Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN ANGGARAN Pusat Pendidikan SDM

PENELITIAN BERBASIS OUTPUT Kesehatan

DI POLTEKKES KEMENKES 15 Juli 2021


LATAR BELAKANG
 UU No. 17 Tahun 2003 mengamanatkan penerapan Penganggaran Berbasis
Kinerja (PBK) utk meningkatkan kualitas APBN.
 Standar Biaya Keluaran (SBK) merupakan dari kebijakan standar biaya sebagai
instrumen penting dlm penerapan PBK utk menjamin efisiensi  alokasi & efisiensi
operasional. 
 SBKU Bidang Penelitian merupakan babak baru dari kebijakan penganggaran
untuk mewujudkan penerapan kebijakan penganggaran berbasis kinerja yang
makin berkualitas.
 Untuk penerapan SBKU Bidang Penelitian pada TA 2022 diperlukan kelengkapan
implementasi yang lebih memadai dan penyamaan persepsi dari semua pihak
terkait.
PROSES PENGANGGARAN
PENELITIAN DIPOLTEKKES
KEMENKES SAAT INI
1. Proses Perencanaan anggaran di Poltekkes Kemenkes belum sepenuhnya berbasis
proposal
2. Penganggaran menyesuaiakan dengan PAGU INDIKATIF POLTEKKES /
Kesediaan BOPTN (30%)
3. PoltekKes masih mengutamakan kuantitas pelaksanaan kegiatan penelitian
disesuaikan dengan indikator kinerja/KPI
4. Belum semua Poltekkes memiliki sumber dana penelitian diluar Rupiah Murni/BLU
5. Kegiatan Penelitian masih berbasis proses (Peneliti Sibuk Urus SPJ, Kuitansi, dsb)
6. Perencanaan penganggaran kegiatan penelitian belum semuanya mengacu pada
Rencana Induk Penelitian (penelitian belum berkelanjutan)
MERUBAH PARADIGMA
RISET
RISET
BERBASIS RISET
PROSES BERBASIS
(Peneliti Sibuk OUTPUT
Urus SPJ, (Block Grant)
Kuitansi, dsb) MIND
SET

PRODUKTIFIT PRODUKTIFIT
AS RENDAH AS MENINGGI
( Publikasi, (Publikasi,
Paten) Paten)
Definisi & Cakupan SBK

 Definisi SBK adalah besaran biaya yg ditetapkan untuk


menghasilkan keluaran (output)/sub keluaran
(sub output)

(Pasal 1 PMK 112 tahun2020)

 Cakupan Standar Biaya Keluaran yang berlaku untuk


beberapa/ seluruh kementerian negara/lembaga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
meliputi:
a. Perencanaan, Pemeriksaan, Diklat,
Perumusan RSNI3;dan
b. Penelitian.
(Pasal 2 PMK 112 tahun2020)
Fungsi SBK
Dalam rangka 1. Batas Tertinggi Yg Besarannya Tidak Dapat Dilampaui Dalam Penyusunan RKAK/L TA
Perencanaan 2021;
3. Referensi Penyusunan Prakiraan Maju;
4. Bahan Penghitungan Pagu Indikatif K/L TA 2022; Dan/Atau
5. Referensi Penyusunan SBK Untuk Keluaran (Output)/Sub Keluaran (Suboutput) Sejenis Pada
K/L Yang Berbeda.

(Pasal 3 PMK 112 tahun 2020)

Dalam rangka 1. SBK berfungsi sebagai estimasi, Fungsi estimasi merupakan prakiraan besaran biaya
Pelaksanaan yang dapat dilampaui, karena perubahan komponen tahapan dan/ atau penggunaan
satuan biaya yang dipengaruhi harga pasar.
2. Besaran biaya yang dapat dilampaui memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. proses pengadaannya sesua1 dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. ketersediaan alokasi anggaran; dan
c. prinsip ekonomis, efisiensi, dan efektivitas.
(Pasal 4 PMK 112 tahun 2020)
Pelaksanaan SBK Penelitian
Pelaksanaan 1. Didasarkan pada hasil penilaian komite penilaian dan/ atau
SBKU Penelitian reviewer;
2. Pedoman pembentukan komite penilaian dan/ atau reviewer, dan
tata cara pelaksanaan penilaian penelitian mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan oleh Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset dan
teknologi;
3. Pelaksanaan anggaran berorientasi pada keluaran hasil akhir
penelitian sesuai dengan kualifikasi standar kualitas yang telah
ditetapkan dalam tata cara pelaksanaan penilaian.

(Pasal 5 PMK 112)


SKEMA PENELITIAN
BERDASARKAN SBK
No Skema Poltekkes Besaran Biaya Berdasarkan Kategori SBK Besaran Biaya Luaran
Pedoman Penelitian Poltekkes Sesuai SBK
Tahun 2020 (lama) (2021)
1 Penelitian Pemula 10.000.000 - 20.000.000 SBK Riset Dasar bidang 20.000.000 Publikasi di Jurnal,
Fokus Kesehatan-obat prosiding, atau buku
2 Penelitian Kerjasama 20.000.000.000 - 30.000.000 SBK Riset Dasar bidang Publikasi di Jurnal,
Antar Perguruan Tinggi Fokus Kesehatan-obat maks 75.000.000 prosiding, atau buku
(PKAPT) 75jt
3 Penelitian Dasar 150.000.000 SBK Riset Dasar bidang 307.000.000 Publikasi di Jurnal,
Unggulan Perguruan Fokus Kesehatan-obat prosiding, atau buku
Tinggi (PDUPT)
4 Penelitian Terapan 250.000.000 SBK Riset Terapan bidang 448.800.000 Kekayaan
Unggulan Perguruan Fokus Kesehatan-obat Intelektual, uji coba
Tinggi (PTUPT) produk
5 Penelitian 500.000.000 SBK Riset Pengembangan 1.048.100.000 KI laik industry,
Pengembangan bidang Fokus Kesehatan-obat feasibility study,
Unggulan Perguruan business plan
Tinggi (PTUPT)
6 Konsosrsium Riset 500.000.000 SBK Riset Pengembangan 1.048.100.000 KI laik industry,
Unggulan Perguruan bidang Fokus Kesehatan-obat feasibility study,
Tinggi (KRU-PT) business plan

7 Kajian Kebijakan 60.000.000 SBK Kajian Aktual Strategis 60.000.000 Naskah Kebijakan
Strategis (KKS)
TATA CARA PENGALOKASIAN
SBK BIDANG PENELITIAN
Kementerian negara/lembaga dalam mengalokasikan besaran SBK Bidang Penelitian dan
besaran tambahan biaya didasarkan atas:
1. Ketersediaan alokasi anggaran;
2. Pembiayaan kegiatan penelitian yang didasarkan atas prakiraan
3. penilaan proposal yang besarannya dapat dikelompokkan menjadi:
a) Grade A yaitu prakiraan pembiayaan setinggi-tingginya 100%
b) Grade B yaitu prakiraan pembiayaan setinggi-tingginya 75%
c) Grade C yaitu prakiraan pembiayaan setinggi-tingginya 60%
* Khusus Poltekkes di SIMLITABKES Minimal 25% dr SBK (Final penetapan kapus
dapat menentukan sesuai ketersediaan alokasi anggaran dan rekomendasi reviewer)
CARA HITUNG RAB DENGAN
SBK 2021
SUB OUTPUT PENELITIAN
CONTOH PERHITUNGAN:
 Untuk Skema PDUPT (menggunakan SBK Riset Dasar bidang Fokus Kesehatan-obat) Rp
307.000.000,- missal dengan publikasi satu artikel dalam jurnal ilmiah terakreditasi
minimal peringkat 2 ingin melebihi target berupa luaran tambahan Publikasi/ artikel
jurnal internasional 50.000.000 bereputasi diberikan biaya penelitian maksimal:
Rp. 76.750.000 ditambah Rp. 50.000.000,- = Rp. 126.750.000,-
(25%x Rp.307.000.000)

Standar Biaya Tambahan Biaya Luaran Tambahan Output Luaran wajib


(output luaran wajib) + Luaran Tambahan
MEKANISME PEROLEHAN TAMBAHAN BIAYA SBK
PENELITIAN(UNTUK TAHUN DAN TARGET
BERIKUTNYA)

Tambahan biaya SBK penelitian diberikan untuk memberikan nilai tambah dari sebuah
penelitian. Besaran tambahan biaya yang diberikan berdasarkan pada nilai tambah yang
dihasilkan (jenis keluaran hasil penelitian).
 Pengajuan tambahan biaya termasuk dalam proposal kegiatan penelitian yang diajukan
setahun sebelumnya.
 Tambahan biaya akan diberikan jika kegiatan penelitian disetujui dan proposal
penelitiannya dinyatakan layak oleh Komite Penilaian dan/atau Reviewer Penilaian
Proposal.
 Pembayaran tambahan biaya akan diberikan jika keluaran kegiatan penelitian disetujui dan
dinyatakan layak oleh Komite Penilaian dan/atau Reviewer Keluaran Penelitian.
PERLU MENJADI PERHATIAN
1. Meskipun pembayaran dalam sistem paket, bukan berarti tidak ada pertanggungjawaban sama sekali, harus dapat
dibuktikan akuntabilitas bahwa mulai saat penentuan paket s.d output dihasilkan sudah sesuai dengan
standar/ketentuan yang berlaku
2. Penggunaan sistem paket mengandung konsekuensi bahwa jika output tidak terpenuhi maka seluruh biaya yang
dikeluarkan dapat dianggap sebagai Total Loss
3. Penggunaan sistem paket memiliki konsekuensi bahwa jika dalam pelaksanaannya ternyata diperlukan biaya
tambahan, tidak akan dipenuhi.
4. PMK tentang SBM tidak mengatur honor peneliti ataupun biaya hidup peneliti yang diatur adalah honor
penunjang penelitian.
5. Walaupun dilaksanakan secara paket, bukti pertanggungjawaban realisasi anggaran harus disimpan sesuai riilnya
6. Aset tetap yang dihasilkan dari kegiatan penelitian harus diinventarisasi dan diakui sebagai BMN
7. Biaya perjalanan dinas mengacu kepada peraturan dan ketentuan yang berlaku.
8. Tidak ada Pengenaan (Pemotongan) Institusional Fee Terhadap Dana Penelitian.
PERLU MENJADI PERHATIAN
(2)
8. Penelitian batal, dananya tidak digunakan dikembalikan kepada negara
9. Monev dan laporan akhir penelitian harus diupload melalui Simlitabkes sebagai bukti pertanggungjawaban

10. Penggunaan sistem paket mengandung konsekuensi bahwa jika output tidak terpenuhi maka seluruh biaya
yang dikeluarkan dapat dianggap sebagai Total Loss
11. Penggunaan sistem paket memiliki konsekuensi bahwa jika dalam pelaksanaannya ternyata diperlukan
biaya tambahan, tidak akan dipenuhi.
12. PMK tentang SBM tidak mengatur honor peneliti, yang diatur adalah honor penunjang penelitian.
13. Walaupun dilaksanakan secara paket, bukti pertanggungjawaban realisasi anggaran harus disimpan sesuai
riilnya
14. Aset tetap yang dihasilkan dari kegiatan penelitian harus diinventarisasi dan diakui sebagai BMN
15. Biaya perjalanan dinas mengacu kepada peraturan dan ketentuan yang berlaku.
HARAPAN DENGAN
DIIMPELEMENTASIKANNYA
ANGGARAN BERBASIS OUTPUT (SBK)
Dampak dari anggaran penelitian berbasis output di Poltekkes
Kemenkes yang diharapkan adalah memudahkan kegiatan
penelitian dengan membuat pertanggungjawaban yang lebih
sederhana sehingga peneliti lebih fokus meneliti daripada
mengerjakan administrasi pertanggungjawaban keuangan. Dampak
lain yang tidak kalah penting adalah terwujudnya iklim penelitian
di Poltekkes Kemenkes yang kondusif dan bergairah ditandai
dengan meningkatnya jumlah publikasi kekayaan intelektual dan
prototype dimana semua itu berdampak pada meningkatnya daya
saing bangsa Indonesia.
KETENTUAN PAGU INDIKATIF
POLTEKKES KEMENKES UNTUK BOPTN
PENELITIAN TAHUN 2022
1. Usulan Formula Perhitungan BOPTN Penelitian :
 Berdasarkan realisasi anggaran BOPTN penelitian tahun 2020
 Berdasarkan usulan proposal yang masuk pada aplikasi Simlitabkes.

2. Memastikan Alokasi Penelitian 2022 merupakan proposal yang sudah lolos dalam aplikasi
SIMLITABKES (data dukung : unduhan data rekap usulan (prognosis) dari aplikasi Simlitabkes oleh
operator Simlitabkes di Poltekkes)
3. Agar poltekkes menganggarkan terkait honor reviewer penelitian :
 administrasi : 1 reviewer x (max 150rb) /proposal
 substansi: 2 reviewer x (max 150rb)/proposal
 monev/laporan antara: 1 reviewer x (max 500rb/proposal)
 laporan akhir: 1 reviewer x (max 1jt/proposal)

4. Dalam hal alokasi BOPTN Penelitian tidak mencukupi, Poltekkes Kemenkes dapat mengalokasikan
anggaran penelitian dan pengabmas yang bersumber pada anggaran PNBP/BLU, atau dengan
mekanisme kerjasama
KETENTUAN PAGU INDIKATIF
POLTEKKES KEMENKES UNTUK BOPTN
PENELITIAN TAHUN 2022 (2)
5. Memastikan Poltekkes mengalokasikan anggaran Penelitian Penugasan pada KRO-RO 2077.DDC.001
dan 2077.DDA.001 sesuai dengan hasil penetapan pemenang Penelitian Penugasan TA 2022  Alokasi
akan didistribusikan oleh Pusdik SDMK sesuai hasil reviwer
6. Anggaran BOPTN Penelitian akan disesuaikan setelah proposal penelitian pada aplikasi simlitekkes
selesai di reviu, dan alokasi anggaran akan disesuaikan dengan usulan tersebut (tidak terpaku pada
proporsi 30% (90 Milyar)
7. Anggaran 30 % BOPTN penelitian adalah alokasi anggaran penelitian (tidak termasuk manajemen
penelitian).
8. Tahun 2022 Pusdik SDM Kesehatan memberikan Insentif Jurnal bagi Poltekkes yang memiliki Jurnal
terakreditasi Sinta2 dan memberikan biaya Afirmasi Jurnal bagi Poltekkes yang belum memiliki Jurnal
terakreditasi.
9. Tahun 2022 Pusdik SDM Kesehatan memberikan insentif luaran tambahan bagi peneliti yang berhasil
mempublikasikan hasil penelitian djurnal nasional terakreditasi SINTA2, publikasi di jurnal
internasional bereputasi dan buku hasil penelitian ber ISBN.
KEMENTERIAN KESEHATAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PENDIDIKAN SDM KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai