Sebelum melakukan pemeriksaan fisik perut sebaiknya melakukan anamnesis terlebih dahulu supaya dapat membantu
menegakkan diagnosis dengan tepat. Dalam melakukan anamnesis kadang akan mengalami kesulitan, bila pasien
mengalami penurunan kesadaran, syok maupun gangguan emosi akibat trauma tersebut.
PEMERIKSAAN ABDOMEN
1 = Regio epigastrium.
2 = Regio hipokondrium kanan.
3 = Regio hipokondrium kiri.
4 = Regio umbilicus.
5 = Regio lumbal kanan.
6 = Regio lumbal kiri.
7 = Regio hipogastrium.
8 = Regio iliaka kanan.
9 = Regio iliakakiri.
Sedangkan pembagian yang lebih rinci yaitu perut dibagi menjadi 9 bagian
PEMERIKSAAN ABDOMEN
INSPEKSI (MELIHAT)
Untuk melakukan inspeksi, pakaian pasien sekitar perut
di buka (4 kuadran terlihat) agar dapat melihat
keseluruhan bagian perut.
AUSKULTASI (MENDENGARKAN)
Cara melakukan pemeriksaan auskultasi dengan
menggunakan stetoskop untuk memeriksa, diantaranya
suara bising usus, mendeteksi obstruksi pada tingkat
lambung. Untuk memastikan adanya bising usus dengan
waktu +- 30 detik.
PERKUSI (MENGETUK)
Perkusi perut dilakukan dengan kaki ditekuk & tidak
secara langsung melainkan dengan penekanan yang
ringan serta ketokan dengan perlahan.
PALPASI (MERABA)
Palpasi dapat dilakukan dengan satu tangan, kecuali
pasien gemuk dengan dua tangan.
Mengkajilokasi
Mengidentifikasi bentuk dan
nyeri permukaan
tekan, abdomen
organ dalam rongga
Mengkaji peristaltik usus
abdomen, dan adanya massa dalam abdomen
PERSIAPAN ALAT
Stetoskop
Penggaris kecil
Spidol penanda
Bantal kecil
Pita pengukur
PROSEDUR PELAKSANAAN
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
• Mulai prosedur perkusi yang dimulai dari kuadran kiri bawah, kemudian dilanjutkan
dengan gerakan searah jarum jam
• Perhatikan reaksi pasien dan dokumentasikan jika ada keluhan
• Lakukan perkusi di seluruh kuadran abdomen untuk menentukan adanya bunyi
timpani dan bunyi redup
PROSEDUR PELAKSANAAN
Palpasi
Palpasi dangkal
lakukan palpasin dangkal di setiap kuadran abdomen. Hindari area yang diketahui sebelumnya
sebagai titik masalah
Letakkan tangan secara perlahan di atas abdomen dengan jari ekstensi dan terkatup
Untuk mengurangi sensasi geli, mulai pergerakan dengan meletakkan tangan di atas tangan pasien
sambil menekan abdomen pasien secara perlahan. Selanjutnya, pindahkan tangan anda dari tangan
pasien ke atas abdomen untuk meneruskan pemeriksaan
Lakukan penekanan abdomen sedalam 1 cm menggunakan jari
Palpasi untuk mendeteksi area nyeri, penegangan abnormal, atau adanya massa
Selama palpasi, observasi wajah pasien untuk mengetahui adanya tanda ketidaknyamanan
Jika ditemukan nyeri, kaji adanya nyeri lepas dengan cara mempalpasi dalam abdomen pasien,
kemudian melepaskannya dengan cepat untuk mendeteksi apakah nyeri timbul akibat palpasi dalam
dihentikan
Lakukan palpasi di sekitar umbilikus dan cincin umbilikal
PROSEDUR PELAKSANAAN
Palpasi
Palpasi dalam
• Gunakan metode palpasi bimanual
• Tekan dinding abdomen sedalam 4-5 cm
• Dokumentasikan adanya massa dan struktur organ yang terpalpasi. Jika ditemukan massa,
dokumentasikan ukuran, lokasi, mobilitas, kontur, dan konsistensi
Palpasi limpa
• Saat anda berdiri di sisi kanan pasien, letakkan tangan kiri anda di bagian posterior sudut
kostovertebral kiri pasien dan letakkan tangan anda ke atas
• Letakkan tangan kanan di bawah tepi kiri kosta pasien
• Tekan ujung jari ke arah limpa, kemudian minta pasien menarik nafas dalam
• Palpasi tepi limpa saat bergerak ke bawah, yaitu ke arah tangan pemeriksa
PROSEDUR PELAKSANAAN
Palpasi
Palpasi hati
• Posisikan diri anda berdiri di samping kanan pasien
• Letakkan tangan kiri anda pada bagian posterior dada kanan pasien, setinggi kosta ke 11 atau 12
• Angkat sedikit tangan tersebut ke atas sehingga dinding dada pasien sedikit terangkat
• Letakan tangan kanan anda di batas bawah kosta kanan
• Saat pasien ekshalasi, berikan tekanan ke atas dan ke bawah sedalam 4-5 cm pada batas bawah kosta
kanan
• Perhatikan posisi tangan anda dan minta pasien untuk mengambil nafas dalam
• Ketika pasien inhalasi, rasakan pergerakan batas hati pasien pada tangan anda. Biasanya, area
tersebut memiliki kontur teratur
• Jika terjadi pembesaran hati, kembali lakukan palpasi di batas bawah kosta kanan. Dokumentasikan
pembesaran tersebut dalam ukuran cm
DAFTAR PUSTAKA
• Trauma abdomen. MBTCLS. Ed R. AGD DinKes Prov DKI J. Jakarta, 2012. p 47.
• Pemeriksaan abdomen, Urog3nital dan Anor3ktal. Marcellus Simadibrata K (ed). BAIPD. E IV. J I. FKUI. Jakarta, 2006. p 51-13.
• Petunjuk pelaksanaan UAP D3 Keperawatan. 2012. Kendal: Akper Muhammadiyah Kendal
• Wieck, et al. (1981). illustrated manual of nursing techniques, 3 edition. Philladelphia: Lippincott Co.
• Sussman, C., Jensen, B. B. (2007). Wound care a Collaborative Practice Manual For Health Professional, 3 Edition. Philladelphia: WB
Saunder.
• Sabinton, C. D. (1997). Wound Healing: Biologic and Clinical Feature. Textbook of Surgery The Biological Basic of Modern Surgical
Practice, 15 edition. Philadelphia: WB. Saunder
• Sidharta, P. (1983). Pemeriksaan Klinis Umum. Jakarta: PT Dian Rakyat
• RSPGI. (1986). Pedoman Perawatan Ruangan, Jakarta: Gunung Agung
• PT Jamsostek Persero. (2010). Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Diambil dari http:/www. Jamsostek. co. id
• Priharjo, R. (1996). Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC
• Potter & Perry. (2000). Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar, edisi 3. Jakarta: EGC
• Potter, P. (1996). Pocket Guide To Health Assasment, 3 edition. Jakarta: EGC
• Nurrachmah, E. (2001). Nutrisi Dalam Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto
• Morrison, M. J. & Moya, A. (2004). Colour Guide To Nursing Management Of Wound. Philadelphia: WB Saunders
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV