Anda di halaman 1dari 43

Disusun Untuk Memenuhi UAS Mata Kuliah

Hukum Lingkungan Kelas D


Yang diampu oleh Bapak Daru Adianto, S.H., MT

Disusun Oleh :
Rizki Amelia
195010101111108
Absen : 32

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2021
Kasus 1
Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Selor
Putusan Nomor 9/Pid.B/LH/2020/PN TJS

Kasus : Tindak Pidana Melakukan Pembukaan lahan dengan cara membakar


A. Identitas Terdakwa
Nama lengkap : Muslimin Als Pak Mus Bin Marsait
Tempat lahir : Bojonegoro
Umur/tanggal lahir : 45 Tahun/ 08 Agustus 1974
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan/kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Apung Rt. 02 Desa Apung Kec. Tanjung Selor Kab.
Bulungan atau Jl. Damanhuri Gg. Ogok Borneo SKM
Rt. 042 Kel. Mugirejo Kec. Sungai Pinang Kota
Samarinda
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP

Berdasarkan surat kuasa nomor 02/SK.Pid-TM/LBH-KU/TJS/X/2019 tertanggal 8 Oktober


2019 bahwa Terdakwa memberi kuasa kepada Lembaga Bantuan Hukum Kalimantan Utara
diwakili oleh Sdr. OCHE WILLIAM KEINTJEM, S.H. Alamat Jalan Bismillah RT.19 No. 114
B Keluraha Kampung I Skip Tarakan Tengah Kota Tarakan Kalimantan Utara sebagai
Advokat/Pengacara Penasehat Hukum (LBH Kaltara);
B. Pembacaan Tuntutan Pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum yang pada
pokoknya sebagai:
1. Menyatakan Terdakwa MUSLIMIN Als PAK MUS Bin MARSAIT terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “melakukan pembukaan
lahan dengan cara membakar” sebagaimana dalam dakwaan Pertama Penuntut
Umum;
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa MUSLIMIN Als PAK MUS Bin
MARSAIT berupa pidana penjara selama 5 (lima) tahun dan denda sebesar Rp.
3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) subsidair 6 (enam) bulan kurungan;
3. Menyatakan barang bukti berupa:
- 1 (satu) buah korek gas warna ungu.
Dirampas untuk dimusnahkan.
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu
rupiah).
Telah mendengar Permohonan Terdakwa/Penasehat Hukum secara lisan di persidangan
yang pada pokoknya menyatakan bahwa Terdakwa mengakui perbuatannya serta
menyesal serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi maka Terdakwa
memohon pidana yang seringan-ringannya; Telah mendengar tanggapan Penuntut
Umum terhadap pembelaan Terdakwa yang pada pokoknya menyatakan Penuntut
Umum tetap pada tuntutannya.
C. Surat Dakwaan yang diajukan kepersidangan oleh Penuntut Umum
Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan kepersidangan oleh Penuntut Umum didakwa
berdasarkan surat Dakwaan sebagai berikut :

KESATU
Bahwa Terdakwa MUSLIMIN Als PAK MUS Bin MARSAIT pada hari Senin
tanggal 09 September 2019 sekitar pukul 10.00 wita atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu lain dalam bulan September 2019 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu lain
dalam tahun 2019 bertempat di lahan yang berada di Rt. 13 Desa Apung Kecamatan
Tanjung Selor Kabupaten Bulungan atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang
masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Tanjung Selor, melakukan
pembukaan lahan dengan cara membakar, perbuatan tersebut terdakwa lakukan
dengan cara sebagai berikut:
- Bahwa berawal pada saat Saksi KUSNAN MUSTOFA Als MUSTOFA Bin
SAIMO menelphone Terdakwa meminta tolong untuk membersihkan lahan milik
Saksi KUSNAN MUSTOFA Bin SAIMO yang berada di Rt. 13 Desa Apung
Kecamatan Tanjung Selor Kabupaten Bulungan dengan mengatakan “besok tolong
dibersihkan ya lahanku, dirintis”, lalu Terdakwa menjawab “iya”, selanjutnya
keesokan harinya Terdakwa langsung membersihkan lahan milik Saksi KUSNAN
MUSTOFA Als MUSTOFA Bin SAIMO dengan cara terlebih dahulu memotong
kayu dan ranting pohon setelah itu kayu, daun dan ranting pohon tersebut Terdakwa
kumpulkan sampai beberapa hari sampai kering untuk kemudian Terdakwa bakar,
selanjutnya hari Senin tanggal 09 September 2019 sekitar pukul 10.00 wita dengan
menggunakan 1 (satu) buah korek gas warna ungu Terdakwa membakar tumpukan
kayu, ranting dan daun yang telah kering tersebut untuk mempermudah
membersihkan lahan/ membuka lahan milik Saksi KUSNAN MUSTOFA Als
MUSTOFA Bin SAIMO, selanjutnya sekitar pukul 17.00 wita Terdakwa pulang
meninggalkan lahan milik Saksi KUSNAN MUSTOFA Als MUSTOFA Bin
SAIMO yang Terdakwa bakar tersebut;
- Bahwa selanjutnya hari Selasa tanggal 10 September 2019 tanpa Terdakwa ketahui
lahan yang telah Terdakwa bakar tersebut telah merembet atau menyebar ke lahan
masyarakat diantaranya milik Saksi SAFARUDIN Als CAMBANG, Saksi
AHMAD KUSRAN Als AMAT Bin KARMOJAYUS, Saksi SUDARNO Als
DARNO Bin SAIDIN, Saksi H. DEDI SURATMIN Spdi Bin H. TARIMAN, Saksi
HARIS Als TAJAMA, Saksi SUKIRMAN Als KIRMAN Als BPK DESI Bin
TARIMAN, Saksi TANI Bin ABDULLAH dengan luas lahan total kurang lebih 37
(tiga puluh tujuh) hektar, dimana lahan Saksi SUKIRMAN Als KIRMAN Als BPK
DESI Bin TARIMAN terbakar seluas kurang lebih 1 (satu) hektar adapun lahan
SUKIRMAN Als KIRMAN Als BPK DESI Bin TARIMAN tersebut terdapat
tanam tumbuh berupa 50 (lima puluh) pokok tanaman lada yang ditanam sejak
tahun 2006, 3 (tiga) pokok pohon manga, 1 (satu) pokok pohon terap, 1 (satu) pokok
pohon rambutan sehingga Saksi SUKIRMAN Als KIRMAN Als BPK DESI Bin
TARIMAN mengalami kerugian materiiil sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah);
- Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Uji No. 018/LHU/LAB.T/IX/2019 tanggal 30
September 2019 yang dikeluarkan oleh Laboratorium Pusat Penelitian Lingkungan
Hidup dan Sumber Daya Alam (P2LH-SDA) dan dibuat serta ditandatangani oleh
Kepala P2LH-SDA DR. IR. H. DHARMA WIDADA, MT terhadap Analisa sampel
debu arang, ranting pohon, daun rumput dan tanah permukaan didapatkan hasil
yaitu:

NO. PARAMETER METHODE SATUAN HASIL


ANALISA
Carbon Organik
1. Sampel Debu Walklay&Black % 6,23
Arang
2. Ranting Pohon Walklay&Black % 26,07
3. Daun Rumput Walklay&Black % 25,13
4. Tanah Walklay&Black % 2,46
Permukaan

- Bahwa dari hasil tersebut telah dikirimkan sampel bekas kebakaran maupun yang
belum terbakar sebagai perbandingan dan saat diuji lab yaitu 50% khusus tanah
permukaan, dan untuk ranting pohon dan daun rumput 46% yang belum terbakar,
sedangkan dari data hasil Lab menyatakan terdapat penurunan kadar Carbon
Organik akibat dari kebaran tersebut sehingga berpengaruh terhadap ekosistem;
- Bahwa Terdakwa dalam membuka lahan tersebut tidak melaporkan dan
menyampaikan terlebih dahulu jadwal rencana pembersihan lahan kepada lembaga
adat atau kepala desa serta dalam melakukan pembakaran tidak dikelilingi oleh
sekat bakar sebagai pencegah penjalaran api ke wilayah sekelilingnya.
Menimbang, bahwa perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 108 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
ATAU
KEDUA
Bahwa Terdakwa MUSLIMIN Als PAK MUS Bin MARSAIT pada hari Senin tanggal
09 September 2019 sekitar pukul 10.00 wita atau setidak-tidaknya pada suatu waktu lain dalam
bulan September 2019 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu lain dalam tahun 2019
bertempat di lahan yang berada di Rt. 13 Desa Apung Kecamatan Tanjung Selor Kabupaten
Bulungan atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum
Pengadilan Negeri Tanjung Selor, barang siapa karena kesalahan menyebabkan kebakaran,
ledakan atau banjir jika karena perbuatan itu timbul bahaya umum bagi nyawa orang lain, atau
jika karena perbuatan itu mengakibatkan orang mati, perbuatan tersebut terdakwa lakukan
dengan cara sebagai berikut:
- Bahwa berawal pada saat Saksi KUSNAN MUSTOFA Als MUSTOFA Bin
SAIMO menelphone Terdakwa meminta tolong untuk membersihkan lahan milik
Saksi KUSNAN MUSTOFA Bin SAIMO yang berada di Rt. 13 Desa Apung
Kecamatan Tanjung Selor Kabupaten Bulungan dengan mengatakan “besok tolong
dibersihkan ya lahanku, dirintis”, lalu Terdakwa menjawab “iya”, selanjutnya
keesokan harinya Terdakwa langsung membersihkan lahan milik Saksi KUSNAN
MUSTOFA Als MUSTOFA Bin SAIMO dengan cara terlebih dahulu memotong
kayu dan ranting pohon setelah itu kayu, daun dan ranting pohon tersebut Terdakwa
kumpulkan sampai beberapa hari sampai kering untuk Bahwa berawal pada saat
Saksi KUSNAN MUSTOFA Als MUSTOFA Bin SAIMO menelphone Terdakwa
meminta tolong untuk membersihkan lahan milik Saksi KUSNAN MUSTOFA Bin
SAIMO yang berada di Rt. 13 Desa Apung Kecamatan Tanjung Selor Kabupaten
Bulungan dengan mengatakan “besok tolong dibersihkan ya lahanku, dirintis”, lalu
Terdakwa menjawab “iya”, selanjutnya keesokan harinya Terdakwa langsung
membersihkan lahan milik Saksi KUSNAN MUSTOFA Als MUSTOFA Bin
SAIMO dengan cara terlebih dahulu memotong kayu dan ranting pohon setelah itu
kayu, daun dan ranting pohon tersebut Terdakwa kumpulkan sampai beberapa hari
sampai kering;
- Bahwa selanjutnya hari Selasa tanggal 10 September 2019 tanpa Terdakwa ketahui
lahan yang telah Terdakwa bakar tersebut telah merembet atau menyebar ke lahan
masyarakat diantaranya milik Saksi SAFARUDIN Als CAMBANG, Saksi
AHMAD KUSRAN Als AMAT Bin KARMOJAYUS, Saksi SUDARNO Als
DARNO Bin SAIDIN, Saksi H. DEDI SURATMIN Spdi Bin H. TARIMAN, Saksi
HARIS Als TAJAMA, Saksi SUKIRMAN Als KIRMAN Als BPK DESI Bin
TARIMAN, Saksi TANI Bin ABDULLAH dengan luas lahan total kurang lebih 37
(tiga puluh tujuh) hektar;
- Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Uji No. 018/LHU/LAB.T/IX/2019 tanggal 30
September 2019 yang dikeluarkan oleh Laboratorium Pusat Penelitian Lingkungan
Hidup dan Sumber Daya Alam (P2LH-SDA) dan dibuat serta ditandatangani oleh
Kepala P2LH-SDA DR. IR. H. DHARMA WIDADA, MT terhadap Analisa sampel
debu arang, ranting pohon, daun rumput dan tanah permukaan didapatkan hasil
yaitu:
NO. PARAMETER METHODE SATUAN HASIL
ANALISA
Carbon Organik
1. Sampel Debu Walklay&Black % 6,23
Arang
2. Ranting Pohon Walklay&Black % 26,07
3. Daun Rumput Walklay&Black % 25,13
4. Tanah Walklay&Black % 2,46
Permukaan

- Bahwa dari hasil tersebut telah dikirimkan sampel bekas kebakaran maupun yang
belum terbakar sebagai perbandingan dan saat diuji lab yaitu 50% khusus tanah
permukaan, dan untuk ranting pohon dan daun rumput 46% yang belum terbakar,
sedangkan dari data hasil Lab menyatakan terdapat penurunan kadar Carbon
Organik akibat dari kebaran tersebut sehingga berpengaruh terhadap ekosistem;
- Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut menyebabkan pasien penyakit
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut di UPT Puskesmas Bumi Rahayu
mengalami peningkatan yaitu bulan Agustus sebanyak 72 (tujuh puluh dua) pasien
sedangkan pada bulan September sebanyak 87 (delapan puluh tujuh) pasien.
Menimbang, bahwa perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam
pidana dalam Pasal 188 KUHP.

D. Untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah mengajukan Saksi-saksi


sebagai berikut :

1. Saksi SAFARUDIN Als CAMBANG, di depan persidangan di bawah sumpah


pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
o Bahwa saksi menjelaskan mengetahui kebakaran lahan pada hari Selasa
tanggal 10 September 2019 sekitar pukul 21.00 wita;
o Bahwa saksi memiliki lahan yang juga terdampak akibat kebakaran lahan
tersebut;
o Bahwa saksi menjelaskan tanaman saksi yang ikut terbakar adalah pohon
mangga, cempedak, jambu kurang lebih1 (satu) hektar;
o Bahwa akibat kebakaran tersebut saksi mengalami kerugian;
o Bahwa akibat kebakaran lahan tersebut udara menjadi tercemar asap;
o Bahwa saksi sempat mendengar dari petugas pada saat di periksa jika yang
telah membakar lahan adalah Terdakwa;
o Bahwa saksi mengetahui jika membakar lahan tidak diperbolehkan
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi tersebut Terdakwa
membenarkan dan tidak keberatan;

2. Saksi KUSNAN MUSTOFA Als MUSTOFA Bin SAIMO didepan persidangan


di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
o Bahwa saksi adalah pemilik lahan yang Terdakwa bakar dengan luas kurang
lebih 1,5 hektar;
o Bahwa benar Terdakwa pernah datang ke rumah saksi untuk meminta
pekerjaan sehingga saksi meminta kepada Terdakwa untuk merintis lahan
namun sebelumnya saksi telah berpesan kepada Terdakwa untuk tidak
membakar, dan jika Terdakwa membakar saksi tidak mau bertanggung
jawab jika kemudian terjadi masalah;
o Bahwa benar saksi memberi upah kepada Terdakwa untuk merintis lahan
sebesar Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah);
o Bahwa pada saat Terdakwa merintis lahan milik saksi, saksi tidak pernah
datang ke lokasi;
o Bahwa saksi baru mengetahui jika terjadi kebakaran pada saat diberitahu
oleh orang
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi tersebut Terdakwa
membenarkan dan tidak keberatan;
3. Saksi HARIS Als TAJAMA didalam persidangan di bawah sumpah pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
o Bahwa saksi memiliki tanah yang ikut terbakar yaitu setengah hektar dan
satu setengah hektar;
o Bahwa lahan saksi yang satu hektar akan saksi tanami kakau dan bibitnya
sebanyak 300 terbakar, 4 pokok durian ikut terbakar;
o Bahwa karena kebakaran lahan tersebut saksi mengalami kerugian;
o Bahwa saksi menjelaskan kemungkinan api berasal dari lahan Saksi
SAFARUDDIN atau lahan saksi MUSTOFA;
o Bahwa jarak lahan saksi dengan milik Saksi MUSTOFA dan SAFARUDIN
kurang lebih seratus meter;
o Bahwa saksi mengetahui jika Terdakwa yang membakar lahan tersebut
karena diberitahu pada saat pemeriksaan di kantor polisi;
o Bahwa akibat dari kebakaran tersebut saksi mengalami kerugian selain itu
udara menjadi tidak sehat.
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi tersebut Terdakwa
membenarkan dan tidak keberatan;

4. Saksi H DEDI SURATMIN Spdi Bin H.TARIMAN, didalam persidangan di


bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
o Bahwa saksi menjelaskan jika saksi juga memiliki lahan yang ikut terbakar
di lokasi kebakaran; - Bahwa luas lahan saksi kurang lebih setengah hektar;
o Bahwa lahan milik saksi tersebut tidak ada tanam tumbuhnya;
o Bahwa saksi sempat mendengar jika yang membakar lahan adalah
Terdakwa;
o Bahwa kemungkinan api kebakaran berasal dari lahan dekat milik Saksi
SAFARUDDIN atau dari Saksi MUSTOFA karena arah rambatan api
berasal dari arah bawah lokasi tanah saksi.
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi tersebut Terdakwa
membenarkan dan tidak keberatan

5. Saksi TALI Bin BADULLAH, didalam persidangan di bawah sumpah pada


pokoknya menerangkan sebagai berikut:
o Bahwa saksi menjelaskan memiliki lahan dekat dengan milik Saksi
SAFARUDDIN yang juga ikut terbakar seluas satu hektar;
o Bahwa tanah milik saksi yang terbakar tersebut terdapat tanaman lai, pohon
Nangka, mangga dan sawit;
o Bahwa karena kebakaran tersebut saksi mengalami kerugian;
o Bahwa akibat kebakaran tersebut udara menjadi tercemar selama beberapa
hari;
o Bahwa saksi menjelaskan memiliki lahan dekat dengan milik Saksi
SAFARUDDIN yang juga ikut terbakar seluas satu hektar;
o Bahwa tanah milik saksi yang terbakar tersebut terdapat tanaman lai, pohon
Nangka, mangga dan sawit;
o Bahwa karena kebakaran tersebut saksi mengalami kerugian;
o Bahwa akibat kebakaran tersebut udara menjadi tercemar selama beberapa
hari;

6. Saksi RUDIANSYAH Als RUDI Bin AHMAD SUANDI, didalam persidangan


di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
o Bahwa saksi bekerja di Kantor BPBD Kab Bulungan sebagai honorer satuan
penanggulangan bencana;
o Bahwa tugas dan tanggung jawab saksi diantaranya adaah memonitor
daerah rawan bencana, melakukan evakuasi korban bencana,
mendistribusikan logistic saat terjadi bencana dan membantu rehabilitasi
dan rekonstruksi pasca bencana;
o Bahwa kebakaran lahan tersebut terjadi pada hari Selasa tanggal 10
September 2019 sekitar pukul 10.00 wita di Rt 13 Desa Apung;
o Bahwa lahan yang terbakar kurang lebih sekitar 6 hektar;
o Bahwa pada awalnya saksi mendapatkan informasi jika terjadi kebakaran
sehingga saksi dan tim berangkat ke lokasi kebakaran di desa Apung untuk
melakukan ground cek ke lapangan apakah benar terjadi kebakaran, setelah
pasti terjadi kebakaran kemudian tim dengan membawa mobil pemadam
datang untuk memadamkan api;
o Bahwa saksi dari BPBD dibantu juga dengan kepolisian dan TNI
memadamkan api;
o Bahwa saksi memadamkan dengan menggunakan dua unit mobil tangka air
berkapasitas 4000 ribu liter dengan selang sepanjang 25 meter yang
disambung dengan selang lainnya yang bisa mencapai 50 meter;
o Bahwa saksi melakukan pemadaman kurang lebih 6 jam sejak tanggal 10
September 2019 mulai pukul 22.00 wita hingga pukul 04.00 wita dan
berakhir tanggal 11 September 2019 sekitar pukul 21.00 wita dan saksi
mendapat kabar jika api menyala kembali yang masih satu rentetan hingga
pukul 00.00 wita kemudian tanggal 12 September 2019 api menyala sekitar
pukul 11.00 wita;
o Bahwa lokasi kebakaran tidak hanya berasal dari satu titik namun dari
beberapa titik;
o Bahwa pada saat itu sedang musim kemarau sehingga api mudah sekali
merembet;
o Bahwa akibat kebakaran tersebut udara menjadi tercemar oleh asap
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi tersebut Terdakwa
membenarkan dan tidak keberatan;

7. Saksi NURALIANSYAH Als RUDI Bin MUHAMMAD NOOR, didalam


persidangan di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
o Bahwa saksi bekerja di Kantor BPBD Kab Bulungan sebagai honorer satuan
penanggulangan bencana;
o Bahwa tugas dan tanggung jawab saksi diantaranya adaah memonitor
daerah rawan bencana, melakukan evakuasi korban bencana,
mendistribusikan logistic saat terjadi bencana dan membantu rehabilitasi
dan rekonstruksi pasca bencana;
o Bahwa kebakaran lahan tersebut terjadi pada hari Selasa tanggal 10
September 2019 sekitar pukul 10.00 wita di Rt 13 Desa Apung;
o Bahwa lahan yang terbakar kurang lebih sekitar 6 hektar;
o Bahwa pada awalnya saksi mendapatkan informasi jika terjadi kebakaran
sehingga saksi dan tim berangkat ke lokasi kebakaran di desa Apung untuk
melakukan ground cek ke lapangan apakah benar terjadi kebakaran, setelah
pasti terjadi kebakaran kemudian tim dengan membawa mobil pemadam
datang untuk memadamkan api;
o Bahwa saksi dari BPBD dibantu juga dengan kepolisian dan TNI
memadamkan api;
o Bahwa saksi memadamkan dengan menggunakan dua unit mobil tangka air
berkapasitas 4000 ribu liter dengan selang sepanjang 25 meter yang
disambung dengan selang lainnya yang bisa mencapai 50 meter;
o Bahwa saksi melakukan pemadaman kurang lebih 6 jam sejak tanggal 10
September 2019 mulai pukul 22.00 wita hingga pukul 04.00 wita dan
berakhir tanggal 11 September 2019 sekitar pukul 21.00 wita dan saksi
mendapat kabar jika api menyala kembali yang masih satu rentetan hingga
pukul 00.00 wita kemudian tanggal 12 September 2019 api menyala sekitar
pukul 11.00 wita;
o Bahwa lokasi kebakaran tidak hanya berasal dari satu titik namun dari
beberapa titik;
o Bahwa pada saat itu sedang musim kemarau sehingga api mudah sekali
merembet;
o Bahwa akibat kebakaran tersebut udara menjadi tercemar oleh asap;
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi tersebut Terdakwa
membenarkan dan tidak keberatan;
E. Bahwa dipersidangan Terdakwa telah mengajukan saksi yang menguntungkan
Terdakwa (Ad Charge) yang pada pokoknya menerangkan dibawah sumpah
sebagai berikut:

1. Saksi NURALIANSYAH Als RUDI Bin MUHAMMAD NOOR, didalam


persidangan dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
o Bahwa saksi mengenal Terdakwa sudah 1 (satu) tahun;
o Bahwa Saksi MUSTOFA datang kepada Terdakwa untuk menawarkan
pekerjaan merintis lahan dengan upah Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus
ribu rupiah);
o Bahwa saksi MUSTOFA meminta kepada Terdakwa untuk membakar
lahan;
o Bahwa saksi mengatakan kepada Saksi MUSTOFA untuk tidak membakar
karena sedang musim kemarau;
o Bahwa Terdakwa membakar bukan dengan mengumpulkan dengan tujuan
supaya api tidak naik ke atas;
o Bahwa saksi menjelaskan pada saat saksi membantu merintis Terdakwa,
Saksi MUSTOFA datang ke lokasi;
o Bahwa saksi menjelaskan Saksi MUSTOFA memerintahkan kepada
Terdakwa untuk membakar lahan;
o Bahwa pekerjaan Terdakwa selain merintis adalah menjadi buruh;
o Bahwa saksi menjelaskan luas lahan yang Terdakwa rintis tidak ada 1 (satu)
hektar;
o Bahwa saksi menjelaskan jika pada saat sebelum lahan dibakar, lokasi
dalam keadaan kering karena sedang musim kemarau;
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi tersebut Terdakwa
membenarkan dan tidak keberatan;
F. Keterangan Ahli yang telah dibacakan dipersidangan

1. Keterangan ahli MARNI KARIM ST, dibawah sumpah keterangannya dibacakan


di depan persidangan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa ahli bertugas sebagai kepada bidang penataan dan penataan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup DLH Prov Kaltara;
- Bahwa kapasitas ahli adalah sebagai petugas Dinas Lingkungan Hidup Prov
Kalimantan Utara pada Bidang Penataan dan penataan PPLH;
- Bahwa ahli tidak mengenal Terdakwa;
- Bahwa ahli menjelaskan yang dimaksud setiap orang yang melakukan pembukaan
lahan dengan cara membakar adalah setiap orang yaitu perorangan atau badan usaha
baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum yang melakukan
pembukaan lahan dengan cara membakar;
- Bahwa pada saat Terjadi pembakaran lahan di desa Apung Rt 13 Terdakwa tidak
ada memberitahu maupun meminta ijin di Dinas Lingkungan Hidup Provinsi;
- Bahwa perbuatan Terdakwa yang membuka lahan dengan cara membakar tidak
memberitahu kepada Kepala Desa dan Dinas Lingkungan Hidup serta tidak
melakukan penyekatan sehingga merembet ke lahan masyarakat melanggar UU No
32 Tahun 2009 pasal 69 ayat 1 dan ayat 2 karena yang bersangkutan tidak membuat
sekat bakar sebagai pencegahan penjalaran api ke wilayah sekelilingnya dan tidak
memberitahukan kepada aparat setempat guna mendapatkan bantuan apabila api
menjalar ke wilayah sekelilingnya;
- Bahwa ahli pernah mengambil sample di lokasi kebakaran lahan berupa sample
tanah, ranting daun dan abu bekas kebakaran lahan;
- Bahwa ahli menjelaskan berdasarkan Laporan Hasil Uji No.
018/LHU/LAB.T/IX/2019 tanggal 30 September 2019 yang dikeluarkan oleh
Laboratorium Pusat Penelitian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (P2LH-
SDA) dan dibuat serta ditandatangani oleh Kepala P2LH-SDA DR. IR. H.
DHARMA WIDADA, MT terhadap Analisa sampel debu arang, ranting pohon,
daun rumput dan tanah permukaan didapatkan hasil yaitu:
NO. PARAMETER METHODE SATUAN HASIL
ANALISA
Carbon Organik
1. Sampel Debu Walklay&Black % 6,23
Arang
2. Ranting Pohon Walklay&Black % 26,07
3. Daun Rumput Walklay&Black % 25,13
4. Tanah Walklay&Black % 2,46
Permukaan

- Bahwa dari hasil tersebut telah dikirimkan sampel bekas kebakaran maupun yang
belum terbakar sebagai perbandingan dan saat diuji lab yaitu 50% khusus tanah
permukaan, dan untuk ranting pohon dan daun rumput 46% yang belum terbakar,
sedangkan dari data hasil Lab menyatakan terdapat penurunan kadar Carbon
Organik akibat dari kebaran tersebut sehingga berpengaruh terhadap ekosistem;
- Bahwa ahli menjelaskan kearifan lokal adalah Terdakwa dalam membuka lahan
tidak membuat sekat bakar dan lalai dalam memadamkan api sehingga
menyebabkan api menjalar ke wilayah sekitar yang mengakibatkan gangguan
kesehatan di sekitar lokasi kebakaran;
- Bahwa ahli menjelaskan kearifan lokal adalah melakukan pembakaran lahan
dengan luas lahan maksimal 2 hektar perkepala keluarga untuk ditanami tanaman
jenis varietas lokal dan dikelilingi oleh sekat bakar sebagai pencegahan penjalaran
api ke wilayah sekelilingnya hal tersebut diatur dalam Pasal 69 ayat 1 huruf h dan
ayat 2 UU 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.

G. Barang Bukti yang diajukan oleh Penuntut Umum


Menimbang, bahwa oleh Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai berikut:
- 1 (satu) buah korek gas warna ungu. Dan terhadap barang-barang bukti tersebut
telah dinyatakan dikenali dan dibenarkan baik oleh para Saksi maupun oleh
Terdakwa;

H. Berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan diperoleh Fakta Hukum
sebagai berikut :
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan diperoleh
Fakta Hukum sebagai berikut:
- Bahwa benar, dalam persidangan telah didengar keterangan – keterangan saksi ,
yang telah diberikan menurut tata cara sesuai dengan ketentuan perundang –
undangan yaitu diberikan dalam keadaan bebas, tanpa tekanan, ataupun paksaan
maupun pengaruh dari pihak manapun dan atau dalam bentuk apapun, tidak
dilakukan hal – hal atau digunakan pertanyaan yang mengakibatkan saksi
memberikan jawaban keterangan yang tidak bebas serta tidak menjerat ( Vide pasal
52, pasal 172 ayat (1), (2) pasal 118 (1), (2) dan pasal 153 ayat (2) b serta pasal 166
KUHP;
- Bahwa benar, Saksi KUSNAN MUSTOFA Als MUSTOFA Bin SAIMO
menjelaskan jika Terdakwa pernah meminta pekerjaan kepada saksi kemudian saksi
MUSTOFA meminta Terdakwa untuk merintis lahan saksi MUSTOFA yang
luasnya kurang dari 2 hektar;
- Bahwa benar, Saksi MUSTOFA membenarkan jika Terdakwa merintis lahan saksi
MUSTOFA dengan cara dibakar;
- Bahwa benar, saksi meringankan atas nama DAHLAN bahkan menyebutkan jika
benar Terdakwa merintis dengan cara membakar lahan;
- Bahwa benar, dalam persidangan terdakwa mengakui telah membakar lahan milik
Saksi MUSTOFA seluas 1,5 hektar dan Terdakwa dalam membuka lahan tersebut
Terdakwa tidak memperhatikan kearifan local dengan melaporkan dan
menyampaikan terlebih dahulu jadwal rencana pembersihan lahan kepada lembaga
adat atau kepala desa serta dalam melakukan pembakaran tidak dikelilingi oleh
sekat bakar sebagai pencegah penjalaran api ke wilayah sekelilingnya;
- Bahwa benar, berdasarkan keterangan saksi- saksi di persidangan dimana antara
keterangan saksi yang satu dengan lainnya saling bersesuaian serta keterangan
terdakwa yang dihubungkan dengan alat bukti surat dan barang bukti sehingga
merupakan suatu petunjuk adanya suatu perbuatan pidana, dimana pelakunya
adalah Terdakwa MUSLIMIN Als PAK MUS Bin MARSAIT. Menimbang, bahwa
segala sesuatu yang terungkap di persidangan dan relevan untuk dijadikan
pertimbangan tetapi belum termuat dalam putusan ini, untuk mempersingkat dan
menghindari terulang-ulangnya penulisan maka cukup dimuat dalam berita acara
pemeriksaan persidangan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
putusan, serta dianggap telah termuat dan dipertimbangkan dalam putusan ini;

Menimbang bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan


dakwaan yang berbentuk alternatif, sebagai berikut:
o DAKWAAN KESATU: Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur
dan diancam Pasal 108 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
ATAU
o DAKWAAN KEDUA: Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur
dan diancam Pidana dalam Pasal 188 KUHP;

I. Unsur-unsur terhadap dakwaaan alternatif Pasal 108 Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Menimbang, bahwa setelah memperhatikan fakta-fakta yuridis sebagaimana
terurai diatas, maka Majelis Hakim memilih untuk mempertimbangkan Dakwaan
Alternatif yaitu Dakwaan Pertama Pasal 108 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
1. Unsur Setiap Orang;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “setiap orang“ adalah siapa saja
sebagai subyek hukum pemegang hak dan kewajiban dan mampu bertanggung
jawab secara hukum atas perbuatan yang dilakukannya. Sedangkan dimuka
persidangan Terdakwa, Terdakwa MUSLIMIN Als PAK MUS Bin
MARSAIT terbukti sebagai subyek hukum yang mampu bertanggungjawab
secara hukum, dimana Terdakwa mengakui nama dan identitas seperti yang
tersebut dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum adalah benar dirinya dan bukan
orang lain, sehingga tidak akan menimbulkan Error in Persona. Dengan
demikian unsur ini telah terpenuhi;
2. Unsur Melakukan Pembukaan Lahan Dengan Cara Membakar;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur ini adalah terbakarnya
sesuatu yang menimbulkan bahaya ataumendatangkan bencana. Kebakaran
dapat terjadi karena pembakaran yang tidakdikendalikan, karena proses spontan
alami, atau karena kesengajaan. Proses alamisebagai contohnya kilat yang
menyambar pohon atau bangunan, letusan gunungapi yang menebarkan
bongkahan bara api, dan gesekan antara ranting tumbuhankering yang
mengandung minyak karena goyangan angin yangmenimbulkanpanas atau
percikan api (Notohadinegoro, 2006). Kebakaran yang terjadinyaakibat
kesengajaan manusia dikarenakan oleh beberapa kegiatan, seperti
kegiatanladang, perkebunan (PIR), Hutan Tanaman Industri (HTI), penyiapan
lahan untukternak sapi dan sebagainya (Hatta, 2008);
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur ini adalah terbakarnya
sesuatu yang menimbulkan bahaya ataumendatangkan bencana. Kebakaran
dapat terjadi karena pembakaran yang tidakdikendalikan, karena proses spontan
alami, atau karena kesengajaan. Proses alamisebagai contohnya kilat yang
menyambar pohon atau bangunan, letusan gunungapi yang menebarkan
bongkahan bara api, dan gesekan antara ranting tumbuhankering yang
mengandung minyak karena goyangan angin yangmenimbulkanpanas atau
percikan api (Notohadinegoro, 2006). Kebakaran yang terjadinyaakibat
kesengajaan manusia dikarenakan oleh beberapa kegiatan, seperti
kegiatanladang, perkebunan (PIR), Hutan Tanaman Industri (HTI), penyiapan
lahan untukternak sapi dan sebagainya (Hatta, 2008);
Menimbang, bahwa pada hari Selasa tanggal 10 September 2019 tanpa
Terdakwa ketahui lahan yang telah Terdakwa bakar tersebut telah merembet
atau menyebar ke lahan masyarakat diantaranya milik Saksi SAFARUDIN Als
CAMBANG, Saksi AHMAD KUSRAN Als AMAT Bin KARMOJAYUS,
Saksi SUDARNO Als DARNO Bin SAIDIN, Saksi H. DEDI SURATMIN Spdi
Bin H. TARIMAN, Saksi HARIS Als TAJAMA, Saksi SUKIRMAN Als
KIRMAN Als BPK DESI Bin TARIMAN, Saksi TANI Bin ABDULLAH
dengan luas lahan total kurang lebih 37 (tiga puluh tujuh) hektar, dimana lahan
Saksi SUKIRMAN Als KIRMAN Als BPK DESI Bin TARIMAN terbakar
seluas kurang lebih 1 (satu) hektar adapun lahan SUKIRMAN Als KIRMAN
Als BPK DESI Bin TARIMAN tersebut terdapat tanam tumbuh berupa 50 (lima
puluh) pokok tanaman lada yang ditanam sejak tahun 2006, 3 (tiga) pokok
pohon manga, 1 (satu) pokok pohon terap, 1 (satu) pokok pohon rambutan
sehingga Saksi SUKIRMAN Als KIRMAN Als BPK DESI Bin TARIMAN
mengalami kerugian materiiil sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah);
Menimbang, bahwa berdasarkan Laporan Hasil Uji No.
018/LHU/LAB.T/IX/2019 tanggal 30 September 2019 yang dikeluarkan oleh
Laboratorium Pusat Penelitian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam
(P2LH-SDA) dan dibuat serta ditandatangani oleh Kepala P2LH-SDA DR. IR.
H. DHARMA WIDADA, MT terhadap Analisa sampel debu arang, ranting
pohon, daun rumput dan tanah permukaan didapatkan hasil yaitu:
NO. PARAMETER METHODE SATUAN HASIL
ANALISA
Carbon Organik
1. Sampel Debu Walklay&Black % 6,23
Arang
2. Ranting Pohon Walklay&Black % 26,07
3. Daun Rumput Walklay&Black % 25,13
4. Tanah Walklay&Black % 2,46
Permukaan

Menimbang, bahwa dari hasil tersebut telah dikirimkan sampel bekas


kebakaran maupun yang belum terbakar sebagai perbandingan dan saat diuji lab
yaitu 50% khusus tanah permukaan, dan untuk ranting pohon dan daun rumput
46% yang belum terbakar, sedangkan dari data hasil Lab menyatakan terdapat
penurunan kadar Carbon Organik akibat dari kebaran tersebut sehingga
berpengaruh terhadap ekosistem;
Menimbang, bahwa Terdakwa dalam membuka lahan tersebut tidak
melaporkan dan menyampaikan terlebih dahulu jadwal rencana pembersihan
lahan kepada lembaga adat atau kepala desa serta dalam melakukan pembakaran
tidak dikelilingi oleh sekat bakar sebagai pencegah penjalaran api ke wilayah
sekelilingnya. Dengan demikian unsur ini telah terpenuhi;
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 108 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup telah terpenuhi, maka telah pula menimbulkan
keyakinan dalam diri Majelis Hakim bahwa Terdakwa haruslah dinyatakan
telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana
sebagaimana didakwakan dalam Dakwaan Pertama Penuntut Umum;
Menimbang, bahwa dari fakta-fakta yang terungkap selama persidangan
perkara ini tidak didapati pada diri Terdakwa hal-hal yang dapat melepaskannya
dari tanggung jawab pidana, baik sebagai alasan pemaaf maupun sebagai alasan
pembenar, maka Terdakwa haruslah mempertanggungjawabkan perbuatannya;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggung jawab,
maka Terdakwa harus tetap dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana sesuai
dengan kesalahannya;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah
dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan dan
penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan
terhadap Terdakwa dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar
Terdakwa tetap berada dalam tahanan
Menimbang, bahwa oleh karena Pasal 108 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup sesuai Dakwaan Pertama Penuntut Umum memuat ancaman
hukuman kumulatif antara pidana penjara dan pidana denda, maka dalam amar
putusan ini selain akan menjatuhkan pidana penjara pada diri Terdakwa, Majelis
Hakim akan menjatuhkan pula pidana denda yang besarnya sebagaimana
tercantum dalam amar putusan ini dengan ketentuan apabila pidana denda
tersebut tidak dibayar oleh Terdakwa maka akan diganti dengan pidana penjara
yang lamanya sebagaimana tercantum dalam amar putusan ini;
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan dipersidangan
untuk selanjutnya dipertimbangkan sebagai berikut:
- 1 (satu) buah korek gas warna ungu.
Menimbang, oleh karena dalam persidangan ini telah terbukti bahwa
barang-barang tersebut adalah barang-barang yang dipakai dalam kejahatan,
maka terhadap barang-barang bukti tersebut seluruhnya dirampas untuk
dimusnahkan;
Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa,
maka perlu dipertimbangkan terlebih keadaan yang memberatkan dan yang
meringankan Terdakwa;
a. Keadaan yang memberatkan:
▪ Perbuatan Terdakwa baik secara langsung maupun tidak langsung
telah mengakibatkan pencemaran udara dan atau kerusakan
lingkungan hidup serta merugikan lahan masyarakat sekitarnya.
b. Keadaan yang meringankan:
▪ Terdakwa sopan dan mengakui terus terang perbuatannya di
persidangan;
▪ Terdakwa menyesali perbuatannya;
▪ Terdakwa merupakan tulang punggung keluarga;
▪ Terdakwa belum pernah dihukum.
J. Putusan Akhir Pengadilan
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana maka berdasarkan
Pasal 222 KUHAP kepada terdakwa dibebankan untuk membayar biaya perkara yang
besarnya akan di tentukan dalam amar putusan ini;
Mengingat, Pasal 108 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-undang
Nomor 8 tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana Serta peraturan-peraturan lain yang
bersangkutan;

MENGADILI :

1. Menyatakan Terdakwa MUSLIMIN Als PAK MUS Bin MARSAIT telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana “melakukan
pembukaan lahan dengan cara membakar” sebagaimana dalam dakwaan Pertama;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa MUSLIMIN Als PAK MUS Bin MARSAIT
oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) tahun dan 6 (enam) bulan dan
pidana denda sejumlah Rp. 3.000.000.000,00 (tiga milyar rupiah) dengan ketentuan
apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama
3 (tiga) bulan;
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahanan;
5. Menetapkan barang bukti berupa: - 1 (satu) buah korek gas warna ungu. Dirampas
untuk dimusnahkan.
6. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp.
5.000,00 (Lima Ribu Rupiah);
Kasus 2
Putusan Pengadilan Negeri Gunung Sugih
Putusan Nomor 547/Pid.Sus/2020/PN Gns

Kasus : Tindak pidana melakukan dumping limbah ke media lingkungan hidup tanpa izin.
A. Identitas Terdakwa
Nama lengkap : Hj.KARDINAH Binti MADYO SENTONO
Tempat lahir : Sendang Asih
Umur/tanggal lahir : 56 Tahun/ 20 Oktober 1964
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan/kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Dusun VIII Rt/Rw 015/008 Kelurahan Sendang Agung
Kecamatan Sendang Agung Kabupaten Lampung
Tengah
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS Bidan

- Terdakwa tersebut tidak dilakukan penahanan


- Terdakwa di Persidangan menolak untuk didampingi oleh Penasehat Hukum meski
haknya untuk itu sudah ditawarkan kepada diri Terdakwa

B. Pembacaan Tuntutan Pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum yang pada
pokoknya sebagai:
- Menyatakan Terdakwa Hj. KARDINAH Binti MADYO SENTONO bertindak
untuk dan atas nama Klinik Pratama Rawap Inap Hj Kardinah bersalah telah
melakukan tindak pidana “Setiap orang yang melakukan dumping limbah dan/atau
bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin sebagaimana dimaksud pasal
60”sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 104 Undang-Undang RI
Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jo
Pasal 60 Undang-Undang Lingkungan Hidup;
- Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Hj. KARDINAH Binti MADYO
SENTONO bertindak untuk dan atas nama Klinik Pratama Rawap Inap Hj Kardinah
dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan dengan masa percobaan selama 1
(Satu) tahun dan denda sebesar Rp 5.000.000,-(Lima Juta Rupiah) Subsidiar 3 (tiga)
kurungan;
- Menyatakan barang bukti berupa :
1. 1 (satu) botol infus (flabot).
2. 1 (satu) Selang Infus (infuset). Dirampas Untuk Dimusnahkan
3. 1 (satu) bundel Akta Pendirian Nomor 06 PT. KARDINAH JAYA PRASTIWI,
tanggal 22 Oktober 2014.
4. 1 (satu) bundel Izin Operasional Nomor : 439 / KPTS / D.2 / 2015 tanggal 31
Desember 2015.
5. 1 (satu) lembar Surat Keterangan Bukti Laporan Kegiatan (HO) nomor : 503 /
587 / LT-DG / LPD.1 / VIII / 2016, tgl 11 Agustus 2016.
6. 1 (satu) lembar KEPMENKUMHAM Nomor : AHU – 31165.40.10.2014
Tentang Pengesahan pendirian PT. KARDINAH JAYA PRASTIWI.
7. 1 (satu) bundel UKL-UPL klinik Hj. Kardinah.
Dikembalikan kepada Terdakwa Hj.Kardinah Binti Madyo Sentono
- Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,-
(dua ribu rupiah);

Setelah mendengar permohonan Terdakwa yang pada pokoknya


menyatakan mohon kepada Majelis Hakim untuk menjatuhkan hukuman
seringan-ringannya dengan alasan Terdakwa menyesali perbuatannya dan
berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya
Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap permohonan
Terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut menyatakan tetap pada
tuntutannya, sedangkan Terdakwa menyatakan tetap pada permohonannya.

C. Surat Dakwaan yang diajukan kepersidangan oleh Penuntut Umum


Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum
didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut:

KESATU
Bahwa ia Terdakwa Hj. KARDINAH Binti MADYO SENTONO, pada hari
Senin tanggal 14 Oktober 2019 sekira Jam 16.15 Wib atau pada suatu waktu dalam
bulan Oktober tahun 2019 bertempat di Klinik Pratama Rawat Inap Hj Kardinah Di
Dusun VIII Rt/Rw 15/08 Kec.Sendang Agung Kec.Sendang Agung Kabupaten
Lampung Tengah, setidak-tidaknya disuatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Gunung Sugih yang berhak dan berwenang mengadili, Setiap orang yang
melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin
sebagaimana dimaksud pasal 60. Perbuatan tersebut dilakukan oleh Terdakwa dengan
cara sebagai berikut :
o Bahwa berawal pada waktu tersebut diatas, ketika Saksi RIDWAN Bin
ROHMAT dan Saksi RM FERRYMAN Bin RM FAISAL setelah
mendapat info dari masyarakat bahwa klinik pratama rawat inap hj.
Kardinah yang beralamatkan di Dusun VIII Rt/Rw 15/08 Kec. Sendang
Agung Kec. Sendag Agung Kab. Lampung Tengah, melakukan dumping
limbah ke media lingkungan. Bahwa pada saat dilakukan penggeledahan
ditemukan barang bukti berupa: 1 (satu) selang infus dan 1 (satu) botol
Infus yang diambil pada klinik Hj. KARDINAH untuk memastikan bahwa
ada atau tidaknya perbuatan tersebut, namun ketika telah dilakukan
pengecekan, bahwa didapati klinik yang dimaksud benar melakukan
dumping limbah ke media lingkungan dengan cara membuang sisa
aktifitas medis berupa botol infus dan selang infus yang dibuang ke tempat
sampah domestik;
o Berdasarkan keterangan Saksi EKO SETIAWAN BIN AMBAR WIJAYA
dan Saksi INDAH UMI KHOLIFAH Binti SUKEMI bahwa tata cara apa
bila ada pasien yang datang adalah mendaftar dan kemudian didaftarkan
oleh perawat atau bidan yang pada saat itu bertugas, kemudian diperiksa
Tanda – Tanda Vitalnya (TTV), lalu setelah diperiksa TTV kemudian
dilakukan rekam medik, setelah itu dilakukan pemeriksaan oleh dr. FERDY
atau bidan Hj. Kardinah, apabila harus dilakukan rawat inap, maka pasien
masuk di kamar rawat inap, dilakukan pemasangan Infus dan diberikan
obat-obatan sesuai apa yang dikeluhkan, kemudian apabila infus habis,
maka dilakukan pergantian infus, dan sisa aktivitas medis berupa infusyang
telah digunakan kemudian di Kotak sampah medis lalu setelah menumpuk
dipindahkan ke Gudang penyimpanan yang letaknya di belakang gedung
klinik, namun ada sebagian yang ikut terbawa ke tempat sampah domestik
yang letaknya ada di belakang klinik, setelah pasien dinyatakan sembuh
oleh dokter setelah pemeriksaan, maka pasien dapat pulang, lalu pasien
melengkapi administrasi sehingga pasien bisa pulang. Bahwa apabila infus
habis, maka dilakukan pergantian infus, dan sisa aktivitas medis berupa
infus yang telah digunakan kemudian di Kotak sampah medis lalu setelah
menumpuk dipindahkan ke Gudang penyimpanan yang letaknya di
belakang gedung klinik, namun ada sebagian yang ikut terbawa ke tempat
sampah domestik yang letaknya ada di belakang klinik. Bahwa karena setiap
sisa aktifitas medis, berupa jarum di kumpulkan di tempat yang disediakan
di setiap ruangan pada safety box, dan untuk botol infus (flabot), selang
infus (infuset) diletakan di gudang dan di tempat sampah yang letaknya di
belakang klinik Hj. Kardinah;
o Bahwa berdasarkan Keterangan Saksi SURATMI alias AMI Binti
MUSTORI(alm) dan Saksi ROISATUN NISA Binti AHMAD NIZUDIN
bertugas membersihkan klinik. Apabila didalam klinik ada bekas obat, infus
, termasuk jarum suntik, dan bersama perawat dan bidannya. bahwa saksi di
upah masing-masing sebesar Rp. 800.000,- per bulan dan yang memberikan
upah adalah sdri. Hj. KARDINAH. bahwa sisa aktifitas medis berupa
bungkus obat, botol infus yang telah menumpuk pada lubang sampah
dibelakang klinik dibakar menggunakan korek gas, dan yang menyuruh
adalah sdri. HJ. Kardinah. Bahwa yang menyuruh Para Saksi membuang
dan membakar sampah sisa aktifitas medis klinik hj. Kardinah adalah
Terdakwa Hj. Kardinah Binti MADYO SENTONO. Adapun Terdakwa Hj.
Kardinah Binti MADYO SENTONO berkata kepada saya “KALAU
SAMPAH SUDAH PENUH YA DIBAKAR”.Bahwa Hj KARDINAH Binti
MADYO SENTONO hal ini tidak memiliki izin dari pihak berwenang
untuk melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan
hidup tersebut;
o Berdasarkan Keterangan Ahli ,
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 104 Undang-Undang RI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jo Pasal 60 Undang-Undang RI Nomor
32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

ATAU
KEDUA
Bahwa ia Terdakwa Hj. KARDINAH Binti MADYO SENTONO, pada hari
Senin tanggal 14 Oktober 2019 sekira Jam 16.15 Wib atau pada suatu waktu dalam
bulan Oktober tahun 2019 bertempat di Klinik Pratama Rawat Inap Hj Kardinah Di
Dusun VIII Rt/Rw 15/08 Kec.Sendang Agung Kec.Sendang Agung Kabupaten
Lampung Tengah, setidak-tidaknya disuatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Gunung Sugih yang berhak dan berwenang mengadili, Setiap orang yang
menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan sebagaimana dimaksud
pasal 59. Perbuatan tersebut dilakukan oleh Terdakwa dengan cara sebagai berikut :
o Bahwa berawal pada waktu tersebut diatas, ketika Saksi RIDWAN Bin
ROHMAT dan Saksi RM FERRYMAN Bin RM FAISAL setelah mendapat
info dari masyarakat bahwa klinik pratama rawat inap hj. Kardinah yang
beralamatkan di Dusun VIII Rt/Rw 15/08 Kec. Sendang Agung Kec. Sendag
Agung Kab. Lampung Tengah, melakukan dumping limbah ke media
lingkungan. Bahwa pada saat dilakukan penggeledahan ditemukan barang
bukti berupa: 1 (satu) selang infus dan 1 (satu) botol Infus yang diambil pada
klinik Hj. KARDINAH untuk memastikan bahwa ada atau tidaknya
perbuatan tersebut, namun ketika telah dilakukan pengecekan, bahwa
didapati klinik yang dimaksud benar melakukan dumping limbah ke media
lingkungan dengan cara membuang sisa aktifitas medis berupa botol infus
dan selang infus yang dibuang ke tempat sampah domestik;
o Berdasarkan keterangan Saksi EKO SETIAWAN BIN AMBAR WIJAYA
dan Saksi INDAH UMI KHOLIFAH Binti SUKEMI bahwa tata cara apa
bila ada pasien yang datang adalah mendaftar dan kemudian didaftarkan
oleh perawat atau bidan yang pada saat itu bertugas, kemudian diperiksa
Tanda – Tanda Vitalnya (TTV), lalu setelah diperiksa TTV kemudian
dilakukan rekam medik, setelah itu dilakukan pemeriksaan oleh dr. FERDY
atau bidan Hj. Kardinah, apabila harus dilakukan rawat inap, maka pasien
masuk di kamar rawat inap, dilakukan pemasangan Infus dan diberikan
obat-obatan sesuai apa yang dikeluhkan, kemudian apabila infus habis,
maka dilakukan pergantian infus, dan sisa aktivitas medis berupa infusyang
telah digunakan kemudian di Kotak sampah medis lalu setelah menumpuk
dipindahkan ke Gudang penyimpanan yang letaknya di belakang gedung
klinik, namun ada sebagian yang ikut terbawa ke tempat sampah domestik
yang letaknya ada di belakang klinik, setelah pasien dinyatakan sembuh
oleh dokter setelah pemeriksaan, maka pasien dapat pulang, lalu pasien
melengkapi administrasi sehingga pasien bisa pulang. Bahwa apabila infus
habis, maka dilakukan pergantian infus, dan sisa aktivitas medis berupa
infus yang telah digunakan kemudian di Kotak sampah medis lalu setelah
menumpuk dipindahkan ke Gudang penyimpanan yang letaknya di
belakang gedung klinik, namun ada sebagian yang ikut terbawa ke tempat
sampah domestik yang letaknya ada di belakang klinik. Bahwa karena setiap
sisa aktifitas medis, berupa jarum di kumpulkan di tempat yang disediakan
di setiap ruangan pada safety box, dan untuk botol infus (flabot), selang
infus (infuset) diletakan di gudang dan di tempat sampah yang letaknya di
belakang klinik Hj. Kardinah;
o Bahwa berdasarkan Keterangan Saksi SURATMI alias AMI Binti
MUSTORI(alm) dan Saksi ROISATUN NISA Binti AHMAD NIZUDIN
bertugas membersihkan klinik. Apabila didalam klinik ada bekas obat, infus
, termasuk jarum suntik, dan bersama perawat dan bidannya. bahwa saksi di
upah masing-masing sebesar Rp. 800.000,- per bulan dan yang memberikan
upah adalah sdri. Hj. KARDINAH. bahwa sisa aktifitas medis berupa
bungkus obat, botol infus yang telah menumpuk pada lubang sampah
dibelakang klinik dibakar menggunakan korek gas, dan yang menyuruh
adalah sdri. HJ. Kardinah. Bahwa yang menyuruh Para Saksi membuang
dan membakar sampah sisa aktifitas medis klinik hj. Kardinah adalah
Terdakwa Hj. Kardinah Binti MADYO SENTONO. Adapun Terdakwa Hj.
Kardinah Binti MADYO SENTONO berkata kepada saya “KALAU
SAMPAH SUDAH PENUH YA DIBAKAR”.Bahwa Hj KARDINAH Binti
MADYO SENTONO hal ini tidak memiliki izin dari pihak berwenang
untuk melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan
hidup tersebur;
o Bahwa berdasarkan keterangan Ahli Drs IYAN SUWARGANA,M.Si
perbuatan Klinik Pratama Rawat Inap Hj Kardinah bahwa Merujuk tata cara
penetapan limbah B3 sebagaimana dijelaskan pada point 9 di atas, maka
limbah dari hasil aktivitas medis dari fasilitas pelayanan kesehatan (klinik)
yang sudah termuat dalam daftar limbah B3 sebagaimana Lampiran I
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tidak perlu lagi dilakukan uji
ke laboratorium untuk penetapan limbah B3-nya karena sudah jelas
merupakan limbah B3 berdasarkan Lampiran I Peraturan Pemerintah
Nomor 101 tahun 2014 tersebut. Uji laboratorium seperti uji infeksius dan
uji karakteristik lainnya hanya dilakukan terhadap limbah di luar daftar
Limbah B3 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah
No 101 tahun 2014 yang terindikasi memiliki karakteristik Limbah
B3.Berdasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah B3 secara tegas mengatur bahwa limbah B3
adalah yang tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 101
tahun 2014 tersebut;
o Bahwa berdasarkan keterangan Ahli Drs IYAN SUWARGANA,M.Si
perbuatan Klinik Pratama Rawat Inap Hj Kardinah yaitu memperlakukan
sisa dari hasil aktifitas medis dengan cara membuangnya di tempat
pembuangan sampah domestik dan ditemukan di dalam gudang tanpa izin
TPS adalah sebagai bentuk pengelolaan limbah B3 yang tidak benar dan
melanggar peraturan perundangan-undangan yang berlaku, karena
berdasarkan Pasal 59 Ayat 1 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pasal 3 Peraturan
Pemerintah No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3
menyatakan bahwa Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib
melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan dengan tata cara
pengelolaan untuk limbah klinis dari fasyankes merujuk pada Permen LHK
No. P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata cara dan persyaratan teknis
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dari fasilitas pelayanan
kesehatan. Dengan demikian, sisa dari hasil aktifitas medis dengan cara
membuangnya di tempat pembuangan sampah dan membakarnya dan
terdapat juga limbah medis telah dikubur melanggar peraturan yang berlaku
sebagaimana dijelaskan di atas;
o Bahwa berdasarkan keterangan Ahli Drs IYAN SUWARGANA,M.Si
perbuatan Klinik Pratama Rawat Inap Hj Kardinah tidak diperbolehkan
Limbah B3 atau Limbah dari sisa aktivitas medis di buang di tempat
pembuangan sampah domestik, mengingat limbah bahan berbahaya dan
beracun mempunyai potensi yang cukup besar untuk menimbulkan dampak
negatif apabila dibuang dan dibakar tanpa mengikuti ketentuan peraturan
yang berlaku;

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam


Pasal 103 Undang-Undang RI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jo Pasal 59 Undang-Undang RI Nomor
32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
ATAU
KETIGA
Bahwa ia Terdakwa Hj. KARDINAH Binti MADYO SENTONO, pada hari
Senin tanggal 14 Oktober 2019 sekira Jam 16.15 Wib atau pada suatu waktu dalam
bulan Oktober tahun 2019 bertempat di Klinik Pratama Rawat Inap Hj Kardinah Di
Dusun VIII Rt/Rw 15/08 Kec.Sendang Agung Kec.Sendang Agung Kabupaten
Lampung Tengah, setidak-tidaknya disuatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Gunung Sugih yang berhak dan berwenang mengadili, Setiap orang yang
melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa izin sebagaimana dimaksud pasal 59 ayat 4
Perbuatan tersebut dilakukan oleh Terdakwa dengan cara sebagai berikut:
o Bahwa berawal pada waktu tersebut diatas, ketika Saksi RIDWAN Bin
ROHMAT dan Saksi RM FERRYMAN Bin RM FAISAL setelah mendapat
info dari masyarakat bahwa klinik pratama rawat inap hj. Kardinah yang
beralamatkan di Dusun VIII Rt/Rw 15/08 Kec. Sendang Agung Kec. Sendag
Agung Kab. Lampung Tengah, melakukan dumping limbah ke media
lingkungan. Bahwa pada saat dilakukan penggeledahan ditemukan barang
bukti berupa: 1 (satu) selang infus dan 1 (satu) botol Infus yang diambil pada
klinik Hj. KARDINAH untuk memastikan bahwa ada atau tidaknya
perbuatan tersebut, namun ketika telah dilakukan pengecekan, bahwa
didapati klinik yang dimaksud benar melakukan dumping limbah ke media
lingkungan dengan cara membuang sisa aktifitas medis berupa botol infus
dan selang infus yang dibuang ke tempat sampah domestic;
o Berdasarkan keterangan Saksi EKO SETIAWAN BIN AMBAR WIJAYA
dan Saksi INDAH UMI KHOLIFAH Binti SUKEMI bahwa tata cara apa
bila ada pasien yang datang adalah mendaftar dan kemudian didaftarkan
oleh perawat atau bidan yang pada saat itu bertugas, kemudian diperiksa
Tanda – Tanda Vitalnya (TTV), lalu setelah diperiksa TTV kemudian
dilakukan rekam medik, setelah itu dilakukan pemeriksaan oleh dr. FERDY
atau bidan Hj. Kardinah, apabila harus dilakukan rawat inap, maka pasien
masuk di kamar rawat inap, dilakukan pemasangan Infus dan diberikan
obat-obatan sesuai apa yang dikeluhkan, kemudian apabila infus habis,
maka dilakukan pergantian infus, dan sisa aktivitas medis berupa infusyang
telah digunakan kemudian di Kotak sampah medis lalu setelah menumpuk
dipindahkan ke Gudang penyimpanan yang letaknya di belakang gedung
klinik, namun ada sebagian yang ikut terbawa ke tempat sampah domestik
yang letaknya ada di belakang klinik, setelah pasien dinyatakan sembuh
oleh dokter setelah pemeriksaan, maka pasien dapat pulang, lalu pasien
melengkapi administrasi sehingga pasien bisa pulang. Bahwa apabila infus
habis, maka dilakukan pergantian infus, dan sisa aktivitas medis berupa
infus yang telah digunakan kemudian di Kotak sampah medis lalu setelah
menumpuk dipindahkan ke Gudang penyimpanan yang letaknya di
belakang gedung klinik, namun ada sebagian yang ikut terbawa ke tempat
sampah domestic yang letaknya ada di belakang klinik. Bahwa karena setiap
sisa aktifitas medis, berupa jarum di kumpulkan di tempat yang disediakan
di setiap ruangan pada safety box, dan untuk botol infus (flabot), selang
infus (infuset) diletakan di gudang dan di tempat sampah yang letaknya di
belakang klinik Hj. Kardinah;
o Bahwa berdasarkan keterangan Saksi SURATMI alias AMI Binti
MUSTORI(alm) dan Saksi ROISATUN NISA Binti AHMAD NIZUDIN
bertugas membersihkan klinik. Apabila didalam klinik ada bekas obat, infus
, termasuk jarum suntik, dan bersama perawat dan bidannya. bahwa saksi di
upah masing-masing sebesar Rp. 800.000,- per bulan dan yang memberikan
upah adalah sdri. Hj. KARDINAH. bahwa sisa aktifitas medis berupa
bungkus obat, botol infus yang telah menumpuk pada lubang sampah
dibelakang klinik dibakar menggunakan korek gas, dan yang menyuruh
adalah sdri. HJ. Kardinah. Bahwa yang menyuruh Para Saksi membuang
dan membakar sampah sisa aktifitas medis klinik hj. Kardinah adalah
Terdakwa Hj. Kardinah Binti MADYO SENTONO. Adapun Terdakwa Hj.
Kardinah Binti MADYO SENTONO berkata kepada saya “KALAU
SAMPAH SUDAH PENUH YA DIBAKAR”.Bahwa Hj KARDINAH Binti
MADYO SENTONO hal ini tidak memiliki izin dari pihak berwenang
untuk melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan
hidup tersebut;
o Bahwa berdasarkan keterangan Ahli Drs IYAN SUWARGANA,M.Si
perbuatan Klinik Pratama Rawat Inap Hj Kardinah bahwa Merujuk tata cara
penetapan limbah B3 sebagaimana dijelaskan pada point 9 di atas, maka
limbah dari hasil aktivitas medis dari fasilitas pelayanan kesehatan (klinik)
yang sudah termuat dalam daftar limbah B3 sebagaimana Lampiran I
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tidak perlu lagi dilakukan uji
ke laboratorium untuk penetapan limbah B3-nya karena sudah jelas
merupakan limbah B3 berdasarkan Lampiran I Peraturan Pemerintah
Nomor 101 tahun 2014 tersebut. Uji laboratorium seperti uji infeksius dan
uji karakteristik lainnya hanya dilakukan terhadap limbah di luar daftar
Limbah B3 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah
No 101 tahun 2014 yang terindikasi memiliki karakteristik Limbah
B3.Berdasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah B3 secara tegas mengatur bahwa limbah B3
adalah limbah yang tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah No
101 tahun 2014 tersebut;
o Bahwa berdasarkan keterangan Ahli Drs IYAN SUWARGANA,M.Si
perbuatan Klinik Pratama Rawat Inap Hj Kardinah yaitu memperlakukan
sisa dari hasil aktifitas medis dengan cara membuangnya di tempat
pembuangan sampah domestik dan ditemukan di dalam gudang tanpa izin
TPS adalah sebagai bentuk pengelolaan limbah B3 yang tidak benar dan
melanggar peraturan perundangan-undangan yang berlaku, karena
berdasarkan Pasal 59 Ayat 1 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pasal 3 Peraturan
Pemerintah No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3
menyatakan bahwa Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib
melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan dengan tata cara
pengelolaan untuk limbah klinis dari fasyankes merujuk pada Permen LHK
No. P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata cara dan persyaratan teknis
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dari fasilitas pelayanan
kesehatan. Dengan demikian, sisa dari hasil aktifitas medis dengan cara
membuangnya di tempat pembuangan sampah dan membakarnya dan
terdapat juga limbah medis telah dikubur melanggar peraturan yang berlaku
sebagaimana dijelaskan diatas;
o Bahwa berdasarkan keterangan Ahli Drs IYAN SUWARGANA,M.Si
perbuatan Klinik Pratama Rawat Inap Hj Kardinah tidak diperbolehkan
Limbah B3 atau Limbah dari sisa aktivitas medis di buang di tempat
pembuangan sampah domestik, mengingat limbah bahan berbahaya dan
beracun mempunyai potensi yang cukup besar untuk menimbulkan dampak
negatif apabila dibuang dan dibakar tanpa mengikuti ketentuan peraturan
yang berlaku;
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 102 Undang-Undang RI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jo Pasal 59 ayat (4) Undang-Undang
RI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
Menimbang, bahwa atas dakwaan Penuntut Umum tersebut
Terdakwa telah mengerti atas surat dakwaan tersebut serta Terdakwa
menyatakan tidak akan mengajukan keberatan/eksepsi;

D. Untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah mengajukan Saksi-saksi


sebagai berikut :

1. Saksi Ridwan Bin Rohmat, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan


sebagai berikut:
o Bahwa saksi diperiksa dihadapan penyidik Polisi Resor Lampung Tengah
dan keterangan saksi yang berikan adalah benar;
o Saksi menerangkan bahwa Berdasarkan informasi dari masyarakat bahwa
klinik pratama rawat inap hj. Kardinah yang beralamatkan di Dusun VIII
Rt/Rw 15/08 Kec. Sendang Agung Kec. Sendag Agung Kab. Lampung
Tengah, melakukan dumping limbah ke media lingkungan, sehingga
berdasarkan laporan dari masyarakat tersebut, dilakukan pengecekan untuk
memastikan bahwa ada atau tidaknya perbuatan tersebut, namun ketika telah
dilakukan pengecekan, bahwa didapati klinik yang dimaksud benar
melakukan dumping limbah ke media lingkungan dengan cara membuang
sisa aktifitas medis berupa botol infus dan selang infus yang dibuang ke
tempat sampah domestik;
o Saksi menerangkan Bahwa ketika dilakukan pengecekan terhadap Klinik
Pratama Rawat Inap Hj. Kardinah adalah ditemukan klinik tersebut
membuang limbah B3 berupa selang Infus dan botol Infus yang di buang di
tempat sampah domestik yang terletak di belakang Klinik Hj. KARDINAH,
serta pada gudang penyimpanan Limbah B3 Tidak memiliki Izin Tempat
Penyimpanan Sementara (TPS), dan tidak dilakukan pengelolaan sehingga
tidak sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku;
o Saksi menerangkan bahwa Foto yang diperlihatkan tersebut adalah 1 (satu)
selang infus dan 1 (satu) botol Infus yang diambil pada klinik Hj.
KARDINAH kemudian diambil untuk diamankan, pada saat pengambilan
didampingi oleh perawat yang bekerja pada Klinik Hj. KARDINAH yaitu
Sdr. EKO SETIAWAN.
o Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat membenarkan
dan tidak keberatan;

2. Eko Setiawan Bin Ambar Wijaya, dibawah sumpah pada pokoknya


menerangkan sebagai berikut :
o Bahwa saksi diperiksa dihadapan penyidik Polisi Resor Lampung Tengah
dan keterangan saksi yang berikan adalah benar;
o Bahwa saksi mengerti saat ini diperiksa dan dimintai keterangan saat ini
yaitu berkaitan limbah yang ditemukan di tempat pembuangan sampah di
Klinik Hj. Kardinah;
o Bahwa saksi bekerja sebagai perawat pada klinik Hj. Kardinah dan tugas
pokok saksi adalah mendaftarkan pasien, memeriksa tanda – tanda vital
(ttv), kemudian menerima resep obat dari sdri. Hj. KARDINAH atau
dr.FERDY, kemudian mengambil obat di apotek klinik HJ. KARDINAH
yang mana obat tersebut yang memberikan adalah petugas perawat yang
sedang berjaga pada hari itu, dan untuk pembayaran dilakukan oleh sdri. HJ.
KARDINAH;
o Bahwa yang bekerja pada klinik Hj. Kardinah adalah :
- INDAH UMI KHOLIFAH sebagai BIDAN.
- EKO SETIAWAN (saya) sebagai PERAWAT.
- RANI sebagai BIDAN. - SUSANTI sebagai BIDAN.
- AMI dan NISA sebagai asisten rumah tangga (PRT).
- dr. FERDY DJAYA SAPUTRA. - HJ.KARDINAH sebagai
bidan/pemilik.
o Bahwa tata cara apa bila adapasien yang datang adalah mendaftar dan
kemudian didaftarkan oleh perawat atau bidan yang pada saat itu bertugas,
kemudian diperiksa Tanda – Tanda Vitalnya (TTV), lalu setelah diperiksa
TTV kemudian dilakukan rekam medik, setelah itu dilakukan pemeriksaan
oleh dr. FERDY atau bidan Hj. Kardinah, apabila harus dilakukan rawat
inap, maka pasien masuk di kamar rawat inap, dilakukan pemasangan Infus
dan diberikan obat-obatan sesuai apa yang dikeluhkan, kemudian apabila
infus habis, maka dilakukan pergantian infus, dan sisa aktivitas medis
berupa infusyang telah digunakan kemudian di Kotak sampah medis lalu
setelah menumpuk dipindahkan ke Gudang penyimpanan yang letaknya di
belakang gedung klinik, namun ada sebagian yang ikut terbawa ke tempat
sampah domestik yang letaknya ada di belakang klinik, setelah pasien
dinyatakan sembuh oleh dokter setelah pemeriksaan, maka pasien dapat
pulang, lalu pasien melengkapi administrasi sehingga pasien bisa pulang;
o Bahwa apabila infus habis, maka dilakukan pergantian infus, dan sisa
aktivitas medis berupa infus yang telah digunakan kemudian di Kotak
sampah medis lalu setelah menumpuk dipindahkan ke Gudang
penyimpanan yang letaknya di belakang gedung klinik, namun ada sebagian
yang ikut terbawa ke tempat sampah domestik yang letaknya ada di
belakang klinik;
o Bahwa limbah yang di tunjukan kepada penyidik pembantu sat reskrim
adalah yaitu berupa limbah botol infus (flabot), selang infus (infuset) adalah
sisa aktivitas medis ditemukan di klinik HJ. KARDINAH kel. Sendang
agung kec. Sendang agung kab. Lampung tengah di tempat saya bekerja;
o Bahwa karena setiap sisa aktifitas medis, berupa jarum di kumpulkan di
tempat yang disediakan di setiap ruangan pada safety box, dan untuk botol
infus (flabot), selang infus (infuset) diletakan di gudang dan di tempat
sampah yang letaknya di belakang klinik Hj. Kardinah;
o Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat membenarkan
dan tidak keberatan;
3. Roisatun Nisa Binti Ahmad Nizudin, dibawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
o Bahwa saksi diperiksa dihadapan penyidik Polisi Resor Lampung Tengah
dan keterangan saksi yang berikan adalah benar;
o Bahwa saksi bekerja sebagai asisten rumah tangga pada klinik Hj.kardinah,
dan bertugas membersihkan klinik. Apabila didalam klinik ada bekas obat,
infus , termasuk jarum suntik, dan bersama perawat dan bidannya;
o Bahwa saksi di upah sebesar Rp800.000,00 (delapan ratus ribu rupiah) per
bulan dan yang memberikan upah adalah Terdakwa;
o Bahwa sisa aktifitas medis berupa bungkus obat, botol infus yang telah
menumpuk pada lubang sampah dibelakang klinik dibakar menggunakan
korek gas, dan yang menyuruh adalah Terdakwa;
o Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat membenarkan
dan tidak keberatan;

E. Untuk membuktikan dakwaanya Penuntut Uum telah mengajukan Saksi Ahli


sebagai berikut :
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah
mengajukan Saksi Ahli sebagai berikut :

1. Drs Iyan Suwargana, M.Si, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan


sebagai berikut :
- Bahwa saksi diperiksa dihadapan penyidik Polisi Resor Lampung Tengah dan
keterangan saksi yang berikan adalah benar;
- Bahwa Ahli ditugaskan untuk memberikan Keterangan selaku Ahli sesuai dengan
Surat Tugas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : S. 1304
/ DIK / PU / KLN.1 / 12 / 2019, tanggal 16 Desember 2019;
- Bahwa Ahli diangkat sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) pada tahun 1999 di
Departemen Kehutanan Jakarta, dan saya menduduki jabatan sebagai Ka. UPTD
KPHL Way Waya sejak 12 Oktober 2019, berdasarkan pergub Nomor 31 tahun
2019, KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG nomor : 821.23/873/vi.04/2019,
tanggal 10 September 2019;
- Bahwa sesuai Pasal 1 butir 20, 21 dan 22 Undang-Undang No. 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pasal 1 butir 1, 2 dan
butir 3 Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3,
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Sedangkan Limbah adalah
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Dengan demikian, Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung B3.Ahli Dapat saya jelaskan berdasarkan Undang –
Undang RI Nomor 18 Tahun 2013, mengenai Hutan, Kawasan Hutan dan
Perusakan Hutan. Pembalakan liar adalah semua kegiatan pemanfaatan hasil hutan
kayu secara tidak sah yang terorganisir. Penggunaan kawasan hutan secara tidak
sah adalah kegiatan terorganisasi yang dilakukan di dalam kawasan hutan untuk
perkebunan dan/atau pertambangan tanpa izin Menteri;
- Berdasarkan pasal 3, pasal 4 dan pasal 5 Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2014,
Limbah B3 didasarkan atas kategori bahayanya yang terdiri dari : Limbah B3
kategori 1 dan Limbah B3 kategori 2. Limbah B3 tersebut ditetapkan sebagai
limbah B3 berdasarkan sumbernya (sebagaimana daftar Lampiran I tabel 1, 2, 3 dan
4 Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2014) yang terdiri atas:
o Limbah B3 dari sumber tidak spesifik (Lampiran I Tabel 1 PP 101/2014);
o Limbah B3 dari B3 kedaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi
spesifikasi produk yang akan dibuang, dan bekas kemasan B3(Lampiran I
Tabel 2 PP 101/2014);
o Limbah B3 dari sumber spesifik umum (Lampiran I Tabel 3 PP 101/2014)
o Limbah B3 dari sumber spesifik umum (Lampiran I Tabel 4 PP 101/2014)
o Dalam hal terdapat t Limbah di luar daftar Limbah B3 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Pemerintah 101/2014 yang terindikasi memiliki karakteristik
Limbah B3, Menteri wajib melakukan uji karakteristik untuk
mengidentifikasi Limbah sebagai:
▪ Limbah B3 kategori 1;
▪ Limbah B3 kategori 2; atau
▪ Limbah Non B3.
▪ Karakteristik Limbah B3 sebagaimana dimaksud di atas yaitu mudah
meledak, mudah menyala, reaktif, infeksius, korosif; dan/atau
beracun.
- Bahwa merujuk Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor : P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata cara dan persyaratan
teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dari fasilitas pelayanan
kesehatan, yang dimaksud dengan :
- Bahwa Limbah B3 dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah limbah B3 yang
meliputi Limbah : dengan karakteristik infeksius; benda tajam; patologis; bahan
kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan; radioaktif; farmasi; sitotoksik;
peralatan medis yang memiliki kandungan logam berat tinggi; dan tabung gas atau
kontainer bertekanan sebagaimana Pasal 4 ayat (1) Permen LHK No. P.56/Menlhk-
Setjen/2015.
- Bahwa Limbah Infeksius adalah Limbah yang terkontaminasi organisme patogen
yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan
virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan sebagaimana
Pasal 1 butir 5 Permen LHK No. P.56/Menlhk-Setjen/2015.
- Bahwa Limbah Patologis adalah Limbah berupa buangan selama kegiatan operasi,
otopsi, dan/atau prosedur medis lainnya termasuk jaringan, organ, bagian tubuh,
cairan tubuh, dan/atau spesimen beserta kemasannya sebagaimana Pasal 1 butir 6
Permen LHK No. P.56/Menlhk-Setjen/2015.
- Bahwa Limbah Sitotoksik adalah Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari
persiapan dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai
kemampuan untuk membunuh dan/atau menghambat pertumbuhan sel hidup
sebagaimana Pasal 1 butir 7 Permen LHK No. P.56/Menlhk-Setjen/2015.
- Bahwa Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau
menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun sebagaimana Pasal 1 butir 9
Permen LHK No. P.56/Menlhk-Setjen/2015.
- Fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) adalah fasilitas pelayanan yang meliputi
:
➢ Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS);
➢ Klinik pelayanan kesehatan atau sejenis; dan
➢ Rumah Sakit
➢ sebagaimana Pasal 3 ayat (2) Permen LHK No. P.56/Menlhk Setjen/2015.
➢ Pengelolaan limbah B3 dari fasilitas pelayanan kesehatan meliputi tahapan:
• Pengurangan dan pemilahan Limbah B3;
• Penyimpanan Limbah B3;
• Pengangkutan Limbah B3;
• Pengolahan Limbah B3;
• Penguburan Limbah B3; dan/atau
• Penimbunan Limbah B3.
- Bahwa sebagaimana Pasal 5 Permen LHK No. P.56/Menlhk-Setjen/2015; - Bahwa
Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah B3, yang dimaksud dengan:
o Dumping (Pembuangan) adalah kegiatan membuang, menempatkan,
dan/atau memasukkan Limbah dan/atau bahan dalam jumlah,
konsentrasi, waktu, dan lokasi tertentu dengan persyaratan tertentu ke
media lingkungan hidup tertentu sebagaimana Pasal 1 butir 24 Undang-
Undang No. 32 tahun 2009 dan Pasal 1 butir 12 Peraturan Pemerintah
No 101 Tahun 2014.
o Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain sebagaimana Pasal 1
butir 1 Undang-Undang No. 32 tahun 2009.
o Media Lingkungan hidup sebagaimana butir a diatas meliputi : tanah,
laut, udara, sungai dan lain-lain.
- Bahwa Merujuk definisi B3, limbah dan limbah B3 serta tata cara penetapan limbah
B3 sebagaimana dijelaskan pada point 9 di atas dan sesuai penjelasan point 10 di
atas, maka dapat saya jelaskan bahwa limbah dari hasil aktivitas medis yaitu selang
Infus dan 1 (satu) botol Infus yang ditemukan oleh penyidik/penyidik pembantu
Unit II Tipidter Sat Reskrim Polres Lampung Tengah tersebut diduga kuat
merupakan limbah B3 atau dikategorikan sebagai limbah B3 kategori bahaya 1
berdasarkan daftar limbah B3 dari sumber spesifik umum sebagaimana Lampiran I
tabel 3 Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 dengan kode limbah B3 A337-
1, yaitu limbah klinis yang memiliki karakteristik infeksius yang berasal dari
kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan dan juga berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Permen
LHK No. P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata cara dan persyaratan teknis
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dari fasilitas pelayanan
kesehatan, yang mana Limbah B3 dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah limbah
B3 yang salah satunya memiliki karakteristik infeksius;
- Bahwa Merujuk tata cara penetapan limbah B3 sebagaimana dijelaskan pada point
9 di atas, maka limbah dari hasil aktivitas medis dari fasilitas pelayanan kesehatan
(klinik) yang sudah termuat dalam daftar limbah B3 sebagaimana Lampiran I
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tidak perlu lagi dilakukan uji ke
laboratorium untuk penetapan limbah B3- nya karena sudah jelas merupakan
limbah B3 berdasarkan Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014
tersebut. Uji laboratorium seperti uji infeksius dan uji karakteristik lainnya hanya
dilakukan terhadap limbah di luar daftar Limbah B3 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Pemerintah No 101 tahun 2014 yang terindikasi memiliki
karakteristik Limbah B3;
o Berdasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah B3 secara tegas mengatur bahwa limbah B3 adalah
limbah yang tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah No 101
tahun 2014 tersebut;
- Bahwa ada aturannya. Oleh karena limbah yang berupa limbah klinis yang memiliki
karakteristik infeksius yang berasal dari kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan
(klinik) merupakan limbah B3 sebagaimana dijelaskan pada point 11 di atas, maka
pengelolaannya harus mengikuti ketentuan Peraturan Perundang-Undangan
sebagaimana yang diatur dalam Undang Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 59 Ayat 1 yang
menyatakan bahwa Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan dan Pasal 59 Ayat 4 yang menyatakan
bahwa Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.
• Selain itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah B3, Pasal 3 menyatakan bahwa setiap orang yang
menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang
dihasilkan dan berdasarkan Pasal 12 ayat (3), Pasal 33 ayat (1), Pasal 48
ayat (1), Pasal 56 ayat (1), Pasal 101 ayat (1), Pasal 146 ayat (1), Pasal 176
ayat (1) menyatakan bahwa setiap badan usaha yang melakukan kegiatan
pengelolaan limbah B3 (penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat,
pengolah dan/atau penimbun limbah B3) wajib memiliki izin dan/atau
rekomendasi Pengelolaan Limbah B3.
• Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Beracun
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas pelayanan Kesehatan sebagaimana
diatur dalam Permen LHK No. P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata cara
dan persyaratan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
dari fasilitas pelayanan Kesehatan;
• Sesuai dengan penjelasan di atas, maka pengaturan atau perlakuan terhadap
limbah B3 berupa limbah klinis yang dihasilkan dari Fasilitas pelayanan
Kesehatan tersebut adalah sebagai berikut:
• Penghasil limbah B3 berupa limbah klinis yang dihasilkan dari Fasilitas
pelayanan Kesehatan wajib melakukan penyimpanan sementara limbah B3
tersebut sebelum dikelola lebih lanjut. Tata cara dan persyaratan
penyimpanan sementara limbah B3 berupa limbah klinis yang dihasilkan
dari Fasilitas pelayanan Kesehatan tersebut wajib merujuk kepada Peraturan
• Pemerintah No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3 dan
Permen LHK No. P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata cara dan
persyaratan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dari
fasilitas pelayanan kesehatan serta wajib memiliki izin penyimpanan
sementara limbah B3 bagi penghasil limbah B3 berupa limbah klinis yang
dihasilkan dari Fasilitas pelayanan Kesehatan tersebut.
- Bahwa setelah dilakukan penyimpanan sementara, limbah B3 berupa limbah klinis
yang dihasilkan dari Fasilitas pelayanan Kesehatan tersebut wajib dikelola lebih
lanjut dengan cara diolah dan/atau ditimbun sesuai tata cara dan persyaratan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah B3, Permen LHK No. P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata
cara dan persyaratan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dari
fasilitas pelayanan kesehatan dan Peraturan Menteri LHK No 63 tahun 2016 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Penimbunan Limbah B3 di Fasilitas Penimbusan Akhir,
baik dilakukan sendiri maupun diserahkan kepada pihak lain yang telah memiliki
izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
- Bahwa Merujuk penjelasan sebagaimana point 13 di atas, maka perbuatan Klinik
Pratama DARUSSYIFA tersebut yaitu memperlakukan sisa dari hasil aktifitas
medis dengan cara membuangnya di tempat pembuangan sampah domestik dan
ditemukan di dalam gudang tanpa izin TPS adalah sebagai bentuk pengelolaan
limbah B3 yang tidak benar dan melanggar peraturan perundangan-undangan yang
berlaku, karena berdasarkan Pasal 59 Ayat 1 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pasal 3 Peraturan
Pemerintah No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3 menyatakan
bahwa Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan
limbah B3 yang dihasilkan dengan tata cara pengelolaan untuk limbah klinis dari
fasyankes merujuk pada Permen LHK No. P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata
cara dan persyaratan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dari
fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan demikian, sisa dari hasil aktifitas medis
dengan cara membuangnya di tempat pembuangan sampah dan membakarnya dan
terdapat juga limbah medis telah dikubur melanggar peraturan yang berlaku
sebagaimana dijelaskan di atas.
- Bahwa Merujuk Pasal 1 butir 13 PP 101 tahun 2014, Pengurangan Limbah B3
adalah kegiatan Penghasil Limbah B3 untuk mengurangi jumlah dan/atau
mengurangi sifat bahaya dan/atau racun dari Limbah B3 sebelum dihasilkan dari
suatu usaha dan/atau kegiatan. Dan berdasarkan Pasal 6 ayat (2) Permen LHK No.
P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata cara dan persyaratan teknis pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun dari fasilitas pelayanan kesehatan,
Pengurangan Limbah B3 dari fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan dengan cara
antara lain :
• Menghindari penggunaan material yang mengandung Bahan Berbahaya dan
Beracun jika terdapat pilihan yang lain;
• Melakukan tata kelola yang baik terhadap setiap bahan atau material yang
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan dan/atau pencemaran
terhadap lingkungan
• Melakukan tata kelola yang baik dalam pengadaan bahan kimia dan bahan
farmasi untuk menghindari terjadinya penumpukan dan kedaluwarsa; dan
• melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap peralatan sesuai
jadwal
• Dan berdasarkan Pasal 6 ayat (3) Permen LHK No. P.56/Menlhk-
Setjen/2015 Pemilahan Limbah B3 dari fasilitas pelayanan kesehatan
dilakukan dengan cara antara lain :
✓ memisahkan limbah B3 berdasarkan jenis, kelompok, dan/atau
karakteristik Limbah B3; dan
✓ mewadahi Limbah B3 sesuai kelompok Limbah B3.
- Bahwa Sesuai Pasal 8 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No.
P.56/Menlhk-Setjen/2015 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
terhadap Limbah B3 klinis yang telah dilakukan Pengurangan dan Pemilahan
limbah B3 wajib dilakukan Penyimpanan Limbah B3. Penyimpanan Limbah B3
sebagaimana dimaksud di atas dilakukan dengan ketentuan disimpan di tempat
Penyimpanan Limbah B3 (TPS Limbah B3) yang telah meiliki izin sebelum
dilakukan Pengangkutan Limbah B3, PengolahanLimbah B3, dan/atau Penimbunan
Limbah B3 paling lama:
✓ 2 (dua) hari, pada temperatur lebih besar dari 0oC (nol derajat celsius); atau
✓ 90 (sembilan puluh) hari, pada temperatur sama dengan atau lebih kecil dari
0oC (nol derajat celsius), Seperti contoh gambar di bawah ini.
- Bahwa merujuk Pasal 59 Ayat 4 UU 32 tahun 2009 menyatakan bahwa Pengelolaan
limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota
sesuai dengan kewenangannya dan berdasarkan Pasal 12 ayat (3) Peraturan
Pemerintah No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, untuk dapat
melakukan Penyimpanan Limbah B3, Setiap Orang wajib memiliki izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3. Dan sesuai Pasal
12 ayat (4) Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2014, pihak yang mengeluarkan
izin Tempat Penyimpanan limbah B3 tersebut adalah bupati/walikota.
- Bahwa jika penghasil limbah B3 atau dalam hal ini Klinik Pratama DARUSSYIFA
tidak melakukan penyimpanan Limbah Sisa dari Aktivitas Medisnya, maka hal
tersebut melanggar ketentuan peraturan yang berlaku sebagaimana dijelaskan pada
point 16 diatas. Kewajiban untuk melakukan pengelolaan limbah B3 tersebut
merupakan upaya untuk mencegah atau mengurangi terjadinya kemungkinan resiko
terhadap lingkungan hidup berupa terjadinya pencemaran atau perusakan
lingkungan hidup, mengingat limbah bahan berbahaya dan beracun mempunyai
potensi yang cukup besar untuk menimbulkan dampak negatif;
- Bahwa Sesuai penjelasan pada point 14 di atas, Klinik Pratama DARUSSYIFA
tidak diperbolehkan Limbah B3 atau Limbah dari sisa aktivitas medis di buang di
tempat pembuangan sampah domestik, mengingat limbah bahan berbahaya dan
beracun mempunyai potensi yang cukup besar untuk menimbulkan dampak negatif
apabila dibuang dan dibakar tanpa mengikuti ketentuan peraturan yang berlaku.
- Bahwa dengan tata cara pengelolaan limbah sebagaimana diterangkan diatas dapat
diduga bahwa Klinik Pratama DARUSSYIFA tidak melakukan pengelolaan
terhadap limbah B3 yang dihasilkannya. Hal tersebut melanggar ketentuan pidana
sebagaimana di atur dalam Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
- Bahwa karena Klinik Pratama DARUSSYIFA tidak melakukan pengelolaan
terhadap limbah B3 yang dihasilkannya dan tidak memiliki izin pengelolaan limbah
B3, maka hal ini dapat diduga melanggar Pasal 103 dan/atau Pasal 102 Undang-
Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Selain itu, oleh karena Klinik Pratama DARUSSYIFA telah
melakukan pembuangan (dumping) limbah B3 yang dihasilkannya ke media
lingkungan hidup, maka hal ini dapat diduga melanggar Pasal 104 Undang-Undang
RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
- Bahwa Berdasarkan pengecekan terhadap data perizinan yang dimiliki oleh
kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Klinik Pratama DARUSSYIFA
tidak memiliki izin dalam melakukan pengelolaan limbah B3 lanjutan (izin
pengolahan) dari Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai
instansi yang berwenang (competent authority) di Indonesia untuk izin pengolahan
limbah B3. Sedangkan untuk izin penyimpanan sementara Limbah B3 agar
ditanyakan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten sebagai instansi yang
berwenang mengeluarkan izin penyimpanan sementara limbah B3;
- Bahwa Dampak yang terjadi akibat dari pengelolaan limbah sebagaimana yang
dilakukan oleh Klinik Pratama DARUSSYIFA tersebut adalah terjadinya potensi
pencemaran terhadap lingkungan dan makhluk hidup disekitar lokasi Klinik
Pratama DARUSSYIFA mengingat limbah bahan berbahaya dan beracun
mempunyai potensi yang cukup besar untuk menimbulkan dampak negatif;
- Bahwa Limbah B3 dari sisa aktivitas klinik yang memiliki karakteristik infeksius
yang dibuang langsung ke lingkungan dan ditimbun pada areal terbuka (dumping)
tidak dapat dibenarkan. Dampak jangka pendek akibat pembuangan limbah B3
tersebut akan mencemari tanah dan air tanah sehingga lingkungan tersebut tidak
lagi sesuai dengan peruntukannya, sedangkan efek jangka panjang maka jika hujan,
air hujan akan melarutkan limbah tersebut ke lingkungan. Maksudnya limbah B3
tersebut tersebut akan terakumulasi di konsumen tingkat tinggi seperti manusia
melalui jalur rantai makanan, misalnya jika manusia mengkonsumsi air yang
tercemar, ikan atau tumbuhan yang menyerap pencemar atau terkontaminasi limbah
B3 tersebut. Pada kondisi inilah akan mulai dirasakan dampaknya oleh manusia
seperti Sakit kepala, pusing-pusing, muntah-muntah dan diare, darah tinggi, kanker,
gagal ginjal, gangguan hati, dan lain-lain;
- Terhadap keterangan Ahli, Terdakwa memberikan pendapat membenarkan dan
tidak keberatan;
2. Dr Eddy Rifai, S.H., M.H Bin M Rifai, dibawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi diperiksa dihadapan penyidik Polisi Resor Lampung Tengah dan
keterangan saksi yang berikan adalah benar;
- Bahwa Ahli menjelaskan Hukum Pidana adalah sekumpulan peraturan perundang-
undangan yang berisikan larangan dimana terhadap pelakunya diancam dengan
sanksi pidana;
- Bahwa Pertangung Jawaban Pidana Adalah Apabila terdapat pelaku yang
melakukan perbuatan melanggar undang-undang pidana terhadap pelakunya dapat
dipertanggung jawabkan dan tidak ada alasan-alasan penghapus pidana;
- Bahwa Ahli mengetahui Tindak Pidana Perusakan Lingkungan Hidup adalah suatu
tindak pidana yang dilakukan oleh subjek hukum baik pribadi maupun badan usaha
yang akibat perbuatannya dikenakan sanksi pidana sebagaimana yang diatur dalam
UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
- Bahwa akibat hukum yang dapat ditimbulkan apabila tidak mematuhi undang -
undang serta aturan pelaksananya adalah : perlu dipahami lebih dahulu mengenai
materi undang-undang dan aturan pelaksananya. Suatu undang-undang yang
diundangkan secara sah menurut tatacara pembentukannya, diwajibkan bagi setiap
orang baik pribadi, kelompok, maupun badan usaha untuk mematuti norma hukum
yang tercantum dalam pasal-pasal undang-undang tersebut. Suatu undang-undang
memuat norma hukum yang berisikan suruhan (geboden), membolehkan (mogen),
dan larangan (verboden)
• Apabila isi norma hukum tersebut dilanggar atau disimpangi karena
kesalahan ( dolus atau culpa ) si pelakunya maka akibat hukumnya adalah diberikan
sanksi hukum baik sanksi administratif, perdata, maupun pidana.
• Dalam sumber hukum formal, peraturan pelaksana adalah berbentuk
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Daerah. Apabila aturan
pelaksana tersebut bersesuaian dengan materi undang-undangnya, maka aturan
pelaksana itu wajib dipatuhi oleh setiap subjek hukum. Namun sebaliknya jika
aturan pelaksana tersebut bertentangan dengan materi undang-undangnya, maka
aturan pelaksana itu tidak seharusnya dipatuhi.
- Bawha dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) Pasal 1 Angka 32 menyatakan: Setiap
orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbadan hukum
maupun yang tidak berbadan hukum. Korporasi yang berbadan hukum dapat berupa
PT, Perum, Yayasan, dll, sedangkan yang tidak berbadan hukum berupa CV dan
Firma. Korporasi merupakan subyek hukum pidana.
- Bahwa menurut pendapat ahli, Unsur pasalnya adalah: (1) Setiap orang, yaitu orang
perseorangan atau badan usaha, baik yang berbadan hukum maupunyang tidak
berbadan hukum, dalam hal ini Klinik Ny. Hj. Kardinah. (2) yang menghasilkan
limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan dan (3) yang melakukan dumping
limbah ke media lingkungan hidup tanpa izin.
- Bahwa menurut pendapat Ahli, dalam suatu korporasi terdapat adanya pembina,
pengawas, dan pengurus. Yang bertanggung jawab adalah orang yang melakukan
perbuatan yang memenuhi unsur tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 102
dan/atau 103 Jo Pasal 59 Ayat (1) dan ayat (4) dan Pasal 104 Jo Pasal 60 Undang-
Undang RI No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
- Bahwa menurut pendapat ahli, Terdakwa dapat ditetapkan sebagai tersangka dari
perorangan. Untuk menetapkan korporasi sebagai tersangka, mengaku ketentuan
pasal 4 Perma No 13 tahun 2016 yang menyatakan, untuk mempertanggung
jawabkan korporasi melakukan tindak pidana adalah :
o Korporasi harus dapat untung atau manfaat dari tindak pidana tersebut.
o Korporasi membiarkan terjadinya tindak pidana.
o Koerporasi tidak melakukan langkah-langkah pencegahan untuk terjadinya
tindak pidana.
Berdasarkan hal tersebut, apabila korporasi memenuhi kriteria diatas,
korporasi dapat dipertanggung jawabkan melakukan tindak pidana, dalam hal
mana dalam penyidikan atau persidangan korporasi diwakili oleh salah seorang
pengurus;
- Bahwa menurut pendapat Ahli, sebagaimana ketentuan yang ada UPLH diatas
maka yang dapat mempertanggung jawabkan adalah orang yang memberi perintah
atau orang yang menjadi pemimpin dalam kegiatan tersebut atau orang yang
memiliki hubungan kerja;
- Bahwa terhadap pihak-pihak lain, sebagaimana kualifikasi UPLH adalah dilihat
dari apakah dia sebagai pemberi perintah atau pemimpin kegiatan atau yang
memiliki hubungan kerja, dalam hal mana mereka semua dapat dikenakan pasal 55
KUHP.
- Terhadap keterangan Ahli, Terdakwa memberikan pendapat membenarkan Dan
tidak keberatan.

F. Keterangan Terdakwa di Persidangan :


- Bahwa Terdakwa mengerti saat ini dilakukan pemeriksaan terkait dengan temuan
Limbah medis berupa selang infus dan botol cairan infus yang dibuang ditempat
sampah domestik dan Gudang Penyimpanan di Lingkungan klinik Hj. KARDINAH
yang letak tempat sampahnya berada di sebelah kanan Gudang Penyimpanan
Limbah;
- Bahwa sesuai dengan Surat Pernyataan Pemrakarsa Pada UKL – UPL dan yang
saya tanda Tangani Pada Bulan September 2014 Terdakwa selaku pemilik dan
bidan pada klinik Pratama Rawat Inap Hj. KARDINAH alamat alamat Kel.
Sendang Agung Kec. Sendang Agung Kab. Lampung Tengah; - Terdakwa
menjelaskan bahwa tersangka Tugas pokok saya adalah : 1. Pemeriksaan ibu hamil
dan persalinan;
- Bahwa Klinik Hj. KARDINAH memiliki badan hukum berdasarkan Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : AHU – 31165.40.10.2014 tentang
pengesahan pendirian badan hukum perseroan terbatas PT. KARDINAH JAYA
PRASTIWI tanggal 24 Oktober 2014; - Bahwa izin Tempat Penyimpanan
Sementara Sedang dalam proses, berdasarkan Surat Rekomendasi TPS B3 dan Izin
Lingkungan Nomor : 503 / / D.b.VI / 18 / 2020, Gunung Sugih tanggal 16 Januari
2020;
- Bahwa benar foto yang diperlihatkan adalah posisi pengambilan tempat sampah
medis yang dibuang berupa selang Infus dan Botol Infus;
- Bahwa foto yang kedua tersebut adalah tempat penyimpanan limbah medis
sementara; - Bahwa foto yang keempat adalah klinik hj. Kardinah milik saya dan
tempat Terdakwa bekerja;
- Bahwa sisa aktivitas medis berupa infus yang telah digunakan kemudian di Kotak
sampah medis lalu setelah menumpuk dipindahkan ke Gudang penyimpanan yang
letaknya di belakang gedung klinik, namun ada sebagian yang ikut terbawa ke
tempat sampah domestik yang letaknya ada di belakang klinik;
- Bahwa limbah yang ditunjukan oleh penyidik pembantu satreskrim polres lampung
tengah adalah yaitu berupa limbah botol infus (flabot), selang infus (infuset) adalah
sisa aktivitas medis ditemukan di klinik HJ. KARDINAH kel. Sendang Agung
Kecamatan Sendang letakan di TPS, namun terbawa pada pembuangan sampah
domestik (rumah tangga) pada saat dilakukan pemrbersihan pada klinik;
- Bahwa yang membakar sisa limbah aktivitas medis adalah prt, yaitu saksi Suratmi
dan saksi Roisatun Nisa atau perawat atau bidan yang saat itu bertugas;
- Bahwa memang sisa aktifitas medis berupa selang infus dan botol infus memang
diletakan di gudang penyimpanan sementara klinik dan tempat sampah domestik
tersebut adalah kelalaian antara bidan, perawat, atau PRT;
- Bahwa yang Terdakwa ketahui bahwa sisa aktifitas medis memang diletakan di
gudang penyimpanan sementara, dan untuk di tempat sampah domestik Terdakwa
tidak mengetahui;
- Bahwa Terdakwa tidak melakukan serangkaian tindakan bahwasannya Terdakwa
mengetahui bahwa sisa aktifitas medis yang diletakan di gudang penyimpanan
sementara harus memiliki izin;
- Bahwa untuk limbah B3 yang tertumpuk di dalam gudang setiap 6 bulan sekali
dilakukan oleh PT. Biuteknika bina prima, dengan perjanjian kerjasama Nomor :
BBP/SPK/241/VIII/2019;
- Bahwa sebelumnya Klinik Hj. Kardinah bekerjasama dengan pihak biuteknika,
klinik Hj. Kardinah bekerjasama dengan Pihak Puskesmas Sendang Agung, namun
karena adanya aturan baru pada yang Terdakwa lupa tahunnya, maka terputus
begitu saja;
- Bahwa Terdakwa mengetahui barang bukti yang dihadirkan kepersidangan;
- Bahwa atas kejadian tersebut Terdakwa menyesal dan berjanji tidak akan
mengulanginya lagi;

G. Barang Bukti Yang diajukan Penuntut Umum :


- 1 (satu) botol infus (flabot);
- 1 (satu) Selang Infus (infuset);
- 1 (satu) bundel Akta Pendirian Nomor 06 PT. KARDINAH JAYA PRASTIWI,
tanggal 22 Oktober 2014;
- 1 (satu) bundel Izin Operasional Nomor : 439 / KPTS / D.2 / 2015 tanggal 31
Desember 2015;
- 1 (satu) lembar Surat Keterangan Bukti Laporan Kegiatan (HO) nomor : 503 / 587
/ LT-DG / LPD.1 / VIII / 2016, tgl 11 Agustus 2016;
- 1 (satu) lembar KEPMENKUMHAM Nomor : AHU – 31165.40.10.2014 Tentang
Pengesahan pendirian PT. KARDINAH JAYA PRASTIWI;
- 1 (satu) bundel UKL-UPL klinik Hj. Kardinah;

H. Berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan diperoleh Fakta Hukum
sebagai berikut :
- Bahwa Terdakwa mengerti saat ini dilakukan pemeriksaan terkait dengan temuan
Limbah medis berupa selang infus dan botol cairan infus yang dibuang ditempat
sampah domestik dan Gudang Penyimpanan di Lingkungan klinik Hj. KARDINAH
yang letak tempat sampahnya berada di sebelah kanan Gudang Penyimpanan
Limbah;
- Bahwa sesuai dengan Surat Pernyataan Pemrakarsa Pada UKL – UPL dan yang
saya tanda Tangani Pada Bulan September 2014 Terdakwa selaku pemilik dan
bidan pada klinik Pratama Rawat Inap Hj. KARDINAH alamat alamat Kel.
Sendang Agung Kec. Sendang Agung Kab. Lampung Tengah;
- Terdakwa menjelaskan bahwa tersangka Tugas pokok saya adalah : 1. Pemeriksaan
ibu hamil dan persalinan;
- Bahwa Klinik Hj. KARDINAH memiliki badan hukum berdasarkan Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : AHU – 31165.40.10.2014 tentang
pengesahan pendirian badan hukum perseroan terbatas PT. KARDINAH JAYA
PRASTIWI tanggal 24 Oktober 2014; - Bahwa izin Tempat Penyimpanan
Sementara Sedang dalam proses, berdasarkan Surat Rekomendasi TPS B3 dan Izin
Lingkungan Nomor : 503 / / D.b.VI / 18 / 2020, Gunung Sugih tanggal 16 Januari
2020;
- Bahwa benar foto yang diperlihatkan adalah posisi pengambilan tempat sampah
medis yang dibuang berupa selang Infus dan Botol Infus;
- Bahwa foto yang kedua tersebut adalah tempat penyimpanan limbah medis
sementara;
- Bahwa foto yang keempat adalah klinik hj. Kardinah milik saya dan tempat
Terdakwa bekerja;
- Bahwa sisa aktivitas medis berupa infus yang telah digunakan kemudian di Kotak
sampah medis lalu setelah menumpuk dipindahkan ke Gudang penyimpanan yang
letaknya di belakang gedung klinik, namun ada sebagian yang ikut terbawa ke
tempat sampah domestik yang letaknya ada di belakang klinik.
- Bahwa limbah yang ditunjukan oleh penyidik pembantu satreskrim polres lampung
tengah adalah yaitu berupa limbah botol infus (flabot), selang infus (infuset) adalah
sisa aktivitas medis ditemukan di klinik HJ. KARDINAH kel. Sendang Agung
Kecamatan Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah di tempat Terdakwa
bekerja Karena kelalaian cleaning service, tidak menaruh di gudang Tempat
penyimpanan sementara, yang seharusnya di letakan di TPS, namun terbawa pada
pembuangan sampah domestik (rumah tangga) pada saat dilakukan pembersihan
pada klinik.
- Bahwa yang membakar sisa limbah aktivitas medis adalah prt, yaitu saksi Suratmi
dan saksi Roisatun Nisa atau perawat atau bidan yang saat itu bertugas;
- Bahwa memang sisa aktifitas medis berupa selang infus dan botol infus memang
diletakan di gudang penyimpanan sementara klinik dan tempat sampah domestik
tersebut adalah kelalaian antara bidan, perawat, atau PRT;
- Bahwa yang Terdakwa ketahui bahwa sisa aktifitas medis memang diletakan di
gudang penyimpanan sementara, dan untuk di tempat sampah domestik Terdakwa
tidak mengetahui;
- Bahwa Terdakwa tidak melakukan serangkaian tindakan bahwasannya Terdakwa
mengetahui bahwa sisa aktifitas medis yang diletakan di gudang penyimpanan
sementara harus memiliki izin;
- Bahwa untuk limbah B3 yang tertumpuk di dalam gudang setiap 6 bulan sekali
dilakukan oleh PT. Biuteknika bina prima, dengan perjanjian kerjasama Nomor :
BBP/SPK/241/VIII/2019;
- Bahwa sebelumnya Klinik Hj. Kardinah bekerjasama dengan pihak biuteknika,
klinik Hj. Kardinah bekerjasama dengan Pihak Puskesmas Sendang Agung, namun
karena adanya aturan baru pada yang Terdakwa lupa tahunnya, maka terputus
begitu saja;

I. Unsur-unsur terhadap dakwaaan alternatif Pasal 108 Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Menimbang, bahwa Terdakwa didakwa oleh Penuntut Umum dengan bentuk
dakwaan Alternatif, sehingga Majelis Hakim dengan memperhatikan fakta-fakta
hukum tersebut diatas memilih langsung dakwaan kesatu sebagaimana diatur dalam
Pasal 104 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jo Pasal 60 Undang-Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan setiap orang adalah siapa saja
sebagai subyek hukum yang dipandang cakap dan mampu untuk
mempertanggungjawabkan akibat dari segala perbuatannya. Berdasarkan
Pasal 1 angka 32 UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, disebutkann jika “Setiap orang adalah orang
perseorangan atau badan usaha, baik yang berbadan hukum maupun yang
tidak berbadan hukum”. Menimbang, bahwa setelah diadakan penelitian
serta pemeriksaan pada awal persidangan terhadap identitas diri Terdakwa
di dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum, ternyata benar bahwa
Terdakwa adalah bernama Hj. KARDINAH Binti MADYO SENTONO
dengan segala identitasnya tersebut dan Terdakwa mengakui apa yang
tertera dalam surat dakwaan dan Terdakwa adalah orang yang cakap dan
mampu untuk mempertanggungjawabkan akibat dari segala perbuatannya,
sehingga dengan demikian unsur setiap orang ini telah terpenuhi;
2. Yang melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media
lingkungan tanpa izin sebagaimana dimaksud pasal 69;
Menimbang, bahwa oleh karena unsur Pasal ini bersifat alternatif, maka
apabila salah satu unsur pasal terpenuhi, dianggap seluruh unsur dari Pasal
tersebut telah terpenuhi pula;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 24 UU 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, “dumping
(pembuangan) adalah kegiatan membuang, menempatkan, dan/atau
memasukkan limbah dan/atau bahan dalam jumlah, konsentrasi, waktu, dan
lokasi tertentu dengan persyaratan tertentu ke media lingkungan hidup
tertentu” sedangkan “Limbah” adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
(vide pasal 1 angka 20 UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup);
Menimbang, bahwa dalam Pasal 1 angka 1 UU 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan pula jika
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 36 UU 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan
bahwa Izin usaha dan/atau kegiatan adalah izin yang diterbitkan oleh
instansi teknis untuk melakukan usaha dan/atau kegiatan;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta saksi-saksi yang terungkap
dipersidangan bahwa benar Terdakwa ditangkap oleh anggota Polisi karena
melakukan dumping limbah dan / atau bahan ke media lingkungan hidup
tersebut pada hari Senin tanggal 14 Oktober 2019 sekira Jam 16.15 WIB
bertempat di Klinik Pratama Rawat Inap Hj Kardinah dengan alamat di
Dusun VIII Rt/Rw 15/08 Kampung Sendang Agung Kecamatan Sendang
Agung Kabupaten Lampung Tengah;
Menimbang, bahwa apakah perbuatan hukum mengarah kepada
melakukan dumping limbah dan / atau bahan ke media lingkungan hidup
tanpa Izin sebagai mana yang dimaksud Pasal 60 akan diuraikan dibawah
ini :
Menimbang, bahwa sesuai dengan Surat Pernyataan Pemrakarsa Pada
UKL – UPL dan yang saya tanda Tangani Pada Bulan September 2014
Terdakwa selaku pemilik dan bidan pada klinik Pratama Rawat Inap Hj.
KARDINAH alamat alamat Kel. Sendang Agung Kec. Sendang Agung
Kab. Lampung Tengah;
Menimbang , bahwa Tugas pokok Terdakwa adalah : 1. Pemeriksaan
ibu hamil dan persalinan;
Menimbang, bahwa Klinik Hj. KARDINAH memiliki badan hukum
berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor :
AHU – 31165.40.10.2014 tentang pengesahan pendirian badan hukum
perseroan terbatas PT. KARDINAH JAYA PRASTIWI tanggal 24 Oktober
2014; Menimbang, bahwa izin Tempat Penyimpanan Sementara Sedang
dalam proses, berdasarkan Surat Rekomendasi TPS B3 dan Izin Lingkungan
Nomor : 503 / / D.b.VI / 18 / 2020, Gunung Sugih tanggal 16 Januari 2020;
Menimbang, bahwa benar foto yang diperlihatkan adalah posisi
pengambilan tempat sampah medis yang dibuang berupa selang Infus dan
Botol Infus;Bahwa foto yang kedua tersebut adalah tempat penyimpanan
limbah medis sementara; Bahwa foto yang keempat adalah klinik hj.
Kardinah milik saya dan tempat Terdakwa bekerja;
Menimbang, bahwa sisa aktivitas medis berupa infus yang telah
digunakan kemudian di Kotak sampah medis lalu setelah menumpuk
dipindahkan ke Gudang penyimpanan yang letaknya di belakang gedung
klinik, namun ada sebagian yang ikut terbawa ke tempat sampah domestik
yang letaknya ada di belakang klinik;
Menimbang, bahwa limbah yang ditunjukan oleh penyidik pembantu
satreskrim polres lampung tengah adalah yaitu berupa limbah botol infus
(flabot), selang infus (infuset) adalah sisa aktivitas medis ditemukan di
klinik HJ. KARDINAH kel. Sendang Agung Kecamatan Sendang Agung
Kabupaten Lampung Tengah di tempat Terdakwa bekerja Karena kelalaian
cleaning service, tidak menaruh di gudang Tempat penyimpanan sementara,
yang seharusnya di letakan di TPS, namun terbawa pada pembuangan
sampah domestik (rumah tangga) pada saat dilakukan pemrbersihan pada
klinik;
Menimbang, bahwa yang membakar sisa limbah aktivitas medis adalah
prt, yaitu saksi Suratmi dan saksi Roisatun Nisa atau perawat atau bidan
yang saat itu bertugas;
Menimbang, bahwa memang sisa aktifitas medis berupa selang infus
dan botol infus memang diletakan di gudang penyimpanan sementara klinik
dan tempat sampah domestik tersebut adalah kelalaian antara bidan,
perawat, atau PRT;
Menimbang, bahwa yang Terdakwa ketahui bahwa sisa aktifitas medis
memang diletakan di gudang penyimpanan sementara, dan untuk di tempat
sampah domestik Terdakwa tidak mengetahui;
Menimbang, bahwa Terdakwa tidak melakukan serangkaian tindakan
bahwasannya Terdakwa mengetahui bahwa sisa aktifitas medis yang
diletakan di gudang penyimpanan sementara harus memiliki izin;
Menimbang, bahwa untuk limbah B3 yang tertumpuk di dalam gudang
setiap 6 bulan sekali dilakukan oleh PT. Biuteknika bina prima, dengan
perjanjian kerjasama Nomor : BBP/SPK/241/VIII/2019;
Menimbang, bahwa sebelumnya Klinik Hj. Kardinah bekerjasama
dengan pihak biuteknika, klinik Hj. Kardinah bekerjasama dengan Pihak
Puskesmas Sendang Agung, namun karena adanya aturan baru pada yang
Terdakwa lupa tahunnya, maka terputus begitu saja;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian dan pertimbangan tersebut di
atas, oleh karena Terdakwa dalam perkara aquo telah Yang melakukan
dumping limbah dan / atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa Izin
sebagai mana yang dimaksud Pasal 60 tersebut, maka dengan demikian
unsur tersebut telah terpenuhi.;
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 104 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jo Pasal 60 Undang-Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup telah terpenuhi, maka Terdakwa haruslah
dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak
pidana sebagaimana didakwakan Penuntut Umum dalam dakwaan kesatu;
Menimbang, bahwa dalam persidangan, Majelis Hakim tidak
menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban
pidana, baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, maka
Terdakwa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggung jawab,
maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana;
Menimbang, bahwa dalam Pasal 104 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Jo Pasal 60 Undang-Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup disebutkan selain pidana penjara (hukuman badan) juga
ada hukuman denda, dimana dalam ketentuan tersebut pidana denda
dijatuhkan bersama sama dengan pidana penjara (hukuman badan), pidana
denda ini semata-mata merupakan usaha Pemerintah untuk Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggung jawab,
maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana; Menimbang, bahwa
dalam Pasal 104 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jo Pasal 60
Undang-Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan selain pidana
penjara (hukuman badan) juga ada hukuman denda, dimana dalam
ketentuan tersebut pidana denda dijatuhkan bersama sama dengan pidana
penjara (hukuman badan), pidana denda ini semata-mata merupakan usaha
Pemerintah untuk Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Indonesia;
Menimbang, bahwa selama di persidangan, Majelis Hakim menilai jika
perbuatan dan kesalahan yang dilakukan oleh Terdakwa bukan lah murni
karena kesengajaan atau motif lainnya namun lebih kepada ketidaktahuan
Terdakwa sendiri serta kurangnya sosialisasi terkait dengan masalah
kesehatan dan lingkungan hidup;
Menimbang, bahwa selain itu selama dalam persidangan pula Majelis
Hakim melihat penyesalan yang mendalam dalam diri Terdakwa,
diakrenakan Terdakwa telah mendapatkan sanksi sosial yang menimbulkan
efek jera bagi Terdakwa sendiri serta Majelis Hakim menilai jika Terdakwa
memiliki potensi besar untuk berubah kearah yang lebih baik dan tidak akan
mengulangi perbuatannya;
Menimbang, bahwa terhadap permohonan lisan Terdakwa yang
menyatakan bahwa ia terdakwa meminta keringanan hukuman dengan
alasan bahwa terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan
mengulanginya lagi. Hal tersebut akan menjadi pertimbangan pula bagi
Majelis Hakim pula dalam menjatuhkan pidana terhadap terdakwa
sebagaimana dalam amar putusan ini ;
Menimbang, bahwa berdasarkan hal yang dipertimbangkan di atas,
maka adalah adil dan patut bila majelis hakim dalam perkara ini menerapkan
ketentuan pada pasal 14 a KUHP tentang pidana bersyarat;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim meyakini jika putusan ini sudah
tepat dan sesuai dengan rasa keadilan serta setimpal dengan kesalahan
Terdakwa; Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa tidak ditahan dan
menurut pendapat Majelis Hakim tidak cukup alasan untuk menahan, maka
Terdakwa tidak ditahan;
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan
untuk selanjutnya dipertimbangkan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan dipersidangan
1 (satu) botol infus (flabot) dan 1 (satu) Selang Infus (infuset), merupakan
alat yang digunakan untuk melakukan tindak kejahatan, maka terhadap
barang bukti tersebut harus dirampas untuk dimusnahkan;
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan dipersidangan
1 (satu) bundel Akta Pendirian Nomor 06 PT. KARDINAH JAYA
PRASTIWI, tanggal 22 Oktober 2014, 1 (satu) bundel Izin Operasional
Nomor : 439 / KPTS / D.2 / 2015 tanggal 31 Desember 2015, 1 (satu) lembar
Surat Keterangan Bukti Laporan Kegiatan (HO) nomor : 503 / 587 / LT-DG
/ LPD.1 / VIII / 2016, tgl 11 Agustus 2016, 1 (satu) lembar
KEPMENKUMHAM Nomor : AHU – 31165.40.10.2014 Tentang
Pengesahan pendirian PT. KARDINAH JAYA PRASTIWI dan 1 (satu)
bundel UKL-UPL klinik Hj. Kardinah, merupakan milik dari Terdakwa Hj.
Kardinah Binti Madyo Sentono, maka terhadap barang bukti tersebut harus
Dikembalikan kepada Terdakwa Hj Kardinah Binti Madyo Sentono;
Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa,
maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan
dan yang meringankan Terdakwa:
a. Keadaan yang memberatkan :
• Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan program
pemerintah di Bidang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Ketenaganukliran.;
• -Perbuatan Terdakwa dapat merusak dirinya sendiri.;
b. Keadaan yang meringankan :
• Terdakwa mengakui terus terang perbuatannya;
• Terdakwa bersikap sopan dipersidangan;
• Terdakwa belum pernah menjalani hukuman.
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana maka
haruslah dibebani pula untuk membayar biaya perkara.;
J. Putusan Akhir
Memperhatikan, Pasal 104 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jo Pasal 60
Undang-Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-Undang Nomor : 8
tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana serta ketentuan hukum
lain yang berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI
1. Mneyatakan Terdakwa Hj. KARDINAH Binti MADYO SENTONO
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“Melakukan dumping limbah ke media lingkungan hidup tanpa izin”,
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Hj. KARDINAH Binti MADYO
SENTONO oleh karena itu dengan pidana penjara selama
..................................................................... dan denda sebesar
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda
tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana penjara selama ..... (.........)
bulan;
3. Menetapkan pidana tersebut tidak usah dijalani kecuali jika dikemudian
hari ada putusan hakim yang menentukan lain disebabkan karena
Terpidana melakukan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan selama
........ berakhir;
4. Menyatakan barang bukti berupa :
▪ 1 (satu) botol infus (flabot);
▪ 1 (satu) Selang Infus (infuset); Dirampas Untuk Dimusnahkan
▪ 1 (satu) bundel Akta Pendirian Nomor 06 PT. KARDINAH JAYA
PRASTIWI, tanggal 22 Oktober 2014;
▪ 1 (satu) bundel Izin Operasional Nomor : 439 / KPTS / D.2 / 2015
tanggal 31 Desember 2015;
▪ 1 (satu) lembar Surat Keterangan Bukti Laporan Kegiatan (HO)
nomor : 503 / 587 / LT-DG / LPD.1 / VIII / 2016, tgl 11 Agustus
2016;
▪ 1 (satu) lembar KEPMENKUMHAM Nomor : AHU –
31165.40.10.2014 Tentang Pengesahan pendirian PT. KARDINAH
JAYA PRASTIWI;
▪ 1 (satu) bundel UKL-UPL klinik Hj.Kardinah;
Dikembalikan kepada Terdakwa Hj Kardinah Binti Madyo Sentono;
5. Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp2.000,00 (dua ribu rupiah);

Anda mungkin juga menyukai