Anda di halaman 1dari 74

BENTUK BENTUK DAN UNSUR-

UNSUR TINDAK PIDANA


KORUPSI
SUBYEK HUKUM
 Orang Pribadi
 Badan Hukum / Korporasi (ps 20 jo Ps 1 dan 3 UU
31/1999)
SUBYEK HUKUM ORANG
 Pertgjawaban bersifat pribadi, bukan ditanggung orang
lain seperti dalam vicarious liability.
 Istilah “barangsiapa” atau “setiap orang” maksudnya
adalah orang pribadi misalnya dalam Pasal 5 UU no
20/2001; UU 15/2002)
 Konsep Strict liability tdk dapat digunakan.
 Dalam UU 31/ 1999 jo UU 20/2001, subyek hukum
ditentukan dengan 2 cara.
1. Sbg subjek hk orang pada umumnya, artinya tdk
ditentukan kualitas pribadinya, yg dlm pasal disebutkan
dengan perkataan “setiap orang”
2. Sbg kualitas pribadi dari subjek hukum orang tsb, yg
dalam pasal digunakan istilah “ pegawai negeri”,
“penyelenggara negara”, “pemborong/ahli bangunan”,
“hakim”, “advokat”,”saksi”, “tersangka”
SUBYEK HUKUM KORPORASI
 Dlm beberapa perat telah dianut sistem
pertanggungjawaban tanpa melihat kesalahan (strict
liability) dan pembebanan tanggung jawab pidana pada
selain si pembuat (vicarious liability) dengan menarik
badan atau korporasi ke dalam pertanggungjawaban
pidana.
 Contoh : UU TP Ekonomi 1955, UU Penyelesaian
Perselisihan Perburuhan 1957, UU Wajib daftar
Perusahaan 1982, UULH, UU Narkotikam Pasal 20 UU
31/1999 ttg Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
 3 sistem pertanggungjawaban pidana thd korporasi sbg
subjek hukum tindak pidana :
1. Jika pengurus sbg pembuat, maka pengurus yg bertgjwb
2. Jika korporasi sbg pembuat, maka pengurus yg bertgjwb
3. Jika korporasi sbg pembuat dan korporasi yg bertgjwb.
PS 20 UU 31 / 1999
 Indikator kpn terjadi tindak pidana korupsi oleh korporasi
dilakukan oleh orang-orang (yg berdasarkan hub kerja
maupun hub lain)bertindak dalam lingkungan korporasi tsb
baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama (ayat 2)
 Dalam penanganannya, tuntutan dan penjatuhan pidana
dilakukan thdp korporasi dan atau pengurusnya (ayat 1)
 Bila tuntutan dilakukan thd korporasi, maka diwakili oleh
pengurusnya (ayat 3)
 Namun pengurus tsb dapat diwakilkan pada orang lain (ayat
4)
 Dalam hal menyidangkan korporasi, dilakukan thdp
pengurusnya (ayat 5) dan kpd penguruslah tuntutan dan
panggilan dilakukan (ayat 6)
 Pengurus Korporasi adalah organ korporasi yg
menjalankan kepengurusan korporasi yang bersangkutan
sesuai dengan anggaran dasar, termasuk mereka yang
dlm kenyataannya memiliki kewenangan dan ikut
memutuskan kebijakan korporasi yg dpt
dikualifikasikan sbg tindak pidana korupsi
 Pembebanan tgjwb pidananya hanya dpt dijatuhkan
pidana pokok denda (ayat 7)
MEMPERKAYA DIRI SENDIRI, ORANG
LAIN ATAU KORPORASI (PS 2)
Unsur-2nya
 ayat 1:
a. Perbuatannya: memperkaya (diri sendiri, org lain atau
korporasi)
b. dengan melawan hukum
c. dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara
(Inilah TPK yg paling luas, abstrak dan tumpang tindih
dgn TPK lain (ps 3, 8) atau TP lain (TPE, perpajakan,
perbankan dll)
 Ayat 2: pemberatan, pidana mati, bila dilakukan dlm
keadaan tertentu (dana penanggulangan keadaan bahaya,
bencana alam, kerusuhan sosial, krisis ekonomi &
pengulangan)
 Putusan MK 25/ 2016
 Kata “dapat” dalam pasal 2 dan 3 dihilangkan

 Apa implikasi yuridisnya?


KONSEKWENSI YURIDIS DIHAPUSKAN
KATA “DAPAT” DALAM PASAL 2 DAN 3
Putusan MK 25/PUU-XIV/2016
 Harus sdh merugikan keuangan negara

 Bergesernya delik formil ke delik materiil


UNSUR-UNSUR PASAL 2 (1)
 Memperkaya diri sendiri
 Menjadikan lebih kaya (Yandiato)
 Menjadikan org yg belum kaya jadi kaya atau org yg sdh
kaya bertambah kaya (Andi Hamzah)
 Perbuatan memperkaya hrs ada unsur :
 Perolehan kekayaan,
 Perolehan kekayaan melampaui sumber kekayaannya
 Ada kekayan yg sah sesuai sumbernya dan ada kelebihan
kekayaan yg tdk sah yg diperoleh dr perbuatan memperkaya
(penjelasan Ps 18 (2) UU 3/1971)
TENTANG PERBUATAN MEMPERKAYA DIRI:
 Dri sdt bahasa: memperoleh/menambah kekayaan
 Bentuknya abstrak. Apa artinya abstrak?
 4 Ciri memperkaya:
a) ybs memperoleh kekayaan (sesuatu yg dpt dinilai
uang)
b) Jk dihubungkan dgn sumber pendapatan, kekayaan yg
ada tdk seimbang dgn smbr yg menghasilkan kekayaan
itu
c) Jk dihubungkan dgn wujudnya: prbt itu melanggar hk
atau tercela menurut masyarakat;
d) Jk dihubungkan pd akibat, pihak lain (negara)
kehilangan kekayaan, krn kekayaannya itu berpindah ke
kekuasaan si pembuat.
 Memperkaya dlm TPK (ps 2) harus dgn melawan hukum
11/15/2021 14
 Wujud perbuatan memperkaya
 Misal : memakai atau menggunakan uang atau barang milik
neg, mengimpor brg, tdk menegur atau melarang bawahan,
memalsu data dll.
 Unsur secara melawan hukum (wederrechttelijk)
 Menggambarkan sifat tercelanya/ terlarangnya suatu
perbuatan
 Perbuatan yang tercela atau dicela menurut ps 2 adalah
perbuatan memperkaya
 Memiliki arti SMH formil dan SMH materiil
UNSUR MELAWAN HUKUM

 MH disini tdk bisa dipisahkan dgn perbuatan


memperkaya
 MH ini adlh formil dan materiil
 2 Kriteria memperkaya dgn MH, ialah:
1) Si pembuat mendapat/bertambah kekayaannya;
2) Dgn melanggar peraturan perUndang-undangan atau
mengandung sifat celaan menurut nilai-2 masyarakat.

11/15/2021 17
 Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara
 Ukurannya didasarkan pada pengalaman dan logika/ akal orang pada
umumnya dgn memperhatikan berbagai aspek sekitar perbuatan yg
dikategorikan memperkaya diri sendiri.
 Keu neg merup seluruh kekayaan neg dlm bentuk apapun, baik yg
dipisahkan atau tdk, termasuk sgl bagian kekayaan neg & sgl hak &
kewajiban yg timbul karena :
 Berada dlm penguasaan, pengurusan & pertgjwb pejabat lbg neg di pusan
dan daerah
 Brd dlm penguasaan, pengurusan & pertgjwb BUMN/BUMD, yayasan, bd

hk & perusahanaan yg menyertakan modal pihak ketiga berdsrkan perjanjian


dgn neg.
 Perekonomian ngr: kehidupan perekonomian yg disusun
sebg usaha brsm brdskn asas kekeluargaan atau usaha
masyarakat secara mandiri berdasarkan kebijakan
pemerintah (pnjlsn umum)
DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA
 Dlm praktik kerugian negara justru penting, dan harus
dibuktikan oleh JPU

11/15/2021 19
ARTI KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
Berkurangnya kekayaan neg dan atau bertambahnya
kewajiban negara dri prbt yg menyimpang dari ketentuan
prtrn perUU yg berlaku.
Tdk diterimanya sebagian atau seluruh pendapatan yg
menguntungkan keuangan negara, akibat kebijakan yg
menyimpang dri ketentuan yg berlaku;
Sebagian atau seluruh pengeluaran yg menjadi beban
keuangan neg lebih besar atau seharusnya tdk menjadi
beban keuangan neg, oleh prbt yg menyimpang dri
ketentuan yg berlaku;
Setiap pertambahan kewajiban neg yg diakibatkan oleh
adanya komitmen yg menyimpang dri ketentuan pertrn
perUU yg berlaku

11/15/2021 20
MESKIPUN KESENGAJAAN TDK DICANTUMKAN
DLM RUMUSAN PSL 2
 Unsur kesengajaan tetap ada, namun terselubung di
dalam unsur perbuatan memperkaya
 Memang kesengajaan Ps 2 tdk perlu dibuktikan secara
khusus, cukup membuktikan wujud perbuatan
memperkaya saja
 Namun khusus utk kesalahan administrasi, jika dalam
kesalahan administrasi tsb tdk terdapat kehendak dan
pengetahuan ttg kesalahan administrasi tsb & tdk
menyadari akan akibat yg dapat timbul, maka keadaan
tsb merupakan alasan peniadaan pidana. Inilah
perwujudan “azas geen straf zonder schuld”.
11/15/2021 21
KASUS YG DI DAKWAKAN JPU
 Baru dapat menjadi korupsi, apabila dilakukan dgn sengaja dan
merugikan keuangan negara, jk tidak maka masuk 3 macam
kesalahan administrasi saja
 seperti dana yang telah dikeluarkan dari kas dan diterima oleh
pimpinan proyek, yg kmd dimasukkan pada rekening pribadi,
bukanlah korupsi, sepanjang kemudian dibayarkan pada pihak
ketiga. Jika ada sisa anggaran, dikembalikan kepada Kas Daerah.

11/15/2021 22
APAKAH ARTI KESALAHAN ADMINISTRASI/
KESALAHAN PROSEDUR ?
 Adalah menjalankan tugas/pekerjaan/ kebijakan administrasi
(publik maupun privat) yang melanggar ketentuan peraturan
perUU yg ada, termasuk kepatutan/kebiasaan yg wajar sesuai
dgn kewajiban hukumnya
 Dalam hukum korupsi, kesalahan administrasi merupakan
tempat/alasan dari adanya sifat melawan hukum perbuatan.
Khususnya memperkaya Psl 2.

11/15/2021 23
SALAH PROSEDUR = SIFAT MH KORUPSI. ADA 4 MCM
PENYIMPANGAN/KESALAHAN ADMINISTRASI:
1. Kesalahan adm lalai tanpa kerugian negara. Bukan korupsi.
Murni kesalahan prosedur. Pembetulan secara adm
sebagaimana mestinya, pembatalan, dicabut dsb.
2. Kesalahan administrasi sengaja tanpa kerugian negara.
Bukan korupsi. Pembetulan scr adm sbgmn mestinya.
3. Kesalahan administrasi lalai yg merugikan negara.
Onrechtmatige daad 1365 BW. Bukan korupsi. Pemulihan
kerugian negara dibebankan pada pelaku.
4. Kesalahan administrasi sengaja yang merugikan negara. Ini
Korupsi, penjatuhan pidana pembayaran uang pengganti
dgn menyita hasil korupsi, jika tdk cukup plus harta
pribadi.

11/15/2021 24
 Awalnya, Kerugian itu tidak perlu nyata telah terjadi,
cukup potensial atau kemungkinan merugikan keuangan
negara namun saat ini harus ada dan timbul kerugian
keuangn negara
 Caranya menguji: harus mencari suatu keadaan yg dapat
menjadi indikator, yg bila keadaan itu terbukti adanya,
maka kerugian itu bisa terjadi.
 Contoh Dapat Merugikan : kasus kenaikan pangkat 82
pegawai Pemkot Batu. Keadaan tsb: para pegawai
tdk/blm memenuhi syarat naik pangkat. Keadaan itulah
yg dpt merugikan keuangan neg

APA ARTI “DAPAT” DALAM KALIMAT


DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN
NEGARA? DIHAPUS DGN PUTUSAN MK 11/15/2021 25
PERAN BPKP DLM MENENTUKAN KERUGIAN NEGARA?

Peran auditor terbatas pada:


 Laporan audit investigasi yg memuat angka temuan auditor
mrpkn alat bukti surat dibawah tangan (bukan otentik);
 Jika diperlukan auditor dpt memberikan keterangan di depan
sidang pengadilan, merupakan alat bukti ktrgn ahli.
 Namun nilai pembuktian tidak dpt dianggap sebagai dua alat
bukti, melainkan keterangan ahli memperkuat isi bukti surat yg
dibuatnya, atau sebaliknya. Krn oleh 1 orang.
 Jika bertentangan, hakim bebas menilai yg mana yang
dipertimbangkan sbg benar, atau bila bertentangan dgn isi alat
bukti lainnya, maka kedua-duanya dpt dianggap tidak benar.

11/15/2021 26
UNSUR-UNSUR PS 2 (2)
 Semua unsur2 ayat 1 ditambah unsur dilakukan dalam
keadaan ttt
 Unsur keadaan ttt berupa unsur syarat tambahan untuk
memberberat pidana, karena bila jika unsur ini ada maka
hakim boleh menjatuhkan pidana mati pada
pembuatnya.
 Dalam keadaan ttt scr limitatif bila TP dilakukan:
 Pd waktu negara dalam keadaan bahaya sesuai uu yg berlaku
 Pd waktu terjadi bencana alam nasional
 Sbg pengulangan tindak pidana korupsi
 Pd waktu neg dlm keadaan krisis ekonomi dan moneter.
MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN,
KESEMPATAN, ATAU SARANA JABATAN/
KEDUDUKAN (PS 3)
 Unsur-unsur Objektif
 Perbuatannya
 Menyalahgunakan kewenangan
 Menyalahgunakan kesempatan

 Menyalahgunakan sarana

 Yg ada pdnya
 Krn jab
 Krn kedudukan

 Yg dpt merugikan
 Keu neg
 Perekonom neg
 Unsur subyektif
 Dgn tujuan :
 Menguntungkan diri sendiri
 Menguntungkan org lain

 Menguntungkan korporasi
PENJELASAN UNSUR-UNSUR PS 3
 Perbuatan menyalahgunakan kewenangan
 Dilakukan oleh subyek hukum orang
 Dilakukan oleh orang yg sebenarnya berhak untuk melakukan
, tapi dilakukan scr salah atau diarahkan pd hal yg salah &
bertentangan dgn hukum atau kebiasaan.
 Contoh : Kep pers mengangkat anaknya sendiri tanpa
prosedur untuk jadi pegneg
 Perbuatan menyalahgunakan kesempatan karena jab atau
kedudukan
 Tersedianya peluang
 Contoh : polisi mengambil sejumlah uang barang bukti pada
saat penggerebekan
 Perbuatan menyalahgunakan sarana karena jab atau kedudukan
 Sarana adalah segala sesuatu yg dpt digunakan sbg alat dlm
mencapai maksud atau tujuan
 Sarana yg ada pd dirinya karena kedudukan atau jab semata-mata
digunakan untuk melaks perkerjaan yg jd tugas dan kewajibannya,
tidak digunakan untuk perbuatan lain di luar tujuan yg berhub dgn
jab/ kedudukannya. Namun tdk demikian
 Contoh : kepala dinas kebersihan mengkaryakan truk dinas untuk
disewakan
 Yg ada pdnya krn jab atau kedudukannya
 Kewenangan, kesempatan dan sarana karena jab atau kedudukan yg
dipangku seseorang.
 Dpt merugikan keu neg atau perekonomian neg.
 Tujuan menguntungkan diri sendiri atau org lain atau suatu
korporasi
 Tujuan ialah suatu kehendak yg ada dlm pikiran atau alam batin si
pembuat yang ditujuakan untuk memperoleh suatu keuntungan bg
dirinya, atau org lain atau korporasi.
SUAP MEMBERIKAN ATAU
MENJANJIKAN SESUATU (PASAL 5)
 Diadopsi dari eks Pasal 209 KUHP
 Ditujukan agar pegneg berbuat atau tdk berbuat sesuatu
yg bertentangan dgn kewajiban jabatannya
 Dlm ps 5 memuat 3 bentuk tindak pidana korupsi suap
yg diatur dalam ayat (1) dua macam TP dan ayat (2)
satu macam TP
TP SUAP PS 5 AYAT (1) HURUF A
 Unsur Obyektif
 Perbuatan
 Memberi
 Menjanjikan

 Obyeknya : sesuatu
 Kepada pegneg atau penyelenggara negara

 Unsur Subyektif
 Dgn maksud spy pegneg atau penyelenggara negara tsb
berbuat sesuatu atau tdk berbuat sesuatu dlm jab shg
bertentangan dgn kewajibannya
 Perbuatan memberi atau menjanjikan sesuatu tidak harus benda
berwujud td juga benda tdk berwujud (pekerjaan, fasilitas,
bahkan jasa)
 Contoh : PH menyuap panitera agar panitera mencatat hal yg
tidak diterangkan oleh saksi pada saat sidang
 Sesuatu yg diberikan tdk hanya benda berwujud, tp jg tdk
berwujud ( pekerjaan, fasilitas dll)
 peg neg menurut UU 8/ 1974 jo UU 43/ 1999 ttg Pokok2
Kepegawaian : “… adalah setiap WNRI yg tlh memenuhi syarat-
syarat yg telah ditentukan, diangkat oleh pjbt yg berwenang,
diserahi tugas dlm suatu jab negeri atau diserahi tugas neg lainnya
dan digaji berdasarkan suatu perat perUUan yg berlaku.
 Peg neg menurut UU 31/1999 tdpt perluasan pengertian meliputi :
 Pengertian menurut UU Kepegawaian
 Menurut Ps 92 KUHP
 Org yg menerima gaji/ upah dari keu neg/ daerah
 Org yg menerima gaji/ upah dari korporasi yg menerima bantuan dari
keu neg/daerah
 Org yg menerima gaji/ upah dari korporasi lain yg menggunakan modal /
fasilitas dari neg atau masyarakat
 Penyelenggara Negara menurut UU 28/1999 ttg Penyelenggara
Neg yg Bersih dan Bebas dari KKN meliputi :
 Pejabat neg pd lbg tertinggi neg
 Pejabat neg pd lbg tinggi neg
 Menteri
 Gub
 Hakim
 Pejabat lain sesuai ketentuan perat UU yg berlaku
 Pejabat lain yg memiliki fungsi strategis dlm kaitannya dgn
penyelenggaraan neg sesuai ketentuan perat per uuan yang berlaku
 Penyelenggara Neg termasuk juga pengertian dlm ps 2 UU
20/2001
• Dgn maksud spy pegneg atau penyelenggara negara tsb berbuat sesuatu
atau tdk berbuat sesuatu dlm jab shg bertentangan dgn kewajibannya .
Dalam hal ini tujuan pelaku diarahkan pd 2 hal :
 Agar berbuat sesuatu dlm jabnya yg bertentangan dgn kewajibannya
 Agar yg diberi sesuatu tau yg dijanjikan sesuatu oleh pembuat tdk berbuat
sesuatu dlm jabnya yang bertentangan dgn kewajibannya.
TP KORUPSI SUAP
(PASAL 5 AYAT (1) HURUF B)
 Unsur-unsur :
 Perbuatannya memberi
 Obyeknya sesuatu
 Kepada pegawai neg/ penyelenggara neg
 Krn / berhub dgn sesuatu yg bertentangan dgn kewajiban,
dilakukan atau tdk dilakukannya jab.
 Misal : kapolsek menerima uang untuk penerbitan SP3,
pdhl sehrsnya tdk boleh.
TP KORUPSI SUAP
(PASAL 5 AYAT (2))
 Unsur-Unsur ;
 Pembuatnya : Pegneg/ penyelenggara neg
 Perbuatannya ; menerima pemberian ; menerima janji
 Obyeknya sesuatu yg diberikan atau sesuatu yang dijanjikan
sbgmn dimaksud ayat (1) huruf a dan b.
 Diadopsi dr ps 418 KUHP
 TP ini bergantung pada TP psl ini dlm bentuk pertama
dan kedua. TP korupsi suap ayat 1 huruf a dpt berdiri
sendiri tanpa bentuk ketiga, yaitu dalam hal jika
pemberian kpg pegneg tdk diterima atau ditolak. Jika
ditolak oleh pegneg yg disuap, maka TP suap bentuk
pertama tetap terjadi, namun bentuk ketiga tidak terjadi.
TP KORUPSI SUAP PADA HAKIM DAN
ADVOKAT (PASAL 6)
 Diadopsi dari ps 210 dgn pengurangan dan penambahan
bentuk tp korupsi baru ( suap pasif)
 Sama dgn Psl 5, korupsi suap khusus dlm Ps 6 jg tdt 3
bentuk. Ayat (1)a (suap khusus pd hakim; huruf b (suap
khusus pd advokat) dan ayat 2 (hakim dan adv yg
menerima suap).
KORUPSI SUAP PADA HAKIM
(PASAL 6 AYAT 1 HURUF A)
 Unsur Obyektif :
 Perbuatannya: memberi; menjanjikan sesuatu
 Obyeknya sesuatu
 Kepada hakim

 Unsur Subyektif:
 Dgn maksud mempengaruhi putusan perkara yg diserahkan
kpdnya untuk diadili
KORUPSI SUAP PADA ADVOKAT
(PASAL 6 AYAT 1 HURUF B)
 Unsur Obyektif :
 Perbuatan: memberikan ; menjanjikan
 Obyeknya sesuatu
 Pada advokat yg menghadiri sidang pengadilan

 Unsur Subyektif :
 Dgn maksud mempengaruhi nasihat atau pendapat yg akan
diberikan berhubung dgn perkara yg diserahkan pd
pengadilan untuk diadili
KORUPSI HAKIM ATAU ADVOKAT
MENERIMA SUAP (PS 6 AYAT 2)
 Pembuatnya : hakim / advokat
 Perbuatannya : menerima pemberian; menerima janji

 Obyeknya sesuatu

 Dimaksudkan dalam ayat 1 huruf a atau huruf b.

 Contoh : memberikan mobil pd hakim bila


memenangkan perkara dan janji itu disetujui oleh hakim
ybs.
MEMBUAT BANGUNAN & MENJUAL BAHAN
BANGUNAN, & KORUPSI DALAM HAL
MENYERAHKAN ALAT KEPERLUAN TNI DAN
NKRI (PASAL 7)
 Tdpt 5 bentuk :
 Tp korupsi pemborong, ahli bangunan, penjual bahan bangunan melakukan
perbuatan curang (ayat 1 huruf a)
 Tp korupsi pengawas bangunan membiarkan perbuatan curang (ayat 1 huruf b)
 Tp Korupsi menyerahkan brg keperluan TNI dan Polri dgn perbuatan curang
( ayat 1 huruf c)
 Tp Korupsi pengawas dlm penyerahan brg keperluan TNI dan POLRI
membiarkan perbuatan curang (ayat 1 huruf d)
 Tp korupsi membiarkan perbuatan curang pd saat menerima penyeraahan
barang keperluan TNI dan Polri (ayat 2)
KORUPSI PEGAWAI NEGERI MENGGELAPKAN
UANG DAN SURAT BERHARGA (PASAL 8)
 Diadopsi dr psl 415 KUHP
 Unsur Obyektif :
 Pembuatnya : peg neg; selain peg neg yg ditugaskan
menjalankan jab umum sementara atau terus menerus (misal
anggota LSM yg dipercaya menyalurkan dana KUT
memotong dana atau membuat nama fiktif)
 Perbuatanya : menggelapkan; membiarkan org lain
mengambil; membiarkan org lain menggelapkan;
 Membantu dlm melakukan perbuatan itu
 Obyeknya : uang; surat berharga
 Yg disimpan karena jabatannya (bendaharawan kantor
mengetahui kode lemari besi)
 Unsur subyektif : dengan sengaja
TP KORUPSI MEMALSU BUKU-BUKU
DAN DAFTAR-DAFTAR (PASAL 9)
 Diadopsi dari Pasal 416 KUHP
 Unsur Obyektif :
 Pembuatnya : pegneg; selain pegneg yg diberi tugas
menjalankan jab umum
 Perbuatannya memalsu (membuat pembukuan yg isinya
sebagian atau seluruhnya tdk sesuai kondisi sebenarnya)
 Obyeknya : buku-buku; daftar-daftar khusus untuk
pemeriksaan admin (pdhl digunakan sebg bukti)
 Unsur subyektif : dgn sengaja
KORUPSI PEGAWAI NEGERI
MERUSAKKAN BARANG, AKTA,
SURAT ATAU DAFTAR (PASAL 10)

 Diadopsi dari Psl 417 KUHP


 Tdpt 3 bentuk yg dirumuskan pada huruf a, b dan c.
BENTUK PERTAMA
 Psl 10 huruf a
 Unsur obyektif :
 Pembuatnya : pegneg; selain pegneg yg diberi tugas menjalankan
suatu jab umum scr terus menerus atau sementara waktu
 Perbuatannya : menggelapkan; menghancurkan; merusakkan;

membikin tdk dpt dipakai


 Obyeknya : barang ; akta; surat; daftar yg digunakan untuk

meyakinkan atau membuktikan di muka pejabat yg berwenanng


 Yg dikuasai krn jabatan

 Unsur Subyektif : dengan sengaja


 Contoh : menyiram dgn air suatu tulisan seolah2 terkena
hujan shg tdk dpt dibaca
BENTUK KEDUA
 Ps 10 huruf b
 Unsur Obyektif :
 Pembuatnya : pegneg; selain pegneg yg diberi tugas
menjalankan suatu jab umum scr terus menurus atau
sementara waktu
 Perbuatannya : membiarkan org lain menghilangkan;
menghancurkan; merusakkan; membuat tidak dapat dipakai
 Obyeknya : barang; akta; surat; daftar tersebut pada huruf a

 Unsur Subyektif :
 Dengan sengaja
BENTUK KETIGA
 Pasal 10 Huruf c
 Unsur Obyektif :
 Pembuatnya : pegneg; selain pegneg yg diberi tugas
menjalankan suatu jab umum scr terus menerus atau
sementara waktu
 Perbuatannya : membantu org lain menghilangkan;
menghancurkan; merusakkan; membuat tidak dapat dipakai
 Obyeknya : barang; akta; surat; daftar tersebut pada huruf a

 Unsur Subyektif :
 Dengan sengaja
KORUPSI PEGNEG/ PENYELENGGARA NEG/ HAKIM DAN
ADVOKAT MENERIMA HADIAH ATAU JANJI; PEGNEG
MEMAKSA MEMBAYAR, MEMOTONG PEMBAYARAN,
MEMINTA PEKERJAAN, MENGGUNAKAN TANAH NEGARA,
DAN TURUT SERTA DALAM PEMBORONGAN (PASAL 12)
 Diadopsi dari Pasal 419, 420, 423, 425 dan 435 KUHP
 Pasal 12 dpt dikelompokkan dalam 5 bentuk:
 Pegneg/ penyelenggaran neg Menerima suap yg diket u/
menggerakkan agar melakukan atau tdk melakukan sesuatu yg
bertentangan dgn kewajiban jab dr Psl 419 KUHP (dimuat dlm pasal
12 a dan b)
 Hakim / adv menerima suap dr Psl 420 KUHP (dimuat Pasal 12 c
dan d)
 Pegneg/penyelenggara neg memaksa memberikan sesuatu,
membayar atau menerima pembayaran dgn potongan dr Psl 423
KUHP ( dimuat Pasal 12 e)
 Pegneg/penyelenggara neg meminta, menerima atau memotong
pembayaran dr Psl 425 KUHP (dimuat Psl 12 f,g,h)
 Pegneg. Penyelenggara neg turut serta dlm pemborongaan,
pengadaan atau persewaan dr Psl 435 KUHP (dimuat Pasal 12 i)
KORUPSI SUAP PEGAWAI NEGERI
MENERIMA GRATIFIKASI (PASAL 12B)
 Merup tp baru.
 Psl 12B ayat (1), gratifikasi adalah pemberian dlm arti
luas meliputi pemberian uang, barang, rabat, komisi,
peminjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan Cuma-Cuma,
dan fasilitas lain.
 Gratifikasi baik yg diterima di dlm maupun di luar neg
dan menggunakan sarana elektronik maupun tdk.
 Pengertian gratifikasi = suap pasif
 Pelaporan gratifikasi ke KPTPK dpt dianggap sbg dasar
penghapus sifat melawan hukum perbuatan (pasal 12 C
ayat 1 jo 2) dgn syarat:
 Pelaporan dinilai sbg sesuatu yg jujur, menegakkan moral,
menjunjung tinggi sumpah jab
 Pendidikian moral bagi pegneg atau penyelenggara neg
 Ditujukan untuk menentukan apakah penerimaan tsb jd milik
negara atau milik pegneg yg menerima
KORUPSI SUAP PD PEGAWAI
NEGERI DGN MENGINGAT
KEKUASAAN JABATAN (PASAL
13)

 Termasuk suap aktif spt Psl 5 dan 6


 Tdk disebutkan kualifikasi pembuatnya.

 Unsur-Unsur :
 Perbuatannya : memberi hadiah ; memberi janji
 Obyeknya: hadiah; janji
 Pada pegawai negeri
 Dgn mengingat kekuasaan/ kedudukannya atau oleh pemberi
hadiah atau janji dianggap melekat pd jabatan atau
kedudukan tsb
 Jelaskan Perbedaan dan Persamaan Suap Ps 13 dengan
Pasal 5
TP YANG BERHUB DGN HUKUM
ACARA PEMBERANTASAN
KORUPSI (PASAL 21,22,24)
 Pasal 21
 Unsur Obyektif :
 Perbuatan : mencegah; merintangi; menggagalkan langsung maupun
tidak langsung
 Obyeknya : penyidikan; penuntutan; pemeriksaan di sidang

pengadilan thd tersangka atau terdakwa maupun saksi


 Unsur subyektif : dengan sengaja
 Contoh : A menyuap penjaga tahanan spy tahanan
korupsi lari.
 TP dalam Pasal 22 ada 4 macam :
 TP dalam psl 28
 TP dalam Pasal 29
 TP dalam Pasal 35
 TP dalam Pasal 36
PS 22 JO 28
 Unsur Obyektif :
 Pembuatnya tersangka
 Perbuatannya : tidak memberi keterangan; memberikan
keterangan palsu
 Obyeknya: keterangan harta bendanya; harta benda istri atau
suaminya; harta benda anaknya;
 Harta benda setiap orang atau korporasi yg diketahui atau
patut diduga mempunyai hub dgn tp yg dilakukan tsk
 Unsur Subyektif : dengan sengaja
PASAL 22 JO 29
 Dlm psl 29 tdpt 2 subyek hukum yang mempunyai
kewajiban hukum
 Gub BI memberikan ijin pada penyidik, PU, atau majelis
hakim untuk memperoleh ket ttg keadaan keuangan tsk atau
terdakwa pada bank tertentu
 Pihak bank yg tsk mempunyai rek untuk memberikan (a)
keterangan ttg keadaan keuangan tsk atau terdakwa dan (b)
memenuhi permintaan untuk menutup rekening tsb
 Unsur obyektif :
 Pembuatnya adalah orang yang ditugaskan oleh Bank yang
bersangkutan
 Perbuatannya : tidak memberikan keterangan; memberikan
keterangan palsu
 Obyeknya keadaan keuangan tsk atau terdakwa

 Unsur subyektif : dengan sengaja


PASAL 22 JO 35
 Pasal 35 mewajibkan setiap saksi untuk memberikan
keterangan.
 Hubnya dgn ps 22 bila saksi atau saksi ahli tdk
memberikan keterangan atau memberikan keterangan tp
isinya tdk benar.
 Unsur Obyektif :
 Pembuatnya : saksi; ahli
 Perbuatannya : tidak memberikan keterangan; memberikan
keterangan yang isinya pallsu
 Obyeknya : keterangan

 Unsur Subyektif : dengan sengaja


PASAL 22 JO 36
 Subyek hukumnya adalah orang2 krn pekerjaannya,
harkat, martabat, atau jabatannya harus menyimpan
rahasia, tetapi dlm perkara korupsi ini mewajibkan untuk
memberikan keterangan apabila diminta menjadi saksi
kecuali petugas agama yang menurut keyakinannya
harus menyimpan rahasia.
TP PELANGGARAN PASAL 220. 231, 421,
422, 429 DAN 430 KUHP
 TINDAK PIDANA PELAPORAN ATAU
PENGADUAN PALSU (ps 220 KUHP jo 23 UU
3/1999)
 Unsur obyektif :
 Perbuatannya : memberitahukan; mengadukan
 Telah dilakukan suatu tindak pidana

 Tindak pidana yang dilaporkan/diadukan tdk terjadi

 Unsur subyektif : padahal diketahuinya bahwa itu tidak


dilakukan.
 TINDAK PIDANA MENARIK BARANG YANG DISITA
(231 KUHP jo 23 UU 31/1999)
 Ayat 1 Pasal 231
 Ayat 2 Pasal 231

 Ayat 2 Pasal 231

 Ayat 4 Pasal 231

 Ps 231 ayat 1
 Unsur Obyektif :
 Perbuatannya : menarik ; menyembunyikan brg2 yg disita
 Obyeknya : brg yg disita berdasarkan ketentuan UU; brg yg dititipkan atas

perintah hakim
 Unsur subyektif :
 Kesalahan berupa : dengan sengaja; diketahuinya barang itu ditarik dari
penyitaan atau titipan
 Pasal 231 ayat 2
 Unsur Obyektif :
 Perbuatannya : menghancurkan; merusak; membikin tidak dapat dipakai
 Obyeknya barang yg disita berdasarkan ketentuan UU

 Unsur Subyektif : dengan sengaja


 Pasal 231 ayat 3
 Unsur Obyektif :
 Pembuatannya menyimpan
 Perbuatannya : melakukan salah satu kejahatan itu; membiarkan melakukan

salah satu kejahatan itu; sebagai pembantu menolong perbuatan-perbuatan itu


 Obyeknya : barang yg disita; brg yg dititipkan atas perintah hakim

 Unsur Subyektif : dengan sengaja


 Pasal 231 ayat 4
 Unsur obyektif :
 Pembuatnya ; menyimpan barang
 Perbuatannya : merusak dsb

 Obyeknya : barang yang disita; brg yg dititipkan atas perintah hakim

 Unsur subyektif : karena kealpaan.


 PEGAWAI NEGERI MENYALAHGUNAKAN
KEKUASAAN MEMAKSA ORANG MELAKUKAN ATAU
TIDAK MELAKUKAN SESUATU (Pasal 421 KUHP jo 23)
 Unsur2 :
 Pembuatnya pegneg
 Perbuatannya memaksa orang untuk : melakukan sesuatu; tdk melakukan

atau membiarkan sesuatu;


 Obyeknya seseorang

 Caranya menyalahgunakan kekuasaan


 PEGNEG DALAM PERKARA PIDANA dgn PAKSAAN
MEMERAS PENGAKUAN atau untuk MENDAPATKAN
KETERANGAN (Pasal 422 KUHP jo 23)
 Unsur2:
 Pembuatnya pegneg
 Perbuatannya dgn paksaan

 Dalam perkara pidana

 Untuk memeras pengakuan atau untuk mendpt keterangan


 PEGNEG yg MELAMPAUI KEKUASAANNYA MEMAKSA
RUANGAN yg DIPAKAI ORANG LAIN (Pasal 429 KUHP jo
23)
 Unsur2 ps 429 ayat 1 :
 Pembuatnya pegneg yg : melampaui kekuasaan; tanpa mengindahkan cara2
yg ditentukan UU
 Perbuatannya memaksa masuk

 Obyeknya : ke dlm rumah, ruangan, perkarangan tertutup

 Yg dipakai oleh org lain; atau jika berada di situ scr melawan hukum tdk sgr

pergi atas permintaan yg berhak atauu atas nama orang itu


 Pasal 429 ayat 2
 Unsur2 :
 Pembuatnya pegneg

 Yg pd waktu menggeledah rumah dgn : melampaui

kekuasaannya; tanpa mengindahkan cara2 yg ditentukan dlm


perat umum
 Perbuatannya : memeriksa; merampas

 Obyeknya : surat-surat; buku2; kertas2 lain


 PEGNEG MELAMPAUI KEKUASAANNYA MENYURUH
MEMPERLIHATKAN ATAU MERAMPAS SURAT YG
DISERAHKAN PD LEMBAGA PENGANGKUTAN UMUM
(Pasal 430 KUHP jo 23)
 Pasal 430 ayat 1
 Unsur2:
 Pembuatnya pegneg

 perbuatannya: yg melampaui kekuasaannya: menyuruh memperlihatkan

kepadanya; merampas
 Obyeknya : surat, kartu pos, barang atau paket, kabar kawat

 Yg diserahkan pd lbg pengangkutan umum atau kbr kawat dlm tangan

pegawai telegraf unntuk keperluan umum


 Tindak Pidana Pasal 430 ayat 2
 Unsur2:
 Pembuatnya pegneg
 Perbuatannya yg melampaui kekuasannya menyuruh memberikan

keterangan
 Obyeknya keterangan ttg percakapan yg dilakukan melalui lbg itu

 Kpd pegawai telepon atau org yg diberi tugas untuk keperluan umum
TP SAKSI MENYEBUT NAMA PELAPOR
TP KORUPSI (PASAL 24 JO 31)
 Unsur- Unsur :
 Pembuatnya saksi
 Perbuatannya menyebut : nama atau alamat pelapor; hal-hal
lain yang memungkinkan diket identitas pelapor
 Obyek : nama atau alamat pelapor; hal-hal lain yg
memungkinkan diketahuinya identitas pelaapor

Anda mungkin juga menyukai