Anda di halaman 1dari 53

PERKEMBANGAN TERKINI PROFESI

BIDAN DAN PERUBAHAN KEBIJAKAN


YANG BERKAITAN DENGAN
PELAYANAN KEBIDANAN
IKATAN BIDAN
INDONESIA (IBI)

Struktur Organisasi – Berdiri 24 Juni 1951


- PP : 1 di Jakarta
- PD : 34 Propinsi
- PC : 497 di Kabupaten / Kota
- PR : 2562 Kecamatan, institusi
pelayanan/ pendidikan
- Jumlah Bidan : > 353.003 (MTKI Nov.2015)
- Jumlah BPM : >40.000
IKATAN BIDAN INDONESIA
Bidan Adalah
tenaga professional yang bertanggung jawab
dan akuntabel yang bekerja sebagai mitra
perempuan untuk memberikan dukungan,
asuhan dan nasehat selama masa pra
hamil, hamil, bersalin, nifas dan masa
antara serta memfasilitasi dan memimpin
persalinan normal atas tanggung jawab
sendiri dan memberikan asuhan kepada
bayi dan anak balita

(sumber: AD-ART IBI tahun 2013-2018)


Standar Profesi Bidan
☞ STANDAR KOMPETENSI BIDAN
☞ STANDAR PENDIDIKAN KEBIDANAN
☞STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN
☞ STANDAR PRAKTEK KEBIDANAN

☞ STANDAR ASUHAN KEBIDANAN


☞ STANDAR PENDIDIKAN BERKELANJUTAN
☞ STANDAR ETIK DAN KODE ETIK BIDAN
Kongres IBI ke XIII/ 2013 merumuskan tujuh (7) area
kompetensi Bidan Indonesia (D3 dan Profesi)

1
• Etik legal dan keselamatan pasien

2
• Komunikasi efektif

3
• Pengembangan diri dan profesionalisme

4
• Landasan ilmiah praktek kebidanan

5
• Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan

6
• Promosi kesehatan dan konseling

7
• Manajemen dan kepemimpinan
KODE ETIK BIDAN INDONESIA
Kode etik bidan Indonesia mencakup kewajiban bidan
terhadap (Kepmenkes 369/MENKES/SK/III/2007 )

klien dan
masyarakat

pemerintah,
tugasnya
nusa, bangsa sebagai bidan
dan tanah air

sejawat dan
tenaga
diri sendiri
kesehatan
lainnya

profesi
SISDIKNAS & STANDAR PENDIDIKAN BIDAN GLOBAL
(WHO, ICM, FIGO)
Tuntutan penyediaan bidan profesional.
 2007 dibuka S-1 profesi bidan di UNAIR Surabaya.

 2009 dibuka S-1 profesi bidan di Universitas Brawijaya


Malang
 2012 dibuka S-1 profesi bidan di Unand Padang

Selanjutnya sebagai konsekuensi dari UU GURU DAN DOSEN


tahun 2005, kualifikasi minimal dosen adalah S-2, maka
 2006 dibuka S-2 Kebidanan di UNPAD, Bandung

 2011 dibuka S -2 kebidanan di UNBRA, Malang dan


UNAND,Padang
 2012 dibuka S -2 kebidanan di UNHAS, Makasar.

 2014 dibuka Stikes Aisyiah Jogjakarta


NILAI DASAR DALAM PENDIDIKAN
KEBIDANAN DI INDONESIA
1. Membangun kepercayaan (Trust) dalam proses pendidikan
kebidanan dengan mengembangkan standar-standar yang
dibutuhkan oleh sebuah program pendidikan
2. Melakukan continuous quality improvement (CQI) secara
berkesinambungan
3. Memelihara integritas secara konsisten dan jujur
4. Membentuk suasana akademik yang mensupport life-long
learning
5. Mempromosikan otonomi profesi kebidanan, bidan dan
program pendidikan kebidanan.

Core document ICM tahun 2011 (Global standard for Midwifery Education tahun 2010)
 JALUR PENDIDIKAN AKADEMIK

 Pendidikan kebidanan dapat ditempuh melalui pendidikan


vokasi dan pendidikan profesi (akademik profesi / vokasi
profesi) serta pendidikan akademik
 Pengembangan pendidikan jalur akademik melalui pendidikan
S2 dan S3 kebidanan.
 Jalur akademik dikembangkan untuk memberikan kemampuan
pengembang keilmuan, penelitian, pendidikan dan
manajemen.
 Pendidikan jalur profesi dikembangkan untuk meningkatkan
kemampuan praktik pada jenjang yang lebih tinggi yang
membutuhkan kemampuan kritis dan analisis serta
pengambilan keputusan yang tepat dalam melakukan praktik
kebidanan

Jenis bidan Pendidikan

Bidan pendidikan
Diploma
Vokasi vokasi

Bidan pendidikan •Sarjana,


Profesi akademik •Magister
,
• Doktor
pendidikan • Profesi
profesi • Spesialis
GELAR AKADEMIK
Contoh Penulisan Sebutan /
Jenjang Program Studi Sebutan Gelar
Gelar

Vokasi Ahli Madya


Diploma III - Julia, AMd.Keb
  Kebidanan

Pendidikan profesi Pendidikan akademik/ S.Keb Julia, S.Keb


profesi Bidan Bd. Julia, S.Keb.,Bd
Pendidikan Vokasi/ S.ST Julia, S.ST
Profesi Bidan Bd Julia, S.ST.,Bd

Strata 2 Pendidikan Magister M.Keb M.Keb Julia, Bd., M.Keb


Kebidanan
Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia PER PRES
NOMOR 8 TAHUN 2012

S3 9
S2 Spesialis 8
Profesi 7
S1 D IV
6
D III
5
D II
4
DI
3
Sekolah
Menengah 2 Sekolah Menegah
Umum Kejuruan
12
1
JUMLAH INSTITUSI PENDIDIKAN BIDAN
& ESTIMASI LULUSAN BIDAN
Program Vokasi Sarjana Profesi Magister Doktor Jumlah
Studi

Kebidanan 739 3 3 7 - 752

Asumsi bila 1 program studi mencetak minimal 50 bidan, maka per tahun bidan
yang dihasilkan mencapai 37.600 bidan.
Jumlah bidan menurut MTKI pada November, 2015 mencapai 353.003 bidan.
AKREDITASI PRODI KEBIDANAN
LAM PTKes BAN-PT
Jenjang
Pendidikan Status Jumlah Total Status Jumlah Total
Akreditasi Akreditasi

D-III A - A -

B 41 77 B 61 388
C 36 C 327

D - D -

D-IV A A -

B 1 2 B 3 9
C 1 C 6

D D -

A - A -

Pendidikan Bidan B - - B 1 1
Profesi Bidan
C - C

D - D -

S2 - - B 2 2

Total 79 400

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia


AKREDITASI PRODI KEBIDANAN
LAM PTKes BAN-PT
Jenjang
Pendidikan Status Jumlah Total Status Jumlah Total
Akreditasi Akreditasi

D-III A - A -

B 41 77 B 61 388
C 36 C 327

D - D -

D-IV A A -

B 1 2 B 3 9
C 1 C 6

D D -

A - A -

Pendidikan Bidan B - - B 1 1
Profesi Bidan
C - C

D - D -

S2 - - B 2 2

Total 79 400

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia


Standar Pelayanan Kebidanan:
1. Standar Pengelolaan Penyelenggaraan
Pelayanan Kebidanan
2. Standar Asuhan Kebidanan
3. Standar Praktik Bidan
4. Standar Kinerja Bidan
5. Pengendalian mutu
6. Standar Operating Procedure
Standar Praktek Kebidanan
a. Pelayanan Umum (2 standar)
b. Pelayanan Antenatal (6 standar)
c. Pertolongan Persalinan (4 standar)
d. Pelayanan Nifas (5 standar)
e. Standar Pelayanan Neonatus Sakit (4 standar)
f. Penanganan Kegawatan Obstetri-Neonatal (10
standar)
STANDAR ASUHAN KEBIDANAN (KEPMENKES NO.
938/MENKES/SK/VIII/ 2007)

Standar I : Pengkajian
Standar II : Perumusan Diagnosa dan
atau Masalah Kebidanan
Standar III : Perencanaan
Standar IV : Implementasi
Standar V : Evaluasi
Standar VI : Pencatatan Asuhan
Kebidanan
STANDAR KINERJA BIDAN
 Standar I: Mutu Pelayanan Kebidanan
 Standar II : Pendidikan dan Pelatihan
 Standar III: Penilaian Kinerja Praktik
Kebidanan
 Standar IV : Kesejawatan
 Standar V : Etik
 Standar VI : Kolaborasi
 Standar VII : Riset
 Standar VIII : Pemanfaatan Sumber Daya
 Standar IX : Kepemimpinan dalam Pelayanan
Kebidanan
Pengendalian Mutu
1. Indikator Mutu
Sebagai tolok ukur penilaian mutu ditetapkan beberapa indikator mutu
pelayanan kebidanan, meliputi
 Persentase Ibu hamil yang dilayani oleh bidan yang mendapatkan
pelayanan antenatal care sesuai standar
 Persentase pertolongan persalinan normal oleh Bidan
 Persentase Bayi Baru Lahir Normal yang ditolong oleh Bidan yang
difasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
 Persentase Wanita Usia Subur (WUS) yang berhasil menggunakan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang difasilitasi oleh Bidan
2. Upaya Perbaikan Mutu
Upaya perbaikan mutu dilakukan melalui penyeliaan fasilitatif
SESI 2
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN PELAYANAN KEBIDANAN
UU KESEHATAN 36/2009
Pembangunan kesehatan bertujuan:
 Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud.

 Penyelenggaraan pembangunan kesehatan berdasarkan


perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat,
perlindungan, penghormatan terhadap hak dan
kewajiban, keadilan, kesetaraan gender, non
diskriminatif dan kesesuaian dengan norma-norma
agama, serta pengutamaan dan manfaat dengan
perhatian pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi,
anak dan usia lanjut, dan keluarga miskin.
Perubahan Kebijakan dalam
Pelayanan Kesehatan

UU NO. 36 TH 2014
TTG TENAGA KESEHATAN
Ps 1.
1. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan
LINGKUP KEWENANGAN BIDAN

Permenkes 1464 tentang


Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan

Pelayanan Kesehatan ibu


Pelayanan Kes anak balita & pra sekolah
Bidan dapat praktek
Pelayanan Kesehatan Reproduksi & KB
di setiap tatanan
pelayanan kesehatan
PERAN BIDAN (Mandiri, Kolaborasi
Sebagai Pelaksana Pelayanan Tim kes
Sebagai Pengelola Pelayanan
Sebagai Pendidik Kepmenpan
001/2007 ttg
Sebagai Peneliti KEPMENKES Jafung
369/2007 ttg Bidan Terampil
UU Nakes Standar Profesi &Ahli
36/2014
PS. 1
6. Uji kompetensi adalah proses pengukuran
pengetahuan, keterampilan, dan sikap
profesional untuk dapat menjalankan praktek.

7. Sertifikat kompetensi adalah surat tanda


pengakuan terhadap kompetensi tenaga
kesehatan utk dapat menjalankan praktik
diseluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi.
9. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap nakes
yg telah memiliki sertifikat kompetensi atau
sertifikat profesi dan telah mempunyai kualifikasi
tertentu serta mempunyai pengakuan secara hukum
untuk menjalankan praktek.

10. STR adalah bukti tertulis yg diberikan oleh konsil


masing – masing Tenaga Kesehatan kepada Nakes yg
telah diregistrasi

11. SIP adalah bukti tertulis yg diberikan oleh


pemerintah daerah kab/kota kepada nakes sebagai
pemberian kewenangan untuk menjalankan praktek.
Ps 11.
 Tenaga Kesehatan dikelompokkan kedalam:

a. Tenaga Medis ( dokter dan dokter gigi)


b. Tenaga Psikologi Klinik
c. Tenaga Keperawatan (teridiri dari berbagai jenis Perawat)
d. Tenaga Kebidanan (terdiri dari bidan)
e. Tenaga Kefarmasian
f. Tenaga Kesehatan Masyarakat
g. Tenaga Kesling
h. Tenaga Gizi
i. Tenaga Keterapian fisik
j. Tenaga Keteknisian Medik
k. Tenaga Teknik Biomedika
l. Tenaga Kesehatan Tradisional
m. Tenaga Kesehatan lain
 Ps. 21
 Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi
dan profesi harus mengikuti uji kompetensi secara nasional

 Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pd ayat (1)


diselenggarakan oleh perguruan tinggi bekerjasama dgn OP,
lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi.

 Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pd ayat (2) ditujukan


untuk mencapai standar kompetensi lulusan yg memenuhi
standar kompetensi kerja.
Ps. 44
(1) Tenaga Kesehatan yg menjalankan praktik wajib memiliki STR;

(2) STR diberikan oleh konsil masing-masing tenaga kesehatan


setelah memenuhi persyaratan;
(3) Persyaratan utk mendapat STR
a. Memiliki Ijazah
b. Sertifikat Kompetensi atau sertifikat Profesi
c. Surat keterangan sehat fisik dan mental
d. Surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi
e. Membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika profesi

(4) STR berlaku 5 th dan dapat direregistrasi ulang setelah


memenuhi persyaratan. ( IBI = 25 SKP)
Ps. 46
(1) Setiap nakes yg menjalankan praktik di bidang
yankes wajib memiliki izin
(2) Izin diberikan dalam bentuk SIP
(3) Izin diberikan oleh pemda kab/kota atas
rekomendasi pejabat kes yg berwenang di kab/kota
tempat menjalankan praktik
(4) Utk mendapatkan SIP harus memiliki :
a. STR yg masih berlaku,
b. Rekomendasi OP
c. Tempat Praktik
(5) SIP hanya berlaku untuk 1 tempat praktik
Pasal 58
 Nakes dalam melakukan praktik wajib:
(1) Memberikan yankes sesuai standar profesi,
standar Pelayanan Profesi, SPO, Etika Profesi
Pasal 62
(1) Nakes dlm menjalankan praktik harus dilakukan
sesuai dg kewenangan yg didasarkan pada
kompetensi yg dimiliki;
(3) Ketentuan mengenai kewenangan profesi diatur
dgn peraturan menteri
SUMPAH ATAU JANJI BIDAN
 Para lulusan pendidikan kebidanan diberikan Ijazah
Bidan sebagai tanda lulus dan diwajibkan
mengucapkan sumpah atau Janji Bidan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Lafal sumpah atau janji
Bidan adalah sebagai berikut :

 Pengucapan sumpah profesi atau janji bidan dilakukan


pada waktu wisuda/ setelah wisuda dibimbing oleh
Ketua Organisasi Profesi atau Wali Profesi yang ada di
Institusi Pendidikan yang bersangkutan. 
 
 Wali Profesi adalah Anggota IBI (Seorang Bidan) yang
ada di Institusi tersebut (Pimpinan Institusi Pendidikan
antara lain Direktur, Kajur, Kaprodi atau Dosen)

 Sumpah profesi dapat dilakukan pada hari wisuda, atau


setelah wisuda (dilakukan secara terpisah).

 Naskah Sumpah Profesi ditanda tangani oleh yang


membacakan naskah sumpah, Wisudawati dan
Rohaniawan sebagai saksi.
TANTANGAN
PELAYANAN KEBIDANAN
TREN ANGKA KEMATIAN IBU INDONESIA

Target RPJMN thn 2019 : 306/100,000 KH

JUMLAH SAMPEL
92 KEMATIAN IBU

4
JAWA TENGAH
PROFIL POPULASI DAN AKI
INDONESIA
Estimasi penduduk Indonesia
Populasi dunia tahun 2014 mencapai
saat ini mencapai Indonesia 
252.124.458  kepadatan
7 Milyar. terbanyak ke-5
penduduk 132 jiwa per km2

2 ibu hamil meninggal Berdasarkan Penduduk


dalam satu jamnya perkiraan terdapat
karena komplikasi Indonesia
15.000-17.000 ibu
kehamilan, persalinan, meninggal dalam bertambah
dan nifas. setiap tahun. sekitar 5 juta
orang per tahun

Dan pada tahun 2012


AKI meningkat menjadi
359 per 100.000KH
(SDKI, 2012)
Source: Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014
DAMPAK KEMATIAN IBU
 Kematian ibu berdampak negatif terhadap kesejahteraan,
kualitas hidup, dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
 Kematian ibu memberikan dampak berantai terhadap
kesejahteraan keluarga, masyarakat, dan negara.
 Sebuah penelitian menyatakan, bayi dari ibu yang
meninggal saat melahirkan, memiliki ketahanan hidup
yang rendah.
 Kematian ibu berdampak terhadap kesejahteraan dan
kesehatan keluarga sebagai unit terkecil di masyarakat.
 Kematian ibu menjadi permasalahan nasional yang harus
diselesaikan bersama.
FAKTOR PENYEBAB
KEMATIAN IBU

KLINIS (MEDIS) NON-KLINIS


(NON-MEDIS)

• perdarahan pasca persalinan,  keadaan sosial,


• pre-eklamsia & Eklamsia  ekonomi,
• dan infeksi nifas  diskriminasi gender,
merupakan tiga penyebab  pendidikan,
kematian ibu terbesar.
 geografis dan sosial-budaya, s
 Serta masih banyak faktor lain yang
terdapat di lingkungan masyarakat hingga
berdampak terhadap status kesehatan
perempuan.
KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DI
FASILITAS KESEHATAN BERDASARKAN PENILAIAN
TERHADAP TENAGA KESEHATAN

Kualitas pelayanan kesehatan


ibu di fasyankes (RS,
Puskesmas, BPM) secara
umum masih rendah

Kemenkes, WHO & HOGSI, 2012


40
KUALITAS PELAYANAN
PERSALINAN NORMAL
100
88
80 77
70
60 57,5
60 54
45
40 35 RS
25
PKM
20
KB
0
Melengkapi Menyuntikkan 10 U Pemantauan
partograf oksitosin IM segera kontraksi dan Cegah
setelah bayi lahir Pendarahan
Pervaginam

Sumber: Kajian Kualitas Kesehatan Ibu dan Bayi, Kemenkes, WHO & HOGSI, 2012
41
PERUBAHAN KEBIJAKAN
PELAYANAN KESEHATAN - KEBIDANAN
PKM
Yan Kebidanan & Neonatal - Non Kapitasi

06/28/2021 43
Bidan & JKN (Permenkes no. 71/2013)
BAB II Ps 3
(1)Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan harus
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
komprehensif.
(2)Pelayanan kesehatan komprehensif berupa
pelayanan kesehatan promotif, preventif kuratif,
rehabilitatif, pelayanan kebidanan dan Pelayanan
Kesehatan Darurat Medis, termasuk pelayanan
penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium
sederhana dan pelayanan kefarmasian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Catatan :
Bidan dapat bekerjasama dengan BPJS melalui jejaring pelayanan kesehatan
TINGKAT PERTAMA (klinik pratama atau puskesmas) - Pelayanan yang diberikan
mengacu pada kompetensi dan kewenangan sesuai ketentuan
Pasal 8
(1) Dalam hal di suatu kecamatan tidak terdapat dokter
berdasarkan penetapan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat, BPJS Kesehatan dapat bekerja sama dengan praktik
bidan dan/atau praktik perawat untuk memberikan Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama sesuai dengan kewenangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam rangka pemberian pelayanan kebidanan di suatu
wilayah tertentu, BPJS Kesehatan dapat bekerja sama dengan
praktik bidan.
(3) Persyaratan bagi praktik bidan dan/atau praktik perawat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) terdiri atas:
a. Surat Ijin Praktik (SIP);
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
c. perjanjian kerja sama dengan dokter atau puskesmas
pembinanya; dan
d. surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang
terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional.
Ps. 17
(1) Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 untuk pelayanan medis mencakup:
 kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama;
 kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum
dilakukan rujukan;
 kasus medis rujuk balik;
 pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan
gigi tingkat pertama;
 pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak
balita oleh bidan atau dokter; dan
 rehabilitasi medik dasar.

(2) Pelayanan kesehatan dilakukan sesuai dengan panduan klinis.


(3) Panduan klinis pelayanan kesehatan ditetapkan oleh Menteri.
SE Menkes No 31 / Jan – 2014
2. Tarif Pelayanan Kesehatan Kebidanan dan
Neonatal yang dilakukan oleh bidan
sebagaimana dimaksud pada angka 1 (ANC),
angka 4 (PNC, dan angka 7 (pelayanan KB
dalam lampiran I angka II huruf B Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013,
hanya berlaku untuk pelayanan kesehatan
kebidanan dan neonatal diluar Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
TARIF PELAYANAN KEBIDANAN DAN NEONATUS
NON KAPITASI , Permenkes 59/2014 (Revisi69/2013)
PELAYANAN KESEHATAN TARIF

1 Pemeriksaan ANC ( Paket Min 4 kali ) 200.000


2 Persalinan Normal 600.000
3 Penanganan perdarahan paska keguguran, persalinan pervaginam
dan emergency dasar 750.000

4 Pemeriksaan PNC/neonatus 25.000


5 Pelayanan tindakan paska persalinan (mis placenta manual)
175.000
6 Pelayanan pra rujukan pd komplikasi kebid & neonatal 125.000

7 Pelayanan KB pemasangan IUD/Implant dan 100.000


Suntik 15.000

8 Penanganan komplikasi KB paska persalinan 125.000

9 MOW / MOP 350.000


48
PERMENKES NO 28 /2014 TTG
MANLAK
 Dalam rangka pembinaan adminsitrasi
terhadap Bidan sebagai jejaring, maka FKTP
di luar milik Pemda dapat mengenakan biaya
pembinaan dengan besaran maksimal 10% dari
total klaim.
 Dalam hal disuatu daerah Bidan berjejaring
dengan FKTP milik Pemda, klaim dilakukan
melalui FKTP milik Pemda. Setelah dibayar
oleh BPJS, FKTP milik Pemda segera
membayarkan secara utuh kepada Bidan
jejaring sesuai besaran klaim terhadap
pelayanan yang diberikan.
UPAYA YANG DILAKUKAN IBI

1. Peningkatan kualitas pendidikan kebidanan :


● Mereview standar profesi – Proyek HPEQ
- Standar kompetensi
- Standar Pendidikan bidan
- Standar pendidikan berkelanjutan (CPD)
● Mengembangkan pola pendidikan bidan = Diploma,
Akademik dan Profesi ( D3, S1/DIV Profesi dan S2 Keb)
● Mengembangkan Sistem Uji Kompetensi bidan
Uji kompetensi nasional sejak 2013
● Mengembangkan Sistem Akreditasi Pendidikan -
Lembaga Akreditasi Mandiri –PTKes dengan BAN-PT
2. Peningkatan kualitas pelayanan kebidanan:
● Standarisasi bpm – Program Bidan Delima
- Review standar Bidel
- Rekruitmen BIdel
- Pelatihan Bidan Delima, asesor dan fasilitator
- Program Bidan Delima Award

● Penyusunan standar pelayanan bersama mitra

● Pelatihan yan-kespro dan KB


- APN, Resusitasi, Konselor ASI
- ABPK – CTU – KRR - KIP/K, dll
• ● Evaluasi Pelayanan Bidel
3. Advokasi
* Pengembangan pendidikan kebidanan
* Dukungan regulasi yang jelas terhadap
pelayanan kebidanan (primer, sekunder,
tersier
* Advokasi JKN – MOU & Perubahan Tarif
* Pendayagunaan dan pengembangan
karir bidan ( PTT + PNS)
* Peningkatan kesejahteraan bidan
* RUU Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai