Anda di halaman 1dari 25

DISFUNGSI SEKSUAL

ADITYA PAELO RIZKI


SIKUMBANG 22010120220123
SKDI 2012
SKDI 2012
SNPPDI 2019 terbaru
F52 DISFUNGSI SEKSUAL BUKAN
DISEBABKAN OLEH GANGGUAN ATAU
PENYAKIT ORGANIK
Berkurangnya minat,
kenikmatan,  tidak mampu
mengendalikan atau
mengalami orgasme
gagal dalam respons
fisiologis yang dibutuhkan
untuk interaksi seksual
yang efektif (mis. Ereksi)
Respon seksual  proses psiko-somatik dan
kedua proses (psikologis & somatik) biasanya
terlibat sebagai penyebab disfungsi seksual
F52 Disfungsi Seksual Bukan
Disebabkan oleh Gangguan atau
Penyakit Organik (PPDGJ III)

1. Gangguan keinginan seksual


1. Gangguan keinginan seks hipoaktif
2. Gangguan keenganan seks
4. Gangguan nyeri seksual
2. Gangguan gairah
1. Dispareunia
1. Gangguan gairah wanita
2. Vaginismus
2. Gangguan ereksi pria
5. Disfungsi seksual tidak spesifik
3. Gangguan orgasme
1. Gangguan orgasme wanita
2. Gangguan pria
1. Ejakulasi premature
2. Gangguan orgasme pria
Kode DSM IV
SEXUAL DESIRE DISORDERS
• 302.71 Hypoactive Sexual Desire
Disorder
• 302.79 Sexual Aversion Disorder
SEXUAL AROUSAL DISORDERS
SEXUAL DYSFUNCTION DUE TO A
• 302.72 Female Sexual Arousal GENERAL MEDICAL CONDITION
Disorder
• 625.8 Female Hypoactive Sexual
• 302.72 Male Erectile Disorder Desire Disorder Due to ... [Indicate
ORGASMIC DISORDERS the General Medical Condition]
• 302.73 Female Orgasmic Disorder • 608.89 Male Hypoactive Sexual
• 302.74 Male Orgasmic Disorder Desire
• 302.75 Premature Ejaculation
SEXUAL PAIN DISORDERS
• 302.76 Dyspareunia (Not Due to a
General Medical Condition)
• 306.51 Vaginismus (Not Due to a
General Medical Condition)
Skrining
GANGGUAN KEINGINAN DAN GAIRAH
SEKSUAL

SEXUAL DESIRE SEXUAL AROUSAL


DISORDERS DISORDERS
302.71 Hypoactive Sexual Desire 302.72 Female Sexual Arousal
Disorder Disorder
302.79 Sexual Aversion Disorder 302.72 Male Erectile Disorder
Gangguan Keinginan Seks Hipoaktif
• Penurunan secara persisten dan rekuren (atau tidak ada) dari fantasi
seksual dan keinginan untuk aktivitas seksual
• Pertimbangan defisiensi atau tidak adanya “desire” tersebut dinilai oleh
tenaga klinis  perlu pertimbangan : usia, kehidupan pasien
• Gangguan  distress atau kesulitan interpersonal
• Disfungsi seksual tidak disebabkan oleh efek fisiologis secara langsung dari
zat-zat (drug abuse, obat-obatan) atau kondisi medis lainnya

Gangguan Keengganan Seksual


• Keenganan persisten atau rekuren & penghindaran dari seluruh kontak
seksual genital dengan pasangan seksual
• Gangguan menyebabkan distress & kesulitan interpersonal
• Disfungsi seksual tidak termasuk dalam gangguan lainnya pada aksis 1
selain disfungsi seksual
Gangguan Gairah Wanita
• Ketidakmampuan untuk memperoleh atau mempertahankan (secara
persisten dan rekuren) aktivitas seksual & lubrication-swelling response 
• Gangguan menyebabkan distress atau kesulitan interpersonal
• Disfungsi seksual tidak dapat didefinisikan dalam golongan aksis 1 lainnya
(selain disfungsi seksual) dan tidak disebabkan adanya efek fisiologis dari
zat-zat lain (Contoh: drug abuse, obat-obatan) atau kondisi medis lainnya.

Gangguan Ereksi Pria


• Ketidakmampuan untuk memperoleh atau mempertahankan aktivitas
seksual & ereksi yang adekuat
• Gangguan menyebabkan oleh distress atau kesulitan interpersonal
• Disfungsi erektil tidak dapat didefinisikan dalam golongan aksis 1 lainnya
(selain disfungsi seksual) dan tidak disebabkan adanya efek fisiologis dari
zat-zat lain (Contoh: drug abuse, obat-obatan) atau kondisi medis lainnya.
Gangguan Orgasmus, Gangguan Ejakulasi
(Ejakulasi Dini)
302.
74
Male
302. Orgasmic 302.
73 Disorder 75
Female Premature
Orgasmic Ejaculation
Disorder
Gangguan Orgasme Wanita
• Hambatan secara persisten atau rekuren atau tidak terjadinya orgasme
yang mengikuti fase gairah seksual normal selama aktivitas seksual
• Wanita  bisa memiliki intensitas yang bervariasi dari stimulasi yang
menyebabkan orgasme
• Gangguan harus didasarkan atas penilaian dokter  sesuai usia,
pengalaman seksual, adekuat / tidak stimulasi yang diterima
• Gangguan menyebabkan distress & kesulitan interpersonal
• Disfungsi seksual tidak termasuk dalam gangguan lainnya pada aksis 1
selain disfungsi seksual dan tidak disebabkan adanya efek fisiologis dari
zat-zat lain (Contoh: drug abuse, obat-obatan) atau kondisi medis lainnya.
Gangguan Orgasme Pria
• Hambatan secara persisten atau rekuren atau tidak terjadinya
orgasme yang mengikuti fase gairah seksual normal selama
aktivitas seksual
• Harus mempertimbangkan  usia  fokus, intensitas,
durasi
• Gangguan menyebabkan distress & kesulitan interpersonal
• Disfungsi seksual tidak termasuk dalam gangguan lainnya
pada aksis 1 selain disfungsi seksual dan tidak disebabkan
adanya efek fisiologis dari zat-zat lain (Contoh: drug abuse,
obat-obatan) atau kondisi medis lainnya.
Ejakulasi Dini
• Ejakulasi secara persisten dan rekuren dengan stimulasi seksual
yang minimal sebelumnya atau dalam waktu singkat setelah
penetrasi dan sebelum seseorang menginginkannya (ejakulasi)
• Perlu pertimbangan  durasi fase excitement, usia, pasangan
seksual (baru atau tidak), situasi, frekuensi aktivitas seksual dalam
waktu dekat.
• Gangguan menyebabkan distress & kesulitan interpersonal
• Ejakulasi dini tidak disebabkan adanya efek fisiologis dari zat-zat lain
(Contoh: drug abuse, obat-obatan) atau kondisi medis lainnya.
302.76
Dyspareunia (Not Due to a

Sexual Pain
General Medical Condition)

Disorder 306.51
Vaginismus (Not Due to a
General Medical Condition)
Dispareunia Non Organik
• Dispareunia : keadaan nyeri pada waktu hubungan seksual (bisa  wanita /
pria)
• Hanya bila tidak ada kelainan seksual primer lainnya (seperti vaginismus
atau keringnya vagina)

Vaginismus Non Organik


• Spasme otot-otot vagina
• Menyebabkan : tertutupnya pembukaan vagina
• Masuknya penis menjadi tidak mungkin atau nyeri
Tata Laksana Non Farmakologis
Dual-Sex Therapy
01 Tatalaksana  kedua orang 03 Hipnoterapi
dalam pasangan tersebut

Latihan dan Teknik 04 Terapi Perilaku


02
Spesifik
• Vaginismus  dilatasi pembukaan vagina
 jari atau dilator 05 Mindfulness
• Dispareunia  bisa menggunakan dilator
• Ejakulasi dini  squeeze technique, stop-
start technique, terapi seks
• Gangguan orgasme wanita  masturbasi, 06 Group Therapy
bisa menggunakan vibrator
Analytically Oriented Sex
07 Therapy
Concepts and typology

Type A Type B
Mercury is the closest Despite being red,
planet to the Sun and Mars is a cold place. It’s
the smallest one full of iron oxide dust

Type C Type D
Venus has a beautiful Jupiter is a gas giant
name and is the and the biggest planet
second planet in the Solar System
Tata Laksana Farmakologis
1. Sildenafil (Viagra)
2. Phentolamine oral (Vasomax)
3. Alprostadil (caverject)
4. Papaverin, prostaglandin E1,
phentolamine, kombinasi 
5. Transurethral alprostadil (MUSE)
Daftar Pustaka
1. American Psychitaric Association. 2005. Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders: DSM-IV – 4th ed. USA: APA
2. Muslim, R. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-
Unika Atmajaya
3. Sadock, B.J., Sadock, V.A., Ruiz, P. 2015. Kaplan & Sadocks’s
Synopsis of Psychiatry Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry
Eleventh Edition. USA: Wolters Kluwer
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai