Anda di halaman 1dari 53

Produk, Jasa, Tahapan Perizinan,

Fungsi, Bentuk Akad


Perbankan Syariah
Contoh Tahapan Perizinan
Permohonan Persetujuan Prinsip Pendirian BPRS

Tim Pendiri/Calon Mengajukan


Pemegang Permohonan kepada Presentasi rencana Layak/ YA
pendirian BPRS Tidak
Saham BPRS Bank Indonesia Layak? + dokumen
lengkap
+ asli dokumen
kepada KPBI Fit & Proper
+ cc dokumen Test Calon PSP
TIDAK dan pengurus,
kepada KPwBI
wawancara
Calon DPS

Mempersiapkan
persyaratan
persetujuan prinsip TIDAK
pendirian BPRS Lulus/
Tidak
a.l. : Lulus?
•Rancangan akta pendirian badan hukum termasuk
LULUS
anggaran dasar
•Permodalan, bukti setoran modal minimal 30% Rekomendasi SELURUH
persyaratan modal minimum sesuai zonasi KPwBI NYA
•Mengajukan calon Pengurus dan DPS
•Studi kelayakan termasuk data potensi ekonomia
daerah, SOP lengkap dan komprehensif
Persetujuan
•Surat pernyataan sumber dana Prinsip
•Proyeksi keuangan bulanan selama 3 tahun
pertama
Contoh Tahapan Perizinan
Permohonan Izin Usaha Pendirian BPRS
Pemeriksaan
Mengajukan Fit & Proper Test Calon PSP Kesiapan
Tim Pendiri Permohonan Izin dan pengurus, wawancara Operasional
BPRS Usaha Calon DPS *) Bank
+ dokumen *) Apabila terdapat perubahan

TIDAK YA
Memenu Pemberian
hi Syarat? Izin Usaha

Mempersiapkan
persyaratan Izin USaha
Melaporkan Kegiatan Melaksanakan Kegiatan Usaha
Usaha max. 10 hari max. 60 hari setelah tanggal
a.l. : setelah pelaksanaan Izin Usaha

- Bukti pelunasan modal disetor


-Akta A/D dan pengesahannya
-Kesiapan operasional termasuk SDM,
sistem pembukuan, gedung kantor
serta sarana dan prasarana lainnya
END
Perbankan Syariah
c. FUNGSI PERBANKAN SYARIAH

1. Bagi Hasil
Penghimpunan 2. Titipan

1. Bagi Hasil
Bank 2. Jual Beli
Penyaluran 3. Sewa-Beli
Syariah 4. Hutang

1. Penjamin
Jasa 2. Mewakili
d. AKAD-AKAD PERBANKAN SYARIAH
AKAD TRANSAKSI

AKAD TIJARAH
AKAD TABARRU’

Prinsip:
1. Untuk Bisnis
2. Profit Oriented
Prinsip:
1. Untuk Tujuan Kebaikan
2. Non Profit Oriented NCC NUC
3. Memberi/Meminjamkan
Teori Pertukaran Teori Percampuran
Jenis Transaksi
1. Qard 5. Jenis Transaksi : Jenis Transaksi :
Wadi’ah 1. Ba’i 1. Musyarakah
a. Murabahah a. Mufawadah
2. Rahn 6.
b. Salam b. Inan
Kafalah c. Istisna c. Wujuh
3. Hawalah 7. Hibah 2. Ijarah d. Abdan
4. Wakalah 8. 3. Sharf e. Mudharabah
Wakaf 4. Barter 2. Muzara’ah
3. Musaqah
4. Mukhabarah

MARGIN KEUNTUNGAN BAGI HASIL


BENTUK BADAN HUKUM DAN KEPEMILIKAN BANK SYARIAH
Badan hukum BUS dan BPRS :
Perseroan Terbatas;
•Kepemilikan BUS :
a. WNI dan/atau badan hukum Indonesia;
b. WNI dan/atau badan hukum Indonesia dengan WNA dan/atau
badan hukum asing secara kemitraan; atau
c. pemerintah daerah.
•Kepemilikan BPRS :
a. WNI dan/atau badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya
WNI;
b. pemerintah daerah; atau
c. dua pihak atau lebih sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b.
PERMODALAN BANK SYARIAH DAN UUS

• Modal disetor minimum pendirian BUS:


Rp 1 trilyun;
• Modal disetor minimum pendirian BPRS :
- Rp 10 milyar untuk wilayah yg termasuk zona 1;
- Rp 6 milyar untuk wilayah yg termasuk zona 2;
- Rp 4 milyar untuk wilayah yg termasuk zona 3; dan
- Rp 2 milyar untuk wilayah yg termasuk zona 4.
• Modal disetor minimum untuk spin off UUS menjadi BUS:
Rp 500 milyar (dlm waktu 10 tahun harus menjadi Rp 1
trilyun)
• Modal kerja minimum UUS :
Rp 100 milyar;
KEPENGURUSAN BANK SYARIAH DAN UUS

• BPRS:
- Jumlah anggota Direksi minimal 2 orang;
- Jumlah anggota Dewan Komisaris minimal 2 orang dan maksimal 3 orang;
- Jumlah DPS minimal 2 orang dan maksimal 3 orang;
• BUS :
- Jumlah anggota Direksi minimal 3 orang;
- Jumlah anggota Dewan Komisaris minimal 3 orang dan maksimal sama
dengan jumlah anggota Direksi;
- Jumlah DPS minimal 3 orang dan maksimal 50% dari jumlah anggota
Direksi;
• UUS :
- Dipimpin oleh Direktur UUS
- Jumlah DPS minimal 2 orang dan maksimal 3 orang
Perizinan Produk Perbankan Syariah

9
PBI No.10/17/PBI/2008 tentang Produk Bank Syariah dan UUS
SE No.10/31/DPbS perihal Produk Bank Syariah dan UUS

Perizinan Produk Baru :


 Produk yg sudah ada di kodifikasi wajib
dilaporkan ke BI selambatnya 15 hari
sebelum dikeluarkan (wajib presentasi)
 Produk yg belum ada di kodifikasi wajib
memperoleh persetujuan BI (wajib presentasi bila
diminta BI)
PERIZINAN PRODUK

Produk yg perlu izin/dilaporkan, meliputi:


- Sisi penghimpunan dana
- Sisi penyaluran dana
- Pelayanan jasa bank

Tidak termasuk produk LKBB yg dipasarkan oleh bank


sbg agen pemasaran
Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

1. Penghimpunan Dana
1. Giro Syariah
2. Tabungan Syariah
3. Deposito Syariah
2. Penyaluran Dana
1. Pembiayaan atas dasar akad mudharabah
2. Pembiayaan atas dasar akad musyarakah
3. Pembiayaan atas dasar akad murabahah
4. Pembiayaan atas dasar akad salam
5. Pembiayaan atas dasar akad istishna’
6. Pembiayaan atas dasar akad ijarah
7. Pembiayaan atas dasar akad qardh
8. Pembiayaan multijasa
3. Pelayanan Jasa
1. L/C impor syariah
2. Bank garansi syariah
3. Penukaran valas (sharf)
PENGELUARAN PRODUK BANK SYARIAH
(IZIN / LAPOR)
Mengajukan Permohonan
Izin Persetujuan Produk
Baru Kepada Bank
Indonesia

TIDAK +dokumen Presentasi


Produk Baru
kepada Bank
Indonesia
Apakah
Bank Karakteristik
Prod. Baru =
(Direksi)
a.l. meliputi:
Produk Dlm YA
Kodifikasi iB –
BI?
-Pencantuman kata “iB”
pada produk baru
-Fatwa DSN-MUI
-Pendapat DPS YA
-Prosedur Pelaksanaan
-Analisa Manajemen
TIDAK
Mengajukan Pelaporan Persetujuan
Risiko Produk Baru Kepada Perlu
-Draft Akad Produk
atas
Bank Indonesia Presentasi Pelaporan/Izin
?
Produk

+dokumen
Mempersiapkan
Persyaratan Pengeluaran
Produk Baru iB
END
PRODUK DASAR
PENGHIMPUNAN DANA
Dalam perbankan hanya ada tiga produk penghimpunan dana (simpanan),
yaitu:
1. GIRO
 Simpanan yang dapat diambil sewaktu-waktu atau berdasarkan
kesepakatan dengan menggunakan cek atau kartu ATM sebagai
media/alat penarikan.
 Dapat dibuka oleh perusahaan atau perorangan.
 Aturan tentang setoran pertama dan saldo minimal.
 Cek dapat berbentuk tunai atau melalui rekening (account payable)
 Diberikan jasa Giro berupa bunga/bonus (athoya/pemberian sukarela)
 Hanya boleh dilakukan oleh Bank Umum (Bank Umum Konvensional
(BUK)/Bank Umum Syariah (BUS)/Unit Usaha Syariah (UUS) dari BUK) dan
tidak boleh dilakukan oleh Bank Perkreditan rakyat ataupun Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
14
PRODUK DASAR
PENGHIMPUNAN DANA
2. Tabungan
 Simpanan yang dapat diambil berdasarkan
kesepakatan dengan menggunakan buku atau
kartu sebagai alat penarikan.
 Buku tabungan/ account statement merupakan
bukti pemilikan/pemegang rekening.
 Aturan tentang setoran pertama dan saldo
minimum
 Diberikan imbalan berupa bunga/ bagi
hasil/bonus
15
PRODUK DASAR
PENGHIMPUNAN DANA

3. DEPOSITO
 Simpanan untuk jangka waktu tertentu
yang dapat diambil setelah jatuh tempo.
 Menggunakan bilyet sebagai tanda bukti
simpanan
 Diberikan imbalan berupa bunga/ bagi hasil
yang dibayarkan tiap akhir bulan

16
PRODUK DASAR
PENGHIMPUNAN DANA
 Dalam bank syariah produk penghimpunan dana ini
dapat diterapkan berdasarkan prinsip/akad sesuai
karakter dasar masing masing produk
1. Wadiah
 Wadiah adalah akad titipan dimana barang yang
dititipkan dapat diambil sewaktu-waktu. Pihak yang
menerima titipan dapat meminta jasa untuk keamanan
dan pemeliharaan.
 Karena prinsip wadiah adalah titipan yang dapat diambil
seaktu-waktu dan tidak dapat menghasilkan keuntungan,
maka produk yang dapat diterapkan untuk prinsip ini
adalah Giro dan Tabungan.

17
PRODUK DASAR
PENGHIMPUNAN DANA
2.a Mudharabah (Muthlaqah)
 Akad usaha dua pihak dimana salah satunya
memberikan modal (Sahibul Mal) sedangkan yang
lainnya memberikan keahlian (Mudharib), dengan
nisbah keuntungan yang disepakati dan apabila
terjadi kerugian, maka pemilik modal menanggung
kerugian tersebut. Karena karakter Mudharabah
seperti ini, maka ia dapat diterapkan pada dua
produk, yaitu Tabungan dan Deposito
 Dengan menerapkan Mudharabah pada tabungan
dan deposito, maka nasabah bertindak selaku
Sahibul Mal dan Bank selaku Mudharib
18
PRODUK DASAR
PENGHIMPUNAN DANA
 Nasabah dan bank harus menyepakati nisbah bagi
hasil ketika pembukaan tabungan dan deposito
Mudharabah.
 Simpanan dalam Tabungan dan Deposito
Mudharabah hanya dapat ditarik setelah jangka
waktu tertentu (tidak dapat ditarik sewaktu-
waktu) untuk memastikan dana tersebut
digunakan dalam usaha bank.
 Pembagian hasil menurut tradisi yang berlaku. Di
Indonesia, pembagian hasil dilakukan pada tiap
akhir bulan
19
PRODUK DASAR
PENGHIMPUNAN DANA
2. b. Mudharabah Muqayyadah
 Adalah akad Mudharabah dimana bank diminta oleh
nasabah untuk menyalurkan dana kepada proyek atau
nasabah tertentu.
 Untuk tugas ini bank dapat memperoleh fee atau porsi
keuntungan
 Keuntungan yang diperoleh dari penyaluran dana ini
dibagi antara nasabah sebagai sahibul mal dan
pelaksana proyek sebagai mudharib.
 Dalam dunia perbankan dikenal dengan nama
chanelling function, bukan executing.
20
PRODUK DASAR
PENGHIMPUNAN DANA

Posisi Bank dan Nasabah dalam Penghimpunan Dana

PRODUK NASABAH BANK

Wadiah Pemilik titipan Penerima Titipan

Mudharabah Pemilik Modal/ Dana Pengelola Dana/


(Muthlaqah) (Sahibul Mal) Mudharib

Mudharabah Pemilik Modal/ Dana Mudharib/Wakil


(Muqayyadah) (Sahibul Mal)

21
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA

Dalam menyalurkan dananya, bank


syariah menggunakan berbagai produk
yang dibagi menjadi 3 kategori besar:
1. Jual Beli
2. Bagi Hasil/Untung
3. Sewa/Jasa
22
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA

A. Produk jual beli dalam bank


syariah saat ini dibagi menjadi tiga
jenis:
1. Murabahah
2. Salam dan Salam Paralel
3. Istisna dan Istisna Paralel
23
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA
1. Murabahah
 Adalah pembiayaan berdasarkan jual beli dimana bank
bertindak selaku penjual dan nasabah selaku pembeli.
 Harga beli diketahui bersama dan tingkat keuntungan
untuk bank disepakati di muka.
 Dalam fiqih klasik, murabahah dilakukan secara tunai,
dalam praktek perbankan, nasabah dapat membayar
secara cicilan.
 Karena tidak membayar secara tunai, nasabah dapat
diminta untuk memberikan jaminan.

24
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA
 Dalam fiqih klasik, penjual membeli barang langsung
dari penjual pertama. Dalam perbankan syariah, barang
dapat dikirim langsung kepada nasabah, bahkan
nasabah dapat membeli sendiri selaku wakil bank dalam
membeli.
 Bank dapat meminta uang muka dari nasabah untuk
pembelian barang tersebut secara Murabahah.
 Apabila nasabah membayar tepat waktu atau melunasi
sebelum jatuh tempo, maka nasabah dapat meminta
keringanan (diskon) tetapi diberikan atau tidaknya
tergantung bank selaku penjual
25
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA
MURABAHAH (Menurut Fiqih)
2. beli
BANK
BANK PIHAK
PIHAK III
III
Hantar barang
1. pesan
3. jual 4. bayar

NASABAH
NASABAH

26
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA
MURABAHAH (Dalam Praktek Perbankan Syariah)

BANK
BANK 2. beli PIHAK
PIHAK III
III

1. pesan Kirim barang


3. jual 4. bayar

NASABAH
NASABAH
27
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA
MURABAHAH (Dalam Praktek Perbankan Syariah)

BANK
BANK PIHAK
PIHAK III
III

1. Wakilkan
2. Beli
5. Bayar cicil
4. Jual
3. Barang

NASABAH
NASABAH
28
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA
Salam
 Adalah pembiayaan berdasarkan jual beli tangguh/
pesanan sebagaimana terdapat dalam karekteristik
“Salam’.
 Dalam pembiayaan ini bank bertindak selaku pembeli
sedangkan nasabah bertindak selaku penjual. Uang
pembelian diberikan dimuka kepada nasabah.
 Karena barang akan dikirimkan kemudian, maka
nasabah selaku penjual berhutang kepada bank
 Biasanya diterapkan untuk pembiayaan produk
pertanian (agrobased industries) atau produk2 yang
terstandarisir.
29
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA
 Bank hanya mendapat keuntungan apabila komoditi yang dikirim
oleh nasabah dijual ke pihak ketiga dengan harga yang lebih tinggi.
 Bank dapat menjual barang tersebut sebelum jatuh tempo kepada
pihak lain dengan cara yang sama (salam) tapi tidak boleh dikaitkan
dengan Salam yang pertama. Produk ini disebut Salam Paralel
 Apabila dijual kembali kepada nasabah dengan harga yang lebih
tinggi dikhawatirkan terkena hukum riba.
 Apabila nasabah gagal (wan prestasi, default) menyerahkan barang
yang dipesan, maka kewajiban terhadap bank tidak berubah. Artinya
penyerahan barang harus tetap dilakukan, meskipun harus ditunda
karena kegagalan.
 Jika disepakati, modal bank dikembalikan senilai ketika diberikan
pertama kali.

30
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA
Istisna
 Pembiayaan yang berdasarkan akad istisna mirip
dengan Salam. Perbedaannya terletak pada obyek
yang dibiayai dan cara pembayaran.
 Pada Istisna obyek yang dibiayai bersifat ‘customized’,
sehingga harus dibuat lebih dahulu. Pada Salam,
obyek yang dibeli/dibiayai terstandarisasi
 Pada Salam pembayaran oleh bank dibayar dimuka
sekaligus, sedangkan pada istishna, pembayaran oleh
bank dapat dicicil/ bertahap.
31
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

SALAM/ISTISNA Menurut Fiqih


PENJUAL
PENJUAL

1. pesan, bayar
2. Hantar barang
Stlh jangka waktu

PEMBELI
PEMBELI
32
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

SALAM/ISTISNA: Praktek Perbankan

3. Jual dngn harga lbh tinggi


BANK
BANK
PIHAK
PIHAK III
III
1. pesan, bayar
2. Hantar barang
Stlh jangka waktu

NASABAH
NASABAH
33
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA
Ijarah
 Pembiayaan yang berdasarkan akad Ijarah menempatkan
bank selaku pemberi sewa (mu’jir) dan nasabah selaku
penyewa (musta’jir)
 Pada fiqih klasik (pendapat jumhur), bank harus memiliki
barang sebelum menyewakan kepada nasabah. Pada
beberapa kasus, hal ini dilakukan oleh bank
 Pada umumnya bank tidak memiliki barang, tapi menyewa
dari pihak lain dan kemudian menyewakannya lagi kepada
nasabah dengan nilai sewa yang lebih tinggi. Hal ini
dibolehkan selama tidak ada kaitan antara akad sewa
pertama dengan akad kedua.

34
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA
Ijarah
 Ijarah dalam bank bersifat operating Ijarah, bukan financial
lease atau capital lease. Artinya sebagai pemilik sewa/asset
bank bertanggungjawab atas pemeliharaan asset yang
disewa.
 Dalam melakukan ijarah bank dapat memberikan opsi bagi
nasabah untuk memiliki obyek yang disewanya. Hal ini
dimungkinkan apabila bank memiliki obyek tersebut. Produk
ini dikenal dengan nama Ijarah al Muntahiyyah Bittamlik atau
Ijarah wal Iqtina
 Ijarah Muntahiyyah Bittamlik pada dasarnya terdiri dari dua
akad. Yaitu akad sewa dan janji (opsi) pemilikan. Kepemilikan
tidak bisa dilakukan apabila akad sewa belum berakhir.
35
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

IJARAH: Menurut Fikih


1. beli

MU’JIR
MU’JIR PIHAK
PIHAK III
III
barang
3. bayar 2. sewakan

MUSTA’JIR
MUSTA’JIR
36
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA
IJARAH: Praktek Perbankan

BANK
BANK
1. beli/sewa
PIHAK
PIHAK III
III
2. sewakan
4. Jual 3. bayar
(IBM)

NASABAH
NASABAH

37
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA
Mudharabah
 Pembiayaan Mudharabah menempatkan bank selaku
Sahibul Mal yang menyediakan dana/modal dan
nasabah sebagai Mudharib/ pengelola usaha.
 Dalam fiqih klasik, yang dibagikan antara keduanya
adalah keuntungan, yaitu hasil dikurangi biaya-biaya.
Dalam perbankan syariah, yang dibagikan adalah
hasil (revenue) karena seringkali tidak terjadi
kesepakatan antara bank dan nasabah pada besaran
biaya yang digunakan oleh nasabah
 Nisbah bagi hasil disepakati di muka, termasuk
apabila terjadi kerugian.
38
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA
Mudharabah
 Dalam fiqih klasik, mudharabah adalah akad yang
modalnya dikembalikan ketika usaha
berakhir/dihentikan. Dalam sebagian praktek perbankan
syariah, modal yang digunakan nasabah dicicil untuk
memudahkan pengembalian ketika Mudharabah
berakhir.
 Dalam fiqih klasik, ketika usaha menemui kegagalan,
semua asset yang tersisa dijual dan dikembalikan kepada
sahibul mal. Dalam perbankan syariah, nasabah selaku
mudharib diberikan kesempatan untuk melanjutkan
usaha dengan penambahan modal dari bank.
39
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA
MUDHARABAH

BANK
BANK NASABAH
NASABAH
kontrak

Modal Keahlian

USAHA
USAHA

Untung
Untung
Rugi
Rugi
40
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA
Musyarakah
 Dalam Musyarakah, bank dan nasabah bertindak selaku
syarik (partner) yang masing-masing memberikan dana
untuk usaha
 Ketentuan pembagian keuntungan/ hasil atau kerugian
sesuai dengan kaidah ushul: “Ar-ribhu bimat tafaqa, wal
khasaratu biqadri malihi”. (Keuntungan dibagi menurut
kesepakatan, sedangkan apabila terjadi kerugian dibagi
menurut porsi modal masing-masing).
 Selaku syarik, bank berhak ikut serta dalam pengaturan
manajemen, sesuai kaidah musyarakah
41
SKEMA PRODUK:
PENYALURAN DANA

MUSYARAKAH
BANK
BANK NASABAH
NASABAH
1. kontrak

2. Modal 2. Modal

USAHA
USAHA
3A 3B

UNTUNG
UNTUNG RUGI
RUGI
42
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA

Rahn
 Adalah penyerahan jaminan untuk pinjaman yang
diberikan
 Rahn dalam syariah memiliki dua makna
• Fiducia: penyerahan barang, tapi hanya
dokumennya saja yang ditahan. Barang masih
digunakan oleh pemilik
• Gadai: penyerahan barang secara fisik, sehingga
pemilik tidak dapat menggunakannya lagi

43
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA
Posisi Bank dan Nasabah dalam Pembiayaan/ Penyaluran Dana

PRODUK BANK NASABAH

Murabahah Penjual Pembeli

Salam Pembeli Penjual

Istishna Pembeli Penjual

Mudharabah Pemilik Modal/ Sahibul Pengelola Dana/ Mudharib


Mal
Musyarakah Mitra Mitra

44
PRODUK DASAR
PENYALURAN DANA
PRODUK BANK NASABAH

Kafalah Penjamin/ Kafil Yang dijamin/ Makful

Wakalah Wakil Yang Mewakilkan

Hiwalah Penerima pemindahan/ Yang memindahkan


Muhal piutang/hutang (Muhil)

Rahn Penerima Gadai Penggadai

Sarf Penjual Valas Pembeli

45
JASA PERBANKAN

Yang dimaksud jasa perbankan adalah pelayanan bank


terhadap nasabah dengan tidak menggunakan modal
tunai. Untuk pelayanan ini bank menerima imbalan
(fee). Jasa-jasa itu berupa:
 Pengiriman Uang (Transfer)
 Pencairan cek (Inkaso)
 Penukaran uang asing (Valas)
 Letter of Credit
 Letter of Guarantee
46
JASA PERBANKAN
Akad yang digunakan sebagai dasar dalam jasa
perbankan:
 Wakalah (Perwakilan)
• Produk: Transfer, Inkaso, Debit Card, L/C
 Kafalah (Penjaminan)
• Produk: Bank Guarantee, L/C, Charge Card
 Hawalah (Pengalihan Piutang)
• Produk: Bill Discounting, Anjak Piutang, Post Dated
Check
 Sarf (Pertukaran mata uang)
• Produk: Jual beli Valuta Asing.
47
Jasa Perbankan Syariah
(Kodifikasi Produk & Jasa)
A. Pembiayaan Ekspor-Impor non L/C
B. Letter of Credit (L/C) Impor
C. Letter of Credit (L/C) Ekspor
D. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
E. Bank Garansi
F. Penukaran Valuta Asing
G. Safe Deposit Box
H. Traveller Cheque
I. Agen Penjualan Reksadana, Asuransi dan Surat Berharga Syariah
J. Transfer
K. Credit Card, Charge card
L. Payroll
Dll
48
JASA PERBANKAN

 Karena menggunakan dana/fasilitas bank


sendiri, pendapatan jasa perbankan tidak ikut
dibagikan kepada pemilik simpanan
 Apabila jasa-jasa itu melibatkan pembiayaan
atau komitmen dari bank seperti letter of
credit dan bank guarantee, maka jasa-jasa itu
diikat dengan pembiayaan lain berdasarkan
kebutuhan dananya, seperti murabahah,
mudharabah, musyarakah dan lainnya.
49
INTERBANK INSTRUMENT
• Produk (instrument) yang digunakan untuk transaksi
antarbank saat ini di Indonesia:
 Sertifikat Mudharabah Antar Bank
• Instrumen pasar uang antar bank yang hanya dapat dijual satu kali kepada bank
lain dengan bagi hasil sesuai kesepakatan
 Serifikat Wadiah Bank Indonesia
• Instrumen Bank Indonesia untuk menyerap kelebihan likuiditas dalam perbankan.
 Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).
• Sertifikat ini diterbitkan Bank Indonesia berdasarkan akad Ju’alah
 Sertifikat Perdagangan Komoditi berdasarkan prinsip Syariah Antarbank
(SiKA)
• Sertifikat ini diterbitkan oleh bank syariah dalam pengelolaan likuiditasnya yang
diperdagangkan antarbank
 Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek (FPJP)
• Fasilitas Bank Indonesia untuk perbankan syariah untuk menutupi selisih posisi
(mismatch)
50
INSTRUMEN LAIN

• Instrumen lain yang ada di Indonesia, yang merupakan


alternatif investasi bagi bank syariah, adalah yang
dikembangkan oleh Pasar Modal, yaitu
– Obligasi Syariah Mudharabah
• Obligasi yang berdasarkan akad Mudharabah dimana keuntungan
yang dibagikan kepada investor (pemegang obligasi) adalah sesuai
hasil yang didapatkan oleh emiten
– Obligasi Syariah Ijarah
• Obligasi yang didasarkan kepada akad Ijarah dimana investor
bertindak sebagai Mujir (pemberi sewa) sedangkan emiten adalah
Mustajir (penyewa)
– Reksadana Syariah
• Reksadana yang investasinya ditempatkan pada portoflio yang
sesuai dengan syariah, seperti obligasi syariah dan saham-saham
yang di rating menurut kriteria syariah
51
Sertifikat Perdagangan Komoditi
Berdasarkan Prinsip Syariah Antarbank
(SiKA)
 Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan ketentuan
terkait penggunaan komoditas syariah sebagai salah satu instrumen di pasar uang antarbank syariah
(PUAS). Ketentuan tersebut berwujud Surat Edaran BI perihal sertifikat perdagangan komoditi
berdasarkan prinsip syariah antarbank (SiKA). SiKA merupakan sertifikat yang diterbitkan oleh Bank
Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) dalam transaksi PUAS. Sertifikat ini sekaligus bukti
jual beli dengan pembayaran tangguh atas perdagangan komoditi di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). SiKA
diterbitkan dalam rupiah, dengan atau tanpa warkat (script) untuk jangka waktu overnight hingga 365
hari.
 Transaksi SiKA melibatkan tiga elemen. Pertama, peserta komersial, yakni BUS, UUS dan Bank Asing yang
menjalankan usaha berprinsip syariah yang kelebihan likuiditas. Kedua, konsumen komoditi, yakni BUS
dan UUS yang membutuhkan likuiditas dan menerbitkan SiKA. Ketiga, Bursa Berjangka Jakarta (BBJ).
 Adapun mekanisme transaksi SiKA adalah sebagai berikut. Peserta Komersial membeli komoditi di Bursa
dari Peserta Pedagang Komoditi secara tunai dan menerima Surat Penguasaan Atas Komoditi Tersetujui
(SPAKT). Sementara itu, Konsumen Komoditi membeli komoditi di bursa dari Peserta Komersial. Atas
transaksi tersebut, Konsumen Komoditi menerima SPAKT dan menerbitkan SiKA. Selanjutnya, Konsumen
Komoditi menjual komoditi di bursa kepada Peserta Pedagang Komoditi secara tunai dengan akad bai'
sebesar nilai nominal komoditi sebagaimana tercantum dalam SPAKT.
 Pada Oktober 2011 BBJ telah meluncurkan Produk Perdagangan Komodi Berbasis Syariah. Selanjutnya
direspons oleh Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI bahwa hal tersebut dapat memperkaya aktivitas
pasar uang antar bank syariah di dalam negeri dan meningkatkan level industri keuangan syariah Indonesia di
tingkat global.
52
Sekian
Terimakasih

Wassalamu’alaikum Wr.
Wb

Anda mungkin juga menyukai