Anda di halaman 1dari 21

Nama : Salsabila Sania Yahya

NIM : 131911123037

Presepsi Sensori Hidung


(Deviasi Septum Nasi)
Anatomi Fisiologi Hidung Luar

• Berbentuk Piramid
• Bagian-Bagiannya:
Anatomi Fisiologi Hidung Luar
• Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan
yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil
yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang
hidung
• Kerangka tulang terdiri dari :
1) tulang hidung (os nasal)
2) prosesus frontalis os maksila
3) prosesus nasalis os frontal
Anatomi Fisiologi Hidung Luar
• Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa
pasang tulang rawan yang terletak di bagian bawah hidung,
yaitu
1) Sepasang kartilago nasalis lateralis superior,
2) Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut juga
sebagai kartilago ala mayor
3) Tepi anterior kartilago septum
Anatomi Hidung Dalam
Cavum Nasi
• Berbentuk terowongan
• Dibagi 2 oleh Septum nasi : (Cavum kanan & kiri)
• Pintu masuk bagian depan ( Nares Anterior)
• Lobang belakang (Nares Posterior / koana)
• Tepat bagian depan nares anterior (vestibulum)
• Dinfing Cavum Nasi :
Medial : Septum Nasi
Lateral : Ager nasi dan konka
Interior : os. Maksila dan palatum
Superior : Lamina Kribriformis
Septum Nasi

• Membagi kavum nasi kanan dan kiri


• Dibentuk oleh tulang dan tulang rawan
• Dilapisi oleh perikondium dan perioseum
Septum Nasi
• Bagian luar mukosa hidung : • Bagian tulang rawan
Bagian tulang : ⁻ Kartilago septum (lamina
⁻ Lamina perpendikularis quadrangularis)
os.etmoid ⁻ kolumela
⁻ Os.vomer
⁻ Krista nasalis os. Maksila
⁻ Krista nasalis os palatina
Konka

• Tonjolan yang teriri dari tulang rawan yang terpisah dengan


tulang sekitarnya
• Ditutup oleh selaput tebal yang kaya pembuluh darah
• Bersifat semi erektil
• Ada 3-4 konka : konka inferir, konka media, superior dan suprema
• Dengan dinding lateral membentuk rongga (meatus)
• Mateus inferior, m.medius dan m.superior
• Pada m.inferior (muara duktus lakrimalis)
Meatus

• Pada m.medius terdapat bula etmoid, prosesus


unsinatus, hiatus semilunaris dan infundibulum
etmuid (kompleks osteomateal)
• Hiatus semilunaris (selah sempit) melekung (terdapat
muara sinus frontal, sinus maksila, sinus etmoid,
anterior)
• Pada m. Superior terdapat muara sinusetmoid
posterir dan sfenoid
Proses Persyarafan Hidung
• Rongga hidung depan atas n.etmoidalis
anterior -> cabang n.nasosilaris ->
n.optalmika
• Rongga hidung lain n.maksilaris dan
ganglion pterigopalatina , mempersarafi
bagian posterior dan sensasi pada bagian
anteroinferior septum nasi dan dinding
lateral
• Nervus olfaktorius turun melalui lamina
kribosa dari permukaan bawah bulbus
olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-
sel resptor penghidu pada mukosa
olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung.
Pemeriksaan Penunjang
• Nasoendoskopi : menilai jelas atau tidaknya sekret purulen di meatus media,
mukosa udem dan hiperemi obstruksi meatus media. Dapat menilai kelainan
anatomi seperti septum deviasi, ada tidaknya polip
• Pem. Mkikrobiologi kultur kuman dan pemeriksaan resistensi : dilakukan dengan
mengambil sekret dari meatus medius
• Foto polos posisiwaters, PA, dan lateral : hanya mampu melihat sinus besar seperti
maksila dan frontal dengan gambaran perselubungan dan batas udara-air (air
fluidlevel) serta penebalan mukosa
• CT scan : gold standart karena pemeriksaan inisangan jelas melihat komplek
ostiomeatal (struktur tulang)
• Spatula lidah : untuk mengukur sumbatan pada hidung
• Nasal Inspiratory Peak Flowmetry (NIPF) : mengukur aliran udara hidung saat
inspirasi
• Nasal Ekspiratory Peak Flowmetry (NEPF)
• Rinomanometri : untuk mengukur hambatan aliran udara nasal dengan pengukuran
kuantitatif pada alirandan tekanan udara nasal.
• Rinometri akustik : alat yang dapat untuk menentukan lokasi sumbatan hidung
Deviasi Septum Nasi

• Deviasi septum nasi adalah bentuk septum yang


tidak lurus di tengah -> membentuk deviasi ke salah
satu rongga hidung atau kedua rongga hidung ->
penyempitan pada rongga hidung

Septum nasi membagi cavum nasi menjadi dua


yaitu c.kanan dan c.kiri.
Selain itu septum berperan sebagai penyangga
hidung dan mempertahankan hidung normal
Klasifikasi Deiviasi Septum nasi

• Deviasi septum nasi berbentuk huruf S


• Dislokasi
• Penonjolan tulang berbentuk krista dan spinal
• Klasifikasi : Tipe I. Benjolan unilateral yang belum mengganggu aliran
udara.
Tipe II. Benjolan unilateral yang sudah mengganggu aliran
udara, namun masih belum menunjukkan gejala klinis
yang bermakna.
Tipe III. Deviasi pada konka media / area osteomeatal.
Tipe IV. Disebut juga tipe S dimana septum bagian
posterior dan anterior berada pada sisi yang berbeda.
Tipe V. Tonjolan besar unilateral pada dasar septum,
sementara di sisi lain masih normal.
Tipe VI. Tipe V ditambah sulkus unilateral dari kaudal-
ventral, sehingga menunjukkan rongga yang asimetri.
Etiologi

• Trauma langsung (paling sering) dan biasanya


berhubungan dengan kerusakan pada bagian lain hidung
seperti fraktur fasial os nasal.2,6,9
• Proses persalinan atau Posisi intra uterin yang abnormal
dapat menyebabkan tekanan pada hidung dan rahang
atas, sehingga dapat terjadi pergeseran septum.
• Tekanan torsi pada hidung saat kelahiran dapat
menambah trauma pada septum karena gangguan
pertumbuhan yang tidak seimbang antara kartilago
dengan tulang septum
Patofisiologi

Trauma yang terus menerus pada tulang rawan hidung


secara langsung ataupun tidak langsung menyebabkan
perubahan dan pertumbuhan struktur mukosa tulang
rawan sehingga drainage dari sekret terganggu dan hal
inilah yang membuat hidung bebau dan dirasa buntu
WOC

Mk : Pola napas tidak efektif


Tanda & Gejala

• Lubang hidung tersumbat sebab pada sisi deviasi


terdapat konka hipotrofi, sedangkan pada sisi
sebelahnya terjadi konka yang hipertrofi,
sebagai akibat mekanisme kompensasi
• Nyeri kepala dan sekitar mata
• Penciuman terganggu
• Mimisan (terhambatnya aliran udara dalam
hidung akan membuat permukaan kulut didalam
hidung menjadi kering)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan deviasi septum nasi sangat tergantung dari keluhan pasien
maupun komplikasi yang ditimbulkannya.
• Septoplasti merupakan prosedur operasi yang dilakukan untuk koreksi deviasi
septum nasi.
• Septoplasti dilakukan jika terdapat keluhan akibat deviasi septum nasi seperti
hidung tersumbat, untuk memperbesar akses ke meatus media pada saat
melakukan bedah sinus endoskopi fungsional, sakit kepala akibat kontak
dengan septum deviasi, epistaksis dan sebagai akses untuk melakukan
tindakan operasi tertentu dan alasan kosmetik
• Rekontruksi defek septum untuk menyangga dorsum nasi, memelihara
keutuhan dan ketebalan septum, mencegah perforasi lebih besar dan
mencegah obstruksi nasal akibat deformitas
• Insisi dan Drainase
• Antibiotik parentral
Masalah Keperawatan

• Pola napas tidak efektif berhubungan dengan


pemasangan tampon
• Nyeri akut berhubungan dengan proses
inflamasi/peradangan
Daftar Pustaka
• Budiman,Bestari J. Ade. 2012. Pengukuran Sumbatan Hidung pada
Deviasi Septum Nasi. Jurnal Kesehatan Andalas. 1(1).
• Budiman, Bestari J. Prijadi, Jon . 2013. Diagnosis dan
Penatalaksanaan Abses Septum Nasi . Jurnal Kesehatan Andalas.
2(1)
• Chandra, AA. Santoso, BS. Penatalaksanaan Fraktur Nasal. Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher.
Fakultas kedokteran Univesitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
• Kuntoadi, Gama Bagus. 2019. Buku Ajar Anatomi Fisiologi. Pantera
Publishing
• Toluhula, TT. dkk. 2013. Hubungan tipe deviasi septum nasi
klasifikasi Mladina dengan kejadian rinosinusitis dan fungsi tuba
Eustachius. ORLI Vol. 43 No.2.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai