TIANG PENYANGGA
Sehat dan Profesional
PONDASI
Keswadayaan dan mengakar
PRINSIP KOPERASI SYARIAH
PADA UMUMNYA (bebas dari)
Maysir yaitu segala bentuk spekulasi judi (gambling) yang
mematikan sektor riil dan tidak produktif.
Asusila yaitu praktik usaha yang melanggar kesusilaan dan
norma sosial.
Gharar yaitu segala transaksi yang tidak transparan dan
tidak jelas sehingga berpotensi merugikan salah satu
pihak.
Haram yaitu objek transaksi dan proyek usaha yang
diharamkan syariah.
Riba (bunga)
Ihtikar yaitu penimbunan dan monopoli barang dan jasa
untuk tujuan permainan harga.
Berbahaya yaitu segala bentuk transaksi dan usaha yang
membahayakan individu maupun masyarakat serta
bertentangan dengan maslahat dalam maqashid syari’ah.
KOREKSI KONSTRUKTIF
Koperasi yang dikembangkan dengan
prinsip syariah seringkali tidak
memperhatikan aspek yang lebih prinsip,
yakni status badan usaha dan akad-akad
dalam Islam
Ada dua koreksi terkait prinsip yang
berkembang sekarang
Statusbadan usaha (kerjasama usaha/syirkah)
Aspek pembagian keuntungan
1- STATUS PERSEROAN
Koperasi adalah perseroan yang didirikan berdasarkan
modal saja, dimana di dalamnya tidak terdapat satu
badan pesero (baca: anggota koperasi) pun. Sebaliknya,
modallah yang telah melakukan perseroan. Sehingga di
dalamnya juga tidak pernah terjadi kesepakatan untuk
melakukan kegiatan sama sekali. Yang terjadi hanyalah
kesepakatan untuk menyerahkan modal tertentu dengan
tujuan agar mereka bisa membentuk kepengurusan
yang membahas siapa yang harus melakukan kegiatan
tersebut. Sedangkan orang-orang yang menanamkan
modalnya di dalam perseroan tersebut sebenarnya
hanya menggabungkan modal-modal mereka saja.
Sebab, dengan cara semacam itu, perseroan tersebut
tidak ada unsur badannya. Oleh karena itu, koperasi
tidak bisa mewujudkan perseroan yang sah menurut
syara', karena koperasi tersebut tidak ada unsur badan.
2- PEMBAGIAN LABA
Pembagian laba menurut hasil pembelian,
produksi atau pinjaman, bukan menurut modal
atau kerja, adalah tidak diperbolehkan. Sebab
perseroan tersebut terjadi pada modal, maka
labanya harus mengikuti modal. Apabila
perseroan tersebut terjadi pada suatu pekerjaan,
maka labanya harus mengikuti pekerjaan
tersebut. Oleh karena itu, pembagian laba
adakalanya mengikuti modal atau pekerjaaan,
atau mengikuti kedua-duanya sekaligus.
Sedangkan syarat pembagian laba menurut
hasil penjualan, produksi atau pinjaman, itu
tentu tidak diperbolehkan. Sebab bertentangan
dengan transaksi yang sah menurut syara'.
SOLUSI ATAS DUA OBJEK
KOREKSI DI ATAS
Status syirkah (perseroan/badan usaha)
Model partisipasi koperasi
Koreksi pembagian SHU
1- STATUS SYIRKAH
Perseroan yang paling tepat untuk
koperasi adalah direkontruksi menjadi
syarikah mufawadhah, yakni gabungan
dari bentuk perseroan model inan, abdan,
mudharabah, dan wujuh.
Syarikah al-inan adalah syarikah antara dua
orang atau lebih yang masing-masing
mengikutkan modal ke dalam syarikah dan
sekaligus menjadi pengelolanya, kemudian
keuntungan dibagi di antara mereka
berdasarkan kesepakatan
Syarikah al-wujuh adalah syarikah antara dua
orang (atau lebih) dengan modal dari pihak
luar keduanya
Syarikah abdan adalah syarikah antara dua
orang atau lebih yang mengandalkan tenaga
atau keahliannya saja tanpa harta mereka
untuk menerima pekerjaan. Keuntungan
dibagi berdasarkan kesepakatan
Syarikah mudharabah (qiradh) terjadi bila
pemilik modal (shahibul mal) menyerahkan
modalnya kepada pengelola (mudharib) untuk
dikelola atau diusahakan, sedangkan
keuntungannya dibagi berdasarkan
kesepakatan bersama
PARTISIPASI KOPERASI -2
Agar terwujud perseroan yang sah menurut
syara', artinya koperasi tersebut harus ada
unsur badan
Untuk itu, maka perlu suatu mekanisme tertentu
yang disebut dengan partisipasi koperasi
Partisipasi, bukan hanya bagian penting, tapi
juga vital dalam pembangunan koperasi.
Partisipasi tidak dapat diasumsikan sebagai
suatu yang “given” atau sesuatu yang demikian
saja terjadi secara otomatis dalam keberadaan
suatu koperasi
Kebutuhan
(Kepentingan)
Anggota
Pemilik Pengguna Partisipasi dalam
(owners) (Users) memberikan dan
menikmari pelayanan
Pelayanan
Kekuatan
Kompetitif
Kebutuhan/ kepentingan yang (Persaingan)
berubah-ubah
Output Partisipasi Efektif:
Para anggota memutuskan jumlah fungsi
koperasi
Para anggota memutuskan struktur
koperasi
Para anggota memutuskan tujuan dari
koperasinya sendiri
Para anggota memutuskan keanggotaan
koperasinya
Biaya Partisipasi
Biaya dan manfaat
partisipasi
Manfaat
Biaya
Tingkat
kompleksitas
Tingkat optimal koperasi
partisipasi
Biaya partisipasi tergantung waktu, energi,
dan sumber-sumber daya langsung yang
digunakan oleh manajemen, angoota, dan
pimpinan-pimpinan koperasi untuk
berpartisipasi dalam koperasi.
Faktor-faktor yang menentukan biaya
untuk berpartisipasi
Ukuran koperasi
Struktur keanggotaan
Jumlah fungsi kegiatan
Kebijakan yang menjadi kelanjutan, teori
ini
Memilihsatu kegiatan/fungsi tunggal
Keanggotaan yang homogen
Jumlah keanggotaan terbatas
Mungkin terjadi pertukaran (trade off)
antara keberhasilan pasar dengan
keberhasilan partisipasi
Jenis-jenis Partisipasi
Anggota “berpartisipasi” dalam
memberikan kontribusi atau menggerakan
sumber-sumber dayanya
Anggota “berpartisipasi” dalam
pengambilan keputusan (perencanaan,
implementasi, dan evaluasi)
Anggota “berpartisipasi”/berbagi
keuntungan
Jenis-jenis Partisipasi
Sumber-sumber daya
Manfaat
Alat Partisipasi
Voice, dengan voice anggota koperasi dapat
mempengaruhi manajemen dengan cara
bertanya, memberi atau mencari informasi,
maupun dengan mengajukan ketidaksepakatan
dan kritik. Hal ini dilakukan secara harian, day to
day, dengan suatu mekanisme tertentu
Vote, dengan vote anggota dapat
mempengaruhi siapa yang akan dipilih menjadi
manajer maupun badan pengawas dan
pengurus lainnya
Exit, dengan exit anggota dapat mempengaruhi
manajemen dengan cara meninggalkan koperasi
PROGRAM
TUGAS
OUTPUT
EFEKTIVITAS
PARTISIPASI
KEMAMPUAN
KEBUTUHAN
VOICE
VOTE
EXIT
ALAT-ALAT PARTISIPASI
KOREKSI PEMBAGIAN SHU -3
Permodalan Koperasi:
Simpanan pokok dan simpanan wajib
Simpanan sukarela
Karakterpertama bersifat dana titipan yang disebut
(Wadi’ah) dan dapat diambil setiap saat
Titipan (Wadi’ah) Amanah merupakan titipan yang tidak
boleh dipergunakan baik untuk kepentingan koperasi
maupun untuk investasi usaha
Karakter kedua bersifat investasi, yang memang
ditujukan untuk kepentingan usaha dengan
mekanisme bagi hasil (Mudharabah) baik revenue
sharing maupun profit and loss sharing
Investasi pihak lain
Sisa Hasil Usaha yaitu pendapatan
koperasi yang diperoleh dalam suatu
tahun buku dipotong dengan penyusutan
nilai barang dan segala biaya yang
dikeluarkan dalam tahun buku itu, terdiri
dari 2 bagian:
Yang diperoleh dari usaha yang
diselenggarakan untuk anggota koperasi;
Yang diperoleh dari usaha yang
diselenggarakan bukan anggota koperasi.
Sisa hasil usaha yang diperoleh dari
usaha yang diselenggarakan untuk
anggota dibagi sebagai berikut (contoh):
35 % untuk dana cadangan Koperasi
Syariah ”X”
45 % untuk anggota sebanding dengan
partisipasi modal
5 % untuk dana pendidikan.
5 % untuk dana pengurus
5 % untuk dana kesejahteraan karyawan
5 % untuk dana sosial
:Dengan contoh perhitungan
SimpananPokok SimpananWajib Tn A
SHUTn A x Persentase untuk Anggota x SHU
Simpanan Total Koperasi
PENYALURAN DANA
Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS)
Investasi/Kerjasama
Pembiayaan Jual Beli (Al Bai’)
Pembiayaan dalam bentuk Sewa (Ijarah)
Jasa Al Ijaroh (sewa)
Jasa Wadi’ah (Titipan)
Produksi
MANAJEMEN KOPERASI
SYARIAH
Manajemen stratejik
Manajemen keuangan
Manajemen operasi
Manajemen SDM
Manajemen pemasaran
ASPEK STRATEJIK
SYAKHSHIYAH for CORPORATE MANAGEMENT SYSTEM
(SCMS)
Merupakan suatu aspek dari strategi koperasi.
Menetapkan ukuran kinerja melalui mekanisme komunikasi antar
tingkatan manajemen
Mengevaluasi hasil kinerja secara terus menerus guna perbaikan
pengukuran kinerja pada kesempatan selanjutnya.
Setiap ukuran dalam SCMS menyajikan suatu aspek dari strategi
koperasi, karena dengan sistem ini manajemen dapat menggunakannya
untuk berbagai alternatif pengukuran terhadap hal-hal berikut:
Faktor-faktor kritis yang menentukan keberhasilan strategi koperasi
Menunjukkan hubungan individu/sub unit dengan yang dihasilkannya,
sebagai akibat dari penetapan pengukuran yang telah
dikomunikasikannya.
Menunjukkan bagaimana pengukuran nonfinansial mempengaruhi
finansial jangka panjang.
Memberikan gambaran luas tentang koperasi yang sedang berjalan.
Segitiga
Segitiga Fungsi
Fungsi LKS
LKS
LKS
Berfungsi Sebagai :
Lembaga Keuangan Syariah, tetapi bukan seperti bank
Lembaga Sosial untuk kesejahteraan anggota dan
masyarakat
Lembaga bisnis riil, sebagai usaha demi keuntungan
bersama
ASPEK SDM
Shiddiq yang mencerminkan kejujuran, akurasi
dan akuntabilitas.
Istiqamah yang mencerminkan konsistensi,
komitmen dan loyalitas.
Tabligh yang mencerminkan transparansi,
kontrol, edukatif, dan komunikatif.
Amanah yang mencerminkan kepercayaan,
integritas, reputasi, dan kredibelitas.
Fathanah yang mencerminkan etos profesional,
kompeten, kreatif, inovatif.
Ri’ayah yang mencerminkan semangat
solidaritas, empati, kepedulian, awareness.
mas’uliyah yang mencerminkan responsibilitas.
Pembentukan
Syakhshiyah Corporate
Dengan
keyakinan
Dengan edukasi
Dengan Dengan
reasoning penerapan
LO = 1/MPS
MPL = Marginal Propensity to Learn
MPS = Marginal Propensity to Static
MPL Rate = 0,0 – 1,0
Dimana
MPL + MPS = 1
Rekomendasi: memperbesar LO (learning organization) berarti
sama saja dengan memperkecil MPS (tingkat keinginan untuk
diam/tidak mau belajar); atau memperbesar MPL (tingkat keinginan
untuk belajar)
TUJUAN
A Leading Institution in Performance
Melalui:
Pembentukan Kepribadian Istimewa yang Produktif dengan Prinsip
Syakhshiyah for Corporate, Mendorong Orang untuk Bekerja dalam Satu
Titik Stabilitas yang Pasti (Solid Fixed Point of Stability), dan Merupakan
Jalan Kemuliaan
Integrity Valuae; Responsibility Value; Accountability Value
Learning Organization Merupakan Model Organisasi yang Tangguh dalam
Menghadapi Tantangan yang Semakin Kompleks
Dinamisasi Perspektif Proses Bisnis Internal; Dinamisasi Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Leading Performance Merupakan Komitmen Setiap Organisasi untuk
Menuju A Leading Institution In Performance
Maksimalisasi Perspektif Proses Bisnis Internal; Maksimalisasi Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Indikator
Indikator Umum
Dinamisasi dan maksimalisasi dari perspektif proses bisnis internal
Dinamisasi dan maksimalisasi dari perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan
Dengan Prinsip:
Perfection for Excellence Berkomitmen pada kesempurnaan
Result for Teamwork Memiliki orientasi pada hasil dan nilai
tambah bagi stakeholder
Sincerity for Humanity Meluruskan niat untuk mendapatkan
Ridha-Nya
Responsibility for Integrity Menerima tugas sebagai amanah dan
menjalankannya dengan penuh tanggung jawab
Customer Satisfying for Customer Focus Mengutamakan
pelayanan dan kepuasan pelanggan
ASPEK KEUANGAN
Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah