Anda di halaman 1dari 14

“ PENGKAJIAN KEPERAWATAN

( anamnesa dan pengumpulan dara


sekunder)”
Kelompok 3
Muhammad Aditia (20217104)
Nunu Soleha (20217117)
Nur Aziah (20217118)
Nur Fitriyani (20217119)
Nurrahmawati (20217126)
Princesa presilia (20217128)
Qintan Alviona zulivah (20217142)
Rifa Asmieza Al Haq (20217147)
Pengertian Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu
proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap
pengkajian merupakan dasar utama dalam meberikan asuhan keperawatan
sesai dengan kebutuhan individu (klien). Oleh karena itu pengkajian yang
benar, akurat, lengkap, dan sesuai dengan kenyataan snagat penting dalam
merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan dalammemberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan respon individu sebagiaman yang telah
ditentukan dalam standar praktik keperawatan.
Macam - Macam Data
a) Data Dasar
informasi mengenai staus kesehatan klien seperti : data umum, data demografi, dan riwayat
keperawatan
b) Data Fokus
Seperti ungkapan klien maupun hasil pemeriksaaan langsung dari perawat, jika pasien tidak sadar
dapat diambil data hasil pemeriksaan.
c) Data Subjektif
seperti ungkapan keluhan dari klien secara langsung dan dapat diperoleh dari orang lain yang
mengetahui keaadaan klien secara langsung.contoh :merasa pusing, mual, nyeri dada, dan lain lain.
d) Data objektif
seperti data yang diperoleh oleh perawat secara langsung melalui observasi dan pemeriksaan pada
klien. contoh : tekanan darah 120/80 mmHg, konjungtiva anemis
01
Sumber Data 02
A. Sumber Data Primer
sumbernya adalah klien itu sendiri. Jika klien tidak 03
sadar atau masih bayi perawat dapat menggunakan
data objektif untuk menegakan Diagnosis 04
Keperawatan.
05
B. Sumber Data Skinder
sumbernya adalah keluarga, orang terdekat, dan
orang lain yang tahu tentang status kesehatan klien. 06
Selain itu tenaga kesehatan lain seperti dokter, ahli
gizi, laboratorius, ahli gizi, dll
Teknik Pengumpulan Data 01

1. Anamnesis
02
Anamnesis adalah tanya jawab secara langsung dengan klien atau autoanamnesis maupun secara tidak
langsung dengan keluarga atau alloanamnesis utntuk menggali tentang status kesehatan klien. dalam
anamnesis ini perawat membangun hubungan saling percaya antara klien dengan perawat. 03
2. Observatif
tindakan yang mengamati secara umum terhadap perilaku dan keadaan klien.
04
Tiger Elephant
3. Pemeriksaan
05
Pemeriksan fisik merupakan pemeriksaan tubuh untuk menemukan kelainan dari suatu sistim atau suatu organ
tubuh dengan empat metode yaitu melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan
atau auskultasi (Raylene M Rospond, 2009; Lyrawati, 2009). Pemeriksaan fisik head to toe perlu dilakukan 06
dengan benar karena hasil pemeriksaan fisik dapat dijadikan dasar bagi perawat untuk menegakkan diagnosa
keperawatan yang selanjutnya sebagai dasar asuhan keperawatan. Hasil Pigini dapat diperoleh
Chicken selama proses
pendidikan.
01
Metode dan Langkah Pemeriksaan Fisik.
02

1. Inspeksi 03
Merupakan metode pemeriksaan pasien dengan melihat langsung seluruh tubuh
pasien atau hanya bagian tertentu yang diperlukan. Metode ini berupaya melihat 04
kondisi klien dengan menggunakan ‘sense of sign’ baik melalui mata telanjang atau
alat bantu penerangan (lampu). Inspeksi adalah kegiatan aktif, proses ketika perawat 05
harus mengetahui apa yang dilihatnya dan dimana lokasinya. Metode inspeksi ini
digunakan untuk mengkaji warna kulit, bentuk, posisi, ukuran dan lainnya dari tubuh
06
pasien.
2. Palpasi 01
Merupakan metode pemeriksaan pasien dengan menggunakan ‘sense of touch’ Palpasi adalah
suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh 02
dengan menggunakan jari atau tangan. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif
digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya metode palpasi ini dapat digunakan untuk
03
mendeteksi suhu tubuh(temperatur), adanya getaran, pergerakan, bentuk, kosistensi dan
ukuran. Rasa nyeri tekan dan kelainan dari jaringan/organ tubuh.
04
3. Perkusi
Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi getaran/ gelombang 05
suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang diperiksa. Pemeriksaan
dilakukan dengan ketokan jari atau tangan pada permukaan tubuh. Perjalanan getaran/
gelombang suara tergantung oleh kepadatan media yang dilalui. Derajat bunyi disebut dengan 06
resonansi. Karakter bunyi yang dihasilkan dapat menentukan lokasi, ukuran, bentuk, dan
kepadatan struktur di bawah kulit. Sifat gelombang suara yaitu semakin banyak jaringan,
semakin lemah hantarannya dan udara/ gas paling resonan.
01

02

4. Auskultasi 03
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang 04

disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah: bunyi


05
jantung, suara nafas, dan bising usus.
06
Pemeriksaan Tanda Vital 01

02
Pemeriksaan tanda vital merupakan bagian dari data dasar yang
dikumpulkan oleh perawat selama pengkajian. Perawat mengkaji tanda 03
vital kapan saja klien masuk ke bagian perawatan kesehatan. Tanda vital
dimasukkan ke pengkajian fisik secara menyeluruh atau diukur satu 04
persatu untuk mengkaji kondisi klien. Penetapan data dasar dari tanda
05
vital selama pemeriksaan fisik rutin merupakan control terhadap kejadian
yang akan datang. Pemeriksaan tanda vital terdiri atas pemeriksaan nadi,
06
pernafasan, tekanan darah dan suhu. Pemeriksaan ini merupakan bagian
penting dalam menilai fisiologis dari sistem tubuh secara keseluruhan.
01
1. Pemeriksaan Nadi
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses 02
pemompaan jantung. Setiap kali bilik kiri jantung menegang untuk
menyemprotkan darah ke aorta yang sudah penuh, maka dinding arteria dalam 03
sistem peredaran darah mengembang atau mengembung untuk mengimbnagi
bertambahnya tekanan. Mengembangnya aorta menghasilkan gelombang di 04
dinding aorta yang akan menimbulkan dorongan atau denyutan.
05
2. Pemeriksaan Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan. Beberapa langkah yang dilakukan 06
pada pemeriksaan tekanan darah menggunakan sfigmomanometer air raksa.
3. Pemeriksaan Pernafasan 01
Pemeriksaan Pernafasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai 02
frekwensi, irama, kedalaman,dan tipe atau pola pernafasan. Pernapasan adalah tanda vital yang
paling mudah di kaji namun paling sering diukur secara sembarangan. Perawat tidak boleh 03
menaksir pernapasan. Pengukuran yang akurat memerlukan observasi dan palpasi gerakan dinding
dada.
04
4. Pemeriksaan Suhu
Merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai kondisi metabolisme dalam 05
tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi maupun metabolisme darah.Suhu dapat
menjadi salah satu tanda infeksi atau peradangan yakni demam (di atas > 37°C). Suhu yang tinggi juga
06
dapat disebabkan oleh hipertermia. Suhu tubuh yang jatuh atau hipotermia juga dinilai. Untuk
pemeriksaan yang cepat, palpasi dengan punggung tangan dapat dilakukan, tetapi untuk pemeriksaan
yang akurat harus dengan menggunakan termometer. Termometer yang digunakan bisa berupa
thermometer oral, thermometer rectal dan thermometer axilar.
01

02
5. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
Sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien perlu dipersiapkan sehingga kenyamanan tetap 03
terjaga, misalnya pasien dianjurkan buang air kecil terlebih dahulu. Jaga privasi pasien dengan
hanya membuka bagian yang akan diperiksa, serta ajak teman ketiga bila pemeriksa dan
04
pasien berlainan jenis kelamin. Beri tahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan. Atur
waktu seefisien mungkin sehingga pasien maupun pemeriksa tidak kecapaian. Atur posisi
pasien untuk mempermudah pemeriksaan. 05

06
6. Pemeriksaan Fisik Telinga
Pengkajian telinga secara umum bertujuan untukmengetahui keadaan teling luar, saluran
telinga, gendang telinga/membrane tipani, dan pendengaran. Alta yang perlu disiapkan dalam
pengkajian antara lain otoskop, garpu tala dan arloji.
7. Pemeriksaan Fisik Dada
Dada diinspeksi terutama postur, bentuk, dan kesimetrisan ekspansi, serta keadaan kulit.
Postur dapat bervariasi, misalnya pada pasien dengan masalah pernafasan kronis, klavikulanya
menjadi elevasi. Bentuk dada berbeda antara bayi dan orang dewasa. Dada bayi berbentuk
melingkar dengan diameter dari depan ke belakang (anteroposterior) sama dengan diameter
transversal.
8. Pemeriksaan Fisik Abdomen
Inspeksi dilakukan pertama kali untuk mengetahui bentuk dan gerakan – gerakan abdomen.
01

02

SEKIAN 03

&
04

05

TERIM 06

AKASIH

Anda mungkin juga menyukai