Anda di halaman 1dari 42

REKONTRUKSI KOPERASI

DENGAN PRINSIP SYARIAH


TEORI, FIKIH, HINGGA MANAJEMEN
PENDAHULUAN
Pengantar Prinsip Umum Koperasi
 pengelolaan dilakukan secara demokratis
 keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
 pembagian SHU dilakukan secara adil dan
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-
masing anggota
 pemberian balas jasa yang terbatas terhadap
modal
 kemandirian
 melaksanakan pendidikan perkoperasian bagi
anggota
 kerja sama antar koperasi
PENDAHULUAN … (Lanj.)
Pengantar Prinsip Syariah
 Prinsip syariah yakni sebuah konsep yang memang benar-
benar ditujukan untuk manusia agar selalu berada dalam
“straight track”. Namun tak banyak manusia menganggap
syariah itu sebagai the way of life, sehingga sekarang bisa
terlihat fasad (kerusakan/ mismanagement) dalam
penataan kehidupan.
 Saat ini sudah banyak berdiri koperasi syariah di seluruh
Indonesia.
 Koperasi syariah diartikan balai usaha mandiri terpadu yang
isinya berintikan kemandirian usaha.
 Kegiatan koperasi syariah adalah mengembangkan usaha-
usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas
kegiatan ekonomi.
 Sebenarnya ada dua domain penting yang harus tuntas
dibahas: penamaan dan konsep.
RUMAH KOPERASI SYARIAH
 ATAP
Prinsip syariah dan pengelola
Islami

 TIANG PENYANGGA
Sehat dan Profesional

 PONDASI
Keswadayaan dan mengakar
PRINSIP KOPERASI SYARIAH
PADA UMUMNYA (bebas dari)
 Maysir yaitu segala bentuk spekulasi judi (gambling) yang
mematikan sektor riil dan tidak produktif.
 Asusila yaitu praktik usaha yang melanggar kesusilaan dan
norma sosial.
 Gharar yaitu segala transaksi yang tidak transparan dan
tidak jelas sehingga berpotensi merugikan salah satu
pihak.
 Haram yaitu objek transaksi dan proyek usaha yang
diharamkan syariah.
 Riba (bunga)
 Ihtikar yaitu penimbunan dan monopoli barang dan jasa
untuk tujuan permainan harga.
 Berbahaya yaitu segala bentuk transaksi dan usaha yang
membahayakan individu maupun masyarakat serta
bertentangan dengan maslahat dalam maqashid syari’ah.
KOREKSI KONSTRUKTIF
 Koperasi yang dikembangkan dengan
prinsip syariah seringkali tidak
memperhatikan aspek yang lebih prinsip,
yakni status badan usaha dan akad-akad
dalam Islam
 Ada dua koreksi terkait prinsip yang
berkembang sekarang
 Statusbadan usaha (kerjasama usaha/syirkah)
 Aspek pembagian keuntungan
1- STATUS PERSEROAN
 Koperasi adalah perseroan yang didirikan berdasarkan
modal saja, dimana di dalamnya tidak terdapat satu
badan pesero (baca: anggota koperasi) pun. Sebaliknya,
modallah yang telah melakukan perseroan. Sehingga di
dalamnya juga tidak pernah terjadi kesepakatan untuk
melakukan kegiatan sama sekali. Yang terjadi hanyalah
kesepakatan untuk menyerahkan modal tertentu dengan
tujuan agar mereka bisa membentuk kepengurusan
yang membahas siapa yang harus melakukan kegiatan
tersebut. Sedangkan orang-orang yang menanamkan
modalnya di dalam perseroan tersebut sebenarnya
hanya menggabungkan modal-modal mereka saja.
Sebab, dengan cara semacam itu, perseroan tersebut
tidak ada unsur badannya. Oleh karena itu, koperasi
tidak bisa mewujudkan perseroan yang sah menurut
syara', karena koperasi tersebut tidak ada unsur badan.
2- PEMBAGIAN LABA
 Pembagian laba menurut hasil pembelian,
produksi atau pinjaman, bukan menurut modal
atau kerja, adalah tidak diperbolehkan. Sebab
perseroan tersebut terjadi pada modal, maka
labanya harus mengikuti modal. Apabila
perseroan tersebut terjadi pada suatu pekerjaan,
maka labanya harus mengikuti pekerjaan
tersebut. Oleh karena itu, pembagian laba
adakalanya mengikuti modal atau pekerjaaan,
atau mengikuti kedua-duanya sekaligus.
Sedangkan syarat pembagian laba menurut
hasil penjualan, produksi atau pinjaman, itu
tentu tidak diperbolehkan. Sebab bertentangan
dengan transaksi yang sah menurut syara'.
SOLUSI ATAS DUA OBJEK
KOREKSI DI ATAS
 Status syirkah (perseroan/badan usaha)
 Model partisipasi koperasi
 Koreksi pembagian SHU
1- STATUS SYIRKAH
 Perseroan yang paling tepat untuk
koperasi adalah direkontruksi menjadi
syarikah mufawadhah, yakni gabungan
dari bentuk perseroan model inan, abdan,
mudharabah, dan wujuh.
 Syarikah al-inan adalah syarikah antara dua
orang atau lebih yang masing-masing
mengikutkan modal ke dalam syarikah dan
sekaligus menjadi pengelolanya, kemudian
keuntungan dibagi di antara mereka
berdasarkan kesepakatan
 Syarikah al-wujuh adalah syarikah antara dua
orang (atau lebih) dengan modal dari pihak
luar keduanya
 Syarikah abdan adalah syarikah antara dua
orang atau lebih yang mengandalkan tenaga
atau keahliannya saja tanpa harta mereka
untuk menerima pekerjaan. Keuntungan
dibagi berdasarkan kesepakatan
 Syarikah mudharabah (qiradh) terjadi bila
pemilik modal (shahibul mal) menyerahkan
modalnya kepada pengelola (mudharib) untuk
dikelola atau diusahakan, sedangkan
keuntungannya dibagi berdasarkan
kesepakatan bersama
PARTISIPASI KOPERASI -2
 Agar terwujud perseroan yang sah menurut
syara', artinya koperasi tersebut harus ada
unsur badan
 Untuk itu, maka perlu suatu mekanisme tertentu
yang disebut dengan partisipasi koperasi
 Partisipasi, bukan hanya bagian penting, tapi
juga vital dalam pembangunan koperasi.
Partisipasi tidak dapat diasumsikan sebagai
suatu yang “given” atau sesuatu yang demikian
saja terjadi secara otomatis dalam keberadaan
suatu koperasi
Kebutuhan
(Kepentingan)

Anggota
Pemilik Pengguna Partisipasi dalam
(owners) (Users) memberikan dan
menikmari pelayanan

Pelayanan

Kekuatan
Kompetitif
Kebutuhan/ kepentingan yang (Persaingan)
berubah-ubah
Output Partisipasi Efektif:
 Para anggota memutuskan jumlah fungsi
koperasi
 Para anggota memutuskan struktur
koperasi
 Para anggota memutuskan tujuan dari
koperasinya sendiri
 Para anggota memutuskan keanggotaan
koperasinya
Biaya Partisipasi
Biaya dan manfaat
partisipasi

Manfaat

Biaya

Tingkat
kompleksitas
Tingkat optimal koperasi
partisipasi
 Biaya partisipasi tergantung waktu, energi,
dan sumber-sumber daya langsung yang
digunakan oleh manajemen, angoota, dan
pimpinan-pimpinan koperasi untuk
berpartisipasi dalam koperasi.
 Faktor-faktor yang menentukan biaya
untuk berpartisipasi
 Ukuran koperasi
 Struktur keanggotaan
 Jumlah fungsi kegiatan
 Kebijakan yang menjadi kelanjutan, teori
ini
 Memilihsatu kegiatan/fungsi tunggal
 Keanggotaan yang homogen
 Jumlah keanggotaan terbatas
 Mungkin terjadi pertukaran (trade off)
antara keberhasilan pasar dengan
keberhasilan partisipasi
Jenis-jenis Partisipasi
 Anggota “berpartisipasi” dalam
memberikan kontribusi atau menggerakan
sumber-sumber dayanya
 Anggota “berpartisipasi” dalam
pengambilan keputusan (perencanaan,
implementasi, dan evaluasi)
 Anggota “berpartisipasi”/berbagi
keuntungan
Jenis-jenis Partisipasi

Sumber-sumber daya

Partisipasi Pengambilan keputusan

Manfaat
Alat Partisipasi
 Voice, dengan voice anggota koperasi dapat
mempengaruhi manajemen dengan cara
bertanya, memberi atau mencari informasi,
maupun dengan mengajukan ketidaksepakatan
dan kritik. Hal ini dilakukan secara harian, day to
day, dengan suatu mekanisme tertentu
 Vote, dengan vote anggota dapat
mempengaruhi siapa yang akan dipilih menjadi
manajer maupun badan pengawas dan
pengurus lainnya
 Exit, dengan exit anggota dapat mempengaruhi
manajemen dengan cara meninggalkan koperasi
PROGRAM

TUGAS
OUTPUT

EFEKTIVITAS
PARTISIPASI

KEMAMPUAN
KEBUTUHAN

KEPENTINGAN KEPUTUSAN MANAJEMEN


ANGGOTA KOPERASI
PERMINTAAN

VOICE
VOTE
EXIT

ALAT-ALAT PARTISIPASI
KOREKSI PEMBAGIAN SHU -3
Permodalan Koperasi:
 Simpanan pokok dan simpanan wajib
 Simpanan sukarela
 Karakterpertama bersifat dana titipan yang disebut
(Wadi’ah) dan dapat diambil setiap saat
 Titipan (Wadi’ah) Amanah merupakan titipan yang tidak
boleh dipergunakan baik untuk kepentingan koperasi
maupun untuk investasi usaha
 Karakter kedua bersifat investasi, yang memang
ditujukan untuk kepentingan usaha dengan
mekanisme bagi hasil (Mudharabah) baik revenue
sharing maupun profit and loss sharing
 Investasi pihak lain
 Sisa Hasil Usaha yaitu pendapatan
koperasi yang diperoleh dalam suatu
tahun buku dipotong dengan penyusutan
nilai barang dan segala biaya yang
dikeluarkan dalam tahun buku itu, terdiri
dari 2 bagian:
 Yang diperoleh dari usaha yang
diselenggarakan untuk anggota koperasi;
 Yang diperoleh dari usaha yang
diselenggarakan bukan anggota koperasi.
 Sisa hasil usaha yang diperoleh dari
usaha yang diselenggarakan untuk
anggota dibagi sebagai berikut (contoh):
 35 % untuk dana cadangan Koperasi
Syariah ”X”
 45 % untuk anggota sebanding dengan
partisipasi modal
 5 % untuk dana pendidikan.
 5 % untuk dana pengurus
 5 % untuk dana kesejahteraan karyawan
 5 % untuk dana sosial
:Dengan contoh perhitungan

SimpananPokok  SimpananWajib Tn A
SHUTn A  x Persentase untuk Anggota x SHU
Simpanan Total Koperasi
PENYALURAN DANA
 Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS)
 Investasi/Kerjasama
 Pembiayaan Jual Beli (Al Bai’)
 Pembiayaan dalam bentuk Sewa (Ijarah)
 Jasa Al Ijaroh (sewa)
 Jasa Wadi’ah (Titipan)

 Produk UJKS lainnya seperti :


 Hawalah (Anjak Piutang)
 Rahn (Gadai)
 Unit Sektor Riil
 Perdagangan
 Jasa
 Jasa Wakalah (Perwakilan)
 Jasa Kafalah (Penjaminan)

 Produksi
MANAJEMEN KOPERASI
SYARIAH
 Manajemen stratejik
 Manajemen keuangan
 Manajemen operasi
 Manajemen SDM
 Manajemen pemasaran
ASPEK STRATEJIK
 SYAKHSHIYAH for CORPORATE MANAGEMENT SYSTEM
(SCMS)
 Merupakan suatu aspek dari strategi koperasi.
 Menetapkan ukuran kinerja melalui mekanisme komunikasi antar
tingkatan manajemen
 Mengevaluasi hasil kinerja secara terus menerus guna perbaikan
pengukuran kinerja pada kesempatan selanjutnya.
 Setiap ukuran dalam SCMS menyajikan suatu aspek dari strategi
koperasi, karena dengan sistem ini manajemen dapat menggunakannya
untuk berbagai alternatif pengukuran terhadap hal-hal berikut:
 Faktor-faktor kritis yang menentukan keberhasilan strategi koperasi
 Menunjukkan hubungan individu/sub unit dengan yang dihasilkannya,
sebagai akibat dari penetapan pengukuran yang telah
dikomunikasikannya.
 Menunjukkan bagaimana pengukuran nonfinansial mempengaruhi
finansial jangka panjang.
 Memberikan gambaran luas tentang koperasi yang sedang berjalan.
Segitiga
Segitiga Fungsi
Fungsi LKS
LKS
LKS

Sosial Bisnis riil

Berfungsi Sebagai :
 Lembaga Keuangan Syariah, tetapi bukan seperti bank
 Lembaga Sosial untuk kesejahteraan anggota dan
masyarakat
 Lembaga bisnis riil, sebagai usaha demi keuntungan
bersama
ASPEK SDM
 Shiddiq yang mencerminkan kejujuran, akurasi
dan akuntabilitas.
 Istiqamah yang mencerminkan konsistensi,
komitmen dan loyalitas.
 Tabligh yang mencerminkan transparansi,
kontrol, edukatif, dan komunikatif.
 Amanah yang mencerminkan kepercayaan,
integritas, reputasi, dan kredibelitas.
 Fathanah yang mencerminkan etos profesional,
kompeten, kreatif, inovatif.
 Ri’ayah yang mencerminkan semangat
solidaritas, empati, kepedulian, awareness.
 mas’uliyah yang mencerminkan responsibilitas.
Pembentukan
Syakhshiyah Corporate
Dengan
keyakinan
Dengan edukasi

Membentuk aqliyyah Membentuk nafsiyyah


corporate yang khas corporate yang khas

Dengan Dengan
reasoning penerapan

Tutor hendaknya memperhatikan


proses penyempurnaan dua aspek tersebut
demi tercapainya (target)
terbentuknya syakhshiyah corporate

Syakhshiyah Corporate yang Produktif


DELTA OF LEARNING A LEADING INSTITUTION
SYAKHSHIYAH ORGANIZATION IN PERFORMANCE
for CORPORATE
X Dynamicization internal = Maximizing internal
Integrity business process business process
Responsibility
Accountability Dynamicization learning Maximizing learning and
and development development
Keterangan:
 δSC = SC2 – SC1
Rekomendasi: memperbesar δSC berarti harus memperbesar SC2
(syakhshiyah corporate kedua)

 LO = 1/MPS
MPL = Marginal Propensity to Learn
MPS = Marginal Propensity to Static
MPL Rate = 0,0 – 1,0
Dimana
MPL + MPS = 1
Rekomendasi: memperbesar LO (learning organization) berarti
sama saja dengan memperkecil MPS (tingkat keinginan untuk
diam/tidak mau belajar); atau memperbesar MPL (tingkat keinginan
untuk belajar)
 TUJUAN
A Leading Institution in Performance
 
Melalui:
 Pembentukan Kepribadian Istimewa yang Produktif dengan Prinsip
Syakhshiyah for Corporate, Mendorong Orang untuk Bekerja dalam Satu
Titik Stabilitas yang Pasti (Solid Fixed Point of Stability), dan Merupakan
Jalan Kemuliaan
 Integrity Valuae; Responsibility Value; Accountability Value
 Learning Organization Merupakan Model Organisasi yang Tangguh dalam
Menghadapi Tantangan yang Semakin Kompleks
 Dinamisasi Perspektif Proses Bisnis Internal; Dinamisasi Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan
 Leading Performance Merupakan Komitmen Setiap Organisasi untuk
Menuju A Leading Institution In Performance
 Maksimalisasi Perspektif Proses Bisnis Internal; Maksimalisasi Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan
 Indikator
Indikator Umum
 Dinamisasi dan maksimalisasi dari perspektif proses bisnis internal
 Dinamisasi dan maksimalisasi dari perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan

Dengan Prinsip:
 Perfection for Excellence  Berkomitmen pada kesempurnaan
 Result for Teamwork  Memiliki orientasi pada hasil dan nilai
tambah bagi stakeholder
 Sincerity for Humanity  Meluruskan niat untuk mendapatkan
Ridha-Nya
 Responsibility for Integrity  Menerima tugas sebagai amanah dan
menjalankannya dengan penuh tanggung jawab
 Customer Satisfying for Customer Focus  Mengutamakan
pelayanan dan kepuasan pelanggan
ASPEK KEUANGAN
Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah

Pengertian Kesehatan Koperasi Syariah


 Kesehatan Koperasi Syariah adalah suatu kondisi yang
dinyatakan dalam bentuk penilaian dengan predikat
Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat dan Tidak Sehat.
 Modal Inti Koperasi Syariah terdiri dari :
 Simpanan Pokok anggota
 Simpanan Wajib anggota
 Dana Hibah Koperasi Syariah
 Cadangan Umum
 SHU berjalan
 Modal Pelengkap Koperasi Syariah terdiri atas :
 Pembiayaan diterima dari pihak lain
 Dana Penyertaan Pihak Ke Tiga
 Dana Program lainnya
 Pembiayaan yang diberikan adalah sejumlah dana yang
digunakan oleh anggota untuk memenuhi kebutuhannya baik
secara produktif maupun konsumtif dan masih belum
dikembalikan ke Koperasi Syariah.
 Pembiayaan kategori lancar disebut sebagai Aktiva Produktif
artinya mendatangkan keuntungan/ penghasilan koperasi
sementara pembiayaan kategori kurang lancar, diragukan dan
macet disebut Aktiva Produktif yang diklasifikasikan artinya
kurang atau tidak mendatangkan keuntungan/ penghasilan
koperasi.
 Manajemen adalah Kondisi Operasional Koperasi Syariah secara
Umum dan Risiko yang mungkin ditimbulkannya.
 Manajemen Umum meliputi : Strategi, Struktur, Sistem dan
Kepemimpinan
 Manajemen Resiko adalah teknik pengurus dan pengelola dalam
mengendalikan dan meminimalisir resiko yang mungkin terjadi.
 Cadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva (CPPA) adalah dana
yang disisihkan dari SHU berjalan setelah yang dicadangkan
untuk menutupi resiko pembiayaan bermasalah/ NPF (Non
Performing Financing).
 Rentabilitas adalah kemampuan Koperasi Syariah untuk
memperoleh mendapatan sisa hasil usaha
 Acuan Penyusunan Kesehatan Koperasi Syariah
 SE BI No.30/3/UPPB Tanggal 30 April 1997
 Acuan Manajemen yang tidak bertentangan secara prinsip
 Peraturan Pemerintah Nomor : 227/KEP/M/V/1996
 Penentuan Penilaian Tingkat Kesehatan
 Tingkat kesehatan Koperasi Syariah dinilai dengan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif dari berbagai aspek yang berpengaruh
terhadap kondisi dan perkembangan Koperasi Syariah.
 Pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan penilaian terhadap faktor-
faktor C – A – M – E – L yaitu:
 C Capital Permodalan (Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Hibah,
Cadangan Umum dan Sisa Hasil Usaha berjalan)
 A Aset Quality Kualitas Aktiva Produktif (Aktiva yang Menghasilkan)
 M Manajemen Manajemen Pengurus dan pengelola
 E Earnings Rentabilitas (kemampuan untuk menghasilkan pendapatan)
 L Liquidity Likuiditas (Kemampuan memenuhi kewajiban segera)
ASPEK OPERASI
 Lihat paradigma fikih dan operasionalisasi
penyelenggaraan koperasi syariah
 Membangun proses bisnis internal yang
maksimal
ASPEK PEMASARAN

BASIS PASAR KOPERASI


 Koperasi syariah harus didirikan dengan
pertimbangan kelayakan pangsa pasar ekonomi
 Lokasi Koperasi syariah akan sangat bagus di
pasar masyarakat atau di pusat-pusat kegiatan
ekonomi masyarakat
 Jumlah penduduk dalam lingkungan Koperasi
syariah lebih kurang 15.000 jiwa

Anda mungkin juga menyukai