1
• Etik legal dan keselamatan pasien
2
• Komunikasi efektif
3
• Pengembangan diri dan profesionalisme
4
• Landasan ilmiah praktek kebidanan
5
• Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan
6
• Promosi kesehatan dan konseling
7
• Manajemen dan kepemimpinan
KODE ETIK BIDAN INDONESIA
Kode etik bidan Indonesia mencakup kewajiban bidan
terhadap (Kepmenkes 369/MENKES/SK/III/2007 )
klien dan
masyarakat
pemerintah,
tugasnya
nusa, bangsa sebagai bidan
dan tanah air
sejawat dan
tenaga
diri sendiri
kesehatan
lainnya
profesi
SISDIKNAS & STANDAR PENDIDIKAN BIDAN GLOBAL
(WHO, ICM, FIGO)
Tuntutan penyediaan bidan profesional.
2007 dibuka S-1 profesi bidan di UNAIR Surabaya.
Core document ICM tahun 2011 (Global standard for Midwifery Education tahun 2010)
JALUR PENDIDIKAN AKADEMIK
Bidan pendidikan
Diploma
Vokasi vokasi
S3 9
S2 Spesialis 8
Profesi 7
S1 D IV
6
D III
5
D II
4
DI
3
Sekolah
Menengah 2 Sekolah Menegah
Umum Kejuruan
12
1
JUMLAH INSTITUSI PENDIDIKAN BIDAN
& ESTIMASI LULUSAN BIDAN
Program Vokasi Sarjana Profesi Magister Doktor Jumlah
Studi
Asumsi bila 1 program studi mencetak minimal 50 bidan, maka per tahun bidan
yang dihasilkan mencapai 37.600 bidan.
Jumlah bidan menurut MTKI pada November, 2015 mencapai 353.003 bidan.
AKREDITASI PRODI KEBIDANAN
LAM PTKes BAN-PT
Jenjang
Pendidikan Status Jumlah Total Status Jumlah Total
Akreditasi Akreditasi
D-III A - A -
B 41 77 B 61 388
C 36 C 327
D - D -
D-IV A A -
B 1 2 B 3 9
C 1 C 6
D D -
A - A -
Pendidikan Bidan B - - B 1 1
Profesi Bidan
C - C
D - D -
S2 - - B 2 2
Total 79 400
D-III A - A -
B 41 77 B 61 388
C 36 C 327
D - D -
D-IV A A -
B 1 2 B 3 9
C 1 C 6
D D -
A - A -
Pendidikan Bidan B - - B 1 1
Profesi Bidan
C - C
D - D -
S2 - - B 2 2
Total 79 400
Standar I : Pengkajian
Standar II : Perumusan Diagnosa dan
atau Masalah Kebidanan
Standar III : Perencanaan
Standar IV : Implementasi
Standar V : Evaluasi
Standar VI : Pencatatan Asuhan
Kebidanan
STANDAR KINERJA BIDAN
Standar I: Mutu Pelayanan Kebidanan
Standar II : Pendidikan dan Pelatihan
Standar III: Penilaian Kinerja Praktik
Kebidanan
Standar IV : Kesejawatan
Standar V : Etik
Standar VI : Kolaborasi
Standar VII : Riset
Standar VIII : Pemanfaatan Sumber Daya
Standar IX : Kepemimpinan dalam Pelayanan
Kebidanan
Pengendalian Mutu
1. Indikator Mutu
Sebagai tolok ukur penilaian mutu ditetapkan beberapa indikator mutu
pelayanan kebidanan, meliputi
Persentase Ibu hamil yang dilayani oleh bidan yang mendapatkan
pelayanan antenatal care sesuai standar
Persentase pertolongan persalinan normal oleh Bidan
Persentase Bayi Baru Lahir Normal yang ditolong oleh Bidan yang
difasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Persentase Wanita Usia Subur (WUS) yang berhasil menggunakan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang difasilitasi oleh Bidan
2. Upaya Perbaikan Mutu
Upaya perbaikan mutu dilakukan melalui penyeliaan fasilitatif
SESI 2
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN PELAYANAN KEBIDANAN
UU KESEHATAN 36/2009
Pembangunan kesehatan bertujuan:
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud.
UU NO. 36 TH 2014
TTG TENAGA KESEHATAN
Ps 1.
1. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan
LINGKUP KEWENANGAN BIDAN
JUMLAH SAMPEL
92 KEMATIAN IBU
4
JAWA TENGAH
PROFIL POPULASI DAN AKI
INDONESIA
Estimasi penduduk Indonesia
Populasi dunia tahun 2014 mencapai
saat ini mencapai Indonesia
252.124.458 kepadatan
7 Milyar. terbanyak ke-5
penduduk 132 jiwa per km2
Sumber: Kajian Kualitas Kesehatan Ibu dan Bayi, Kemenkes, WHO & HOGSI, 2012
41
PERUBAHAN KEBIJAKAN
PELAYANAN KESEHATAN - KEBIDANAN
PKM
Yan Kebidanan & Neonatal - Non Kapitasi
06/28/2021 43
Bidan & JKN (Permenkes no. 71/2013)
BAB II Ps 3
(1)Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan harus
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
komprehensif.
(2)Pelayanan kesehatan komprehensif berupa
pelayanan kesehatan promotif, preventif kuratif,
rehabilitatif, pelayanan kebidanan dan Pelayanan
Kesehatan Darurat Medis, termasuk pelayanan
penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium
sederhana dan pelayanan kefarmasian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Catatan :
Bidan dapat bekerjasama dengan BPJS melalui jejaring pelayanan kesehatan
TINGKAT PERTAMA (klinik pratama atau puskesmas) - Pelayanan yang diberikan
mengacu pada kompetensi dan kewenangan sesuai ketentuan
Pasal 8
(1) Dalam hal di suatu kecamatan tidak terdapat dokter
berdasarkan penetapan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat, BPJS Kesehatan dapat bekerja sama dengan praktik
bidan dan/atau praktik perawat untuk memberikan Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama sesuai dengan kewenangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam rangka pemberian pelayanan kebidanan di suatu
wilayah tertentu, BPJS Kesehatan dapat bekerja sama dengan
praktik bidan.
(3) Persyaratan bagi praktik bidan dan/atau praktik perawat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) terdiri atas:
a. Surat Ijin Praktik (SIP);
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
c. perjanjian kerja sama dengan dokter atau puskesmas
pembinanya; dan
d. surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang
terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional.
Ps. 17
(1) Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 untuk pelayanan medis mencakup:
kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama;
kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum
dilakukan rujukan;
kasus medis rujuk balik;
pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan
gigi tingkat pertama;
pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak
balita oleh bidan atau dokter; dan
rehabilitasi medik dasar.