1. Osteoporosis
1.1 Definisi
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous
berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos,
yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau
berkurang, disertai gangguan mikro- arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan
tulang, yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang
1.2 Etiologi
Osteoporosis dibagi menjadi dua golongan besar menurut penyebabnya, yaitu:a.
Osteoporosis primer yaitu osteoporosis yang bukan disebabkan oleh suatu penyakit
(proses alamiah). Osteoporosis primer berhubungan dengan berkurangnya massa tulang
dan atau terhentinya produksi hormon (khusus perempuan yaitu estrogen) disamping
bertambahnya usia Dapat terjadi pada berbagai usia, dihubungkan dengan faktor resiko
meliputi, merokok, aktifitas, berat badan, alkohol, ras putih kulit Asia,riwayat keluarga,
postur tubuh dan asupan kalsium yang rendah.
Osteoporosis sekunder yaitu osteoporosis yang disebabkan oleh berbagai kondisi
klinis/penyakit, seperti infeksi tulang tumor tulang pemakaian obat-obatan tertentu dan
immobilitas yang lama. Merupakan osteoporosis yang disebabkan oleh penyakit atau
penggunaan obat tertentu. Penyebab paling umum osteoporosis sekunder adalah
defisiensi vitamin D dan terapi glukokortikoid
1.3 Gejala
Gejala-gejala umum yang terjadi pada kondisi osteoporosis adalah : fraktur tulang,
postur yang bungkuk (Toraks kifosis atau Dowager's hump), berkurangnya tinggi badan,
nyeri pada punggung, nyeri leher dan nyeri tulang
1.4 Gambaran Radiologi
Pemeriksaan radiologi umumnya terlihat jelas apabila telah terjadi osteoporosis lanjut
atau jika hasil BMD yang diperoleh dari hasil pemeriksaan dengan menggunakan alat
densitometer menunjukkan positif tinggi.
2. Spondilosis
2.1 Definisi
Spondylosis adalah sejenis penyakit rematik yang menyerang tulang belakang
(spine osteoarhtiritis) yang disebabkan oleh proses degenerasi yang progresif pada diskus
intervertebralis yang mengakibatkan makin meyempitnya jarak antara vertebra sehingga
mengakibatkan terjadinya osteofit, penyempitan kanalis spinalis dan foramen
intervertebralis dan iritasi persendian posterior.
3. Spondilolistesis
3.1 Definisi
Spondylolisthesis adalah suatu pergeseran corpus vertebra ke anterior terhadap korpus
vertebra yang terletak dibawahnya. Umumnya terjadi pada pertemuan lumbosacral
(lumbosacral joints) dimana L5 bergeser di atas S1, akan tetapi hal tersebut dapat terjadi
pula pada tingkat vertebra yang lebih tinggi.
3.2 Etiologi
Penyebab spondylolysthesis adalah multifaktorial. Predisposisi kongenital tampak
pada spondylolysthesis tipe 1 dan 2, dan postur, gravitasi, tekanan rotasional dan stres/
tekanan konsentrasi tinggi pada sumbu tubuh berperan penting dalam terjadinya
pergeseran tersebut. Terdapat 5 tipe utama spondiylolisthesis:
Tipe I: spondylolisthesis displastik (kongenital) dan terjadi akibat kelainan kongenital.
Biasanya pada permukaan sacral superior dan permukaan L5 inferior atau keduanya
dengan pergeseran vertebra L513.
b. Tipe II: istmhik atau spondilolitik dimana lesi terletak pada bagian isthmus atau pars
interartikularis, mempunyai angka kepentingan klinis yang bermakna pada individu di
bawah 50 tahun. Jika defeknya pada pars interartikularis tanpa adanya pergeseran tulang,
keadaan ini disebut dengan spondilolisis. Jika satu vertebra mengalami pergeseran
kedepan dari vertebra yang lain, kelainan ini disebut dengan spondilolysthesis.
c. Tipe III: merupakan spondilolistesis degeneratif dan terjadi sebagai akibat degenerasi
permukaan sendi vertebra. Perubahan pada permukaan sendi tersebut akan
mengakibatkan pergeseran vertebra ke depan atau ke belakang. Tipe spondilolistesis ini
sering dijumpai pada orang tua. Pada tipe III, spondilolistesis degenerative pergeseran
vertebra tidak melebihi 30 %.
d. Tipe IV: spondilolistesis traumatic berhubungan dengan fraktur akut pada elemen
posterior (pedikel, lamina atau permukaan/ facet) dibandingkan dengan fraktur pada
bagian pars interartikularis.
e. Tipe V: spondilolistesis patologik, terjadi karena kelemahan struktur tulang sekunder
akibat proses penyakit seperti tumor atau penyakit tulang lainnya
3.4 Gejala Klinik
1. Nyeri punggung bawah.
2. Beberapa pasien dapat mengeluhkan nyeri, mati rasa, kesemutan, atau kelemahan pada
kaki karena kompresi saraf.
3. Keketatan dari paha belakang dan penurunan jangkauan gerak dari punggung bawah.
3.5 Gambaran radiologis
Syair
Kelengkungan dan kedudukan vertebra lumbosacral baik, tidak tampak
listesis.
Struktur dan bentuk vertebra lumbosacral baik. Densitas vertebra
lumbosacral baik. Pedikel intak. Tidak tampak tanda-tanda fraktur,
destruksi, lesi litik/blastik.
Tidak tampak pembentukan spur.
Tidak tampak penyempitan celah diskus intervertebralis ataupun foramen
intervertebralis. Sendi-sendi vertebra lumbosacral dan sacroiliaca bilateral
terlihat baik.
Jaringan lunak paravertebra lumbal kesan baik.
4. Spondilitis
4.1 Definisi
Spondylitis merupakan penyakit peradangan pada tulang belakang. Keadaan ini dapat
terjadi akibat adanya infeksi dari bakteri. Spondylitis ada 2 macam yaitu spondylitis
tuberculosa dan spondylitis ankilosa.
. Spondilitis ankilosis Berasal dari bahasa Yunani, dari kata : ankylos =
melengkungspondylos = vertebra adalah merupakan penyakit inflamasi kronik,
bersifatsistemik, ditandai dg kekakuan progresif dan terutama menyerangsendi
tulang belakang (vertebra) dengan penyebab yg tidak diketahui. Penyakit ini
daapt melibatkan sendi-sendi perifer,sinovial dan rawan sendi, serta terjadi
osifikasi tendon dan ligamen yg akan mengakibatkn fibrosis dan ankilosis
tulang.
. Spondilitis tuberculosaadalah infeksi yang sifatnya kronis berupa infeksi
granulomatosis di sebabkan oleh kuman spesifik yaitu mycubacterium
tuberculosa yang mengenai tulang vertebra. Tuberkulosis yang menyerang
vertebra disebut dengan spondilitis Tuberkulosis. Spondilitis tuberkulosis ini
disebut juga dengan Pott Desease jika disertai dengan paraplegi atau defisit
neurologis. Spondilitis tuberkulosis sering mengenai thorakal 8 hingga lumbal
3, dan sering mengenai bagian korpus vertebra.
4.2 Etiologi
1. Spondilitis Ankilosis
Masih belum diketahui walaupun oleh beberapa ahli dianggap sebagai varian atritis
rheumatoid, pada sebagian besar pasien dengan penyakit ini dan keluarga
dekatnyaditemukan antigen dengan HLA-B27 dan mungkin karena perubahan
geneticatau autoimun.
2. Tuberkulosis tulang belakang merupakan infeksi sekunder dari tuberkulosis di tempat
lain di tubuh, 90-95% disebabkan oleh mikobakterium tuberkulosis tipik (2/3 dari tipe
human dan 1/3dari tipe bovin) dan 5-10% oleh mikobakterium tuberkulosa atipik. Kuman
ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TB
cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di
tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dorman, tertidur
lama selama beberapa tahun.
5. Coxitis
5.1 Definisi
Merupakan infeksi yang terjadi pada sendi panggul. Terbagi 2 yaitu coxitis TB
dan Non TB
5.2 Etiologi
TB : M.Tubercolosis
Non TB : staphylococcus, streptococcus, H. Influenza
6.1 Definisi
Karsinoma kolon merupakan suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak
sel DNA dan jaringan sehat di sekitar kolon.
6.2 Etiologi
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian karsinoma kolon yaitu :
Umur
Faktor genetic
Faktor Linkungan
Faktor Makanan
Polyposis Familial
Polip Adenoma
Adenoma Vilosa
Colitis Ulserosa