Anda di halaman 1dari 25

Analisis Sinyal Suara

Jantung
BASUKI RAHMAT, S.T, M.T
TEKNIK BIOMEDIKA
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
Pokok Bahasan :

 Analisis Spektral dan Wavelet sinyal suara jantung


 
 Pengolahan dan Analisis dalam Domain Waktu f0
 Hasil Analisis
 Resume
Analisis Spektral dan Wavelet Sinyal
Suara Jantung
 Sampai saat ini dokter menggunakan sinyal suara
jantung untuk memantau kinerja jantung dengan
menggunakan stetoskop. Penggunaan stetoskop
menghasilkan suara yang lemah sehingga untuk diagnosis
diperlukan kepekaan dan pengalaman dokter. Lagi pula
hasil diagnosis sangat dipengaruhi oleh subyektivitas
dokter.
 Dengan sistem diagnosis terbantu komputer, diharapkan
bahwa diagnosis dapat menjadi lebih obyektif.
Suara Jantung
 Suara jantung yang didengar oleh dokter dengan
menggunakan stetoskop sebenarnya terjadi pada saat
penutupan katup jantung.

 Kejadian ini dapat menimbulkan anggapan yang keliru


bahwa suara tersebut disebabkan oleh penutupan daun
katup tersebut, tetapi sebenarnya disebabkan oleh efek
arus pusar {Eddy) di dalam darah akibat penutupan
katup tersebut.
 Detak jantung rnenghasilkan dua suara yang berbeda
yang dapat didengarkan pada stetoskop, vang sering
dinyatakan dengan lub-dub. suara lub disebabkan oleh
penutupan katup tricuspid dan mitral (atrioventrikular)
yang memungkinkan aliran darah dari atria (serambi
jantung) ke ventrikel (bilik jantung) dan mencegah aliran
balik.
 Umumnya hal ini disebut suara jantung pertama (s1),
yang terjadi hampir bersamaan dengan timbulnya
kompleks QRS dari elektrokardiogram dan terjadi
sebelum systole (periode jantung berkontraksi)
 Suara dub disebut suara jantung kedua (S2) dan
disebabkan oleh penutupan katup semilunar (aortic dan
pulmonary) yang membebaskan darah ke sistem sirkulasi
paru-paru dan sistemik.. Katup ini tertutup pada akhir
systole dan sebelum katup atrioventrikular membuka
kembali.
 Suara jantung ketiga (S3) sesuai dengan berhentinya
pengisian atrioventrikular, sedangkan suara jantung
keempat (S4) memiliki korelasi dengan kontraksi atrial.
suara S4 ini memiiiki amplitude yang kecil dan komponen
frekuensi rendah.
 Jantung abnormar memperdengarkan suara tambahan yang
disebut mur-mur.

 Murmur disebabkan oreh pembukaan katup yang tidark


sempurna atau stenotic (yang memaksa darah melewati
bukaan sempit), atau oleh regurgitasi yang disebabkan oleh
penutupan katup yang tidak sempurna dan mengakibatkan
aliran balik darah
 Contoh Ragam Gelombang Berbagai Suara Jantung
Ragam
Gelombang Suara
Jantung Normal
(A) dan
Abnormal (B s.d
F)
Analisis Spektral dan Wavelet

 Rapat Spektral Daya (PSD) Pxx(ro) dari sinyal suara jantung xn. d idefinisikan
sebagai berikut:

 Salah satu cara estimasi densitas spektrum daya (PSD) adalah dengan menghitung DFT (discrete
Fourier Transform) atas runtun xn dan kemudian mengambil magnitude kuadrat dari hasil DFT
tersebut
 Komputasi PSD (Power Spectral Density) menjadi sebagai berikut:
Akuisisi Sinyal Suara Jantung
 Sinyal suara jantung yang dihasilkan oleh unit akuisisi didigitalkan dengan
mencuplik sinyal dengan laiu pencuplikan yang lebih tinggi dari dua kali
frekuensi tertinggi sinyal yaitu 1 kHz, Dalam penelitian ini laju
pencuplikan dipilih l0 kHz agar diperoleh resolusi waktu yang cukup. Hasil
akuisisi terlihat Pada gambar berikut.
Pengolahan dan Analisis dalam Domain Waktu

Pengolahan sinyal suara jantung dalam domain


(kawasan) waktu dilakukan untuk mengukur laju
iantung dalam detak per menit dan jarak Antara
suara jantung l(S1)dan suara-jantung 2(S2).
Langkah pengolahan adalah sebagai berikut:

 Sinyal x(n) dilewatkan pada detektor ambang untuk menghapus sinyal yang
amplitudenya di bawah ambang seperti derau dan memberikan keluaran y1(n)
sebagai berikut:
Y1 (n) = 1 bila |x(n)| ≥ th
= 0 bila |x(n) |< th
 Dengan th adalah nilai ambang yang dipilih. Dalam kasus ini dipilih th = 0.1
 Suatu lendela waktu dengan panjang N digerakkan sepanjang sinyal untuk
mencari rerata dari sinyal di dalam jendela:

 dengan n : 0, 1, 2, .... L-1 dan L adalah


panjang sinyal. Dalam kasus ini L
adalah panjang sinyal dalam satu
bingkai (frame) yaitu 20.000 cuplikan.
Hasil pererataan ini adalah pulsa-pulsa
yang menunjukkan S1 dan S2 seperti
pada gambar.
 Pengukuran periode detak (T) dan interval antara S1 dan S2 dilakukan
dengan pendeteksian lereng positif pada sinyal tererata. Titik waktu
pengukuran ditentukan dengan mencari perpotongan garis ambang
amplitude yang dipilih dengan lereng positif. Deteksi lereng positif
dilakukan sebagai berikut:
 y3 (n) = 1 untuk y2 (n+1) - y2 (n) ≥ 0
= 0 untuk y2 (n+ l) - y2 (n) < 0

 Dengan menghitung cacah cuplikan antar lingir (edge) positif dan


berdasarkan laju pencuplikan 10000 cuplikan/detik dapat ditentukan periode
detak jantung (T) = 0,7O2 detik, interval S1-S2 = 0,02 detik, dan laju jantung :
60/T = 85,4O9 detak/menit (bpm). Hasil pengukuran tersebut menunjukkan
bahwa sistem dapat digunakan untuk analisis dalam domain waktu.
Hasil Analisis
 Analisis dalam Domain Frekuensi

 Sinyal suara jantung hasil akuisisi kemudian diolah dengan transformasi Fourier
Diskret (2) untuk mencari Rapat Spektral Dayanya (PSD) nya. Pxx : Abs(FFT
(x))'z (s.1 0)
 Hasil PSD yang diperoleh dengan menggunakan algoritma Welch terlihat pada
Cambar 5.8. Dari analisis spektral diperoleh lebar-bidang frekuensi sinyal suara
jantung tersebut adalah 'l 95,31 2 Hz yang masih dalam batas normal.
 Analisis menggunakan Transformasi Wavelet

 Sinyal suara jantung hasil akuisisi dikenai transformasi wavelet (5.5) dengan
menggunakan wavelet penganalisis tipe Morlet berikut: F ( p osis i, skalal = j 7
g1r1p o sisi, skala, t)dt (s.11)
 Penggunaan tipe ini dapat memberikan nilai koefisien paket wavelet yang besar,
sehingga dapat untuk mendeteksi pola waktu-frekuensi sinyal.
 Gambar 5.9 menunjukkan spektrum (skala) menyebar menurut waktu. Suara
jantung S, menyebar dalam rentang skala kira-ki ra 192-512 atau dalam rentang
frekuensi (frekuensi pencuplikan l0kHz dibagi skala) kira-kira 19,53-52,0 Hz.
Sedangkan suara jantung S, dalam rentang skala kira-kira 512-256 atau frekuensi
kira-kira 19,53-104 Hz. Interval suara jantung S, dan S, kurang dari 0,'l detik dan
periode detak (I) kira-kira 0,7 detik.
Hasil analisis untuk sampel A, B, dan C adalah sebagai berikut :

 Sampel A (perempuan, 29 tahun):  Sampel B (laki-laki,50 tahun):

Periode detak = 0,7025 detik Periode detak = 0,615 detik.


lnterval S1- S2 = 0,02 detik. lnterval S1- S2 = 0,254 detik.
Laju jantung = 85,40 detak/menit Laju jantung = 97,4 detak/menit
Lebar bidang (BW) = 195,3 Hz. Lebar bidang (BW) = 195,3 Hz.
Sebaran spektrum S1 = 19 - 52 Hz Sebaran spektrum 51 = 19 - 52 Hz.
Sebaran spektrum S2 = 19 - 104 Hz Sebaran spektrum 52 = 1 9 - 156H2.
 Sampel C (anak laki-laki, 1O tahun):

Periode detak = 0,804 detik.


lnterval S1-S2 = 0,306 detik.
Laiu jantung = 74,5 detak/menit
Lebar bidang (BW) = 156,25 Hz.
Sebaran spektrum S1 = 19 - 78 Hz.
Sebaran spektrum S2 = 19 - lO4 Hz.
Resume
 Untai akuisisi memerlukan komponen Op-Amp berderau rendah karena sinyal
suara jantung yang dideteksi oleh mikrofon sangat lemah dalam orde beberapa
mV, Butterworth orde-4. Pengolahan sinyal yang dilakukan adalah
peningkatan ciri untuk analisis domain waktu.
 Analisis domain waktu untuk menentukan laju jantung, dan interval S1 dan S2
memerlukan jendela pererataan yang bergerak dan perambangan. Lebar
jendela dan nilai ambang harus dipilih dengan baik agar diperoleh hasil yang
diharapkan, Analisis domain frekuensi untuk menentukan lebar bidang
frekuensi memerlukan pererataan spektrum untuk mengurangi varians
spektrum daya. Analisis gelombang-singkat untuk mengamati penyebaran
spektrum menurut waktu memerlukan fungsi wavelet yang sesuai agar
diperoleh nilai koefisien yang besar.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai