Disusun Oleh:
Pembimbing:
dr. Hotma P. Pasaribu, M.Ked (OG), Sp.OG(K)
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini yang berjudul
“Kematian Janin dalam Kandungan”. Penulisan makalah ini adalah salah satu syarat
untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi
Dokter di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dr.
Hotma P. Pasaribu, M.Ked(OG), Sp.OG(K), selaku pembimbing yang telah
memberikan arahan dalam penyelesaian kasus ini. Dengan demikian diharapkan
laporan kasus ini dapat memberikan kontribusi positif dalam sistem pelayanan
kesehatan secara optimal.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan dalam penulisan makalah selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal. Keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari derajat kesehatan
masyarakat. Dalam hal ini terdapat beberapa indikator untuk menilai derajat
kesehatan masyarakat, khususnya indikator kesehatan ibu dan anak, yaitu
angka kematian ibu dan anak, usia harapan hidup, jumlah cakupan pelayanan
kesehatan, dan lain-lain. Salah satu tolak ukur yang paling peka untuk
menilai derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian perinatal
(Manuaba, 2003).
Kematian perinatal yaitu kematian janin setelah 20 minggu kehamilan,
tetapi sebelum permulaan persalinan (Hacker, 2004). Di Amerika Serikat,
angka kematian perinatal tercatat 3-8 per 1000.
Angka kematian perinatal di Indonesia tidak diketahui dengan pasti
karena belum ada survey yang menyeluruh. Angka yang ada adalah angka
kematian perinatal di rumah sakit besar sehingga tidak memberikan
gambaran yang mendekati angka kematian perinatal secara keseluruhan.
Dalam 30 tahun terakhir ini angka kematian bayi turun dengan menyolok,
tapi angka kematian perinatal dalam sepuluh tahun terakhir kurang lebih
menetap. Angka kematian perinatal di rumah sakit pada umumnya berkisar
antara 77 sampai 137 per 1000 (Monintja, 2006).
Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan
periode Januari – Desember 2006 menunjukkan bahwa jumlah kasus
kematian janin dalam kandungan sebanyak 30 kasus dari 992 persalinan atau
terjadi sebesar 0,45% setiap bulan, sedangkan untuk periode 01 Januari 2007
– 31 Desember 2007 sebanyak 69 kasus dari 1.395 persalinan atau terjadi
sebesar 1,12% setiap bulan.
1
Kematian janin dalam kandungan dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu faktor ibu, faktor janin, dan faktor kelainan tali pusat. Faktor ibu
meliputi umur, paritas, pemeriksaan antenatal, dan penyakit yang diderita
oleh ibu (anemia, pre-eklampsi dan eklampsia, solusio plasenta, diabetes
melitus, rhesus iso-imunisasi, infeksi dalam kehamilan, ketuban pecah dini,
dan letak lintang). Faktor janin yaitu kelainan kongenital, dan infeksi
intranatal). Faktor kelainan tali pusat yaitu kelainan insersi tali pusat, simpul
tali pusat, dan lilitan tali pusat (Manuaba, 2003; Wiknjosastro, 2005)
Angka kematian janin dalam kandungan dapat diturunkan melalui
pengawasan antenatal pada semua ibu hamil dengan menemukan dan
mendeteksi dini faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan janin dan
neonatus. Selain melakukan pengawasan pada ibu hamil, untuk menurunkan
angka kematian perinatal dapat dilakukan dengan memperbaiki keadaan
sosial dan ekonomi, perbaikan kesehatan ibu, memperbaiki teknik diagnosis
gawat janin, memperbaiki sarana pelayanan kesehatan, dan pencegahan
infeksi secara sungguh-sungguh (Wiknjosastro, 2005).
Universit
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan penulis
serta mampu memberikan informasi bagi pembacanya. Penulisan makalah ini sekaligus
untuk memenuhi persyaratan kegiatan Program Profesi Dokter (P3D) di departemen Ilmu
2
2
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan laporan ini adalah meningkatkan
pemahaman terhadap kasus kematian janin dalam kandungan pada ibu hamil.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
masing-masing berada dalam rahim yang beratnya 500 gram dan usia
seperti denyut jantung, pulsasi tali pusat, atau kontraksi otot (Monintja,
2005)
minggu penuh.
golongan di atas.
4
2.2. Etiologi
g. Malnutrisi
2.3. Diagnosis
2.3.1. Anamnesis
2.3.2. Inspeksi
5
2.3.3. Palpasi
2.3.4. Auskultasi
dalam kandungan.
Kandungan
1. Umur
dan perubahan emosi atau kejiwaan seorang ibu. Hal ini dapat
(Wiknjosastro, 2005).
2. Paritas
Paritas yang baik adalah 2-3 anak, merupakan paritas yang aman
pada janin. Ibu hamil yang telah melahirkan lebih dari 5 kali atau
3. Pemeriksaan Antenatal
1-3 bulan)
4-6 bulan).
7
7-9 bulan).
dengan segera.
(Saifuddin, 2002).
4. Penyulit / Penyakit
a. Anemia
akan turun dan bila persediaan ini habis, Hb akan turun. Ini
Normal : 11 gr%
dengan retensi garam dan air. Jika semua arteriola dalam tubuh
2004).
9
c. Solusio plasenta
d. Diabetes Mellitus
e. Rhesus Iso-Imunisasi
ini dapat terjadi begitu saja di awal kehamilan, tetapi perlahan-lahan sesuai
perkembangan kehamilan. Dalam aliran darah,
persalinan. Kejadian ketuban pecah dini mendekati 10% semua persalinan. Pada
umur kehamilan kurang dari 34 mninggu,
h. Letak lintang
bokong berada pada sisi yang lain. Pada letak lintang dengan
menipis, sehingga batas antara dua bagian ini makin lamamakin tinggi dan terjadi
lingkaran retraksi patologik sehingga
1. Kelainan kongenital
struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur.
13
lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa
kehamilannya.
2005).
2. Infeksi intranatal
Infeksi melalui cara ini lebih sering terjadi daripada cara yang lain.
Kuman dari vagina naik dan masuk ke dalam rongga amnion setelah
dapat juga terjadi dengan jalan kontak langsung dengan kuman yang
2006).
Tali pusat sangat penting artinya sehingga janin bebas bergerak dalam
cm. Tali pusat yang terlalu panjang dapat menimbulkan lilitan pada
sehingga saat ketuban pecah pembuluh darah yang berasal dari janin
15
Gerakan janin dalam rahim yang aktif pada tali pusat yang panjang
besar kemungkinan dapat terjadi lilitan tali pusat. Lilitan tali pusat
makin erat lilitan tali pusat dan makin terganggu aliran darah
2.5.1. Ultrasonografi
1. Tanda Spalding
mencair, hal ini terjadi setelah bayi meninggal beberapa hari dalam
kandungan.
2. Tanda Nojosk
melenting (hiperpleksi).
(Achadiat 2004).
1. Identitias Pasien
Nama : Ny. L
Umur : 31 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Jalan Sei Silau No 46 Medan
Tanggal Masuk : 07 Oktober 2019 pukul 13.15 WIB
No. MR : 10.19.58
2. Anamnesis
Keluhan utama : Mulas- mulas mau melahirkan
Telaah :
- Hal ini dialami pasien sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit (pukul 12.00
Wib, tanggal 07 Oktober 2019). Riwayat keluar lendir darah dijumpai.
Riwayat keluar air-air tidak dijumpai.
- HPHT pasien terakhir ?/01/2019. Pasien telah 2 kali melakukan antenatal
care ke dokter spesialis kandungan.
- Riwayat mengalami cidera fisik disangkal, riwayat berhubungan dengan
suami disangkal, riwayat demam sebelumnya disagkal, riwayat keputihan
dijumpai, riwayat konsumsi obat-obatan selama kehamilan tidak dijumpai.
- BAK (+), BAB (+), kesan normal.
18
19
Riwayat Haid
HPHT : ?-01-2019
TTP : ?-10-2019
ANC : 2x di dokter spesialis kandungan
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28-30 hari
Lama Haid : 5-7 hari, teratur
Ganti pembalut : 2-3 kali sehari
Nyeri haid :-
Riwayat Persalinan
1. Hamil ini
Riwayat Pernikahan
Pertama kali dengan suami sekarang Tn. I, berusia 32 tahun, sudah menikah
1 tahun.
Riwayat Kontrasepsi
Tidak pernah.
20
Riwayat Operasi
Tidak dijumpai
3. Pemeriksaan Fisik
Status Presens
Sensorium : Compos mentis Anemis : (-)
TD : 120/70 mmHg Ikterus : (-)
HR : 80 x/i, teratur Sianosis : (-)
RR : 20 x/i Dyspnea : (-)
Temperatur : 36,5 ºC Edema : (-)
Status Generalisata
Kepala : Mata : Konjungtiva palpebra inferior anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), pupil isokor ka=ki,
ø3 mm
Hidung : Konka eutrofi, septum medial
Mulut : Kandidiasis oral (-), uvula medial,
tonsil T1/T1
Telinga : Sekret (-/-), pendengaran (+)
21
Toraks :
Perkusi : Timpani
Auskultasi: Peristaltik (+) N
Ekstremitas : jejas (-), luka (-), edema (-)
Status Obstetri
Abdomen : Membesar asimetris
Leopold I : TFU 32 cm, bagian teratas janin kepala
Leopold II : Punggung janin di sebelah kiri
Leopold III : Bagian terbawah janin bokong, belum masuk pintu atas
panggul
Leopold IV : konvergen 5/5
HIS : 2 x 20” / 10 menit
DJJ : 144 x/i
Gerak janin : (+)
Status Ginekologi
VT : Serviks aksial, pembukaan 10 cm, Hodge I-II,
selaput ketuban (+), fontanella minor (?)
ST : Lendir darah (+), cairan ketuban (-)
Adekuasi Panggul
Promontorium : Tidak teraba
Linea Inominata : Teraba 2/3 anterior
Arkus pubik : >90
Spina Ischiadica : Tidak menonjol
Os sacrum : Concave
Os coccygeus : Mobile
23
4. Penjajakan
Laboratorium
Darah Lengkap
Hemoglobin : 9.6 g/dl 12-16 g/dl
Hematokrit : 30.50 % 38 - 44 %
Red Blood Cell : 4.40 x 106 /mm³ 3,8 - 5,2 /mm³
Leukosit : 23.68/mm³ 3.600 – 11.000 /mm³
Trombosit : 315.000 /mm³ 140.000 – 440.000 /mm³
MCV : 69.30 fL 82 – 92 fl
MCH : 21.80 fL 27 – 31 pg
MCHC : 31,50 fL 32 – 36 g%
PT : 11,3 s 11,6 s
INR : 0,76 s 1-1,3 s
APTT : 27,8 s 30,5
Ureum : 15,10 mg/dl < 50 mg/dl
Kreatinin : 0,86 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl
Natrium : 137 135 – 155
Kalium : 4,70 3,5 – 5,0
Klorida : 106 96 – 106
HbsAg : non-reaktif
Anti HIV : non-reaktif
24
Ultrasonografi Transabdominal
25
5. Diagnosis
6. Penatalaksanaan
- IVFD RL 20 gtt/i
7. Rencana
- Persalinan secara sectio caesarea
8. Laporan persalinan
Pasien dibaringkan di atas meja operasi dengan posisi supine dengan infus
dan kateter urin terpasang
Kemudian sudut kiri dan kanan tepi luka insisi dijepit dengan oral klem
Segmen bawah uterus diidentifikasi. Insisi low servikal di uterus sampai
lapisan subendometrium. Endometrium lalu ditembus dan dilebarkan
secara tumpul.
Kavum uteri dibersihkan dari sisa-sisa ketuban, kesan: bersih
Dilakukan penjahitan pijure of erskul pada kedua ujung robekan uterus
dengan dijahit lapis demi lapis
Klem peritoneum dibersihkan dari cairan ketuban dan darah
Terdapat multiple mioma uteri
Peritoneum dijahit dengan plain cat gut no.2
Kedua ujung fascia dijahit dengan vicryl ro. 2/0
Subkutis dijahit dengan vicryl ro. 2/0 subkutikuler
Luka operasi ditutup
Liang vagina dibersihkan
Keadaan umum ibu post op : mulai sadar.
Terapi
IVFD RL + Oxytocin 10 IU 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Anjuran
Pantau kontraksi uterus, vital sign, serta perdarahan
Cek darah rutin 2 jam pasca operasi
BAB 4
FOLLOW UP
Status lokalisata:
Abdomen: membesar asimetris
TFU: 32 cm
Teregang: Kiri
Terbawah: Bokong
HIS: (-)
DJJ: 144x/i
27
R Pantau Vital sign, Aff Kateter, Imobilisasi
28
BAB 5
DISKUSI KASUS
TEORI KASUS
29
teraba bagian yang keras dan bulat yakni Leopold I: TFU 32 cm, bagian teratas janin
kepala. Leopold II teraba punggung kepala
disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold II: Punggung janin di sebelah kiri
Leopold III-IV teraba bokong dibagian Leopold III: Bagian terbawah janin
bawah uterus. Kadang-kadang bokong bokong, belum masuk pintu atas panggul
janin teraba bulat dan dapat memberi Leopold IV:konvergen 5/5
kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong HIS: 2 x 20” / 10 menit
tidak dapat digerakkan semudah kepala. DJJ : 144 x/i
Denyut jantung janin pada umumnya Gerak janin : (+)
ditemukan setinggi pusat atau sedikit
lebih tinggi daripada umbilicus .
Setelah ketuban pecah dapat lebih Status Ginekologi
jelas adanya bokong vang ditandai VT : Serviks aksial, pembukaan 10
dengan adanya sakrum, kedua cm, Hodge I-II, selaput ketuban (+),
tuberositas iskii dan anus. Bila dapat fontanella minor (?)
diraba kaki, maka harus dibedakan ST : Lendir darah (+), cairan ketuban
dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, (-)
sedangkan pada tangan ditemukan ibu
jari vang letaknya tidak sejajar dengan
jari-jari lain dan panjang jari kurang
lebih sama dengan panjang telapak
tangan
30
1. Persalinan pervaginam Pasien dilakukan persalinan section
1. Persalinan spontan caesarean.
(spontaneous breech) Terapi
2. Persalinan perabdominan
Anjuran
(sectio caesarean)
Pantau kontraksi uterus, vital sign,
serta perdarahan
Cek darah rutin 2 jam pasca
operasi
31
KESIMPULAN
Ny. L, 31 tahun, G1P0A0, Jawa, Muslim, Ibu rumah tangga, datang dengan
keluhan mulas-mulas sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit, dan dijumpai keluar
air-air pada kemaluan. Pada pemeriksaan obstetric Leopold I dengan TFU 32 cm
dan bagian teratas janin kepala, Leopold II dengan punggung janin di sebelah kiri,
Leopold III bagian terbawah janin bokong dan belum masuk pintu atas panggul,
serta Leopol IV dengan konvergen 5/5. Pasien didiagnosis dengan Primigravida +
KDR (38-39 minggu) + Presentasi Bokong dengan anak hidup. Pasien dilakukan
tindakan Sectio caesaria dan dilakukan perawatan luka bekas operasi dan diberikan
obat-obatan Sefadroksil 500 mg 2x1, Asam Mefenamat 500mg 2x1, dan Vitamin B
kompleks 2x1.
32
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F.G, 2009 Leveno KJ, Bloom S, Hauth JC, Rouse DJ, Spong
CY. Obstetric Williams 23rd Edition. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Mostello, D., Chang, J.J., Bai, F., et al., 2014 Breech Presentation at
Delivery: A Marker For Congenital Anomaly?. Journal of Perinatology. Diunduh
dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24157495
Prawirohardjo, S., 2013 Ilmu Kebidanan Edisi ke-4 Cetakan ketiga. Jakarta:
PT. Bina Pustaka Pernoll, M.L., 2011
Saxena, R., 2013 Evidence Based Color Atlas Of Obstetrics & Gynecology
Diagnosis and Management First Edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical
Publishers
Turner, M.J., 2006 The Term Breech Trial : Are The Clinical Guidlines
Justified by The Evidence?. Journal of Obstetrics and Gynecology. Diunduh dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17000490
33
34
Walsh, B.K., Czervinske, M.P., Diblasi, R.M., 2010 Perinatal and Pediatric
Respiratory Care. USA : Saunders Elsevier