Anda di halaman 1dari 13

HEALTH

PROMOTION

Cintana Nur Aprilia Utami


Yanti Septiani
Pengertian Promosi Kesehatan

WHO (1984) merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah


promosi kesehatan, pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya
perubahan perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk
perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang
memfasilitasi perubahan perilaku tersebut. Disamping itu promosi
kesehatan lebih menekankan kepada peningkatan kemampuan hidup
sehat, bukan sekedar berperilaku sehat.

Lawrence Green (1984), Promosi kesehatan adalah segala


bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait
dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan.
Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan dan
memandirikan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan
dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan
lingkungan yang sehat (Depkes, 2000).
Tujuan

 Memampukan masyarakat dalam memelihara dan


meningkatkan kesehatan mereka.
 Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan
Sasaran Promosi Kesehatan secara Spesifik

a. Sasaran Primer (Primary Target)


Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai
dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah
kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan
remaja

b. Sasaran Sekunder (Secondary Target) 


Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena dengan
memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitamya

c. Sasaran Tersier (Tertiary Target)


Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tersier
pendidikan kesehatan. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan
mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat
Visi dan Misi Promosi Kesehatan

a. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan


meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan
sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.

b. Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik


pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi
masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan
lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun
masyarakat.
 Misi promosi kesehatan merupakan upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam
pencapaian suatu visi. Misi Promosi Kesehatan yaitu :
a. Advokat (advocate)
Ditujukan kepada para pengambil keputusan atau pembuat kebijakan. Advokasi merupakan perangkat
kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu
isyu kebijakan yang spesifik.
b. Menjembatani (mediate)
Menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Kegiatan
pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan program lain di lingkungan
kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait.
c. Memampukan (enable)
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta meningkatkan
kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan kepada masyarakat adalah dalam
rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga,
maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga akan meningkat.
Strategi Promosi Kesehatan terhadap kesehatan reproduksi

a. Advokasi (tersier) : mencari dukungan dari para pengambil keputusan untuk melakukan
perubahan tata nilai atau peraturan yang ada untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
reproduksi, sehingga tujuan promosi kesehatan terhadap kesehatan reproduksi (peningkatan
pengetahuan yang diikuti perubahan perilaku) dapat tercapai.

b. Bina suasana (sekunder) : Strategi ini biasanya digunakan untuk kelompok sasaran para
pemimpin masyarakat dan /atau orang-orang yang mempunyai pengaruh besar terhadap
pengetahuan dan perilaku kelompok sasaran utama.
c. Gerakan masyarakat (primer) : membuat pengetahuan kelompok sasaran utama (yaitu
mereka yang memiliki masalah) meningkat yang diikuti dengan perubahan perilaku mereka
sehingga dapat mengatasi masalah yang dihadapi
Prinsip-Prinsip Dasar Promosi Kesehatan terhadap Kesehatan Reproduksi

Tujuh aspek penting yang perlu diperhatikan Petugas dalam melaksanakan setiap kegiatan
promosi Kesehatan Reproduksi, yaitu:
a. Keterpaduan
Kegiatan promosi kesehatan dilaksanakan secara terpadu. Keterpaduan dapat berupa
keterpaduan dalam aspek sasaran, lokasi, petugas penyelenggara, dana, maupun sarana.
b. Mutu
Materi promosi kesehatan haruslah bermutu artinya selalu didasarkan pada informasi ilmiah
terbaru, kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan, jujur serta seimbang (mencakup
keuntungan dan kerugian bagi sasaran), sesuai dengan media dan jalur yang dipergunakan
untuk menyampaikannya, jelas dan terarah pada kelompok sasaran secara tajam (lokasi,
tingkat sosial-ekonomi, latar belakang budaya, umur), tepat guna dan tepat sasaran.
c. Media dan jalur
Kegiatan KIE Kesehatan Reproduksi dapat dilaksanakan melalui berbagai media (tatap muka, media tertulis,
elektronik, tradisional dll) dan jalur (formal, informal, institusional, dll) sesuai dengan situasi dan kondisi yang
ada.
d. Efektif (berorientasi pada penambahan pengetahuan dan perubahan perilaku kelompok sasaran)
Kegiatan KIE yang efektif akan memberi dua hash, yaltu (1) penambahan pengetahuan dan (2)
perubahan perilaku kelompok sasaran. Pesan-pesan KIE Kesehatan Reproduksi harus berisi informasi
yang jelas tentang pengetahuan dan perilaku apa yang diharapkan akan mampu diiakukan oleh
kelompok sasaran.
e. Dilaksanakan bertahap, berulang dan memperhatikan kepuasan sasaran
Penyampaian materi dan pesan-pesan harus diberikan secara bertahap, berulang-ulang dan
bervariasi, sesuai dengan daya serap dan kemampuan kelompok sasaran untuk melaksanakan
perilaku yang diharapkan.
f. Menyenangkan
Perkembangan terakhir dunia komunikasi menunjukkan bahwa kegiatan KIE paling berhasil jika dilaksanakan
dengan cara penyampaian yang kreatif dan inovatif sehingga membuat kelompok sasaran merasa senang atau
terhibur.
g. Berkesinambungan (diikuti tindak lanjut)
Semua kegiatan KIE tidak berhenti pada penyampalan pesan-pesan saja, akan tetapi harus dilkuti dengan tindak
lanjut yang berkesinambungan
DAFTAR PUSTAKA

Cahyo, Kusyogo, Tri Prapto Kurniawan dan Ani Margawati. 2008. Faktor – faktor yang mempengaruhi
Praktik Kesehatan Reproduksi Remaja di SMA Negeri 1 Purbalingga Kabuapten Purbalingga. Vol. 3. No. 2
Departemen Kesehatan RI. 2008. Modul Pelatihan bagi Tenaga Promosi Kesehatan di Puskesmas. Jakarta :
DepKes
 
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan KIE Kesehatan Reproduksi untuk Petugas
Kesehatan di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta : Depkes RI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai