Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 3

KODE ETIK PROFESI • AMY NURUL TAMARA


• INGELDA SORAYA
BIDAN • SULISTIANA
WULANDARI
PENGERTIAN KODE ETIK
KEBIDANAN
• Ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu
KODE
disiplin ilmu yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan
ETIK pengabdian profesi.

• Norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi dalam melaksanakan tugas
KODE dan kehidupan di masyarakat. Norma tersebut berisi petunjuk tentang apa
ETIK yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan oleh anggota profesi.

• Suatu pernyataan komprehensif profesi yang menuntut bidan melaksanakan


KODE praktik kebidanan baik yang berhubungan dengan kesejahteraan keluarga,
ETIK
KEBIDAN masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya.
AN
TUJUAN KODE ETIK
Untuk
Menjunjung memelihara dan
tinggi martabat menjaga
dan citra profesi kesejahtreaan
anggota
Untuk
Untuk
meningakatkan
meningkatkan
pengabdian para
mutu profesi
anggota profesi
FUNGSI KODE ETIK
1. Memberi panduan dalam membuat keputusan tentang masalah etik
2. Menghubungkan nilai atau norma yang dapat diterapkan  dan
dipertimbangkan dalam memberi pelayanan
3. Merupakan cara untuk mengevaluasi diri
4. Menjadi landasan untuk memberi umpan balik bagi rekan sejawat
5. Menginformasikan kepada calon bidan tentang nilai dan standar profesi
6. Menginformasikan kepada profesi lain dan masyarakat tentang nilai moral.
SYARAT KODE ETIK
PROFESI BIDAN
Pembentukan Kode Etik
Penetapan Kode Etik
Bidan Di Indonesia
• Kode etik hanya dapat • Kode etik bidan pertama kali
ditetapkan oleh organisasi disusun pada tahun 1986 dan
disahkan dalam Kongres
untuk para anggotanya. Nasional  IBI X tahun 1988.
Petunjuk pelaksanaan kode etik
bidan disahkan dalam Rapat
Kerja Nasional (RAKERNAS)
IBI tahun 1991.
LEGISLASI
• Proses pembuatan • Memberikan • Peranan legislasi
undang-undang atau perlindungan kepada adalah menjamin
masyarakat terhadap perlindungan pada
penyempurnaan pelayanan yang telah
perangkat hukum yang masyarakat pengguna
diberikan, meliputi
sudah ada melalui mempertahankan kualitas jasa profesi dan profesi
serangkaian kegiatan pelayanan, memberi sendiri, legislasi sangat
sertifikasi, registrasi kewenangan, menjamin berperan dalam
dan lisensi. perlindungan hukum, dan pemberian pelayanan
meningkatkan profesional.
profisionalisme.

Pengertian Tujuan Peranan


REGISTRASI
• Proses seorang profesi mendaftarkan dirinya kepada badan tertentu
untuk mendapat kewenangan dan hak atas tindakan yang dilakukan
Pengertia secara profesional setelah memenuhi syarat-syarat yang telah
n ditetapkan oleh badan tersebut.

• Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik


• Meningkatkan mekanisme yang objektif dan komprehensif dalam
Tujuan penyelesaian dalam kasus malpraktik
• Meningkatkan kemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat.
LISENSI PRAKTIK BIDAN
• Proses administrasi yang dilakukan pemerintah dalam mengeluarkan surat
izin praktik yang diberikan kepada suatu tenaga profesi untuk pelayanan
Pengertia yang mandiri.
n

• Memberikan kejelasan batas wewenang


• Menetapkan sarana dan prasarana
Tujuan • Meyakinkan klien
ASPEK LEGAL DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN
Penggunaan norma hukum yang telah
disahkan oleh badan yang ditugasi
untuk menjadi sumber hukum yang
paling utama dan sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan dan membantu
memenuhi kebutuhan seseorang atau
pasien/kelompok masyarakat oleh
Bidan dalam upaya peningkatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan
kesehatan.
OTONOMI DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN
Bidan memiliki hak otonomi
dan mandiri untuk bertindak
Supaya bidan mengetahui kewajiban
secara profesional yang
otonomi dan mandiri yang sesuai
dilandasi kemampuan berfikir
dengan kewenangan yang didasari oleh
logis dan sistematis serta
undang – undang
bertindak sesuai standar profesi
dan etika profesi.
DASAR OTONOMI
1.
PELAYANAN KEBIDANAN
Kepmenkes Republik Indonesia 900/ Menkes/SK/ VII/ 2002 Tentang registrasi dan praktik bidan.
2. Standar Pelayanan Kebidanan, 2001.
3. Kepmenkes Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/ 2007 Tentang Standar Profesi Bidan.
4. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
5. PP No 32/Tahun 1996 Tentang tenaga kesehatan.
6. Kepmenkes Republik Indonesia 1277/Menkes/SK/XI/2001 Tentang organisasi dan tata kerja Depkes.
7. UU No 22/ 1999 Tentang Otonomi daerah.
8. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
9. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung, dan transplantasi.
10. KUHAP, dan KUHP, 1981.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 585/ Menkes/ Per/ IX/ 1989 Tentang Persetujuan Tindakan
Medik
12. UU yang terkait dengan Hak reproduksi dan Keluarga Berencana
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai