Anda di halaman 1dari 32

Hal-Hal Yang Harus

Diperhatikan Dalam
Menilai MLM

Disampaikan kembali oleh:


Firmansyah, S.Pd., M.E.Sy.
Secara umum Multi Level Marketing adalah suatu
metode bisnis alternatif yang berhubungan dengan
pemasaran dan distribusi yang dilakukan melalui
banyak level (tingkatan), yang biasa dikenal dengan
istilah Upline (tingkat atas) dan Downline (tingkat
bawah), orang akan disebut Upline jika mempunyai
Downline.
Inti dari bisnis MLM ini digerakkan dengan jaringan
ini, baik yang bersifat vertikal atas-bawah maupun
horizontal kiri-kanan ataupun gabungan antara
keduanya. (Lihat All About MLM oleh Benny Santoso
hal: 28, Hukum Syara MLM oleh hafidl Abdur
Rohman, MA)
Prolog..
-Di dalam MLM, jika seorang
berhasil mendapat downline,
maka ia (Upline) juga akan
mendapatkan prosentase
keuntungan dari penjualan
ataupun pembelian yang
dilakukan oleh downline
tersebut hingga downline ke
bawahnya, dan seterusnya.
-Padahal, orang tersebut
tidak berhak mendapatkan
prosentase dari downlinenya.
Muamalat semacam ini
terkategori mengambil
prosentase yang bukan
menjadi haknya (makelar di
atas makelar). Praktek
semacam ini hukumnya
adalah Dilarang dalam
Islam.
Beberapa Titik Kontrol Yang Harus
Diperhatikan Dalam Menilai MLM
1) Poin 1: Tentang Akad Keanggotaan
2) Poin 2. Syarat pembelian produk dalam akad
pendaftaran
3) Poin 3. Bonus Jaringan
4) Poin 4. Bonus Penjualan
5) Poin 5. Bonus Yang Diterima Dari Kinerja Downline
6) Poin 6. Harga barang yang mahal
Poin 1: Tentang Akad Keanggotaan
► Terdapat MLM yang menarik biaya UANG pendaftaran
dari siapa saja yang ingin bergabung dalam jaringan
pemasarannya (menjadi member/anggota MLM).
► Member yang terdaftar akan mendapatkan, antara lain
(bisa semua atau salah satu):
1) Perlengkapan awal yg dibutuhkan member (start kit vcd, buku
panduan)
2) Hak untuk merekrut downline, jd klo tdk mendaftar mk tdk
berhak merekrut downline
3) Hak untuk melakukan akad samsarah/makelar dengan imbalan
komisi bonus (jika member menjualkan produk atau dari
merekrut anggota baru) atau hak untuk melakukan pembelian
produk dengan potongan harga (jika member harus membeli
produk ke perusahaan MLM dgn harga discount)
4) Hak mendapat bonus baik dari hasil perekrutan dan atau dari
transaksi penjualan
dengan kata lain jika kita tidak menjadi member maka tdk
.memperoleh itu semua
Analisis
► Biaya pendaftaran -antara lain- merupakan kompensasi
dari JAMINAN diberikannya :
1) hak untuk merekrut orang lain sebagai downline dalam
jaringan
2) Dan atau hak melakukan usaha dlm jaringan, baik
sebagai makelar (untuk member yg hanya menjualkan
produk perusahaan) atau sbg pengecer (untuk
member yang harus membeli produk ke perusahaan
dengan harga discount) & menjual kembali kepada
konsumen.
3) Dan atau hak untuk mendapat bonus, baik karena
penjualan maupun rekruitmen.
► Pendaftaran sebagai member terhitung sebagai suatu
akad, sebab ia merupakan kesepakatan yg membawa
konsekuensi [DAMPAK] mengikat bagi kedua belah pihak
pada objek yang disepakati. Artinya klo trx membership itu
dilaksanakan, maka perusahaan wajib memberikan hak2 yg bisa
diakses oleh member TADI.
Komentar
1. DALAM akad pendaftaran anggota, Objek akad (‫ )ا لمعقود عليه‬tidak
sah menurut syara’, sehingga akad membership ini batil. Sebab
objek akad yang sah hanya ada dua jenis yg bisa ditransaksikan,
yakni barang atau jasa, tidak ada yang ketiga. An Nabhani dalam
kitab nizhamul iqtishadi fil Islam mengatakan
‫ فإن لم يقع على عين أو لم يقع‬,‫“ والعقد شرعا يجب أن يقع على عين أو منفعة‬ ►
”‫علي منفعة كان باطال‬
“akad secara syari wajib jatuh kepada barang atau jasa, apabila tidak pada barang
atau jasa maka akad tersebut adalah batil”
Sementara itu,1. akad pemakelaran (dengan peluang mendapat
komisi) dan 2.akad jual-beli (dengan harga discount) serta janji
pemberian bonus penjualan BUKANLAH barang / jasa yg sah untuk
ditransaksikan . Jadi hak untuk jadi makelar atau hak menjadi
pengecer dalam syariat harusnya gratis, tdk bisa dijadikan
komoditas.
NB: Bagi sebagian perusahaan MLM, usaha rekrutmen alias
penjualan hak untuk menjadi makelar atau pengecer ini
merupakan komoditas utama mereka.
Jadi objek akadnya tdk sah, maka akad itu batal. Karena kita
membayar untuk sesuatu yg bukan barang dan bukan pula jasa.
Komentar..lanjutan
 Jadi objek akadnya tdk sah, maka akad itu batal. Karena kita
membayar untuk sesuatu yg bukan barang dan bukan pula jasa.
 Objek akad yg sah misalnya makanan yang dijual belikan, karena
makanan termasuk barang.
 Dokter yg mengobati pasien dan mendapat ujrah, maka jasa
mengobati ini sah sebagai objek akad.
 Rumah sah sebagai objek akad untuk disewakan. Seperti itulah
objek yg sah untuk ditransaksikan menurut Islam (barang atau
jasa).
 Adapun kesempatan untuk menjadi makelar (mencari downline)
atau untuk menjadi penjual eceran itu bukanlah komoditas objek
akad yang bisa ditransaksikan/tidak bisa dijadikan komoditas yg
bisa diperjualbelikan.
 Maka ada ulama yg mendefinisikan multi level marketing=penjualan
hak untuk melakukan pemasaran.
Komentar..lanjutan
2. Yg ke-2 di dalam proses pendaftaran ini
Terjadi masalahTa’alluq (dua akad yang saling
berkaitan). Pasalnya, akad keanggotaan telah
menjadi syarat (mengait) bagi akad samsarah
(makelar) atau pun akad jual-beli dgn
discount.
Artinya, jika anda tidak melakukan akad keanggotaan
maka anda tidak bisa melakukan akad pemakelaran
(mencari downline) atau tidak bisa membeli produk dari
perusahaan dengan harga discount (harga member).
hal ini menunjukkan akad pendaftaran jadi anggota MLM
harus , agar dapat menjadi makelar (merekrut downline)
dan dapat membeli produk dari perusahaan MLM dengan
harga discount.
IDENTIFIKASI TRANSAKSI YG DILARANG
Source : Bank Islam, Adiwarman A. Karim, 2004:30

A.Haram
Zatnya: li dzatihi
P Tadlis
Tidak didasarkan
prinsip kerelaan
(ridha); asymetric
E Melanggar prinsip
An Taraddin Minkum
information

N B.Haram
(Kerelaan)
Ihtikar Rekayasa Pasar (Supply)
Selain
Y Zatnya Bai Najasy Rekayasa Pasar (demand)
Melanggar prinsip
E La Tazhlimuna wa la
tuzhlamun Gharar Uncomplete Information;

B (Keadilan) uncertainty to both party

Riba
A Fadl
I.Rukun tdk terpenuhi
B C.Tidak
Nasiah
II.Ta’alluq
Sahnya Jahiliah
akad III.Two In One
Penyebab Larangan
C. Tidak Sah/tidak lengkap akadnya
II. Ta’alluq (hukumnya dilarang)
 Terjadi apabila ada dua akad yang saling berkaitan
 Ta’alluq terjadi apabila dihadapkan pada dua akad yang saling dikaitkan
maka berlakunya akad satu tergantung pada akad dua (Adiwarman
A.Karim, Bank Islam, 2004:48)
 Contoh : “Aku jual kepadamu rumahku ini (akad 1), dengan
syarat anda nikahi anakku (akad 2).” artinya rumah akan dijual
jika Anda menikahi anaknya (yg punya rumah), artinya juga rumah
tidak akan dijual kepada anda jika anda tidak menikahi anaknya.

 Dalam konteks MLM, akad keanggotaan MLM telah menjadi


syarat bagi akad samsarah (makelar) atau pun akad jual-beli dgn
discount.
 Artinya anda dapat melakukan akad pemakelaran (merekrut
downline) dan akad membeli produk ke perusahaan MLM dengan
harga discount jika anda melakukan akad keanggotaan
(MEMBAYAR UANG PENDAFTARAN) Ta’alluq
Beberapa Titik Kontrol Yang Harus
Diperhatikan Dalam Menilai MLM
1) Poin 1: Tentang Akad Keanggotaan
2) Poin 2. Syarat pembelian produk dalam akad
pendaftaran
3) Poin 3. Bonus Jaringan
4) Poin 4. Bonus Penjualan
5) Poin 5. Bonus Yang Diterima Dari Kinerja Downline
6) Poin 6. Harga barang yang mahal
Poin 2. Syarat pembelian produk dalam akad
pendaftaranterjadi 2 akad dlm 1 transaksi
► Secara umum, jika seseorang masuk ke dalam jaringan MLM,
maka ia diminta untuk mengisi sejumlah isian administratif
(pendaftaran anggota MLM), dan disyaratkan untuk
melakukan pembelian dengan item dan harga tertentu (akad
ke-1 jual-beli, (membeli posisi sbg anggota MLM dan membeli
produk).
► Selanjutnya pada waktu yang sama, ia disyaratkan melakukan
penjualan dengan cara mencari downline sebanyak-
banyaknya (akad ke-2 makelar). Jika ia berhasil menggaet
downline maka ia akan mendapatkan komisi atas
keberhasilannya mendapatkan downline, serta komisi atas
pembelian (konsumsi) yang dilakukan oleh downline-nya atas
barang yang diperjualbelikan dalam MLM tersebut. Demikian
seterusnya, jika downline mendapatkan lagi downline
berikutnya, maka ia akan mendapatkan komisi. Jika syarat-
syarat ini dipenuhi, maka seseorang sah menjadi anggota
MLM.
Lanjt..Poin 2. Syarat pembelian produk dalam akad
pendaftaranterjadi 2 akad dlm 1 transaksi
► Mengenai status MLM, maka dalam hal ini perlu diklasifikasikan
berdasarkan fakta masing-masing. Dilihat dari aspek shafqatayn fi
shafqah (2 kesepakatan/akad dalam 1 kesepakatan) maka bisa
disimpulkan:
1. Ada MLM yang membuka pendaftaran member (anggota MLM),
dengan syarat harus membeli produk dan menjadi makelar bagi
perusahaan dengan cara merekrut orang (downline)terjadi 2
akad dlm 1 transaksi yaitu orang tersebut telah melakukan akad
jual-beli (membeli posisi sbg anggota MLM dan membeli produk).
dengan akad makelar secara bersama-sama dalam satu transaksi.
2. Ada MLM yang membuka pendaftaran member, tanpa harus
membeli produk, meski untuk itu orang tersebut tetap harus
membayar sejumlah UANG tertentu untuk menjadi member. dan
Pada waktu yang sama dia menjadi makelar bagi perusahaan
dengan cara merekrut orangterjadi 2 akad dlm 1 transaksi yaitu
akad membership dan akad makelar (samsarah)
IDENTIFIKASI TRANSAKSI YG DILARANG
Source : Bank Islam, Adiwarman A. Karim, 2004:30

A.Haram
Zatnya: li dzatihi
P Tadlis
Tidak didasarkan
prinsip kerelaan
(ridha); asymetric
E Melanggar prinsip
An Taraddin Minkum
information

N B.Haram
(Kerelaan)
Ihtikar Rekayasa Pasar (Supply)
Selain
Y Zatnya Bai Najasy Rekayasa Pasar (demand)
Melanggar prinsip
E La Tazhlimuna wa la
tuzhlamun Gharar Uncomplete Information;

B (Keadilan) uncertainty to both party

Riba
A Fadl
I.Rukun tdk terpenuhi
B C.Tidak
Nasiah
II.Ta’alluq
Sahnya Jahiliah
akad III.Two In One
Komentar
III. “Two in One”= 2 akad dlm 1 transaksi
 Suatu transaksi mewadahi dua akad sekaligus
 Dalam terminologi fiqih disebut Shafqatain fi al-shafqah

ِ ‫ص ْف َق ٍة َوا‬
 ‫ح َد ٍة‬ َ ‫ص ْف َق َت ْي ِن فِي‬ َ ‫ص َّلى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو‬
َ ْ‫س َّل َم َعن‬ َ ِ ‫سول ُ هَّللا‬
ُ ‫َن َهى َر‬
Rasululllah SAW telah melarang dua kesepakatan (aqad) dalam
)satu kesepakatan (aqad). [HR. al-Bazzar dan Ahmad
 Terjadi bila obyek, pelaku dan jangka waktu sama
)Adiwarman Karim, Bank Islam, 2004:49(
 Ciri two in one adalah jika kita tdk membeli posisi anggota MLM
(membayar uang pendaftaran) maka kita tidak dapat membeli
barang dengan harga diskon dan tidak bisa menjadi makelar
(merekrut downline).
 Rumus : setiap akad ta’alluq (berkait), dipastikan terjadi 2 akad
dalam 1 transaksi. (logikanya sesuatu yg dikaitkan pasti lebih
dari satu)
 Akad Membeli barang dapat diskon dan akad makelar merekrut
downline dapat komisi/bonus (berkait) jika telah menjadi
member MLM.
Beberapa Titik Kontrol Yang Harus
Diperhatikan Dalam Menilai MLM
1) Poin 1: Tentang Akad Keanggotaan
2) Poin 2. Syarat pembelian produk dalam akad pendaftaran
3) Poin 3. Bonus Jaringan
4) Poin 4. Bonus Penjualan
5) Poin 5. Bonus Yang Diterima Dari Kinerja Downline
6) Poin 6. Harga barang yang mahal
Poin 3. Bonus Jaringan
► Ada perusahaan MLM yang memberi bonus
jika member sbg makelar bisa merekrut
member baru untuk jadi downline-nya.
► Bahkan ada turunannya, perusahaan MLM
memberi bonus kepada member yang
downline-nya berhasil merekrut anggota
baru.
Komentar
► Makelar (Merekrut seseorang menjadi anggota MLM) –jika
akad keanggotaannya seperti poin 1, yakni komersialisasi
akad pendaftaran /bisnis perekrutan dan peluang bonus
(objek akad batil)- maka tidak bisa dianggap samsarah
yang sah. Sebab ia mereferensikan akad yang bathil.
Karena mereferensikan objek akad yg bukan barang-jasa.
hak untuk jadi makelar atau hak menjadi penjual barang
MLM dalam syariat harusnya gratis, tdk bisa dijadikan
komoditas.
► Adanya unsur Maysir (perjudian) yaitu Qimaar dalam bonus
rekrutmen. Al Mawardi mendefinisikan qimaar: “sesuatu yang
ketika seseorang masuk di dalamnya tidak akan terhindar
dari dua kondisi, untung –jika dia mendapat harta- atau rugi
–jika dia harus memberi”. Bayangkan jika semua orang sudah
ikut suatu MLM, lantas orang yang terakhir mendaftar akan
mendapat untung dari siapa? Mau merekrut siapa lg? dapat
bonus perekrutan darimana? Dapat uang dari siapa lagi..Ga
ada, maka dia rugi ini qimaar.
Beberapa Titik Kontrol Yang Harus
Diperhatikan Dalam Menilai MLM
1) Poin 1: Tentang Akad Keanggotaan
2) Poin 2. Syarat pembelian produk dalam akad pendaftaran
3) Poin 3. Bonus Jaringan
4) Poin 4. Bonus Penjualan
5) Poin 5. Bonus Yang Diterima Dari Kinerja Downline
6) Poin 6. Harga barang yang mahal
Poin 4. Bonus Penjualan
► Adaperusahaan MLM yg memiliki ketentuan
bahwa setiap member yg berhasil menjual
produk maka dia mendapatkan bonus
Komentar
Dalam hal ini ada dua kemungkinan
1. Jika member adalah makelar, maka upah yg
diterima makelar karena menjualkan produk
adalah sah (karena itu komisi). Masalahnya, ada
perusahaan MLM yang menyandarkan akad
samsarah ini dengan akad membership. Jika
belum melakukan akad membership maka tidak
bisa melakukan akad ini (makelar). Jika faktanya
demikian maka termasuk menyatukan dua akad
dalam 1 transaksi.
► Ingat, setiap yg ta’alluq dipastikan two in one
2. Jika member bagi perusahaan bertindak sebagai pembeli langsung,
maka bonus yang diterimanya ketika menjual adalah hibah,
asalnya boleh.
► Hanya saja, karena hibah tergolong akad, maka tidak boleh ada
ketentuan yang mengikat bahwa hibah itu menyatu dengan akad
penjualan (artinya setiap penjualan harus berdampak ada hibah yg
harus diberikan), sebab jika demikian maka terjadi dua akad yang
disatukan (akad jual beli dan akad hibah).
► Tetapi, jika hibah (bonus) tersebut diberikan bukan sebagai
konsekuensi yang mengikat dari akad jual-beli, tetapi bisa diberi dan
bisa tidak, maka hibah (bonus) seperti ini statusnya kembali kepada
hukum asalnya, yaitu mubah. Karena tidak menjadi syarat yang
mengikat, atau akad lain dalam satu kesatuan akad jual-beli
► Jika bonus diberikan karena prestasi tertentu, misalnya hanya diberikan
ketika seseorang berhasil menjual produk dalam jumlah besar, maka ini
ju’alah (dapat upah sesuai target) yang asalnya boleh. Tapi ketika
ju’alah ini terikat dengan akad membership, maka terjadi penyatuan
dua akad.
► Contoh jika anda (bukan member) berhasil menjualkan 100 produk
MLM, anda tdk akan dapat bonus, karena bukan member. Ini
membuktikan bahwa bonus ini terkait (tidak lepas) dari akad
membership. maka terjadi penyatuan dua akad (dilarang)
Beberapa Titik Kontrol Yang Harus
Diperhatikan Dalam Menilai MLM
1) Poin 1: Tentang Akad Keanggotaan
2) Poin 2. Syarat pembelian produk dalam akad pendaftaran
3) Poin 3. Bonus Jaringan
4) Poin 4. Bonus Penjualan
5) Poin 5. Bonus Yang Diterima Upline Dari
Kinerja Downline
6) Poin 6. Harga barang yang mahal
Poin 5. Bonus Yang Diterima Dari Kinerja
Downline
► Ada perusahaan MLM yang membagikan bonus
-dari transaksi yang dilakukan oleh seorang
member ke member-member lain yang ada di
atasnya (Upline). Inilah yang memungkinkan
member tingkat atas untuk memperoleh
pendapatan pasif karena kinerja member di
bawahnya (downline)
► disinilah karakter khas yg ada pada MLM, dan
menjadi daya tarik.
Komentar
► Bgmn hukum dari bonus ini, Kalau status member sbg makelar, maka
bonus memiliki dua kemungkinan:
1) Yg pertama Komisi. Artinya upah kompensasi yg diberikan oleh
perusahaan MLM karena berhasil menjualkan produk MLM Maka
dengan ini Seorang upline tidak berhak mendapat upah atas
transaksi yang dimakelari oleh downline-nya. Karena jelas hal itu
hasil kerja downline bukan uplinenya.
prinsip utama di dalam Islam adalah melarang pengambilan sesuatu
.yang bukan menjadi hak atau bagiannya
 Alasan lain Kenapa upline harus mendapatkan bonus dari kerja
downline, karena upline dan downline dianggap jalur pemasaran
yang menyampaikan produk ke konsumen, sehingga setiap titik
berhak mendapatkan komisi maka ini merupakan praktek
samsaroh ‘ala samsaroh (makelar memakelari) yang menyalahi
fakta makelar secara syar’I (makelar 1 level). Maka ini tidak sah,
karena makelar yang dalam Islam hanya mendapat komisi ketika
dia mempertemukan transaksi antara penjual barang dengan
pembeli barang bukan menghubungkan makelar dengan makelar.
2) Kemungkinan kedua Kalau bukan komisi, maka itu
Hibah dari perusahaan. Maka hukumnya boleh jika
tidak menjadi aturan yang mengikat. Artinya tidak ada
akad bahwa hibah itu wajib terikat dengan penjualan,
jika perusahaan tidak memberikan bonus itu, maka
para member tidak berhak menuntut. Jika hibah itu
wajib, bahkan menjadi sistem yg baku, maka
ketentuan ini tidak boleh. (lihat slide 23)
► Kalaustatus member adalah pengecer
(membeli produk lalu dijual kembali) maka
kemungkinannya hanya hibah. Jika tidak
mengikat maka tidak masalah. Jika menjadi
ketentuan mengikat, bahkan menjadi sistem
yang baku, maka tidak boleh. (lihat slide 23)
► Itulah
bonus yg diberikan kepada upline
karena kinerja dari downline
Beberapa Titik Kontrol Yang Harus
Diperhatikan Dalam Menilai MLM
1) Poin 1: Tentang Akad Keanggotaan
2) Poin 2. Syarat pembelian produk dalam akad pendaftaran
3) Poin 3. Bonus Jaringan
4) Poin 4. Bonus Penjualan
5) Poin 5. Bonus Yang Diterima Dari Kinerja Downline
6) Poin 6. Harga barang yang mahal
Poin 6. Harga barang yang mahal
► Sebagian perusahaan MLM menjual
produknya dengan harga yang jauh lebih
tinggi dari harga pasar. Atau karena
jaringannya karena sedemikian rupa
membuat harganya melambung jauh, Maka
ini praktek ghobn faahisy yang bisa merusak
akad (fasid).
Kesimpulan
Analisis
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1) Adanya 2 akad dalam satu transaksi yaitu akad sebagai
karyawan (mendapat gaji) dengan simsar/makelar
(mendapat komisi), atau sebagai penjual (mendapat
margin keuntungan) dengan simsar sekaligus. Apabila
terdapat kondisi seperti ini maka MLM menjadi akad yang
batil.
2) Adanya akad simsar ‘ala simsar (makelar yang
memakelari makelar lain). Terjadinya misalnya seorang
downline yang berfungsi sebagai makelar dari upline
yang posisinya juga sebagai makelar uplinenya lagi.
Dalam kondisi seperti ini, MLM menjadi akad yang batil.
cirinya, upline dapat komisi dari kegiatan/aktivitas
downlinenya.
Kesimpulan
Solusi
1) Ada obyek barang yang diperjualbelikan secara riil
untuk menghindarkan money game seperti arisan
berantai.
2) Anggota MLM berposisi sebagai penjual saja,
makelar saja atau karyawan saja dan tidak
berposisi ganda yang saling terikat. Jika sebagai
penjual saja, anggota melakukan pembelian
terlebih dahulu baru dijual kembali dengan
discount khusus. Jika sebagai simsar (makelar)
saja, ia menjadi simsar langsung ke perusahaan
dengan komisi yang disepakati. Kalau sebagai
karyawan saja, maka ia mendapat gaji yang tetap
tiap bulan dari perusahaan

Anda mungkin juga menyukai