RINOSINUSITIS KRONIK
02 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan clinical science section ini adalah untuk mengetahui Rinosinusitis kronik
mulai dari definisi, epidemiologi, etiopatogenesis,manifestasi klinik, diagnosis dan
tatalaksana
03 Metode Penulisan
Metode penulisan clinical science section ini adalah study kepustakaan yang
merujuk pada berbagaii literatur.
04 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan clinical science section ini adalah menambah wawasan
dan pengetahuan mengenai Rinosinusitis kronik
Anatomi hidung dan sinus paranasal
Ballenger. Anatomy and physiology of the nose and paranasal sinuses In: Snow JB and Ballenger JJ otorhinolaryngology head and neck surgery 16th ed: BC Decker Inc. 2016 p547-60
Clemente MP. Surgical anatomy of the paranasal sinus in HL Levine & MP Clemente eds. sinus surgery: endoscopic and microscopic approaches. New York: 2005 .p27-5
Anatomi hidung dan sinus paranasal
Ballenger. Anatomy and physiology of the nose and paranasal sinuses In: Snow JB and Ballenger JJ otorhinolaryngology head and neck surgery 16th ed: BC Decker Inc. 2016 p547-60
Clemente MP. Surgical anatomy of the paranasal sinus in HL Levine & MP Clemente eds. sinus surgery: endoscopic and microscopic approaches. New York: 2005 .p27-5
Anatomi hidung dan sinus paranasal
Ballenger. Anatomy and physiology of the nose and paranasal sinuses In: Snow JB and Ballenger JJ otorhinolaryngology head and neck surgery 16th ed: BC Decker Inc. 2016 p547-60
Clemente MP. Surgical anatomy of the paranasal sinus in HL Levine & MP Clemente eds. sinus surgery: endoscopic and microscopic approaches. New York: 2005 .p27-5
Fungsi Sinus Paranasal
Adams GL, Boies LR, Higler PH. Hidung dan sinus paranasalis. Buku ajar penyakit tht. Edisi keenam. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.1994 : 173-240
Rinosinusitis Kronik
Umumnya sinusitis disertai atau dipicu oleh • rinosinusitis akut yang berlangsung dalam
rhinitis sehingga sering disebut rinosinusitis. waktu 4 minggu,
Peradangan yang melibatkan beberapa sinus • rinosinusitis subakut yang berlangsung antara
disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai 4 sampai dengan 12 minggu
seluruh sinus disebut pansinusitis • rinosinusitis kronik yang berlangsung dalam
waktu lebih dari 12 minggu
Mangunkusumo E, Soetjipto D. Dalam Soepardi EA, Iskandar N, Basruddin J, Restuti R.. Buku ajar ilmu kesehatan telinga
Lanza DC, Kennedy DW. Otolaryngology head and neck surgery adult rhinosinusitis defined: 2010 .p1–7. hidung tenggorok kepala dan leher edisi ketujuh. Jakarta: Balai Penerbit FK UI: 2016 .p106-11;127-30
Epidemiologi
prevalensi sekitar 10 - 15%.
The National Health Interview Survey di Amerika Serikat pada tahun 2012
dari 243.921 responden dewasa 12,1% didiagnosis sinusitis,
7% terjadi pada orang Asia dan 13,8% terjadi pada orang kulit putih
Indonesia pada tahun 2003 penyakit hidung dan sinus berada pada urutan ke 25 dari 50 pola penyakit
utama
Data dari Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL RS Cipto Mangunkusumo 300 penderita (69%) dari 435
penderita rawat jalan poli rinologi yang datang selama periode Januari–Agustus 2005.
Data di bagian Rinologi-Alergi THT-KL Rumah Sakit Hasan Sadikin pada tahun 2011 tercatat 46% kasus
rinosinusitis.19
Di poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi Surakarta tercatat sepanjang tahun 2014 angka kejadian
rinosinusitis kronik sebanyak 204 kasus (13,01%) dari 1567 pasien rawat jalan
Deconde AS, Soler ZM.. Chronic rhinosinusitis: epidemiology and burden of disease: 2016 .p134–9
Zhang Y, Gevaert E, Lou H, Wang X.. Current perspectives chronic rhinosinusitis in Asia Journal of Allergy and Clinical Immunology. 2017 140(5):1230–9
Candra, et al.. Penurunan kadar IL-8 sekret mukosa hidung pada rhinosinusitis tanpa polip non alergi oleh antibiotik makrolid meningkatkan fungsi penghidu. Bandung: Fakultas Keokteran Universitas Padjajaran. 2013
Etiologi
berasal tubuh host sendiri
deviasi septum, atresia koana, nasal cleft, immunodefisiensi,
hipersensitivitas terhadap aspirin, refluks gastroesofageal,
ataupun keadaan hormonal seperti rinitis yang terjadi pada
saat hamil
Marple BF, Ferguson BJ.. Diagnosis and management of chronic rhinosinusitis in adults. 2009 121(6):121–39
Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD (ed). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2012 : 96-100
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Mullol J dkk. European position paper on rhinosinusitis and nasal polyps. International Rhinology Rhinologie Internationale: 2020. p1– 481
Patofisiologi
rinosinusitis
akut
bakterial
yang
Organ-organ yang membentuk memerlukan
sekretnya akan berubah bentuk Apabila terapi tersebut tidak berhasil
kompleks ostiomeatal (KOM) letaknya
menjadi purulen terapi hipoksia
berdekatan
antibiotik
Mangunkusumo E, Soetjipto D. 2016. Dalam Soepardi EA, Iskandar N, Basruddin J, Restuti R.. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher edisi ketujuh. Jakarta: Balai Penerbit FK UI:106-11;127-30
Manifestasi Klinis
bahwa gejala yang paling sering ditemui adalah hidung tersumbat (100%), ingus purulen (95,5%),
nyeri (91%), kelelahan (63,6%) dan gangguan penciuman (51,9%).8
Gejala lokal
01
adalah hidung tersumbat, hidung berair, nyeri / rasa penuh pada
wajah, nyeri kepala, gangguan penciuman hingga anosmia. Selain itu
juga akan ditemukan pilek yang sering kambuh, ingus kental dan
kadang-kadang berbau, serta sering terdapat ingus di tenggorok
(Posterior Nasal Drip.
02 Gejala regional
nyeri tenggorok, disfonia, batuk, halitosis, bronkospasm, rasa
penuh / nyeri pada telinga dan nyeri gigi.
03 Gejala sistemik
Gejala sistemik berupa kelelahan, demam, bahkan
anoreksia.
Adams GL, Boies LR, Higler PH. Hidung dan sinus paranasalis. Buku ajar penyakit tht. Edisi keenam. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.1994 : 173-240
Lee S, Lane A. 2011. Chronic rhinosinusitis as a multifactorial inflammatory disorder:159–68
Arivalagan, Privina. The Picture Of Chronic Rinosinusitis in RSUP Haji Adam Malik in Year 2011. E – Jurnal FK-USU.2013: 1(1).
Prinsip Diagnostik
Gejala Mayor Gejala Minor
Sakit pada wajah/tertekan Sakit kepala
Hidung terasa penuh Demam
Hidung tersumbat Halitosis
Ingus purulen/pos-nasal/berwarna Kelelahan Pemeriksaan penunjang
Gangguan penciuman Sakit gigi
Sekret purulen di rongga hidung Batuk • Foto polos posisi Waters, PA dan lateral,
menilai kondisi sinus – sinus besar seperti
pada saat pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik sinus maksila dan frontal. perselubungan,
Telinga terasa penuh/tertekan air fluid level atau penebalan mukosa
rinoskopi anterior • Endoskopi nasal
dan posterior • CT Scan
• Pemeriksaan Laboratorium (mikrobiologik dan
tes resistensi)
Anamnesis
Marple BF, Ferguson BJ. 2009. Diagnosis and management of chronic rhinosinusitis in adults. 121(6):121–39
Arivalagan, Privina. The Picture Of Chronic Rinosinusitis in RSUP Haji Adam Malik in Year 2011. E – Jurnal FK-USU.2013: 1(1).
No. Kriteria diagnosis rinosinusitis kronik
1. 2 atau lebih gejala yang berkelanjutan dan relevan selama 12 minggu berturut-turut salah
satunya harus berupa sumbatan hidung/ obstruksi/ kongesti atau discharge hidung:
- Nyeri/ tekanan pada wajah
- Pengurangan /hiang indera penciuman
2. Tanda endoskopi
- Polip hidung dan/atau
- Pengeluaran mukourulen terutama di meatus tengah dan/atau
- Oedema/obstruksi mukosa terutama di meatus tengah
Dan / atau
3 Perubahan CT
- Perubahan mukosa dalam komleks osteomeatal dan atauu sinus
(Penebalan minimal, hanya melibatkan 1 atau 2 dinding dan buan daerah ostial tidak
mungkin mewakili rinosinusitis)
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Mullol J dkk. European position paper on rhinosinusitis and nasal polyps. International Rhinology Rhinologie Internationale: 2020. p1– 481
Alur Diagnostik
dan Sistem
Rujukan
Fokkens W, Lund V, Mullol, J.. European position paper on rhinosinusitis and nasal polyps. International Rhinology Rhinologie Internationale 2007 p:1– 136
Your Picture Here
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Mullol J dkk. European position paper on rhinosinusitis
and nasal polyps. International Rhinology Rhinologie Internationale: 2020. p1– 481
Penatalaksanaan
Tatalaksana dari rinosinusitis kronik sangat bervariasi tergantung pada
penyebabnya. Tujuan utama dari tatalaksana rinosinusitis kronik
adalah untuk identifikasi lalu mengatasi penyebabnya
Medikamentosa Pembedahan
• mengurangi inflamasi
mukosa
• meningkatkan drainase
sinus
• mengeradikasi bakteri
dan/atau jamur
Medikamentosa
• antibiotik antibiotik spektrum luas atau • Golongan kortikosteroid untuk mengatasi
berdasarkan kultur dari meatus media, gejala bersin, keluar lendir, hidung tersumbat,
antibiotik seperti amoksisilin, kombinasi dan hiposmia/anosmia, mengurangi aktivasi dari
amoksisilin dengan asam klavulanat, eosinofil dan produksi sitokin kemotaktik pada
flourokuinolon, dan sefalosporin generasi mukosa nasal dan epitel polip yang dapat
terbaru sebagai lini pertama yang dapat menyebabkan alergi.
digunakan selama 3 - 4 minggu untuk • Pilihan terapi kortikosteroid yang dapat
mendapatkan hasil yang adekuat.15 digunakan antara lain adalah kombinasi
• Terapi antibiotik jangka panjangnya dapat deksametason dan tramazolin, fluticasone
digunakan golongan clarithromycin dan propionate, dan intrasinus budesonide 14.
roxithromycin
• Nasal saline juga dapat digunakan untuk membuang alergen dan sekret pada hidung serta mengurangi keluhan postnasal drainage.
• Dekongestan juga berperan penting sebagai terapi awal mendampingi antibiotik. Dekongestan oral menstimulasi reseptor α-adrenergik
dimukosa hidung dengan efek vasokontriksi yang dapat mengurangI keluhan sumbatan hidung, meningkatkan diameter ostium dan
meningkatkan ventilasi, golongan dekongestan yang sering digunakan adalah pseudoefedrine dan phenyl-propanolamine
Fokkens W, Lund V, Mullol, J.. European position paper on rhinosinusitis and nasal polyps. International Rhinology Rhinologie Internationale:2007p.1– 136.
Pembedahan
Jika rinosinusitis kronik tidak memberikan respon yang baik dengan pengobatan medik yang adekuat dan optimal atau gejala-gejala
dari nasal polip tidak dapat teratasi dengan baik
Mangunkusumo E, Soetjipto D.. Dalam Soepardi EA, Iskandar N, Basruddin J, Restuti R.. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher edisi ketujuh. Jakarta: Balai Penerbit FK UI: 2016 106-11;127-30
Prognosis
Mangunkusumo E, Soetjipto D. Sinusitis. Dalam Soepardi EA, et al, editor .Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepaladan Leher, Ed 6. Jakarta, Balai Penerbit FK UI. 2007: 150-3
Komplikasi
Adams GL, Boies LR, Higler PH. Hidung dan sinus paranasalis. Buku ajar penyakit tht. Edisi keenam. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.1994 : 173-240.
Mangunkusumo E, Soetjipto D. Sinusitis. Dalam Soepardi EA, et al, editor .Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepaladan Leher, Ed 6. Jakarta, Balai Penerbit FK UI. 2007: 150-3
Kesimpulan
• Rinosinusitis kronik adalah suatu penyakit inflamasi dan
infeksi dari sinus paranasal dengan karakteristik gejala
mayor yang telah terjadi setidaknya selama 12 minggu.
• Rinosinusitis kronik memiliki angka kejadian yang cukup
tinggi pada masyarakat dengan prevalensi sekitar 10 - 15%.
• Ada banyak faktor etiologi dan predisposisi yang dapat
menyebabkan terjadinya rinosinusitis kronik
• Diagnosis klinik ditegakkan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.14
Rinosinusitis kronik dapat ditegakkan bila ditemukan 2
atau lebih gejala mayor, atau 1 gejala mayor ditambah 2
atau lebih gejala minor.
• Tatalaksana dari rinosinusitis kronik sangat bervariasi
tergantung pada penyebabnya.
• Angka kesembuhan rinosinusitis kronis telah dilaporkan
sebesar 75-95% dengan tindakan BSEF dan sekitar 5-15%
kasus membutuhkan BSEF revisi
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation
References
• Krouse S. Anatomy and physiology of the paranasal sinuses. In: Brook I, editor.
sinusitis from microbiology to management. New York: Taylor & Francis Group:
2006. p 95-108
• Ballenger. Anatomy and physiology of the nose and paranasal sinuses In: Snow JB
and Ballenger JJ otorhinolaryngology head and neck surgery 16th ed: BC Decker
Insert Your Image
Inc: 2016. p547-60
• Clemente MP.Surgical anatomy of the paranasal sinus in HL Levine & MP Clemente
eds. sinus surgery: endoscopic and microscopic approaches. New York: 2005. p27-
58
• Mangunkusumo E, Soetjipto D.. Dalam Soepardi EA, Iskandar N, Basruddin J,
Restuti R.. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher
Insert Your Image
edisi ketujuh. Jakarta: Balai Penerbit FK UI: 2016. p106-11;127-30
• Adams GL, Boies LR, Higler PH. Hidung dan sinus paranasalis. Buku ajar penyakit
tht. Edisi keenam. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.1994 : 173-240.
• Dykewicz MS, Hamilos DL.. Rhinitis and sinusitis. Journal of Allergy and Clinical
Immunology: 2009. p103-15
• Lanza DC, Kennedy DW.. Otolaryngology head and neck surgery adult rhinosinusitis
defined: 2010. p1–7.
• Lee S, Lane A.. Chronic rhinosinusitis as a multifactorial inflammatory disorder:159–
68
• Deconde AS, Soler ZM. 2016. Chronic rhinosinusitis: epidemiology and burden of
disease: 2011. p134–9
• Marple BF, Ferguson BJ.. Diagnosis and management of chronic rhinosinusitis
in adults. 2009;121(6):121–39
• Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD (ed). Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2012 : 96-100.
• Hamilos DL. Chronic rhinosinusitis: epidemiology and medical management. Journal
of Allergy and Clinical Immunology: 2013. p693–707.
• Arivalagan, Privina. The Picture Of Chronic Rinosinusitis in RSUP Haji Adam Malik in Insert Your Image
Year 2011. E – Jurnal FK-USU.2013: 1(1).
• Fokkens W, Lund V, Mullol, J.. European position paper on rhinosinusitis and nasal
polyps. International Rhinology Rhinologie Internationale: 2007. p1– 136.
• Hours C.. Management of adult rhinosinusitiss. Otolaryngologyc Clinical of North
America: 2011 p22–6.
• Suh JD, Kennedy DW. Treatment options for chronic rhinosinusitis. 2011;8(9):132-40 Insert Your Image
• Mangunkusumo E, Soetjipto D. Sinusitis. Dalam Soepardi EA, et al, editor .Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepaladan Leher, Ed 6. Jakarta, Balai
Penerbit FK UI. 2007: 150-3.
• Zhang Y, Gevaert E, Lou H, Wang X.. Current perspectives chronic rhinosinusitis in
Asia Journal of Allergy and Clinical Immunology. 2017;140(5):1230–9
• Candra, et al.. Penurunan kadar IL-8 sekret mukosa hidung pada rhinosinusitis tanpa
polip non alergi oleh antibiotik makrolid meningkatkan fungsi penghidu. Bandung:
Fakultas Keokteran Universitas Padjajaran. 2013
• Suprihati S.. Faktor alergi pada sinusitis kronik. Lab/UPF THT/FK UNDIP. RS Kariadi
Semarang: 2006.p 27–31