AUDIT KELOMPOK 5
DILINGKUNGAN
1. Ferly Susanto 1822210010
2. Noprizal Melan 1822210042
3. Adit Widodo 1822210016
PEMERINTAH 4.
5.
Raras Pratiwi 1822210025
Putrimas Eka Lestari 18222100
6. Steni rahmania saputri 1822210045
Pengertian Audit Sektor Publik Audit pada organisasi sektor publik dapat didefinisikan sebagai proses sistematik secara
obyektif untuk melakukan pengujian keakuratan dan kelengkapan informasi yang disajikan dalam suatu laporan
keuangan organisasi sektor publik.
PROSES AUDIT SEKTOR PUBLIK
Proses audit yang dilakukan pada organisasi sektor pulik mempuyai beberapa konsep dasar. Konsepsi
audit merupakan hal yang harus dilakukan saat pelaksanaan proses audit. Adapun konsepsi audit yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pembuktian (evidence) yang cukup Bukti yang digunakan dalam proses audit merupakan bukti valid
yang memenuhi syarat formil dan materiil.
2. Memeriksa dengan hati-hati (due audit care) Pemeriksaan yang dilakukan selama proses audit harus
menggunakan kecermatan secara professional sesuai dengan keahliannya.
3. Penyajian yang wajar (fair presentation) Konsep audit penyajian yang wajar berkaitan dengan
ketepatan akuntansi (accounting proprierty), pengungkapan yang cukup (adequate disclosure), dan
kewajiban pemeriksaan (audit obligation).
4. Bebas, artinya mampu bertindak jujur dan objektif (independence) terhadap fakta dan penyajiannya.
5. Bertindak sesuai dengan kode etik (ethical conduct) sesuai dengan etika profesi akuntan.
PERENCANAAN AUDIT
• Perencanaan audit merupakan proses audit yang vital. Perencanaan audit yang matang akan
sangat menentukan kesuksesan audit. Perencanaan audit yang terstruktur merupakan faktor
penting bagi bukti audit yang cukup dan kompeten pendukung isi laporan audit. Beberapa
tahapan dalam proses perencanaan audit di sektorpublik, yaitu:
1. Pemahaman atas Sistem Akuntansi Keuangan Sektor Publik. Pemahaman atas sistem
akuntansi merupakan suatu keharusan karena merupakan hal yang sangat penting
mengingat saat ini audit sektor public tidak lagi berfokus pad laporan realisasi anggaran
saja, akan tetapi juga laporan keuangan lainnya berupa neraca, surplus/defisit, dan arus
kas. Oleh karena itu, seorang auditor harus memiliki pemahaman yang memadai tentang
sistem akuntansi keuangan daerah.
PERENCANAAN AUDIT
(LANJUTAN)
• 2. Penentuan Tujuan dan Lingkup Audit. Audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
auditor eskternal bertujuan untuk menilai kewajaran laporan keuangan dan memberikan
opini terkait dengan laporan keuangan yang disajikan entitas tersebut, sedangkan audit atas
penyusunan laporan keuangan oleh pegawas bertujuan untuk memberikan rekomendasi
untuk perbaikan sistem pengendalian internal dan koreksi dalam penyusunan laporan
keuangan. Dalam menentukan tujuan dan ruang lingkup, auditor harus memastikan bahwa
tujuan dan ruang lingkup audit yang ditetapkan telah sesuai dengan perintah dan wewenang
lembaga audit dan pengawas yang bersangkutan.
• Dalam konteks audit atas laporan keuangan instansi pemerintahan (sektor publik), pengawas
memilki wewenang:
• a. Melakukan review atas sistem akuntansi dan pengendalian internal dan memberikan
rekomendasi perbaikan atas kelemahan-kelemahannya.
• b. Melakukan pengujian dan koreksi atas kesalahan pencatatan akuntansi sehingga laporan
keuangan dihasilkan dengan informasi yang dapat diandalkan.
• Tujuan pemahaman mandate ini, yaitu:
• a. Untuk mengetahui batasan-batasan yang ada pada pekerjaan audit.
• b. Untuk mengidentifikasi wewenang yang dimiliki dalam pelaksanaan audit.
• c. Untuk memastikan bahwa pengawas telah memenuhi persyaratan hukum yang berlaku.
• d. Untuk memberikan keyakinan bahwa pendekatan audit yang direncanakan telah sesuai
dengan kebijakan audit yang ditetapkan.
• e. Untuk memastikan bahwa tujuan audit telah memenuhi kebutuhan legislatif.
• f. Untuk memastikan pihak-pihak yang berhak menerima laporan audit.
• 3. Penilaian Risiko Penilaian risiko pengendalian (control risk), risiko bawaan (inherent risk),
dan risiko deteksi (detection risk) perl dilakukan karena proses audit terdiri dari tahap-tahap
yang mengandung berbagai risiko kesalahan. Sehingga kesimpulan dan opini yang diberikan
oleh auditor dapat memberikan jaminan yang memadai atas kewajaran penyajian laporan
keuangan.
• 4. PenyusunanRencana Audit (Audit Plan) Rencana audit pada umumnya berisi uraian mengenai
area yang akan diaudit, jangka waktu pelaksanaan audit, personel yang dibutuhkan, dan sumber
daya lain yang diperlukan untuk pelaksanaan audit.
• 5. Penyusunan Program Audit Auditor harus menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan
untuk setiap area yang diaudit.
• Inpres No. 7 Tahun 1999, tertanggal 15 Juni 1999, mengintruksikan kepada para eksekutif berikut ini :
• Para Menteri;
• Panglima Tentara Nasional Indonesia;
• Gubernur Bank Indonesia;
• Jaksa Agung;
• Kepala Kepolisian Republik Indonesia;
• Para Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen;
• Pada Pimpinan Sekretariat Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara;
• Para Gubernur; dan Para Walikota/Bupati.
Demikian
&
Terima Kasih