Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KASUS

SIROSIS HEPATIS

Oleh:
dr. Ricky Kurniadi

Pembimbing :
dr. Agnismaya Wonoagung, Sp.PD
 
 
Pendamping :
dr. Nanie Rosanty, M.Kes
dr. Andari Mayasari, M.Si

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BENGKALIS


2021
LATAR BELAKANG

 Sirosis hati merupakan penyakit kronis hati atau tahap akhir proses difus fibrosis hati progresif yang

ditandai dengan adanya distorsi arsitektur hati dan pembentukan nodul regeneratif

 Di seluruh dunia, sirosis merupakan penyebab kematian ke-11 yang paling umum.

 Berdasarkan data dari studi Global Burden of Disease, tingkat insiden sirosis hati adalah 20,7 per

100.000 pada 2015, meningkat 13% dari tahun 2000


 Penyakit Hepatitis B, Hepatitis C, dan konsumsi alkohol sangat berperan akan terjadinya penyakit sirosis

hati. Kematian akibat sirosis hati pada tahun 2015 sebanyak 1.161.914 jiwa, kematian ini disebabkan
oleh sirosis hati akibat Hepatitis B sebanyak 462.690 jiwa (39,8%), sirosis hati yang diakibatkan oleh
Hepatitis C sebanyak 258.814 jiwa (22,2%), sirosis hati yang diakibatkan oleh konsumsi alkohol
sebanyak 291.705 jiwa (25,1%), dan sirosis hati akibat penyebab lain sebanyak 148.704 jiwa (12,8%)
(WHO, 2016).

 Berdasarkan dari data Riskesdas melaporkan insiden Hepatitis B di Indonesia sebesar 21,8% dan insiden

hepatitis C sebesar 2,5 %, dan mempengaruhi tingginya kasus sirosis hati


STATUS PASIEN

Identitas

 Nama : Tn. S

 Umur : 34 tahun

 Jenis kelamin : Laki-laki

 Masuk RS : 23 Mei 2020

 No RM : 071181
Anamnesis

 Anamnesis dilakukan secara alloanamnesa pada tanggal 23 Mei 2021 jam 17.00

 Keluhan Utama: Demam sudah 1 bulan ini.

 Riwayat Penyakit Sekarang

 Demam (+) sudah 1 bulan, panas naik turun, riw penurunan berat badan (+), batuk (-), pilek (-),

penurunan nafsu makan (+) sejak 1 bulan, mual (+), muntah (-), pasien tampak kuning dimata sejak 2
minggu ini, perut kembung dari awal demam, riwayat perut diurut (+), riwayat sakit perut kanan bawah
(-), perut tegang, nyeri perut (-). Kentut (+), riw sakit kuning dikeluarga (+). Kedua punggung kaki
bengkak ketahuan lebih kurang 4 hari ini. Bab biasa, bab seperti dempul(-), bak seperti teh pekat(+)
 Demam (+),batuk (-),pilek (-),sesak nafas (-),hilang penghidu (-),riw kontak px covid19 (-),riw keluar

kota (-),pasien pernah rapid antibodi dipuskes selba hasil non reaktif, riw vaksin (-).

Riwayat Penyakit Dahulu

 Pasien belum pernah dioperasi

 Hipertensi dan DM (-)

 Alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga

 Hipertensi dan DM (-)

 Alergi (-)

 Penyakit jantung dan hati (-)

 Riwayat sakit kuning pada ayah sebelumnya (+)

Riwayat Ekonomi dan Kebiasaan

 Kebiasaan minum alcohol (-), obat penenang dan minum jamu-jamuan juga disangkal. Riwayat transfusi,

riwayat menggunakan obat-obatan dengan jarum suntik disangkal, riwayat ganti-ganti pasangan disangkal
Pemeriksaan Fisik Tanda Vital

 BB : 55 cm  TD : 105/55 mmHg

 TB : 60 kg  Nadi : 98 x/ menit

 Kesadaran : Compos mentis  Nafas : 20 x/ menit

GCS 15 (E4, M6, V5)  Suhu : 36,8°C

 KU : Tampak sakit sedang  SpO2 : 100% room air


 Mata : Konjungtiva anemis, sklera ikterik kedua mata.

 Telinga : Serumen (-), Nyeri tekan tragus (-)

 Mulut : Hiperemis (-), T1-T1 tenang.

 Leher : JVP 5 – 2 cm H2O

 Thorax : Pergerakan tampak simetris, massa (-), gynecomastia (-), spider nevi (-)

 Paru : I : Pergerakan nafas simetris, pelebaran sela iga (-)

P : fremitus normal

P : Sonor di seluruh lapang paru

A: Vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-)


 Jantung : I : Ictus cordis tidak terlihat

P : Ictus cordis teraba di ICS 5 midclavicula sinistra

P : Batas jantung kanan ICS 4 parasternal dextra, batas jantung kiri ICS 5 mid clavicula sinistra,
Pinggang jantung di ICS 2 mid clavicula sinistra

A : BJ I/II reguler, murmur(-) gallop (-)

 Abdomen : I : Tampak datar, Caput Medusa (-), pelebaran vena (-)

P : Soepel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, tidak teraba masa intra abdomen, splenomegali (-)

P : Timpani, Shifting dullness (-), undulasi (-)

A : BU (+) normal
 Ekstremitas : Edema +/+, CRT <3 detik, Palmar erithem (-)

 Kulit : Ikterik (+)

 Kelamin : Tidak dilakukan


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hematologi

Hemoglobin 7,8 g/dL 13,2-17,3

Hematokrit 21,7 % 33-45

Leukosit 10.300 /ul 5000-10.000

Trombosit 110,000 /ul 150.000-440.000

Fungsi Hati

SGOT 106 U/l 0 – 34

SGPT 73 U/l 0-40

Bil total 4,4 mg% 0,2-1,0 mg%

Bil indirek 2,9% 0,05-0,3mg%

Bil direk 1,5% <0,75%

Fungsi Ginjal

Ureum darah 30 mg/dl 20-40

Creatinin darah 1,0 mg/dl 0,6-1,5


Gula Darah

Gula Darah Sewaktu 72 mg/dl 70-140

Albumin 1,8 gr% 3,5-5,5 gr%

Hitung Jenis

Basofil 0 0-1

Eosinofil 0 1-3

Batang 3 2-6

Segmen 86 50-70

Limfosit 7 20-40

Monosit 4 2-8

ALC 721

NLR 12,2

Hepatitis

HbsAg Kualitatif Positif Negatif

C Reaktif Protein 189 mg/dl ≤5 mg/dl

Rapid covid-19 Ag Negatif Negatif


Interpretasi :

 Identitas foto jelas, kekerasan foto cukup, kualitas foto

cukup (Prosesus spinosus >4 dan inspirasi cukup dari


costae depan >6), simetris, trakea ditengah, tulang dan
jaringan dalam batas normal, fraktur (-), sudut
costofrenicus tajam, diafragma dalam batas normal,
tenting (-), pada paru tidak ada infiltrat dan cavitas, pada
jantung CTR <50%, elongasi aorta (-).

 Kesan : Jantung dan Paru dalam batas normal


Interpretasi EKG

 Sinus Ritme, QRS Rate 75 x/mnt, normoaxis, , P wave 0,08 dtk, PR interval 0,16 dtk, ORS complex 0,12 dtk, ST

changes (-), T inverted (-), BBB (-), LVH (-), RVH (-), Kesan: Normal
Resume

 Laki-laki, 34 tahun, datang dengan demam sudah 1 bulan, panas naik turun, riw penurunan berat badan,

penurunan nafsu makan sejak 1 bulan, mual, pasien tampak kuning dimata sejak 2 minggu ini, perut
kembung dari awal demam, riwayat perut diurut, riw sakit kuning dikeluarga dijumpai. Kedua punggung
kaki bengkak ketahuan lbh kurang 4 hr ini. bak seperti teh pekat dijumpai

 Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, konjungtiva anemis, sklera ikterik. Pada

pemeriksaan lab didapat Hb: 7,8 g/dl, Leukosit: 10.300/mm3, Ht: 21,7%, SGOT: 106 U/I, SGPT: 73 U/I,
Bil total: 4,4 mg%, bil indirek: 2,9%, bil direk: 1,5%, HbsAg positif.
 Diagnosis kerja

Sirosis hepatis ec hepatitis B


Tatalaksana  Spironolakton 1 x 100 mg

 Non Farmakologis  Propanolol 3 x 50 mg

 Pasang NGT  Lactulac 3 x CI

 Rencana Tranfusi PRC 2 pack  Lesichol 1 x 1

 Puasa jika NGT kotor


 Prognosis
 Farmakologis

 IVFD D5% 1000 cc/24 jam Ad vitam : dubia ad bonam

 Transfusi PRC 2 labu/hari Ad functionam : dubia ad bonam

 Inj. Vit K 3x1 amp Ad sanationam : dubia ad bonam


 Inj. Furosemid 1 x 40 mg
FOLLOW UP
24/5/2021
S : Lapar A : 1. Sirosis hepatis
O : TD : 90/60
2. Anemia
N : 94 x/mnt 3. Hep B
P : 20 x/mnt
Suhu : 36,4 C

P: - Inj Furosemid 1 amp

- Puasa - Spironolakton 1 x 100 mg

- Bfluid 1000 mcg/24 jam - Propanolol 3 x 10 mg

- Transfusi prc 2 labu - Lactulac 3 x CI

- Inj Vit K 3x1 amp - Lesichol 1 x 1

- Cek anti HIV dan HCV


25/5/2021
S : Perdarahan P:
O: A : 1. Sirosis hepatis
(+)
TD : 110/80 - Stop Ngt
2. Anemia
- Somatostatin bolus 250 mcg dalam 5 menit lanjut
N : 94 x/mnt 250 mcg/jam
P : 20 x/mnt 3. Hep B
- Bfluid 1000 cc/24 jam
Suhu : 38,2 C - Paracetamol 4 x 1 fls
- Resfar 1 x 1,8 gr dalam NaCl 0,9% 100 cc drip
- Inj Vit K 3 x 1 amp
- Spironolakton 1x 100 mg
- Lactulac 3xCI
- Lesichol 1x1
- Transfusi PRC 2 labu/hari
- Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Omeprazole 2x40 mg
26/5/2021
S : Perdarahan P:
O: A : 1. Sirosis hepatis ec Hep B
(+)
TD : 120/70, - Aff Ngt
2. Variceal bleeding
N : 86 x/mnt - Somatostatin 250 mcg/jam
P : 20 x/mnt 3. Anemia - Bfluid 1000 cc/24 jam
Suhu : 36,5 C - Paracetamol k/p
- Inj Vit K 3 x 1 amp
- Lactulac 3xCI
- Lesichol 1x1
- Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Omeprazole 2x40 mg
- Rencana pemasangan ngt ulang
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hematologi

Hemoglobin 9,8 g/dL 13,2-17,3

Hematokrit 28,5 % 33-45

Leukosit 15.800 /ul 5000-10.000

Trombosit 83,000 /ul 150.000-440.000

Anti HCV Negatif Negatif

HIV Kualitatif Negatif Negatif


27/5/2021
S : Bab sedikit
O: A: 1. Sirosis hepatis ec hep B P:
TD : 120/70
2. Variceal bleeding - Somatostatin 250 mcg/jam
N : 90 x/mnt
P : 20 x/mnt 3 . Anemia - Bfluid 1000 cc/24 jam
Suhu : 37,2 C - Inj Vit K 3 x 1 amp

- Lactulac 3xCI

- Lesichol 1x1

- Ceftriaxone 1 gr/12 jam

- Omeprazole 2x40 mg
28/5/2021
S : Sulit tidur
O: A : 1. Sirosis hepatis ec hep B P:
TD : 120/70
2. Variceal bleeding - Bfluid 500 cc/24 jam
N : 94 x/mnt
P : 20 x/mnt 3 . Anemia - Inj Vit K 3 x 1 amp
Suhu : 37 C - Lactulac 3xCI

- Lesichol 1x1

- Ceftriaxone 1 gr/12 jam

- Omeprazole 2x40 mg

- Diet 6x150 kkal

- Protein ekstra
29/5/2021
S : Bab sedikit
O: A : 1. Sirosis hepatis ec hep B P:
TD : 130/60
2. Variceal bleeding - Bfluid 500 cc/24 jam
N : 100 x/mnt
3 . Anemia - Inj Vit K 3 x 1 amp
P : 20 x/mnt
Suhu : 36 C - Lactulac 3xCI

- Lesichol 1x1

- Ceftriaxone 1 gr/12 jam

- Omeprazole 2x40 mg

- Diet 6x150 kkal

- Protein ekstra
30/5/2021
S : Abdomen nyeri
O: A : 1. HCC P:
TD : 130/80
2. Hep B - Bfluid 500 cc/24 jam
N : 106 x/mnt
3 . Anemia - Inj Vit K 3 x 1 amp
P : 20 x/mnt
Suhu : 38,6 C - Lactulac 3xCI

- Livola granul 3x1

- Ceftriaxone 1 gr/24 jam

- Omeprazole 2x40 mg

- Asetilsistein 3x2 tab

- Diet 6x150 kkal

- Protein ekstra
 Kesan:

 Massa inhomogen di hepar curiga HCC yang disertai hepatomegali

 Splenomegali

 Ascites

 Tak tampak kelainan pada vesica felea, pancreas, kedua ren

 Vesica urinaria tak valid dinilai


TINJAUAN PUSTAKA
SIROSIS HEPATIS
DEFINISI

 Sirosis hati adalah akhir dari proses difus fibrosis hati progresif yang ditandai dengan adanya distorsi

arsitektur hati serta terbentuknya nodul regeneratif.


ETIOLOGI

 Virus Hepatitis (Hepatitis B, Hepatitis C)

 Penyakit hati alkoholik

 Penyakit hati berlemak nonalkohol / steatohepatitis nonalkohol

 Hepatitis autoimun

 Gagal jantung kongestif

 Kolangitis bakteri berulang

 Stenosis saluran empedu


PATOFISIOLOGI

Cedera kronis Mengaktifkan sel Menghasilkan matriks


↑ Sitokin proinflamasi
Mengakibatkan inflamasi stellata ekstraseluler

Vasodilatasi aliran ↑ Resistensi terhadap


darah ↑ Tekanan v. porta
aliran darah portal
Fibrosis

Volume plasma ↓ Aktifasi RAAS


Vasokonstriksi
Retensi natrium
Retensi air
KLASIFIKASI

Secara fungsional atau klinis:

 Sirosis kompensata, di tahap ini gejala spesifik tidak terlihat.

 Sirosis dekompensata, adanya gejala klinis hipertensi portal dan kegagalan hepatoseluler
GEJALA KLINIS
Gejala awal Gejala lanjut
 Ikterus
 Menurunnya nafsu makan
 Gangguan siklus haid
 Perut terasa kembung
 Epistaksis
 Mudah lelah dan lemas
 Rambut badan rontok
 Impotensi
 Tidur terganggu
 Testis mengecil
 Terganggunya pembekuan darah
 Dada membesar (Ginekomastia)
 Terjadinya perubahan warna urin menjadi seperti teh pekat

 Hematemesis

 Melena
PEMERIKSAAN FISIK

Umum Kelelahan otot


Sistem Saraf Pusat - Asterixis (getaran tangan dengan ekstensi
pergelangan tangan)

- Mengantuk, kebingungan

Kepala - Scleral icterus

- Terlihat selaput lendir yang berada di


bawah lidah menguning

Dada - Ginekomastia

- Spider nevi

- Menipisnya rambut aksila


Abdomen - Asites

- Caput medusae (pembuluh epigastrium


superfisial membesar yang menyebar dari
umbilikus)

- Hepar mengecil atau normal

- Splenomegali

Tangan dan kuku - Dupuytren contracture (fibrosis yang


proresif dari fasia palmar, menghasilkan
ekstensi jari yang terbatas)

- Eritema palmar

Ekstremitas Bawah - Eritema bagian distal

- Edema
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Radiologi

 ↑ AST dan ALT USG

 ↑ Bilirubin  Nodul hypoechoic di parenkim hati yang merupakan

 ↓ albumin dan ↑ globulin nodul regeneratif. Deteksi nodul hypoechoic lebih


dari 10 mm penting dalam diagnosis dini karsinoma
 ↑ 2-3 kali alkali fosfatase
hepatoseluler
 Protrombin memanjang
 Dilatasi vena porta, vena lienalis dan vena
 ↓ natrium
mesenterika superior
 Anemia
 Pengurangan kecepatan aliran darah vena porta
 ↑ GGT
 Endoskopi saluran pencernaan bagian atas adalah metode gold standard untuk mendiagnosis adanya

varises gastroesofagus dan mengidentifikasi tanda-tanda risiko perdarahan

 Gold standard untuk diagnosis sirosis hepatis adalah biopsi hati


KOMPLIKASI

 Karsinoma Hepatoseluler

 Hepatik ensefalopati

 Sindrom Hepatorenal

 Peritonitis bakterial
TATALAKSANA

 Identifikasi dan hilangkan penyebab dari perkembangan sirosis hati (contohnya, penyalahgunaan alkohol).

 Asites & edema: Tirah baring, diet rendah garam adalah mengonsumsi garam 5,2 gram

Spironolakton 100-200 mg/hari dapat dikombinasikan dengan furosemid 20-40 mg/hari.

 Pengobatan pada hipertensi portal dan mencegah terjainya varises esophagus adalah non-selektif β-blockers

(NSBBs) seperti propranolol dan nadolol.

 Untuk mencegah hepatic ensefalopati dapat diberi laktulosa setiap jam sebesar 30-45 mL sirup oral 3-4 kali/hari

sampai 2-4 kali BAB/hari

 Untuk mencegah peritonitis bakterial spontan dapat diberikan dengan antibiotik cefotaxime dan ceftriaxone
 Jika sudah terjadi varises esofagus dapat diberikan obat-obat golongan vasoaktif

Somatostatin 250 mcg bolus diikuti 250 mcg/jam drip atau Octreotide diberikan melalui IV bolus 50
mcg kemudian diikuti dengan infus kontinu 50 mcg/jam
PROGNOSIS

 Child-pugh score

Derajat Kerusakan Minimal (1) Sedang (2) Berat (3)

Bil. Serum (mg/dL) < 2,0 > 3,0


2,0-3,0

Alb. Serum (gr/dL) > 3,5 2,8-3,5 < 2,8

Asites Tidak ada Terkontrol Berat

Ensefalopati Tidak ada Minimal Koma

Nutrisi Sempurna Baik Kurang


Interpretasi:
 Grade A: 5-6, mortalitas10-15%
 Grade B: 7-9, mortalitas 30%
 Grade C: 10-15, mortalitas > 60%

Score pada kasus adalah


Bil total : 4,4 mg% 3
Albumin: 1,8 gr%  3
Asites (-) 1
Ensefalopati (-) 1
Nutrisi baik 1
Total score 9  mortalitas 30%
DISKUSI KASUS
Teori Kasus

 Apa penyebab terjadinya sirosis hepatis pada pasien  Sirosis hepatis yang diderita oleh pasien dicetuskan

ini ? oleh hepatitis B yang didapat melalui anamnesis


bahwa pasien memiliki riwayat penyakit kuning
dalam keluarga.
Virus hepatitis B dan C, konsumsi alkohol, dan
 Riwayat hepatitis B pada pasien juga didukung oleh
autoimun merupakan penyebab utama untuk
hasil pemeriksaan HbsAg didapatkan positif.
penderita sirosis hati pada negara berkembang
Teori Kasus
 Bagaimana menegakkan diagnosis pada pasien ini ?  Pada kasus ini didiagnosis sirosis hepatis ec hepatitis
Gejala awal : Menurunnya nafsu makan, perut terasa B yang di dasarkan dari anamnesis dan pemeriksaan
kembung, mudah lelah dan lemas, Impotensi, Testis
mengecil, ginekomastia fisik dengan keluhan pasien riw penurunan berat
  badan, penurunan nafsu makan, pasien tampak
Gejala lanjut :Ikterus, gangguan siklus haid, kuning dimata, perut kembung, kedua punggung kaki
epistaksis, rambut badan rontok, tidur terganggu,
bengkak, riwayat bak seperti teh pekat (+).
terganggunya pembekuan darah, terjadinya
perubahan warna urin menjadi seperti teh pekat,  Pada pemeriksaan fisik: konjungtiva anemis, sklera
hematemesis, melena
ikterik, jaundice, edema pada kedua dorsum pedis.
 
Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai:  Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik

Jaundice, sclera icteric, spider navi, ginecomastia, pada pasien ini dijumpai beberapa tanda awal dan
asites, caput medusa, splenomegali, dupuytren
lanjutan yang sesuai dengan gejala sirosis hepatis.
contracture, palmar eritema, edema, atrofi testis
Kasus
Teori
 Pemeriksaan lab didapat

Hb=7,8 g/dl
 Dari pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai
Ht= 21,7%
↑ SGOT, SGPT SGOT 106 U/I
SGPT= 73 U/I
↑ bilirubin,
Bil total: 4,4 mg%
↓ albumin dan ↑ globulin bil indirek: 2,9%
bil direk: 1,5%
Waktu protrombin memanjang
albumin: 1,8 g%
↓ natrium serum
Berdasarkan hasil laboratorium dijumpai hb, ht, dan albumin
↓ Hb menurun, sgot, sgpt, bilirubin total, indirek dan direk
meningkat. Walaupun pada kasus ini tidak dilakukan
pemeriksaan kadar globulin, PT, dan serum natrium, tetapi hasil
dari pemeriksaan laboratorium ini sudah mendukung anamnesis
dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis sirosis
hepatis.
Teori Kasus
 Bagaimana penatalaksaan pada pasien ini ?  Pada pasien ini sudah diberikan terapi non
farmakologis berupa tirah baring, pemasangan NGT,
- Identifikasi dan hilangkan penyebab dari dan diet protein ekstra.
perkembangan sirosis hati (contohnya,  Tatalaksana farmakologi yang diberikan adalah
golongan diuretik inj. Furosemid 1 x 40 mg dan
penyalahgunaan alkohol).
Spironolakton 1 x 100 mg untuk mengatasi edema
dan asites.
- Untuk mengatasi asites dapat dilakukan tirah baring,
 Untuk mencegah ammonia melewati sawar darah
diet rendah garam adalah mengonsumsi garam 5,2
otak, makadiberikan lactulac 3 x CI untuk
gram, spironolakton 100-200 mg/hari dapat meningkatkan peristaltik dan livola granul 3x 1 sach
untuk meningkatkan pengambilan ammonia dan
dikombinasikan dengan furosemid 20-40 mg/hari.
digunakan untuk mengubah glutamate menjadi
glutamine.
- Pengobatan pada hipertensi portal dan untuk
 Somatostatin bolus 250 mcg dalam 5 menit lanjut
mencegah terjainya varises esophagus adalah non-
250 mcg/jam diberikan pada hari ke 3 rawatan karena
selektif β-blockers (NSBBs) seperti propranolol dan didapatkan perdarahan dari ngt. Hal ini dapat terjadi
akibat dari meningkatnya tekanan vena porta.
nadolol.
Teori Kasus

- Untuk mencegah peritonitis bakterial spontan dapat


diberikan dengan antibiotik cefotaxime dan ceftriaxone.  Tatalaksana definitive untuk rupture varises esofagus

- Untuk mencegah hepatic ensefalopati dapat diberi


yaitu ligasi pita endoskopi. Tetapi akibat keterbatasan
sarana rumah sakit, maka dilakukan pencegahan
laktulosa setiap jam sebesar 30-45 mL sirup oral 3-4 berulangnya rupture dengan pemberian propanolol 3
kali/hari sampai 2-4 kali BAB/hari x 50 mg diikuti 3x10 mg.
 Ceftriaxone 1 gr/12 jam untuk sebagai antibiotik
- Jika sudah terjadi varises esofagus dapat diberikan obat-
empiris untuk mencegah peritonitis bakterial spontan.
obat golongan vasoaktif Somatostatin 250 mcg bolus  Terdapat beberapa tambahan pengobatan simtomatis
diikuti 250 mcg/jam drip atau Octreotide diberikan seperti pemberian paracetamol untuk mengurangi
melalui IV bolus 50 mcg kemudian diikuti dengan infus demam, dan omeprazole karena pasien mengalami
mual. Pemberian resfar 1 x 1,8 gr dalam NaCl 0,9%
kontinu 50 mcg/jam 100 cc drip, asetilsistein 3x 2 tab dan Lesichol 1 x 1
diberikan sebagai hepatoprotektor dan antioksidan.
- Koreksi albumin jika <2,5 gr/dl
 Pada penderita ini terjadi gangguan pembentukan

faktor pembekuan di hati yang ditandai dengan


pemanjangan masa protrombin, dimana dengan
pemberian Vit K 3x10 mg dapat memperbaiki masa
protrombin.

 Transfusi 2 labu/hari diberikan kepada pasien atas

indikasi Hb: 7,8 gr/dl.

 Terapi yang tidak diberikan adalah koreksi albumin

menggunakan infus albumin. Tetapi pasien telah


diberikan cairan kaya asam amino yaitu bfluid.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai