PUSKESMAS PALOLO
KERACUNAN PANGAN
• KLB keracunan pangan :
• kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit dengan
gejala yang sama atau hampir sama setelah mengkonsumsi pangan
• Gejala :
• mual, muntah,
• pusing, diare,
• kejang perut, gangguan pernafasan
• Berikan label
• nama,
• jenis spesimen,
• jam pengambilan
Pengelolaan spesimen pangan
• Identifikasi
• jenis pangan : padat, semi padat dan cair
• jenis sampel :
• pangan siap santap,
• makanan kaleng,
• bahan pangan mentah,
• sampel cair
Cara lain :
• Gunakan pipet serologis diambil secara aseptis ke dalam wadah plastik atau
gelas steril
• Tutup dan beri label
Pengiriman spesimen
• Sediakan box pendingin
• Masukan gel pack/ice pack kedalam box
• Masukan sampel
• Tambahkan di permukaan gel pack/ice pack
• Lampirkan dokumen pemeriksaan dan pengiriman spesimen
• simpan di suhu refrigerator bila tidak langsung dikirim
Pemberian label pada sampel keracunan
makanan
• No Sampel
• Jenis Sampel
• Jumlah Sampel
• Tanggal Pengambilan
• Jam Pengambilan
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN
PENYAKIT MENULAR KLB DAN
WABAH DI INDONESIA
MATERI 2
• Penyakit menular :
• Merupakan penyakit yang dapat menular ke manusia disebabkan virus,
bakteri, jamur dan parasit.
• Penularan penyakit menular langsung
• dari manusia ke manusia,
• menular dari hewan sakit (zoonosis) ke manusia
• perantara (vector).
- Promosi Kesehatan
- Surveilans kesehatan;
- Pengendalian faktor risiko;
- Penemuan kasus;
- Penanganan kasus;
- Pemberian kekebalan (imunisasi)
- Pemberian obat pencegahan secara massal
MANAJEMEN KASUS
PENYAKIT MENULAR
POTENSI KLB DAN WABAH
MATERI 3
RUANG LINGKUP MANAJEMEN KASUS
PENYAKIT MENULAR POTENSIAL KLB/WABAH
• Pemeriksaan dan Penegakan Diagnosis
• Pengobatan Kasus
• Perawatan dan Isolasi Penderita
• Tindakan Kekarantinaan
PRINSIP DASAR MANAJEMEN KASUS
PENYAKIT MENULAR POTENSIAL
KLB/WABAH
• Isolasi
• memisahkan individu yang sakit baik yang sudah terkonfirmasi laboratorium
atau memiliki gejala (suspek/probable) dengan masyarakat luas untuk
mengurangi risiko penularan
• Tujuan: pengobatan intensif dan pemantauan
• Karantina
• upaya memisahkan individu yang sehat atau belum memiliki gejala tetapi
memiliki riwayat kontak dengan pasien konfirmasi atau memiliki riwayat
bepergian ke wilayah yang sudah terjadi transmisi local
• Tujuan : mencegah kemungkinan penyebaran penyakit ke orang lain
SISTEM RUJUKAN
• Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara
timbal balik,
• vertikal (satu strata sarana yankes ke strata yankes lainnya)
• horizontal (antara strata sarana yankes yang sama)
TAHAP RUJUKAN
• Koordinasi
• Lengkapi Data Pasien (identitas, gejala penyakit dan riwayat perjalanan penyakit)
• Lampiran surat informed consent pasien/keluarga bersama surat
rujukan
• komunikasikan rujukan perujuk kepada RS yg dituju tentang :
• kondisi klinis penderita,
• alasan merujuk,
• kelayakan kirim/transportable,
• kondisi alat transportasi yang dipakai
• Lampirkan dokumen medik , pemeriksaan penunjang
• Petugas pengantar penderita termasuk pengemudi harus menggunakan APD
yang sesuai dengan jenis penyakit penderita.
Transportasi/Evakuasi
• Alat transportasi :
• gunakan ambulans gawat darurat/mobil puskesmas keliling yang dilengkapi dengan
minimal tabung oksigen yang dilengkapi peralatan lainnya yang mendukung, seperti
pulse oksimetri, emergensi kit, radio komunikasi.
• Selama proses merujuk, penderita didampingi oleh dokter dan/atau perawat yang
kompeten.
• desinfeksi kendaraan setelah merujuk penderita
• Jalur mobilisasi :
• Untuk penderita yang transmisi penyakitnya melalui vehicle, vektor maupun
kontak tidak memerlukan jalur khusus saat menurunkan penderita dari
ambulans di IGD sampai keruang perawatan/ruang isolasi.
• Untuk penderita yang transmisi penyakitnya melalui airborne atau droplet (seperti
COVID-19, Ebola dan AI), untuk pintu masuknya di IGD adalah melalui pintu
masuk yang berbeda dari jalur penderita umum lainnya, langsung dibawa ke
ruang isolasi, seminimal mungkin kontak dengan penderita lainnya.
Pembiayaan
• Peraturan pemerintah mengenai pendanaan yang timbul dalam upaya
penanggulangan KLB/Wabah (termasuk rujukan) dibebankan pada
anggaran Pemerintahan Daerah.
• Bila pemerintah daerah tidak mampu maka dimungkinkan
mengajukan permintaan bantuan kepada Pemerintah atau
pemerintah daerah lainnya sesuai Permenkes No. 1501 tahun 2010.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
• Penjamu :
• orang yang menjadi tempat atau proses terjadi infeksi
• Agen :
• Mikrorganisme penyebab infeksi (bakteri, virus, jamur, dan parasite pengaruh
dari adaptasi terhadap lingkungan dan penjamu)
• Lingkungan :
• Tempat agen infeksi dapat hidup dan siap untuk ditularkan ke orang lain
Mata Rantai Penularan
• 1. Agen penyebab infeksi
• Mikroorganisme penyebab infeksi, seperti : bakteri, virus, jamur dan parasit
• 2. Reservoir
• Tempat agen infeksi hidup, tumbuh, berkembang biak dan siap ditularkan kepada penjamu / manusia.
• Reservoir terbanyak adalah pada manusia, alat medis, binatang, tumbuh tumbuhan,air, tanah, lingkungan dan
bahan organik lainnya
• 3. Portal of Exit
• Tempat agen infeksi keluar dari rservoir, melalui saluran nafas, saluran cerna, saluran kemih serta transplasenta
• 4. Transmisi/ Cara penularan melalui :
• a. Kontak
• b. Droplet
• c. Airborne
• d. Vehicle (makanan/air/darah)
• e. Vector
• 5. Portal of Entry
• Pintu masuk agen infeksi (saluran nafas, saluran cerna, saluran kemih, Transplasenta)
• 6. Susceptible host
• Individu rentan, tidak mampu melawan agen infeksi
• Faktor yang mempengaruhi : umur, status gizi, imunisasi, penyakit kronis, trauma, obat, immunosupresan, dll
KEWASPADAAN ISOLASI
• PPI di fasyankes
• Kewaspadaan isolasi terdiri dari :
• Kewaspadaan Standar
• harus diterapkan oleh petugas dan masyarakat secara rutin dan konsisten di pelayanan
fasilitas kesehatan dan masyarakat
• Kewaspadaan transmisi terdiri dari :
• kontak,
• droplet,
• airborne,
• vehikulum (vehicle),
• vektor
KEWASPADAAN STANDAR
• Pencegahan :
• Perlu Jaga Jarak > 1 meter
• Lindungi mukosa mata, mulut dan hidung
• Jaga Kebersihan tangan
• APD
• TRANSMISI AIRBONE :
• Penularan melalui Udara
• Berasal dari droplet (partikel < 5 mikron)
• TRANSMISI VEHICLE :
• Penularan benda mati yang terkontaminasi oleh kuman
• TRANSMISI VEKTOR :
• Transmisi terjadi ketika vektor seperti nyamuk, lalat, kutu, kutu, tikus, dan hama
lainnya menjadi sumber penularan.
Protokol kesehatan ditempat kerja
• Pengukuran suhu
• Skrining tanda gejala
• Lakukan kebersihan tangan
• Gunakan siku atau alat utk menyentuh tombol lift
• Gunakan masker kecuali makan dan minum
• Tidak berkerumunan, jaga jarak saat absensi
• Bersihkan meja / area kerja sebelum dan setelah digunakan
• Menjaga jarak dengan rekan kerja minimal 1 meter
• Usahakan aliran udara dan sinar matahari masuk ke ruang kerja
• Hindari kontak fisik seperti bersalaman dan berpelukan
Protokol Kesehatan saat makan
• Saat makan :
• Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah
makan
• Menggunakan peralatan makan sendiri
• Menjaga jarak minimal 1 meter
• Tidak diperkenankan bercakap-cakap saat makan
• Masker yang dilepas diletakkan dalam lipatan kertas dan gunakan kembali
setelah makan
• Peralatan makan segera dibersihkan
• Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau menggunakan handsanitizer
Protokol kesehatan saat Ibadah
Saat Ibadah :
- Memakai peralatan ibadah sendiri meliputi mukena, sajadah,
- Kitab suci dan lain sebagainya
- Menggunakan masker saat ibadah
- Menjaga jarak minimal 1 meter antar sesama jamaah
- Hindari kontak fisik, seperti bersalaman atau berpelukan
- Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan pakai
- sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer
Protokol kesehatan saat penggunaan toilet
bersama
• Penggunaan Toilet bersama :
• Tetap gunakan masker saat di toilet.
• Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan
handsanitizer sebelum dan sesudah memegang handle pintu.
• Jika ada batuk dan bersin saat di toilet, maka tutup mulut dan hidung dengan
lengan bagian dalam kemudian cuci lengan dengan sabun dan air.
Protokol Kesehatan Di Masyarakat
PERLINDUNGAN INDIVIDU
• APD
• Kebersihan Tangan
• Jaga jarak > 1 M
• Meningkatkan Daya tahan tubuh
• Edukasi Isolasi Mandiri
PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Edukasi Kesehatan
Sarana Cuci tangan
Pengaturan jarak
Desinfeksi permukaan
Gunakan masker
PEMULASARAN JENAZAH
• Jenazah pasien dengan infeksi telah diidentifikasi berdasarkan label yang tergantung di kakinya.
• Mayat dibedakan berdasarkan perbedaan model jalur penularan dan risiko infeksi dari penyakit
tersebut, yaitu:
• Kategori 1 (label biru) seperti kategori 2 dan 3 penyakit bukan penyakit
• Kategori 2 (label Kuning) seperti HIV, Hepatitis, SARS, penyakit unggas, influensa
• Kategori 3 (Label Merah) seperti Penyakit Antraks, Plak, Rabies, Virus demam berdarah
• Petugas yang melakukan penggeledahan jenazah pada kasus infeksi harus divaksinasi terhadap hepatitis
B, dan dilatih dalam PPI dasar, mengerti menggunakan APD sesuai dengan pola penularan penyakit.
• Tas Pemakaman memakai kantong plastik berukuran 195 cm x 95 cm dan wajib ritsleting tertutup rapat,
bagian luar tas harus bisa didesinfeksi.
• Hal-hal lain Linen bekas direndam dalam larutan desinfektan selama 30 menit.
• Prosedur penguburan jenazah dengan prosedur sebagai berikut:
• Jenazah diperlakukan sesuai dengan agama dan kepercayaannya
• Pemakaman jenazah dilakukan oleh petugas terlatih
• Mayat tidak boleh disentuh secara langsung
• Petugas/keluarga yang menangani penguburan jenazah menggunakan APD
• Pemindahan jenazah dari ruangan ke kamar mayat sesegera mungkin boleh
menggunakan kantong jenazah yg tahan air
• Lakukan Hand Hyegiene sesuai ketentuan gunakan air mengalir dan sabun
antiseptik
Perlakuan terhadap jenazah:
• Luruskan tubuh, tutup mata, telinga dan mulut dengan kapas/plester kedap air,
• Lepaskan alat kesehatan yang terpasang, setiap luka harus diplester dengan rapat.
• Memandikan jenazah tetap memperhatikan kewaspadaan isolasi disaksikan oleh keluarga. Air untuk
memandikan jenazah dicampur bahan disinfektan (Natrium Hipoklorit) dengan konsentrasi 0,5%.
• Kemudian jenazah dimasukkan dalam kantong jenazah dan resleting ditutup dan di lem
silikon, tidak boleh dibuka lagi (kantong jenazah terbuat dari plastik yang kedap air
dengan ketebalan khusus)
• Kantong jenazah dimasukkan dalam peti jenazah yang diberi lem kayu sekelilingnya dan
segera dikubur
• Autopsi dapat dilakukan jika sudah ada izin dari pihak keluarga dan direktur rumah sakit.
Autopsi dilakukan oleh petugas khusus dan dilakukan sebelum pemulasaran jenazah.
• Jenazah harus diantar/diangkut dengan mobil jenazah.
• Jenazah disemayamkan di dalam ruang pemulasaraan jenazah tidak
lebih dari 4 jam.
• Setelah semua prosedur jenazah dilaksanakan dengan baik, maka
pihak keluarga dapat turut dalam penguburan jenazah tersebut.
• Penguburan dapat dilaksanakan di tempat pemakaman umum.
• Petugas pemulasaran jenazah menempatkan semua limbah yang
terkait dengan pemulasaran jenazah dalam kantong infeksius yang
tertutup
TERIMA KASIH
1. Jelaskan tentang dasar penyakit infeksi
2. Jelaskan tentang dasar PPI
3. Bagaimana cara pengelolaan limbah kasus infeksi
4. Sebutkan langkah hand hygiene pada kewaspadaan standar
5. Bagaimana cara pencegahan saat pemulasaran jenazah kasus
dengan infeksi.
Jelaskan tentang dasar penyakit infeksi
• Penjamu :
• orang yang menjadi tempat atau proses terjadi infeksi
• Agen :
• Mikrorganisme penyebab infeksi (bakteri, virus, jamur, dan parasite pengaruh
dari adaptasi terhadap lingkungan dan penjamu)
• Lingkungan :
• Tempat agen infeksi dapat hidup dan siap untuk ditularkan ke orang lain
Jelaskan tentang dasar PPI
• Mata Rantai Penularan :
• 1. Agen penyebab infeksi
• Mikroorganisme penyebab infeksi, seperti : bakteri, virus, jamur dan parasit
• 2. Reservoir
• Tempat agen infeksi hidup, tumbuh, berkembang biak dan siap ditularkan kepada penjamu / manusia.
• Reservoir terbanyak adalah pada manusia, alat medis, binatang, tumbuh tumbuhan,air, tanah, lingkungan dan
bahan organik lainnya
• 3. Portal of Exit
• Tempat agen infeksi keluar dari rservoir, melalui saluran nafas, saluran cerna, saluran kemih serta transplasenta
• 4. Transmisi/ Cara penularan melalui :
• a. Kontak
• b. Droplet
• c. Airborne
• d. Vehicle (makanan/air/darah)
• e. Vector
• 5. Portal of Entry
• Pintu masuk agen infeksi (saluran nafas, saluran cerna, saluran kemih, Transplasenta)
• 6. Susceptible host
• Individu rentan, tidak mampu melawan agen infeksi
• Faktor yang mempengaruhi : umur, status gizi, imunisasi, penyakit kronis, trauma, obat, immunosupresan, dll
Bagaimana cara pengelolaan limbah kasus infeksi
• Perawatan pasien infeksi merupakan sumber penularan penyakit yang potensial sebagai sumber agennya.
• Perlakuannya memerlukan penanganan khusus agar tidak terkontaminasi dengan bahan yang berpotensi
sebagai sumber penularan.
• Petugas yang melaksanakan pekerjaan ini harus sudah terlatih dan mengetahui prosedurnya, memakai
alat pelindung diri yang sesuai dengan kewaspadaan transmisi kontak.
• Limbah dari ruang perawatan pasien infeksi sudah terpisahkan secara baik sesuai dengan jenis limbahnya,
Seperti
• kantong sampah hitam untuk limbah non infeksi,
• kantong kuning/ merah untuk sampah infeksi/ sangat infeksius.
• Petugas di bagian pengelola limbah harus paham, tidak membuka lagi limbah yang ada didalamnya
segera dilakukan pembakaran melalui incenerator.
• Pada kasus Ebola misalnya limbah yang di dapatkan saat penanganan kasus PVE
mendapatkan perlakuan yang khusus karena sangat infeksius dan dapat menularkan
kepada lingkungan beberapa hal yang perlu diperhatikan
• memakai kantong plastik infeksius (warna kuning/merah)
• kontainer khusus benda tajam, alat angkut kontainer (troli, dll),
• incenerator,
• APD untuk pengelola limbah (sarung tangan karet, baju kedap airlapron, masker bedah, kaca
mata, sepatu boot karet dapat digantikan dengan penutup sepatu kedap air).
• Kontainer tidak boleh bersentuhan dengan petugas pembawa kontainer, dapat dipindahkan
dengan menggunakan alat (troli, dll).
• Tempat pengelolaan limbah akhir merupakan area terbatas untuk orang lain dan terbebas
dari binatang.
Sebutkan langkah hand hygiene pada
kewaspadaan standar
Bagaimana cara pencegahan saat pemulasaran jenazah kasus dengan
infeksi.
• Jenazah pasien dengan infeksi telah diidentifikasi berdasarkan label yang tergantung di kakinya.
• Mayat dibedakan berdasarkan perbedaan model jalur penularan dan risiko infeksi dari penyakit
tersebut, yaitu:
• Kategori 1 (label biru) seperti kategori 2 dan 3 penyakit bukan penyakit
• Kategori 2 (label Kuning) seperti HIV, Hepatitis, SARS, penyakit unggas, influensa
• Kategori 3 (Label Merah) seperti Penyakit Antraks, Plak, Rabies, Virus demam berdarah
• Petugas yang melakukan penggeledahan jenazah pada kasus infeksi harus divaksinasi terhadap hepatitis
B, dan dilatih dalam PPI dasar, mengerti menggunakan APD sesuai dengan pola penularan penyakit.
• Tas Pemakaman memakai kantong plastik berukuran 195 cm x 95 cm dan wajib ritsleting tertutup rapat,
bagian luar tas harus bisa didesinfeksi.
• Hal-hal lain Linen bekas direndam dalam larutan desinfektan selama 30 menit.
• Prosedur penguburan jenazah dengan prosedur sebagai berikut:
• Jenazah diperlakukan sesuai dengan agama dan kepercayaannya
• Pemakaman jenazah dilakukan oleh petugas terlatih
• Mayat tidak boleh disentuh secara langsung
• Petugas/keluarga yang menangani penguburan jenazah menggunakan APD
• Pemindahan jenazah dari ruangan ke kamar mayat sesegera mungkin boleh
menggunakan kantong jenazah yg tahan air
• Lakukan Hand Hyegiene sesuai ketentuan gunakan air mengalir dan sabun
antiseptik
Perlakuan terhadap jenazah:
• Luruskan tubuh, tutup mata, telinga dan mulut dengan kapas/plester kedap air,
• Lepaskan alat kesehatan yang terpasang, setiap luka harus diplester dengan rapat.
• Memandikan jenazah tetap memperhatikan kewaspadaan isolasi disaksikan oleh keluarga. Air untuk
memandikan jenazah dicampur bahan disinfektan (Natrium Hipoklorit) dengan konsentrasi 0,5%.
• Kemudian jenazah dimasukkan dalam kantong jenazah dan resleting ditutup dan di lem
silikon, tidak boleh dibuka lagi (kantong jenazah terbuat dari plastik yang kedap air
dengan ketebalan khusus)
• Kantong jenazah dimasukkan dalam peti jenazah yang diberi lem kayu sekelilingnya dan
segera dikubur
• Autopsi dapat dilakukan jika sudah ada izin dari pihak keluarga dan direktur rumah sakit.
Autopsi dilakukan oleh petugas khusus dan dilakukan sebelum pemulasaran jenazah.
• Jenazah harus diantar/diangkut dengan mobil jenazah.
• Jenazah disemayamkan di dalam ruang pemulasaraan jenazah tidak
lebih dari 4 jam.
• Setelah semua prosedur jenazah dilaksanakan dengan baik, maka
pihak keluarga dapat turut dalam penguburan jenazah tersebut.
• Penguburan dapat dilaksanakan di tempat pemakaman umum.
• Petugas pemulasaran jenazah menempatkan semua limbah yang
terkait dengan pemulasaran jenazah dalam kantong infeksius yang
tertutup