Anda di halaman 1dari 34

ASKEP

KECEMASAN
KELOMPOK 2
1. Lataniya Auliya Rizky (1914301051)
2. Elva Nuri Sakinah (1914301055)
3. Putra Zulfijar F (1914301078)
4. Wiwin Kiki Wulandari (1914301099)
5. Ade Putri Aulia (1914301084)
PENGERTIAN ANSIETAS

Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang
spesifik. Ansietas di alami secara subjektif dan dikomunikasikan secara
interpersonal (Stuart & Laraia).
Ansietas dapat menjadi suatu kekuatan motivasi untuk pertumbuhan dan
perkembangan pada individu yang bersangkutan (Corey). Dapat pula ansietas
menjadi suatu beban berat yang menyebabkan individu tersebut hidupnya selalu di
bawah bayang-bayang ansietas yang terus berkepanjangan. Ansitas berkaitan dengan
strees. Oleh karena ansietas timbul sebagai respon terhadap stress, baik stress
fisiologi maupun psikologis.
ETIOLOGI
Meski penyebab ansietas belum sepenuhnya diketahui, namun gangguan
keseimbangan neurotransmitter dalam otak dapat menimbulkan ansietas pada diri
seseorang. Faktor genetik juga merupakan faktor yang dapat menimbulkan
gangguan ini. Ansietas terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi
situasi, masalah dan tujuan hidup (Videbeck, 2008). Adapun factor-faktor yang
mempengaruhi ansietas ada Faktor Predisposisi, Faktor Prepitasi, dan Perilaku.
TINGKAT ANSIETAS

• Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada
tingkat ini lapangan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada. Individu
terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
• Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebihmemfokuskan hal-
hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain.
• Ansietas berat
Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung memikirkan hal
yang kecil saja dan mengabaikan hal lain. Individu tidak mampu lagi berpikir realistis dan
membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain
• Panik
Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan sudah terganggu
sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun telah di
berikan pengarahan.
RENTANG RESPON ANSIETAS
GEJALA UMUM ANSIETAS

• Gejala psikologik 
Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati , takut ”gila”, takut
kehilangan kontrol dan sebagainya.

• Gejala fisik 
Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan
otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung dan
lain-lain.

• Gejala penyerta
Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia, pada
beberapa pasien suatu gangguan depresi ditemukan bersama-sama dengan gangguan
panik.
PENATALAKSANAAN

• Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara : Makan yang bergizi dan
seimbang, Istirahat yang cukup, Cukup.olahraga, Jangan merokok.
• Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-obatan
yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di
susunan saraf pusat otak (limbic system).
• Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari
kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhankeluhan somatik (fisik) itu
dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
• Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain : Psikoterapi suportif,
untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak
merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri
ASUHAN
KEPERAWATAN
IDENTITAS
Nama : Ny.I
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bululawang, Malang
Suku : Jawa, Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda
Pendidikan : SMA
Nomor Register : 04511
Tanggal Masuk : 12 April 2011 pukul 08.45 WIB
LANJUTAN

Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 36 Tahun
Pendidikan : Diploma III
Pekerjaan : PNS
Alamat : Kedung, Jepara
Hubungan dengan klien : Adik Kandung
ALASAN MASUK
Klien mengalami stress yang ditandai dengan panik, menarik diri, menghindari kontak sosial
terutama pada seorang pria, depresi, takut yang berlebihan.

FAKTOR PREDISPOSISI
Klien sebelumnya tidak pernah mengalami gangguan jiwa. Menurut adik kandung klien,
tidak ada keluarga yang menderita sakit jiwa seperti klien. Klien adalah seorang istri yang
sangat setia dan cinta dengan suaminya dan klien sudah mempunyai 2 orang anak. Dan klien
mengetahui secara tidak sengaja bahwa suaminya mempunyai istri lain. Tetapi klien selalu
menutupi masalahnya sendiri dengan cara menarik diri dan menghindari kontak sosial dengan
keluarganya.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
BB : 52 kg
TB : 165 cm

Pemeriksaan Fisik
Kepala : Rambut hitam merata, bersih, tidak ada benjolan dan  bekas trauma
Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pandangan kosong
Hidung : Bersih, tidak ada septum deviasi, tidak ada polip, tidak  ada nafas cuping hidung
Telinga : Bersih, pendengaran baik, tidak nyeri, tidak  menggunakan alat bantu
pendengaran
Mulut : Mukosa lembab, gigi bersih, bibir tidak sianosis
Leher : Trakea simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis
Paru-paru : I : tidak ada lesi pada dada, pergerakan regular 
Pa: tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri
Pe: resonan
A: Vesikuler

Jantung : I : Ictus cordis tidak tampak 


Pa : Ictus Cordis teraba pada SC VI media LMCS
Pe : pekak 
A : bunyi jantung I dan II

Abdomen : I : tidak ada lesi


A : peristaltik usus 12x/mnt
Pe : tympani
Pa : tidak ada nyeri tekan

Genetalia : Bersih, tidak terpasang kateter 


Ekstremitas : Tidak ada edema, CRT < 2 detik, klien dapat berjalan dengan baik 
PSIKOSOSIAL
Genogram
KONSEP DIRI

Gambaran diri
Klien merasa sudah tidak cantik lagi dan merasa banyak  kekurangan pada dirinya
sehingga suaminya berpaling pada wanita lain.
Identitas diri
Klien mengatakan bahwa merasa banyak kekurangan dalam dirinya.
Peran diri
Klien merupakan seorang ibu rumah tangga yang sudah memiliki 2 orang anak. Klien
sudah tinggal di rumahnya sendiri bersama suami dan anaknya.
Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dari penyakitnya tetapi klien tidak ingin pulang
ke rumahnya karena tidak ingin bertemu dengan suaminya.
Harga diri
Klien merasa minder dengan masyarakat sekitar karena sudah ditinggal selingkuh oleh
suaminya.Klien dalam kesehariannya jarang  bergaul dengan tetangganya. Kegiatan
kelompok tidak pernah klien ikuti.
HUBUNGAN SOSIAL

Orang yang berarti


Menurut klien orang yang sangat berarti dalam hidupnya adalah suami dan anak-anaknya.

Peran serta dalam kelompok atau masyarakat


Klien mengatakan tidak pernah ikut dalam kegiatan kelompok  dalam masyarakat seperti
arisan, PKK,dll.

Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain


Klien mengatakan bahwa klien adalah orang yang lebih banyak  diam dan mengatakan
malas bertemu atau berbicara dengan orang lain. Klien jarang bergaul.
SPIRITUAL

Nilai dan keyakinan


Klien beragama Islam dan percaya bahwa Tuhan, surga dan neraka ada.

Kegiatan beribadah
Selama sakit, klien tidak pernah menjalankan sholat 5 waktu.
STATUS MENTAL

Penampilan
Penampilan cukup rapi, rambut disisir rapi, pakaian yang dikenakan sesuai, tidak terlalu
besar dan kecil, klien juga memakai alas kaki.
Pembicaraan
Pembicaraan klien pelan malah kadang-kadang tidak mau  berbicara sama sekali,
nada suara rendah, kontak mata kurang dan selalu menunduk dan suka menyendiri.
Aktivitas motorik 
Klien lebih bayak diam di pojok ruangan selama di rumah sakit, aktivitas motorik tidak
mengalami gangguan seperti mandi, ganti baju atas inisiatif sendiri dan dilakukan secara
mandiri tetapi klien jarang mau untuk makan.
Afek  
Afek kurang serasi, klien kurang merespons dengan benar stimulus yang diberikan.
Interaksi selama wawancara
Klien kurang kooperatif, tidak pernah kontak mata selama berinteraksi.
Persepsi
Saat dikaji klien mengatakan tidak ada halusinasi.
Proses pikir 
Pembicaraan klien bisa dimngerti oleh perawat, selama komunikasi dengan perawat dapat
diobservasi bahwa pembicaraan klien terarah,
 jawaban klien koheren dengan pertanyaan yang diajukan.

Isi pikir 
Saat interaksi dengan perawat klien mengatakan bahwa ia merasa tidak berharga, karena
ditinggal oleh suaminya .

Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien baik, orientasi tempat, waktu dan orang  baik, klien mengetahui
sekarang berada di rumah sakit jiwa Lawang, klien mengetahui hari, tanggal dan jam,
klien dapat membedakan pagi, siang dan malam.

Memori
Klien masih ingat tahun lahir yaitu tahun 1966, mampu mengingat kejadian masa lalu, dan
kejadian sekarang, klien dapat menceritakan riwayat kehidupannya secara berurutan dan
konsisten.
Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mudah berkonsentrasi, daya ingat jangka panjang klien baik, dimana klien masih
mengingat tahun lahirnya dan tahun lahir anaknya, klien masih mampu mengingat hal-hal
yang baru saja terjadi. Klien masih dapat berhitung sederhana, ketika diberi pertanyaan
12 + 9 + 11 = klien menjawab 32.

Kemampuan penilaian
Klien masih mampu mengambil keputusan sederhana, dibantu orang lain. Contoh ketika
diberi opsi minum obat dulu sebelum tidur  atau tidur dulu sebelum minum obat, klien
mengatakan minum obat dulu sebelum tidur.

Daya tilik diri


Klien mengakui dan sadar bahwa dirinya sedang sakit dan ingin segera sembuh.
KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

Selama di rumah sakit klien makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur, lauk dan
buah tetapi kadang dimakan kadang tidak. Pola buang air  besar klien tidak teratur.
Buang air kecil tidak mengalami masalah. Dalam  buang air besar dan buang air kecil
klien di kamar mandi / WC atas inisiatif  sendiri, begitu juga membersihkan diri setelah
buang air besar / buang air  kecil. Klien mandi 2x sehari atas inisiatif sendiri. Selama
di rumah sakit klien berpakaian rapi dan terlihat sesuai tubuhnya. Klien berpakaian
sendiri dan ganti setiap hari. Klien mengalami gangguan tidur. Selama di rumah sakit
penggunaan obat klien diatur oleh perawat, pemeriksaan kesehatan dilakukan setiap hari
oleh perawat pula.
Klien memiliki sistem pendukung yaitu keluarga dan perawat selama di rumah sakit.
MEKANISME KOPING
Klien mengatakan jika ada masalah dipendam sendiri namun kadang cerita dengan
suaminya.
 
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LIGNKUNGAN
Klien mengatakan jarang bergaul dengan tetangganya. Mengenai masalah perumahan, ia
mengatakan tinggal dirumahnya sendiri.
 
PENGETAHUAN
Klien mengetahui dan sadar akan sakit yang dderitanya, namun klien kurang tahu
mengetahui obat-obatan karena kurang ada bimbingan dari perawat ruangan.
 
ASPEK MEDIK
Therapy oral :
Benadryl 25-50 mg
Atarax 25-50 mg
Diazepam 15 mg
Halcion 0,125-0,25 mg
ANALISA DATA
NO DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN
1 DS : Kecemasan berat
Klien mengatakan sudah tidak cantik lagi dan merasa
banyak kekurangan pada dirinya sehingga suaminya
berpaling pada wanita lain.
Klien mengatakan ingin segera sembuh dari penyakitnya
tetapi klien tidak ingin pulang ke rumahnya karena tidak
ingin bertemu dengan suaminya
Klien merasa minder dengan masyarakat sekitar karena
sudah ditinggal selingkuh oleh suaminya.
Klien selalu memendam perasaannya ketika ada masalah
DO :
Klien kurang kooperatif 
Nada bicara rendah ketika sedang berinteraksi dengan
perawat
Klien terlihat bingung dan gelisah
Klien sering terlihat menyendiri di pojok  ruangan
Klien tidak mau bertemu dengan orang laki-laki terutama
suaminya
2 DS : Panik
Klien mengatakan jarang bergaul dengan
tetangganya
Klien mengatakan ingin segera sembuh dari
penyakitnya
Klien mengatakan bahwa ia merasa tidak berharga
lagi
 
DO :
Tidak pernah ada kontak mata saat berinteraksi
Klien terlihat panik 
Klien tidak tampak dijenguk oleh keluarganya
3 DS : Isolasi sosial : menarik diri
Klien mengatakan jarang ikut kegiatan masyarakat
seperti arisan, PKK, dll
Klien mengatakan jarang bergaul dengan
tetangganya
Klien mengatakan bergaul dengan orang tertentu
saja / keluarganya saja
DO :
Klien berbicara lambat, nada rendah dan selalu
menunduk.
Klien sulit diajak berinteraksi
DIAGNOSA

1. Kecemasan berat berhubungan dengan konflik perkawinan


1. Panik berhubungan dengan penolakan keluarga (suami).
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1.     Kecemasan berat b.d Tujuan Umum: 1.Bina hubungan mengungkapkan  
dengan konflik Kecemasan klien hilang
 prinsip komunikasi
perkawinan dan klien dapat
terapeutik.
 berhubungan sosial
a. Sapa klien dengan ramah baik
dengan orang lain secara verbal maupun non verbal
optimal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
Tujuan Khusus :
c. Tanyakan nama lengkap klien dan
Klien dapat membina nama panggilan yang disukai klien
hubungan saling
d. Jelaskan tujuan pertemuan
percaya
e. Tunjukkan sikap empati dan
  menerima klien apa adanya
f. Beri perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
      Tujuan Khusus 2 Eksplorasi perasaan cemas  

Klien dapat percaya klien,perlihatkan diri sebagai orang yang

kepada perawat dan klien hangat,menjadi pendengar yang baik 

Mampu menceritakan
semua masalahnya
      Tujuan khusus 3 Bantu klien mengenali  
Klien dapat menilai perasaan cemas dan
kemampuan yang menyadari nilainya
digunakan dan  
kecemasan yang
dihadapi
      ` Melakukan komunikasi  
dengan teknik yang tepat
dan dimulai dari topik yang
ringan

      Tujuan khusus 5 Bantu kilen mengidentifikasi  


Klien dapat respon terhadap stress
melakukan
kegiatan sesuai
dengan kondisi
sakit dan
kemampuan tanpa
stress
STRATEGI PELAKSANAAN
Masalah keperawatan : Kecemasan
1. Proses Keperawatan
• Kondisi : Klien mengatakan merasa tidak berharga lagi.
• Diagnosa : Kecemasan berat berhubungan dengan konflik perkawinan
• TUK :
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

2. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( SP )


Orientasi
• Salam Terapeutik 
Assalamu'alaikum Ibu I, nama saya Ani Lestari, biasa dipanggil Ani. Saya pagi ini akan merawat
Ibu I dari pukul 07.00-14.00 nanti.
• Evaluasi /Validasi
Apa yang terjadi di rumah sehingga Ibu I harus dibawa ke sini?
• Kontrak :
Topik : Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan atau hobby atau hal-hal yang
biasa Ibu I lakukan?
Tempat : Dimana kita akan bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini saja?
Waktu : Berapa lama kita akan bercakap-cakap? Bagaimana kalau 10 menit saja?
 Kerja
Apa yang biasa Ibu I kerjakan dirumah?
Sekarang yang biasa dilakukan di rumah?
Apa yang ibu I senangi dari keluarga? Bagaimana dengan suami dan
anak-anak?
-Bagaimana pula dengan tempat tinggalnya? Apa ada yang disenangi
disana?

Terminasi
Evaluasi Subyektif : Bagaimana perasaan Ibu I setelah kita bercakap-
cakap?
Evaluasi Obyektif :
Apa saja tadi kemampuan Ibu I ? (bagus sekali)
Apa saja tadi yang disenangi dirumah? (bagus sekali)
Rencana Tindak Lanjut : Baiklah, waktu kita sudah habis, nanti coba Ibu I
ingat lagi kemampuan yang belum disampaikan.
Kontrak 

Topik : Besok kita akan melihat kemampuan Ibu I yang masih dapat dilakukan
di rumah sakit.
Tempat : Kira- kira dimana kita akan bicara? Bagaimana kalau di tempat ini
saja?
Waktu : Kira-kira besok jam 08.30 ya! Berapa lama kita akan
 berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Baiklah, silahkan Ibu I melanjutkan kegiatan, bila ada sesuatu yang ingin
disampaikan saya ada diruang perawatan
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.
Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai