunyai karakteristik yang menyebabkan pengukuran
tidak dilakukan secara valid.

• KAITAN KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI DENGAN VALIDITAS.


• Agar supaya hasil pengukuran penelitian VALID terhadap nilai-nilai
pada POPULASI TERJANGKAU.

06/09/2021 VALID 15
A. VALIDITAS SELEKSI

c. PEMILIHAN KELOMPOK PEMBANDING PADA KOHORT


• Pada penelitian KOHORT – KARAKTERISTIK kelompok terpajan
dan tidak terpajan harus sama, KECUALI status keterpajanan yang
sedang diteliti.
• Kelompok PEMBANDING bisa diambil dari internal maupn
eksternal.
Pembanding internal diambil dari kelompok pada tempat dan waktu
yang sama, pembanding eksternal berasal dari tempat berbeda.
Kelompok pembanding internal secara alami tidak terpajan.

06/09/2021 VALID 16
A. VALIDITAS SELEKSI

• Bila tidak ada kelompok internal tidak diperoleh bisa dari eksternal
asal memiliki karakteristik sama dengan kelompok terpajan.
Bila pemilihan kelompok pembanding tidak tepat maka akan terjadi
BIAS.

06/09/2021 VALID 17
A. VALIDITAS SELEKSI
d. PEMILIHAN KELOMPOK PEMBANDING PADA KASUS KONROL.
• Syarat pembanding (kontrol) pada Penelitian KASUS-KONTROL:
1) Tidak mengalami penyakit yang diderita kasus.
2) Berasal dari sumber populasi yang sama dengan kasus.
3) Tidak diketahui mempunyai kemungkinan lebih besar atau lebih
kecil untuk mengalami faktor yang akan diteliti (faktor risiko).
Mis. penderita peny. Emfisema tdk bisa menjadi kontrol pny. TB).
4) Bisa saudara kembar atau tetangga pasien (population control).
5) Kontrol diambil dari pasien yang berkunjung di RS yang sama
yang tidak berpenyakit sama atau mirip dengan penyakit KASUS
(hospital based control).

06/09/2021 VALID 18
A. VALIDITAS SELEKSI
e. ALOKASI SUBYEK PENELITIAN (AOKASI RANDOM)
• Alokasi random dikenal pada penelitian dengan desain UJI KLINIS.
• Ada 2 jenis random:
• Simple Random Sampling (SRS),
• Randomisasi Blok.

KEUNTUNGAN Randomisasi Blok:


1) Kesetaraan jumlah subyek terdestribusi pada masing2 kelompok.
2) Cocok untuk analisis pada saat penelitian masih berlangsung
(analisis interim).

06/09/2021 VALID 19
A. VALIDITAS SELEKSI
f. CONCEALMENT

• Concealment dapat meningkatkan suatu UJI KLINIS


• Concealment adalah prosedur untuk menyembunyikan informasi
tentang HASIL RANDOMISASI **)
• Dilakukan dengan cara Tabel RANDOMISASI.
• Metode yang sering digunakan: SNOSE (sequentially, numbered,
opaque, sealed envelope)

**) CONSEALMENT BERBEDA DENGAN METODE RANDOMISASI


DAN BLINDING.

06/09/2021 VALID 20
A. VALIDITAS SELEKSI
f. CONCEALMENT
• Concealment dapat meningkatkan suatu UJI KLINIS
• Concealment adalah prosedur untuk menyembunyikan informasi tentang HASIL
RANDOMISASI **)
• Dilakukan dengan cara Tabel RANDOMISASI.
• Metode yang sering digunakan: SNOSE (sequentially, numbered, opaQue, sealed envelope)

**) CONSEALMENT BERBEDA DENGAN METODE RANDOMISASI DAN


BLINDING.
• RANDOMISASI ADALAH PROSEDUR UNTUK MENENTUKAN
URUTAN ALOKASI SUBYEK KEDALAM KELOMPOK
PENELITIAN.
• BLINDING ADALAH PROSEDUR UNTUK MENYEMBUNYIKAN
INFORMASI TTG OBAT YANG DIBERIKAN.

06/09/2021 VALID 21
A. VALIDITAS SELEKSI
g. DROP OUT ATAU RETENTION RATE.
• Suatu penelitian mempunyai validitas tinggi apabila retention rate
(drop out rendah).
• Upaya-2:
• Subyek berdomisili yg mudah dijangkau peneliti.
• Mudah dihubungi peneliti baik langsung maupun lewat
keluarganya.
• Hubungi sehari sebelum kontrol ke RS.
• Buat kartu kunjungan.
• Peneliti melakukan kunjungan rumah bila subyek absen.

06/09/2021 VALID 22
A. VALIDITAS SELEKSI
h. ANALISIS INTENTION TO TREAT ANALYSIS (ITT)
• Pada uji klinis ada 2 macam analisis:
1) On treatmen analysis (OTA) – analisis pada semua subyek YANG
MENGIKUTI PENUH penelitian.
2) ITT – menganalisis semua subyek penelitian yang telah
dirandomisasi baik yang mengikuti penuh sampai selesai maupun
yang loss to follow up, menolak melanjutkan, meninggal sebelum
selesai penelitian – dimasukkan ke dalam kelompok “gagal
terapi”.

06/09/2021 VALID 23
B. VALIDITAS INFORMASI
1. PENGERTIAN:
Validitas Informasi Adl Validitas Yang Bersumber Dari Berbagai
Komponen Yang Berkaitan Dengan Pengukuran.
2. CARA MEMPEROLEH INFORMASI YANG VALID:
a. LAKUKAN BINDING
b. PILIH PENGUKUR ATAU PENGAMAT YANG KOMPETEN
c. GUNAKAN ALAT UKUR YANG SAMA
d. GUNAKAN ALAT UKUR YANG VALID DAN RELIABEL
e. LAKUKAN CARA PENGUKURAN YANG SAMA

06/09/2021 VALID 24
KOMPONEN DAN CARA MEMPEROLEH INFORMASI YANG VALID

NO KOMPONEN CARA MEMPEROLEH INFORMASI VALID


1 PENGUKUR a. BINDING (PENYAMARAN) b. PENGAMAT KOMPETEN
c. PELATIHAN CUKUP BAIK d. STANDARISSI KEMAMPUAN
e. PENILAIAN KONSISTEN antar PENGAMAT
f. PENILAIAN KONSISTEN intra PENGAMAT
2 SUBYEK PENELITIAN DILAKUKAN BINDING
3 ALAT UKUR 1. ALAT UKUR VALID 2. KALIBRASI ALAT UKUR
3. GUNAKAN ALAT UKUR SAMA
4 CARA UKUR CARA PENGUKURAN SERAGAM
5 APA YANG DIUKUR DEFINISI YANG DIUKUR JELAS
6 WAKTU PENGUKURAN KAPAN (WAKTU) PENGUKURAN JELAS
7 TEMPAT PENGUKURAN TEMPAT PENGUKURAN HARUS JELAS
(MISAL: LABORATORIUM TELAH TERSERTIFIKASI)
NO. 1 – 7 DALAM PROPOSAL TERDAPAT DALAM SUB BAB DEFINISI OPERASIONAL

06/09/2021 VALID 25
B. VALIDITAS INFORMASI
1. KOMPONEN PENGUKUR:
a. BINDING (Penyamaran) – PENGAMAT TIDAK BOLEH TAHU status
alokasi subyek (Penelitian Uji Klinis) atau status subyek apakah sebagai
KASUS atau KONTROL (PEMBANDING) (pada peneltian: kasus-
kontrol, potong lintang dan uji diagnostik).
b. PENGUKUR DAN PENGAMAT YANG KOMPETEN
Pelatihan yang cukup sebelum penelitian.
c. PELATIHAN YANG CUKUP
d. Penyamaan kemampuan (STANDARISASI)
e. Uji kesesuaian intra PENGAMAT (OBSERVER) – untuk melihat
konsistensi pengukuran.
f. Uji kesesuaian antar PENGAMAT – untuk melihat kesamaan kemampuan
dalam mengukur.
06/09/2021 VALID 26
B. VALIDITAS INFORMASI
2. BINDING (PENYAMARAN) PADA SUBYEK PENELITIAN

VALIDITAS INFORMASI KURANG karena SUBYEK PENELITIAN


TAHU dalam ALOKASI SUBYEK (pada uji klinis, serta status subyek pada
kasus-kontrol, potong lintang dan uji diagnostik).
CARA MENGATASI:
• Dengan BINDING – atau PENYAMARAN SATUS SUBYEK

06/09/2021 VALID 27
B. VALIDITAS INFORMASI

3. KOMPONEN ALAT UKUR:


a. Alat uku DIKALIBRASI dulu sebelum digunakan
b. Bila menggunakan alat ukur lebih dari satu gunakan alat ukur YANG
SAMA (dikalibrasi dulu sebelum digunakan)
c. GUNAKAN ALAT UKUR YANG VALID DAN RELIABEL (andal-
dapat dipercaya).
1) Valid ISI
2) Valid MUKA
3) Valid KONSTRUK

06/09/2021 VALID 28
B. VALIDITAS INFORMASI
1) Valid ISI
• Memuat lengkap apa yang hendak diukur.
• Kembangkan dulu kerangka teori dgn lengkap – konsultasi pakar –
perbaiki.
2) Valid MUKA
• Subyek penelitian mengisi kuesioner dgn perasaan positif, paham semua
pertayaan, mengisi dengan waktu yg efisien.
• Lay out kuesioner baik – menarik.
• Diuji coba (utk meningkatkan RELIABILITAS)
3) Valid KONSTRUK – memerlukan validitas dan reliabilitas yang
dikaji dgn parameter statistik (Tidak semua kuesioner perlu
validitas KONSTRUK.

06/09/2021 VALID 29
B. VALIDITAS INFORMASI

4. CARA PENGUKURAN YANG SERAGAM

• Cara menggunakan alat ukur )instrumen penelitian) harus seragam apabila


dilakukan oleh lebih dari satu petugas (pengukur)
• Langkah-2:
1) Pelatihan sebelum penelitian
2) Uji kesesuaian intra Pengukur (interviewer) – untuk melihat
konsistensi pengukuran.
3) Uji kesesuaian antar Pengukur (interviewer) – untuk melihat
kesamaan kemampuan dalam mengukur.

06/09/2021 VALID 30
B. VALIDITAS INFORMASI

5. APA YANG DIUKUR

• Apa yang akan diukur harus jelas.


• Kejelasan apa yang akan diukur dalam proposal penelitian
dirumuskan dalam DEFINISI OPERASIONAL.
• Komponen-komponen dalam DEFINISI OPERASIONAL:
 Nama Variabel
 Pengukur
 Alat ukur
 Cara pengukuran
 Skala pengukuran

06/09/2021 VALID 31
B. VALIDITAS INFORMASI

CONTOH DEFINISI OPERASIONAL

NO VARIABEL PENGUKUR ALAT UKUR CARA PENGUKURAN SKALA


DATA
1 Tajam Refraksiones yang Metode Sesuai dengan Numerik
penglihat- sudah terlatih LogMar prosedur baku
an dilakukan secara pengukuran LogMar.
tersamar
2 Kadar Laboratorium yang Flow- Sesuai prosedur Numerik
Interkulin sudah dikalibrasi. citometri pengukuran IL-10
10

BUATLAH CONTOH VARIABEL DARI KUESIONER!!!!!!!!

06/09/2021 VALID 32
B. VALIDITAS INFORMASI
6. WAKTU PENGUKURAN

Kapan waktu pengukuran dijelaskan dalam Proposal Penelitian – yang


disesuaikan dengan DESAIN PENELITIAN:
• Cross sectional (Potong lintang) – pengukuran sesaat
• Case control (Kasus – kontrol) – retrospektif
• Kohort (Prospektif, Retrospektif)
• Uji klinis – prospektif – mengikuti perkembangan
• Uji diagnostik – prospektif – mengikuti perkembangan

06/09/2021 VALID 33
B. VALIDITAS INFORMASI
7. TEMPAT PENGUKURAN

TEMPAT pengukuran dijelaskan dalam Proposal Penelitian – DIMANA


variabel penelitian dilakukan.
• Di Laboratorium yang telah disertifikasi.
• Di tempat tinggal responden.
• Dsb.

06/09/2021 VALID 34
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
1. MODEL KERANGKA KONSEP
a. Model Kerangka konsep ETIOLOGIK
b. Model Kerangka konsep PROGNOSTIK

2. VARIABEL PERANCU
• VARIABEL PERANCU, PENGHUBUNG DAN MODERATOR

3. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU


a. Restriksi
b. Matching
c. Melakukan analisis stratifikasi
d. Melakukan analisis mltivariat

4. PEMBUATAN KERANGKA KONSEP

06/09/2021 VALID 35
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
• Dua orang peneliti melakukan penelitian tentang FAKTOR RISIKO
terjadinya KANKER PAYUDARA.
• Faktor risiko yang diteliti adalah usia, riwayat pada keluarga, riwayat
pemakaian estrogen, riwayat minum alkohol, dan asupan lemak.
• Peneliti pertama, menempatkan variabel RIWAYAT MINUM ALKOHOL
SEBAGAI VARIABEL UTAMA, sementara variabel yang lainnya adalah
variabel covariate (variabel yang berpotensi sebagai perancu atau interaksi).
• Peneliti kedua TIDAK MENETAPKAN ADANYA VARIABEL UTAMA.
• Bagaimana menyusun kerangka konsep keduanya?

06/09/2021 VALID 36
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
1. MODEL KERANGKA KONSEP
a. Model Kerangka konsep ETIOLOGIK

06/09/2021 VALID 37
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
1. MODEL KERANGKA KONSEP
Apa beda kedua kerangka konsep tersebut?

Konsep Etiologik:
Kdudukan Variabel yang diteliti TIDAK SAMA
 Variabel B adl Variabel Bebas
 Variabel C, D, E, F adl Variabel Perancu

Konsep Prognostik
 Variabel B, C, D, E dan F adalah Yang memengaruhi proses
Pengobatan pada uji klinis atau Penelitian eksperimen.

06/09/2021 VALID 38
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
2. VARIABEL PERANCU

• A : VARIABLE BEBAS
• B : VARIABEL TERIKAT
• C, D, F : VARIABEL PERANCU
• E : VARIABEL PENGHUBUNG

06/09/2021 VALID 39
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
2. VARIABEL PERANCU:
• Variabel tersebut BERHUBUNGAN dengan variabel tergan-tung.
• Variabel tersebut BERHUBUNGAN dengan variabel bebas.
• Variabel tersebut BUKAN VARIABEL YANG MEMPERANTARAI
variabel bebas dengan variable tergantung.
• Untuk penelitian eksperimen (uji klinis), variabel perancu adalah
semua variabel yang akan mempengaruhi prognosis pengobatan

06/09/2021 VALID 40
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
3. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU

06/09/2021 VALID 41
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
3. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
a. Restriksi

Umur Ibu Sindrom Down

Urutan Kelahiran
anak

Contoh:
Peneliti akan meneliti hubungan antara umur ibu dengan terjadinya
Sindrom Down. Urutan kelahiran berpotensi sebagai variabel perancu.
Bagaimana cara mengendalikan (merestriksi) urutan kelahiran supaya
tidak berpengaruh pada hubungan variabel tsb?

06/09/2021 VALID 42
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
• CARA RESTRIKSI ADALAH :
 membatasi subjek penelitian pada urutan kelahiran tertentu,
misalnya hanya meneliti urutan kelahiran pertama.
 Dengan demikian, subjek penelitian menjadi homogen, yaitu hanya
melibatkan anak kelahiran pertama.
 Metode restriksi ini dikenal juga dengn metode homogenisasi.
• Kapan dilakukan?
 Pada waktu menentukan kriteria subyek penelitian (Menentukan
KRITERIA INKLUSI dan EKSKLUSI)

06/09/2021 VALID 43
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
• Keuntungannya:
 Variabel perancu sudah dikontrol (tak berpengaruh) pd. Var. terikat.

• Kelemahan:
 Generalisasi penelitian hanya berlaku pada anak pertama.
 Pada umumnya, variabel yang dikontrol dengan cara restriksi adalah
variabel yang prevalensinya kecil
 Sehingga tidak terlalu ‘menganggu’generalisasi penelitian.

06/09/2021 VALID 44
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
b. Matching

Pengontrolan variabel perancu dengan cara matching dapat dilakukan


pada
• metode PENGAMBILAN SAMPEL dan
• PADA DESAIN – cross over (perlakuan pada kasus dan kontrol
bergantian/silang)

Bertujuan
• Menghilangkan confounder/perancu yang kuat
• Menghilangkan confounder yang sulit diukur

Karakteristik yang di kontrol: (match)


06/09/2021 VALID 45
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
b. Matching

Karakteristik yang di kontrol: (match)


• Kesamaan geografis
• Kesamaan usia (sebaya)
• Kesamaa ras
• Kesamaan sex.

06/09/2021 VALID 46
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
c. Melakukan ALOKASI RANDOM (RANDOMISASI)
• Pengontrolan variabel perancu pada uji klinis dilakukan dengan cara
RANDOMISASI (ALOKASI RANDOM).
• Dengan randomisasi, faktor-faktor yang mempengaruhi prog-nosis
pengobatan diharapkan terdistribusi secara seimbang antara
kelompok.
• Bagaimana cara melakukan randomisasi telah dibahas pada saat
membahas validitas seleksi.
• Randomisasi pada saat alokasi subjek penelitian selain ber-peran
untuk mengontrol variabel perancu juga untuk menjaga validitas
seleksi.

06/09/2021 VALID 47
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
d. Melakukan analisis
Ada dua metode analisis untuk mengontrol variabel perancu yaitu
analisis stratifikasi dan analisis multivariat.
• ANALISIS STRATIFIKASI dipilih apabila variabel perancu hanya
satu.
• ANALISIS MULTIVARIAT umumnya dipilih bila jumlah variabel
perancu lebih dari satu variabel.

06/09/2021 VALID 48
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
Melakukan analisis multivariat

• TUJUAN ANALISIS MULTIVARIAT adalah untuk mendapatkan


variabel-variabel apa saja yang berhubungan dengan variabel
tergantung.
• Analisis multivariat desain etiologik BERTUJUAN UNTUK
MENGONTROL VARIABEL PERANCU.
• Analisis multivariat:
• Multivariat regresi LINEAR – VARIABEL tergantung numerik.
• Multivariat regresi LOGISTIK – VARIABEL tergantung kategorik

06/09/2021 VALID 49
C. METODE MENGONTROL VARIABEL PERANCU
PENGONTROLAN VARIABEL PERANCU DALAM
ILUSTRASI DALAM KERANGKA KONSEP

Variabel utama E I
F J
Variabel terikat G K
H L
 
Variabel perancu yang akan
Dikontrol dlm analisis X X

A
Variabel perancu yang akan
B
dikontrol dengan restriksi
C
Variabel perancu yang tidak dikontrol D

06/09/2021 VALID 50
D. VALIDITAS EKSTERNA
1. LEVEL GENERALISASI
2. SYARAT VALIDITAS EKSTERNA YANG BAIK

06/09/2021 VALID 51
D. VALIDITAS EKSTERNA
1. LEVEL GENERALISASI

Apakah hasil penelitian tersebut dapat digeneralisasikan?


Ada beberapa syarat agar suatu hasil penelitian pada sampel dapat
digeneralisasikan kepada populasi:
a. Validitas interna (sampel yang diperoleh mewakili sampel yang diinginkan)
b. Validitas eksterna I (sampel yang diperoleh mewakili populasi
TERJANGKAU)
c. Validitas eksterna II (populasi terjangkau mewakili populasi TARGET)???
PERAN SAMPEL DAN PENGAMBILAN SAMPEL dalam proses
GENERALISASI adalah pada VALIDITAS INTERNA dan VALIDITAS
EKSTERNA I.
06/09/2021 VALID 52
D. VALIDITAS EKSTERNA
1. Validitas interna (Val. Interna baik bila JUMLAH anggota sampel yang
diperoleh sama dengan jumlah sampel yang diinginkan (dapat diuji
statistik ttt.) – perkecil drop out.
2. Validitas eksterna I (sampel yang diperoleh mewakili populasi terjangkau)
 Val. Eksterna I baik bila BESAR SAMPEL CUKUP dan metode sampling
dengan PROBABILITIK.
3. Validitas eksterna II (populasi terjangkau mewakili populasi TARGET)
 Tak ada metode statistik yang dapat menjawab apakah pop terjangkau
mewakili pop taget. Dapat dijawab dengan logika AKADEMIS.

06/09/2021 VALID 53
D. VALIDITAS EKSTERNA

Beberapa Jenis Validitas Eksterna (Dibahar belakangan)

06/09/2021 VALID 54
D. VALIDITAS EKSTERNA
2. SYARAT VALIDITAS EKSTERNA YANG BAIK
Untuk mendapatkan validitas eksterna yang baik ada beberapa syarat:
a. Penelitian harus mempunyai validitas INTERNA yang baik.
b. Sehingga Penelitian memiliki validitas EKSTERNA yang baik.

Syarat Validitas EKSTERNA yang baik:

06/09/2021 VALID 55
D. VALIDITAS EKSTERNA
2. SYARAT VALIDITAS EKSTERNA YANG BAIK
a. Penelitian itu sendiri harus mempunyai VALIDITAS INTERNA YANG BAIK.
b. Penelitian harus mempunyai VALIDITAS EKSTERNA YANG BAIK.
Validitas eksterna, Ia dikatakan baik apabila:
1) Subjek yg diteliti “TIDAK BERBEDA” dengan subjek yang diinginkan.
2) Validitas eksterna: Ia – participation rate BESAR.
3) Validitas eksterna: Ia – drop out KECIL.
c. Validitas eksterna : 1b baik - besar sampel terpenuhi (probability sampling) dan
pengambilan sampel dilakukan secara random.
d. Penelitian harus mempunyai validitas eksterna II yang baik.
Validitas eksterna II dikatakan baik apabila AKAL SEHAT dapat menerima
generalisasi terhadap populasi target

06/09/2021 VALID 56
SELAMAT BELAJAR

06/09/2021 VALID 57

Anda mungkin juga menyukai