Anda di halaman 1dari 22

EKSTRAKSI ANTOSIANIN DARI UBI

UNGU SEBAGAI PEWARNA PADA


KAIN

Disusun oleh :
Noormi Handayani
19. 4210. 1851
Dosen Pembimbing :
1. Ery Fatarina P., ST. MT. IPM
2. Ahmad Shobib, ST. MT
LATAR BELAKANG MASALAH
 Zat warna tekstil adalah semua zat berwarna yang mempunyai
kemampuan untuk diserap oleh serat tekstil dan mudah
dihilangkan kembali di Indonesia. Belum ada undang – undang
yang mengaturnya tentang penggunaan zat pewarna sehingga
masih ada penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk
sembarang bahan pangan, misal zat pewarna untuk tekstil dan
kulit dipakai untuk mewarnai bahan makanan. Hal ini jelas
sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam
berat pada zat pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan
zat pewarna tersebut disebabkan oleh ketidaktahuaan rakyat
mengenai zat pewarna untuk makanan (Winarno, 1984)
Salah satu sumber antosianin yang murah dan banyak
terdapat di Indonesia adalah pada ubi jalar ungu karena
pada ubi jalar ungu memiliki kandungan antosianin yang
lebih besar dari pada ubi jalar dengan varietas yang lain
yaitu sebesar 110,15 µg/100 gr (Arixs, 2006).
Penelitian ini akan menggunakan ubi ungu sebagai
pewarna pada kain. Proses pewarnaan kain perlu dilakukan
proses mordanting dan fiksasi agar zat warna yang
digunakan untuk pencelupan memiliki kekuatan, ketahanan
dan ketuaan warna yang baik.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan yang
timbul pada proses ekstraksi antosianin dari ubi ungu
sebagai pewarna pada kain dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Bagaimana pengaruh lama perendaman kain terhadap
hasil warna dari ekstraksi ubi ungu pada kain katun.
Bagaimana pengaruh pre-mordanting dan tanpa
mordan terhadap hasil uji ketahanan warna
menggunakan detergent.
TUJUAN PENELITIAN
• Mengetahui pengaruh lama perendaman kain
terhadap hasil warna dari ekstraksi ubi ungu pada
kain katun dan kain satin.
• Mengetahui pengaruh pre-mordanting dan tanpa
mordan terhadap hasil uji ketahanan warna
menggunakan detergent.
TINJAUAN PUSTAKA
 Ubi jalar ungu mengandung pigmen antosianin yang lebih tinggi dari
pada ubi jalar jenis lain (Kumalaningsih, 2006). Ubi jalar ungu memiliki
kandungan antosianin, kandungan antosianinnya berkisar 51,50
mg/100 g sampai dengan 174,70 mg/100 g (Steed dan Truong;
Susilawati, dkk., 2014).
 Menurut Compton (1967), peranan pati dalam industri tekstil adalah
(1) memberikan kekuatan dan resistensi terhadap gesekan pada kain,
(2) tahap penyelesaian, untuk memperbaiki struktur permukaan
setelah proses bleaching, pencelupan dan pewarnaan, (3) pewarnaan,
untuk meningkatkan konsistensi pewarna, dan (4) merupakan
komponen untuk proses pelapisan dan penghalusan permukaan kain.
TINJAUAN PUSTAKA
 Sebagai zat warna ada lima syarat-syarat zat warna, yaitu:
a. Mudah larut dalam zat pelarut
b. Mudah masuk kedalam bahan
c. Stabil berada didalam bahan
d. Mempunyai gugus penimbul warna
e. Mempunyai gugus afinitas terhadap serat tekstil.
• Antosianin merupakan senyawa berwarna yang menghasilkan
warna merah, ungu, biru, kuning, banyak terdapat pada bunga
dan buah-buahan seperti buah anggur, strawberry, duwet, bunga
mawar, kana, rosella, pacar air, kulit manggis, kulit rambutan, ubi
jalar ungu, dan daun bayam merah. (Endang Kwartiningsih, 2009)
TINJAUAN PUSTAKA
Ekstraksi Yang Digunakan Dalam Praktikum
Maserasi. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut diam atau
dengan adanya pengadukan beberapa kali pada suhu ruangan.
Metoda ini dapat dilakukan dengan cara merendam bahan
dengan sekali-sekali dilakukan pengadukan. Pada umumnya
perendaman dilakukan selama 24 jam, kemudian pelarut diganti
dengan pelarut baru. Maserasi juga dapat dilakukan dengan
pengadukan secara sinambung (maserasi kinetik). Kelebihan
dari metode ini yaitu efektif untuk senyawa yang tidak tahan
panas (terdegradasi karena panas), peralatan yang digunakan
relatif sederhana, murah, dan mudah didapat.
TINJAUAN PUSTAKA
Proses Mordanting
 Mordant merupakan logam atau garam mineral yang ditambahkan pada
larutan celup untuk meningkatkan intensitas warna atau mengubah
warna. Mordant juga berperan penting dalam menghasilkan celupan yang
lebih tahan cuci dan tahan sinar. Penggunaan mordant yang berbeda
pada suatu zat warna alam akan menghasilkan warna yang berbedapula.
 Zat mordan dibagi menjadi dua yaitu; mordan kimia seperti : krom, timah,
tembaga, seng dan besi, Dekranas, dan mordan alam seperti jeruk citrun,
jeruk nipis, cuka, sendawa (salpenter), pijer (borax), tawas (alum), gula
batu, gula jawa (aren), tunjung (ijzer-vitriool), prusi (copper sulfat), tetes
(stroop tebu atau melasse), air kapur, tapai ketan atau ketela, pisang
klutuk dan daun jambu klutuk, Sewan (dalam Santosa, 2014:17)
METODOLOGI PENELITIAN
 Dalam penelitian ini digunakan analisa varians dipergunakan untuk
menguji perbedaan rata-rata hitung jika kelompok sampel yang
diuji lebih dari dua buah yang berasal dari populasi yang berbeda.
Namun, jika dikehendaki metode ini juga dipergunakan walaupun
kelompok itu hanya dua buah. Dengan demikian, metode anova
dapat dipandang sebagai teknik tes yang diperluas. Hasil
perhitungan uji analisis varians dinyatakan dengan nilai F.
 ANOVA dua arah ini digunakan bila sumber keragaman yang
terjadi tidak hanya karena satu faktor (perlakuan). Tujuan dan
pengujian ANOVA 2 arah ini adalah untuk mengetahui apakah ada
pengaruh dari berbagai kriteria yang diuji terhadap hasil yang
diinginkan (Hasan:2003).
VARIABEL PENELITIAN
VARIABEL TETAP
1. Volume ekstrak ubi ungu = 50 ml
2. Suhu Operasi = Suhu Kamar (27 - 32ºC)

VARIABEL BERUBAH
1. Lama Perendaman = 12,18, 24, 30 jam
2. Variasi antara penambahan zat mordan (tawas)
a. Tidak diberi zat mordan
b. Diberi zat mordan
DIAGRAM ALIR PERCOBAAN
TABEL ANALISA VARIAN 2 SISI
CARA KERJA PERCOBAAN
PROSES EKSTRAKSI ANTOSIANIN DARI UBI UNGU
1. Ubi Ungu diiris dan diparut kemudian ditimbang
2. Ubi ungu dimasukkan dalam botol yang telah dilapisi aluminium foil.
Direndam dalam campuran pelarut. Air:Asam asetat:etanol. Dimaserasi
selama 30 jam. Selama proses maserasi botol disimpan dalam tempat
gelap.
3. Cairan ekstrak disaring dengan kertas saring kasar menghasilkan
filtrat 1 dan ampas.
4. Filtrat Pigmen diuapkan dengan waterbath suhu 50ºC untuk
menguapkan pelarut etanol sehingga didapat filtrat pigmen kental
2. Pemotongan Kain

1. Potong Kain katun sebagai sampel untuk diwarnai dengan ukuran 10


x 10 cm sebanyak 8 lembar. Diberi kode A1, A2,A3,A4,B1,B2,B3,B4.
Menimbang berat awal kain katun sebelum dilakukan pewarnaan.
3. Aplikasi Zat Warna Antosianin menggunakan Mordan

1. Membuat larutan Mordan yang mengandung 8 gram tawas dan 2


gram soda abu ke dalam 1 liter air. Masukkan kain berkode A1,
A2,A3,A4 Ke dalam zat mordan. Kemudian dikeringkan. Setelah kering
direndam ke dalam ekstrak antosianin.
2. Kain berkode A (A1,A2,A3,A4) direndam pada ekstrak antosianin
selama 12,18,24 dan 30 jam.
3. Kain dikeringkan sampai berat konstan
4. Memasukkan kain ke dalam larutan fixer selama 30 menit, Bilas kain
katun dengan air kemudian keringkan sampai berat konstan.
5. Menimbang berat akhir kain katun dan mencatat hasilnya.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai