SIROSIS HEPATIS
Oleh:
dr. Ricky Kurniadi
Pembimbing :
dr. Agnismaya Wonoagung, Sp.PD
Pendamping :
dr. Nanie Rosanty, M.Kes
dr. Andari Mayasari, M.Si
Sirosis hati merupakan penyakit kronis hati atau tahap akhir proses difus fibrosis hati progresif yang
ditandai dengan adanya distorsi arsitektur hati dan pembentukan nodul regeneratif
Di seluruh dunia, sirosis merupakan penyebab kematian ke-11 yang paling umum.
Berdasarkan data dari studi Global Burden of Disease, tingkat insiden sirosis hati adalah 20,7 per
hati. Kematian akibat sirosis hati pada tahun 2015 sebanyak 1.161.914 jiwa, kematian ini disebabkan
oleh sirosis hati akibat Hepatitis B sebanyak 462.690 jiwa (39,8%), sirosis hati yang diakibatkan oleh
Hepatitis C sebanyak 258.814 jiwa (22,2%), sirosis hati yang diakibatkan oleh konsumsi alkohol
sebanyak 291.705 jiwa (25,1%), dan sirosis hati akibat penyebab lain sebanyak 148.704 jiwa (12,8%)
(WHO, 2016).
Berdasarkan dari data Riskesdas melaporkan insiden Hepatitis B di Indonesia sebesar 21,8% dan insiden
Identitas
Nama : Tn. S
Umur : 34 tahun
No RM : 071181
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesa pada tanggal 23 Mei 2021 jam 17.00
Demam (+) sudah 1 bulan, panas naik turun, riw penurunan berat badan (+), batuk (-), pilek (-),
penurunan nafsu makan (+) sejak 1 bulan, mual (+), muntah (-), pasien tampak kuning dimata sejak 2
minggu ini, perut kembung dari awal demam, riwayat perut diurut (+), riwayat sakit perut kanan bawah
(-), perut tegang, nyeri perut (-). Kentut (+), riw sakit kuning dikeluarga (+). Kedua punggung kaki
bengkak ketahuan lebih kurang 4 hari ini. Bab biasa, bab seperti dempul(-), bak seperti teh pekat(+)
Demam (+),batuk (-),pilek (-),sesak nafas (-),hilang penghidu (-),riw kontak px covid19 (-),riw keluar
kota (-),pasien pernah rapid antibodi dipuskes selba hasil non reaktif, riw vaksin (-).
Alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Alergi (-)
Kebiasaan minum alcohol (-), obat penenang dan minum jamu-jamuan juga disangkal. Riwayat transfusi,
riwayat menggunakan obat-obatan dengan jarum suntik disangkal, riwayat ganti-ganti pasangan disangkal
Pemeriksaan Fisik Tanda Vital
BB : 55 cm TD : 105/55 mmHg
TB : 60 kg Nadi : 98 x/ menit
Thorax : Pergerakan tampak simetris, massa (-), gynecomastia (-), spider nevi (-)
P : fremitus normal
P : Batas jantung kanan ICS 4 parasternal dextra, batas jantung kiri ICS 5 mid clavicula sinistra,
Pinggang jantung di ICS 2 mid clavicula sinistra
P : Soepel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, tidak teraba masa intra abdomen, splenomegali (-)
A : BU (+) normal
Ekstremitas : Edema +/+, CRT <3 detik, Palmar erithem (-)
Hematologi
Fungsi Hati
Fungsi Ginjal
Hitung Jenis
Basofil 0 0-1
Eosinofil 0 1-3
Batang 3 2-6
Segmen 86 50-70
Limfosit 7 20-40
Monosit 4 2-8
ALC 721
NLR 12,2
Hepatitis
Sinus Ritme, QRS Rate 75 x/mnt, normoaxis, , P wave 0,08 dtk, PR interval 0,16 dtk, ORS complex 0,12 dtk, ST
changes (-), T inverted (-), BBB (-), LVH (-), RVH (-), Kesan: Normal
Resume
Laki-laki, 34 tahun, datang dengan demam sudah 1 bulan, panas naik turun, riw penurunan berat badan,
penurunan nafsu makan sejak 1 bulan, mual, pasien tampak kuning dimata sejak 2 minggu ini, perut
kembung dari awal demam, riwayat perut diurut, riw sakit kuning dikeluarga dijumpai. Kedua punggung
kaki bengkak ketahuan lbh kurang 4 hr ini. bak seperti teh pekat dijumpai
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, konjungtiva anemis, sklera ikterik. Pada
pemeriksaan lab didapat Hb: 7,8 g/dl, Leukosit: 10.300/mm3, Ht: 21,7%, SGOT: 106 U/I, SGPT: 73 U/I,
Bil total: 4,4 mg%, bil indirek: 2,9%, bil direk: 1,5%, HbsAg positif.
Diagnosis kerja
Hematologi
- Lactulac 3xCI
- Lesichol 1x1
- Omeprazole 2x40 mg
28/5/2021
S : Sulit tidur
O: A : 1. Sirosis hepatis ec hep B P:
TD : 120/70
2. Variceal bleeding - Bfluid 500 cc/24 jam
N : 94 x/mnt
P : 20 x/mnt 3 . Anemia - Inj Vit K 3 x 1 amp
Suhu : 37 C - Lactulac 3xCI
- Lesichol 1x1
- Omeprazole 2x40 mg
- Protein ekstra
29/5/2021
S : Bab sedikit
O: A : 1. Sirosis hepatis ec hep B P:
TD : 130/60
2. Variceal bleeding - Bfluid 500 cc/24 jam
N : 100 x/mnt
3 . Anemia - Inj Vit K 3 x 1 amp
P : 20 x/mnt
Suhu : 36 C - Lactulac 3xCI
- Lesichol 1x1
- Omeprazole 2x40 mg
- Protein ekstra
30/5/2021
S : Abdomen nyeri
O: A : 1. HCC P:
TD : 130/80
2. Hep B - Bfluid 500 cc/24 jam
N : 106 x/mnt
3 . Anemia - Inj Vit K 3 x 1 amp
P : 20 x/mnt
Suhu : 38,6 C - Lactulac 3xCI
- Omeprazole 2x40 mg
- Protein ekstra
Kesan:
Splenomegali
Ascites
Sirosis hati adalah akhir dari proses difus fibrosis hati progresif yang ditandai dengan adanya distorsi
Hepatitis autoimun
Sirosis dekompensata, adanya gejala klinis hipertensi portal dan kegagalan hepatoseluler
GEJALA KLINIS
Gejala awal Gejala lanjut
Ikterus
Menurunnya nafsu makan
Gangguan siklus haid
Perut terasa kembung
Epistaksis
Mudah lelah dan lemas
Rambut badan rontok
Impotensi
Tidur terganggu
Testis mengecil
Terganggunya pembekuan darah
Dada membesar (Ginekomastia)
Terjadinya perubahan warna urin menjadi seperti teh pekat
Hematemesis
Melena
PEMERIKSAAN FISIK
- Mengantuk, kebingungan
Dada - Ginekomastia
- Spider nevi
- Splenomegali
- Eritema palmar
- Edema
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Radiologi
Karsinoma Hepatoseluler
Hepatik ensefalopati
Sindrom Hepatorenal
Peritonitis bakterial
TATALAKSANA
Identifikasi dan hilangkan penyebab dari perkembangan sirosis hati (contohnya, penyalahgunaan alkohol).
Asites & edema: Tirah baring, diet rendah garam adalah mengonsumsi garam 5,2 gram
Pengobatan pada hipertensi portal dan mencegah terjainya varises esophagus adalah non-selektif β-blockers
Untuk mencegah hepatic ensefalopati dapat diberi laktulosa setiap jam sebesar 30-45 mL sirup oral 3-4 kali/hari
Untuk mencegah peritonitis bakterial spontan dapat diberikan dengan antibiotik cefotaxime dan ceftriaxone
Jika sudah terjadi varises esofagus dapat diberikan obat-obat golongan vasoaktif
Somatostatin 250 mcg bolus diikuti 250 mcg/jam drip atau Octreotide diberikan melalui IV bolus 50
mcg kemudian diikuti dengan infus kontinu 50 mcg/jam
PROGNOSIS
Child-pugh score
Apa penyebab terjadinya sirosis hepatis pada pasien Sirosis hepatis yang diderita oleh pasien dicetuskan
Jaundice, sclera icteric, spider navi, ginecomastia, pada pasien ini dijumpai beberapa tanda awal dan
asites, caput medusa, splenomegali, dupuytren
lanjutan yang sesuai dengan gejala sirosis hepatis.
contracture, palmar eritema, edema, atrofi testis
Kasus
Teori
Pemeriksaan lab didapat
Hb=7,8 g/dl
Dari pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai
Ht= 21,7%
↑ SGOT, SGPT SGOT 106 U/I
SGPT= 73 U/I
↑ bilirubin,
Bil total: 4,4 mg%
↓ albumin dan ↑ globulin bil indirek: 2,9%
bil direk: 1,5%
Waktu protrombin memanjang
albumin: 1,8 g%
↓ natrium serum
Berdasarkan hasil laboratorium dijumpai hb, ht, dan albumin
↓ Hb menurun, sgot, sgpt, bilirubin total, indirek dan direk
meningkat. Walaupun pada kasus ini tidak dilakukan
pemeriksaan kadar globulin, PT, dan serum natrium, tetapi hasil
dari pemeriksaan laboratorium ini sudah mendukung anamnesis
dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis sirosis
hepatis.
Teori Kasus
Bagaimana penatalaksaan pada pasien ini ? Pada pasien ini sudah diberikan terapi non
farmakologis berupa tirah baring, pemasangan NGT,
- Identifikasi dan hilangkan penyebab dari dan diet protein ekstra.
perkembangan sirosis hati (contohnya, Tatalaksana farmakologi yang diberikan adalah
golongan diuretik inj. Furosemid 1 x 40 mg dan
penyalahgunaan alkohol).
Spironolakton 1 x 100 mg untuk mengatasi edema
dan asites.
- Untuk mengatasi asites dapat dilakukan tirah baring,
Untuk mencegah ammonia melewati sawar darah
diet rendah garam adalah mengonsumsi garam 5,2
otak, makadiberikan lactulac 3 x CI untuk
gram, spironolakton 100-200 mg/hari dapat meningkatkan peristaltik dan livola granul 3x 1 sach
untuk meningkatkan pengambilan ammonia dan
dikombinasikan dengan furosemid 20-40 mg/hari.
digunakan untuk mengubah glutamate menjadi
glutamine.
- Pengobatan pada hipertensi portal dan untuk
Somatostatin bolus 250 mcg dalam 5 menit lanjut
mencegah terjainya varises esophagus adalah non-
250 mcg/jam diberikan pada hari ke 3 rawatan karena
selektif β-blockers (NSBBs) seperti propranolol dan didapatkan perdarahan dari ngt. Hal ini dapat terjadi
akibat dari meningkatnya tekanan vena porta.
nadolol.
Teori Kasus