Anda di halaman 1dari 29

Selamat Pagi

KELAS X MIPA 3 & X MIPA 4


Kompetensi Dasar
● Menampilkan pertunjukan musik tradisional yang mengiringi tarian.

Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK)
● Mendeskripsikan ragam alat musik tradisional Indonesia yang mengiringi tarian.
● Mengamati berbagai alat musik tradisional Indonesia yang mengiringi tarian.
Tujuan Pembelajaran
● Siswa dapat mendengarkan alat musik tradisional yang disajikan oleh guru.
● Siswa dapat membaca not dari lagu yang akan disajikan.
● Siswa dapat menjelaskan maksud dari pertunjukan yang disajikan.

Materi Pembelajaran
● Menampilkan alat musik Gambus Riau untuk mengiringi lagu selayang pandang sebagai
musik iringan tarian zapin
● Menampilkan alat musik Suling Lembang untuk mengiringi lagu angin mamiri sebaga musik iringan
tarian Mamarakka
Penilaian Pembelajaran
● Tes tertulis
● Penilaian kinerja
Revi
ew
“SULING LEMBANG & GAMBUS MELAYU”
01
Tempat Asal
“Suling Lembang
& Gambus
Melayu”
Suling Lembang
=
“Dalam kalangan masyarakat
Toraja alat musik tiup dikenal
dengan sebutan suling Lembang.”

Gambus Melayu
=
“Musik gambus merupakan salah
satu kesenian daerah yang terdapat
di Sungai Apit Kabupaten Siak,
Riau. Musik gambus umumnya
dibawakan oleh orkes gambus.”
02
Organologi “Suling
Lembang &
Gambus Melayu”
“Suling Lembang”

Tanduk Kerbau Daun Lontar Bambu Bulo


Pada bagian ujung Pada bagian ujung atas Pada bagian tubuh
bawah tempat tempat untuk Suling Lembang.
keluarnya udara. meniup/masuknya
udara.
“Gambus Melayu”

Kayu Nangka Kulit Kambing Plastik Senar Nylon


Pada Bagian Tubuh, Pada bagian penghasil Sebagai bahan dasar Sebagai salah satu
atau kayu yang resonansi. Pick penghasil suara.
digunakan secara
keseluruhan.
03
Intramusikal
“Suling Lembang”
& Penyajian yang
Baik serta Nada
yang dihasilkan
“Gambus Melayu”
“Suling Lembang”
Ritme: Pada lagu suling lembang
menggunakan ritme yang disesuaikan
dengan ritme lagu yang dimainkan, seperti
dalam penelitian ini lagu yang dimainkan
yaitu lagu Marendeng Marampa’ dengan
ritme 4/4. Untuk satu lagu yang dimainkan
suling lembang, dimainkan sebanyak 3 kali
pengulangan lagu.
“Suling Lembang”
Melodi: Melodi yang di gunakan
oleh pemain suling lembang yaitu melodi
unisono atau bunyi yang sama yang
dimainkan secara bersama-sama. Seperti
pada suling lembang ini, lagu dimainkan
dengan satu suara bersama dengan suling
lembang lainnya, disesuaikan dengan lagu
yang dimainkan.
“Suling Lembang”
Harmoni: Dapat diartikan sebagai
keselarasan pada sebuah karya seni musik,
sedangkan harmonisasi adalah proses
usaha yang ingin membuahkan keindahan
suatu melodi. Harmoni merupakan elemen
yang sangat penting dalam teknik
pembuatan karya musik sebagai wadah
melodi.
“Suling Lembang”
Tempo: tempo yang sering
digunakan yaitu disesuaikan dengan lagu
yang dimainkan, seperti lagu yang
temponya cepat, sedang dan lambat.
Khususnya dalam penelitian ini tempo
yang digunakan yaitu tempo sedang pada
lagu Marendeng Marampa’. Passuling
lembang sudah memahami setiap tempo
yang digunakan pada saat penyajiannya
dengan menyesuaikan lagu yang di
bawakan.
“Suling Lembang”
Dinamika: Seperti pada suling
lembang dinamika yang sering digunakan
yaitu disesuaikan dengan dinamika lagu
yang dimainkan, seperti lagu Marendeng
Marampa mengunakan dinamika yang
lebih dominan pada dinamika piano dan
forte.
“Suling Lembang”
Dinamika: Seperti pada suling
lembang dinamika yang sering digunakan
yaitu disesuaikan dengan dinamika lagu
yang dimainkan, seperti lagu Marendeng
Marampa mengunakan dinamika yang
lebih dominan pada dinamika piano dan
forte.
“Gambus Melayu”
Penyajian yang Baik:
“permainan gambus yang baik tidak
hanya kemampuan si pemain gambus dan
penghafalan lagu, tetapi penghayatan
ataupun naluri musical si pemain gambus
juga sangat penting. Apabila perasaan si
pemain membawakan lagu dengan
penghayatan, maka semakin sempurnalah
rasa yang dituangkan dalam lagu
tersebut.”
“Gambus Melayu”
Penyajian yang Baik:
“Faktor instrument gambus yang
digunakan cukup berpengaruh dalam
penyajian permainan, semakin baik
kualitas instrument gambus yang
digunakan, maka faktor tersebut sangat
mendukung dalam permainan gambus
yang baik.”
“Gambus Melayu”
Penyajian yang Baik:
● Menyimpan pada tempat yang kering
dan dibungkus dengan kain.

● Bagian kuda-kuda/cedak sebagai


pembatas senar di bagian perut sebaiknya
diturunkan.

● Gambus di oleskan minyak kayu putih.


“Gambus Melayu”
Nada yang dihasilkan:
● Senar 1 nada dasar D (paling bawah)
● Senar 2 nada dasar A
● Senar 3 nada dasar E,
● Senar 4 nada dasar B
● Senar 5 nada dasar E rendah (paling atas)
04
Peranan/fungsi
“Suling Lembang
& Gambus
Melayu”
“Suling Lembang”
• Perlengkapan • Fungsi Penyambutan
Ritual Tamu

• Fungsi
Komunikasi • Fungsi Hiburan
“Gambus Melayu”
• Fungsi Pengungkapan
Emosional • Fungsi Reaksi Jasmani
• Fungsi penghayatan • Fungsi yang berkaitan dengan
Estetis reaksi sosial

• Fungsi pengesahan lembaga sosial


• Fungsi Hiburan dan upacara keagamaan
• Fungsi kesinambungan
• Fungsi Komunikasi budaya
• Fungsi Pengintegrasian
• Fungsi Perlambangan masyarakat
05
Sejarah singkat
“Suling Lembang
& Gambus
Melayu”
“Suling Lembang”
A lat musik tiup ini telah lama berkembang di kalangan masyarakat Toraja, dimulai pada zaman penjajahan
Belanda pada tahun 1920, namun belum sepenuhnya menjadi alat musik tiup yang harmonis. Pada awalnya alat
musik tiup ini dirintis oleh anak-anak gembala yang merasa jenuh dan bosan karena sedang menunggu padi di
sawah beserta kerbau-kerbaunya, mereka kemudian membuat alat musik tiup dari batang padi. Untuk lebih
jelasnya, suling lembang ini dalam perkembangannya melalui 4 tahap yaitu, Pertama-tama para anak gembala
membuat alat musik tiup ini dari batang padi yang telah menguning yang kemudian mereka menyebutnya dengan
pelle’ (alat musik tiup dari batang padi) dengan panjang 5cm, yang ujungnya dilubangi, dan tempat untuk
meniupnya dililiti dengan daun padi para anak gembala kemudian mengembangkannya dengan cara ujung tempat
untuk meniup dililiti dengan daun ijuk atau pohon kelapa, karena dengan itu semakin besar lilitannya maka
semakin bas pula bunyinya. Pada dasarnya para anak gembala merasa bahwa musim padi hanya terjadi satu kali
tiap tahun, jadi mereka tidak akan dapat lagi menjumpai batang-
“Suling Lembang”
P adi tiap harinya untuk dibuatkan pelle (alat musik tiup dari batang padi). Maka mereka kemudian berinisiatif
dengan membuat alat musik tiup baru yang terbuat dari tanah liat dengan panjang 10 cm dan diameter 2 cm,
dengan diberi 4 lubang dan satu bagian atas suling tempat untuk meniup. Alat musik tiup dari tanah liat tersebut
diberi nama dengan bassen-bassen. Karena zaman dahulu para anak gembala belum mengenal adanya solmisasi
dan tidak adanya pendidikan, jadi mereka memainkan alat musik tiup ini dengan filing mereka sendiri, dimainkan
saja dengan mengikuti alur bunyi suatu nyanyian. Berkembang dari itu, dengan adanya upacara rambu tuka’ di
Toraja’, dan para anak gembala yang datang membawa bassen-bassen ke upacara adat tersebut, alat musik tiup ini
mereka mainkan dengan mengikuti irama lagu yang bernuangsa gembira.
“Gambus Melayu”
A lat musik ini sudah ada sejak perkembangan islam masuk ke pesisir yang lebih dikenal dengan nama oud.
Oud tersebut adalah nama alat musik petik yang berasal dari arab. Alat musik tersebut adalah hasil dari akulturasi
dari daerah lain yang kemudian beradaptasi dengan wilayah setempat sehingga masyarakat/ pemain alat musik
tersebut terinspirasi
untuk membuat alat musik tersebut. Pada era tahun 70 an group gambus bernama al watta adalah salah satu group
yang terkenal didaerah medan labuhan. Menurut beliau alat musik tersebut semakin dikenal, apalagi alat musik
tersebut sebagai pembawa melodi dalam pertunjukan zapin.misalnya dalam acara pesta perkawinan, sunatan, acara
hiburan dll. Di era 80 an alat musik ini sudah mulai pudar/kehadirannya tidak begitu popular. Di era 90 an alat
musik tersebut sudah mulai lagi ditampilkan dengan berbagai acara hiburan hingga sampai saat ini, gambus sudah
bergabung dengan alat musik elektrik seperti Keyboard. Beliau mengatakan untuk pemain alat musik gambus yang
cukup baik untuk saat ini adalah Nasri effas, Syahrial Felani, Anton sitepu, Irwansah, Robinho, dll. , Di Deli
serdang terdapat beberapa orang yang dapat membuat alat musik gambus yaitu Syahrial Felani, Bambang, dan
Budi. Beliau mengatakan di tahun era 80-an gambus buatan yang salah satunya adalah bapak Syahrial Felani
merupakan bentuk – bentuk perkembangan gambus yang sudah ada yang dikenal, dengan bentuk gambus belalang.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai