Anda di halaman 1dari 18

Pegadaian BUMN dan Pegadaian Swasta

Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas mata kuliah Hukum Perjanjian dan Jaminan
yang diampu oleh Prof. Dr. Suhariningsih, SH., MS.

Disusun oleh :

RESHA WAHYU ABDILLA 185010100111028

SURYA BAGUS PRIAMBUDI 185010100111252

DINAR NOER AULIYARAHMA 185010101111073

M.DANENDRA ABYANTARA 185010107111105

YOLANDA IVANIA BACHTIAN 185010107111132

RAKAREYVA JUVIANO 185010107111166

DINDA JHANETA PRICELI 195010100111213

RIZKI AMELIA 195010101111108

FARZHA WIRADHIKA M 195010101111117

IDA BAGUS AYODYA M 195010107111206

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN …………………………..………………………………………………………… 2


1.1 Latar Belakang ….………………………………………………………………………… 2
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………. 3
1.3 Tujuan Penulisan ……………..…………………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pegadaian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) …...……….……..……. 5
2.2 Pegadaian Swasta ……………...……………..……………………………………... 11
2.3 Perbedaan Pegadaian BUMN dengan Pegadaian Swasta ……...… 13
BAB III PENUTUP …………………………..……………………………………………………………… 15
3.1 Kesimpulan …………………………..……………………………………………………. 15
3.2 Saran …………………………..……………………………………………………..……… 15
DAFTAR PUSTAKA …………………………..…………………………………………………………….. 17

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegadaian atau rumah gadai adalah sebuah individu atau lembaga yang
menawarkan jasa peminjaman uang kepada masyarakat dengan jaminan benda milik
masyarakat yang ingin melakukan pinjaman uang. Bila suatu barang digadaikan untuk
mendapatkan pinjaman dari pegadaian, maka pada waktu yang telah ditentukan oleh
pegadai boleh membeli kembali atau menebus kembali barang yang telah digadaikan
dengan biaya tambahan atau bunga sebagai keuntungan pihak pegadaian.1

Rentang waktu pinjaman dan besar bunga diatur oleh hukum setempat atau sesuai
dengan kebijakan pegadaian tersebut. Jika pinjaman tidak dilunasi dalam rentang waktu
tertentu, barang yang digadai akan dijual oleh pihak pegadaian. Berbeda dengan lembaga
pinjaman lain, pegadaian tidak melaporkan pinjaman yang macet dari para pegadai. Hal
ini dikarenakan pegadaian memiliki barang yang digadaikan secara fisik dan mampu
mengembalikan uang yang dipinjam dengan menjual barang yang digadai tersebut.

Jenis barang yang bisa digadaikan :

1. Rumah. Benda yang digadaikan adalah sertifikat rumah, tidak banyak orang yang
menggadaikan rumah kecuali ingin melakukan pinjaman dalam jumlah yang besar.
2. Kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor juga menjadi salah satu jenis barang
yang bisa diterima oleh pegadaian sebagai barang jaminan. Namun, kendaraan
harus memenuhi persyaratan seperti kendaraan produksi 5 tahun terakhir untuk
kendaraan roda dua dan terdaftar dalam merk pabrikan yang umum digunakan
oleh masyarakat. Sementara untuk kendaraan roda empat atau mobil, minimal

1
Kamus Keuangan, Tokopedia. Pegadaian, Sejarah, dan Fungsinya.
https://kamus.tokopedia.com/p/pegadaian/ diakses pada 7 Desember 2020

2
produksi 10 tahun terakhir. Pegadai harus membawa surat kelengkapan yaitu
BPKB, faktur pembelian, dan STNK untuk menggadaikan kendaraan bermotor.
3. Barang Elektronik. Barang elektronik yang diterima minimal diproduksi dalam 1
tahun terakhir. Surat kelengkapan yang harus dibawa adalah kwitansi pembelian,
kartu garansi, KTP, dan KK. Namun, barang elektronik yang diterima juga
bergantung pada kondisi dari barang elektronik itu sendiri, apakah masih layak
atau tidak. Barang elektronik yang bisa diterima oleh pegadaian, di antaranya
seperti:
○ Televisi
○ Kulkas
○ Console game
○ Smartphone
○ Laptop
4. Perhiasan Emas. Emas merupakan jenis barang yang umum diajukan pegadai
untuk digadaikan. Emas yang diterima oleh pegadaian dapat berbentuk perhiasan
kalung, cincin, gelang hingga emas keping atau batangan. Perhiasan lain seperti
berlian juga bisa digunakan sebagai jaminan. Syarat untuk menggadaikan emas
adalah dengan membawa surat emas beserta KTP dan KK.

1.2 Rumusan Masalah


Perumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu Pegadaian Badan Usaha Milik Negara? Dan dasar hukum apa yang dipakai
dalam keberlangsungannya?
2. Apa itu Pegadaian Swasta? Dan dasar hukum apa yang dipakai dalam
keberlangsungannya?
3. Apa perbedaan Pegadaian Badan Usaha Milik Negara dengan Pegadaian Swasta?

3
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi, dasar hukum, dan mekanisme pelaksanaan Pegadaian Badan
Usaha Milik Negara.
2. Mengetahui definisi, dasar hukum, dan mekanisme pelaksanaan Pegadaian
Swasta.
3. Mengetahui perbedaan antara Pegadaian Badan Usaha Milik Negara dengan
Pegadaian Swasta.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pegadaian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


PT. Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan non bank di Indonesia
bergerak dalam bidang penyaluran kredit yang melakukan berbagai kegiatan melalui
pegadaian untuk memenuhi kebutuhan produksi dan konsumsi masyarakat dengan
menggunakan hukum gadai. PT Pegadaian dalam pelaksanaan kegiatan usahanya
mengacu pada konsep gadai yang termuat dalam buku II Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata pasal 1150-1160 .

Menurut Pasal 1150 KUH Perdata, Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur
atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh kreditur, atau oleh
kuasanya, sebagai jaminan atas utangnya, dan yang memberi wewenang kepada kreditur
untuk mengambil pelunasan piutangnya dan barang itu dengan mendahului
krediturkreditur lain; dengan pengecualian biaya penjualan sebagai pelaksanaan putusan
atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan, dan biaya penyelamatan barang itu,
yang dikeluarkan setelah barang itu sebagai gadai dan yang harus didahulukan.

Pegadaian dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

A. Pegadaian konvensial. Pegadaian ini merupakan instansi pemerintah yang


memberikan pinjaman kepada nasabah sesuai dengan undang-undang gadai.
Pegadaian konvensional ini sudah tersebar ke semua pedesaan. Namun jenis
pegadaian ini masih menggunakan sistem pencatatan manual, dengan
menggunakan sistem bunga dan tarif jasa simpannya yang cukup besar.
B. Pegadaian Syariah. Pegadaian jenis ini merupakan sebuah lembaga keuangan /
pegadaian, yang dilakukan dengan memberikan pinjaman sesuai dengan prinsip
syariat Islam. Pegadaian syariah ini memiliki banyak keunggulan yaitu dengan
sistem bagi hasil yang sesuai dengan syariat Islam dan ajaran Islam, tarif jasa

5
simpan uang tidak terlalu besar, dan biaya administrasinya sangat kecil. Namun,
pegadaian Syariah ini dalam pencatatan masih menggunakan sistem manual.2

Tugas pokok pegadaian yaitu menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai
sebagaimana telah diatur dalam pasal 8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor
103 tahun 2000 tentang Perusahan Umum (Perum) Pegadaian dan usaha-usaha lain yang
berhubungan dengan tujuan pegadaian atas dasar materi.3 Dalam gadai jaminanya
biasanya berupa perhiasan.

Dalam kegiatan usahanya PT. Pegadaian (Persero) diharuskan mengikuti


kemajuan zaman, tidak hanya penyaluran dana kredit dengan jaminan yang harus
diberikan debitur kepada Pegadaian sebagaimana prinsip Inbezitstelling tetapi juga
pelayanan-pelayanan keuangan yang lain, salah satunya adalah kredit dengan jaminan
fidusia yang dinamakan Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI) pada kredit fidusia ini
debitur tidak perlu menyerahkan objek jaminannya secara fisik kepada PT. Pegadaian
(Persero). Dasar hukum pelaksanaan Jaminan Fidusia oleh PT. Pegadaian (Persero) :

a. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia;


b. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara;
c. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
d. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2011 Tentang Perubahan Bentuk Badan
Hukum Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero).

Agar tetap eksis di masyarakat, PT Pegadaian menempuh usaha


penganekaragaman. Karena penuhnya persaingan usaha dibidang jasa dan keuangan di
Indoneisa baik jasa keuangan dan perbankan nasional maupun asing. Salah satu produk

2
Bitar. 2020. Pengertian Pegadaian - Jenis, Tugas, Tujuan, Fungsi, Struktur, Produk, Kegiatan, Kewajiban,
Berakhirnya, Kategori. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pegadaian/ diakses pada 5 Desember
2020.
3
Ibid.

6
usaha pegadaian setelah hadirnya Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2001 ini adalah
KREASI (Kredit Angsuran Sistem Fidusia).

KREASI merupakan pinjaman atau kredit dalam jangka waktu tertentu dengan
menggunakan kontruksi pinjaman kredit secara jaminan fidusia yang diberikan oleh PT.
Pegadaian kepada pengusaha mikro dan pengusaha kecil yang membutuhkan dana untuk
keperluan pengembangan usahanya. Dalam hal ini barang jaminan tetap dalam
penguasaan debitur, sedangkan kreditur hanya memegang hak kepemilikannya saja.
Oleh karena itu, debitur tetap bisa mempergunakan benda yang menjadi objek jaminan
fidusia untuk keperluan usahanya.4 Dalam perjanjian Fidusia di PT Pegadaian untuk
menjadi jaminannya hanya bisa menggunakan BPKB. Sedangkan dalam perjanjian gadai
yang dijaminkan adalah dalam berbagai bentuk perhiasan.

Pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan fidusia pada PT Pegadaian Cabang


Blimbing Malang sebagai berikut:

Nasabah datang ke PT. Pegadaian Cabang Blimbing Malang untuk mengajukan


permohonan kredit. Permohonan kredit ini diajukan kepada Petugas Fungsional Kredit
dan kemudian Petugas Fungsional Kredit akan melakukan wawancara dengan nasabah
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kredit jaminan fidusia tersebut. Petugas
Fungsional Kredit akan memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan oleh
nasabah dalam mengajukan permohonan kredit.

Setelah dilakukan wawancara, nasabah dapat mengisi formulir permohonan kredit


dengan melampirkan :5

1. Fotocopy KTP suami atau istri dan Kartu Keluarga, atau surat keterangan domisili
dari kelurahan (bagi nasabah yang alamatnya tidak sama dengan KTP atau belum
memiliki KTP;
2. Bukti pembayaran PBB tahun terakhir atau bukti pembayaran listrik bulan terakhir;

4
Saktiawansyah, Putra. Pelaksanaan Perjanjian Kredit dengan Jaminan Fidusia Studi di PT. Pegadaian
Cabang Ampenan. Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Mataram. 2018
5
Buku Pedoman Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI) PT. Pegadaian (Persero)

7
3. BPKB asli, faktur dan fotocopy STNK serta membayar biaya cek ke SAMSAT;
4. Fotocopy buku tabungan 3 (tiga) bulan terakhir dari bank (jika ada);
5. Menyerahkan dokumen usaha (SIUP/TDP/Surat Keterangan Lainnya), kemudian
Petugas Fungsional Kredit akan menjelaskan mengenai jangka waktu kredit
kepada nasabah. Jangka waktu kredit ditetapkan minimal 12 (duabelas) bulan dan
maksimal 24 (duapuluh empat) bulan dengan pengembalian kredit secara
angsuran (cicilan) tiap bulan dengan tingkat bunga 1% flat.
Petugas Fungsional Kredit bersama nasabah melakukan peninjauan lokasi domisili atau
usaha calon nasabah untuk dasar analisis kelayakan usaha calon nasabah. Analisis yang
dilakukan meliputi :

1. Usaha yang dijalankan oleh calon nasabah;


2. Kemampuan nasabah dalam mengembalikan pinjaman;
3. Jenis barang yang dijaminkan dan nilai barang yang dijaminkan; dan
4. Kondisi ekonomi dari nasabah.
5. Permohonan Kredit diterima.

Setelah adanya analisis kredit kelayakan usaha atas permohonan kredit diterima,
kemudian pihak PT. Pegadaian Cabang Blimbing Malang memberitahukan kepada
nasabah (debitur) bahwa permohonan kreditnya telah diterima atau disetujui. Dengan
diterimanya permohonan kredit, maka pihak PT. Pegadaian Cabang Blimbing Malang
dengan pihak nasabah menandatangani perjanjian utang piutang serta pengalihan hak
klaim asuransi. Sebenarnya analisa kredit dilakukan untuk menghindari kemungkinan
terjadinya wanprestasi atau ingkar janji, dalam dunia perbankan hal ini disebut dengan
kredit macet yaitu suatu keadaan dimana seorang nasabah tidak mampu membayar lunas
kredit bank tepat pada waktunya.

Pengikatan benda yang menjadi objek jaminan fidusia pada PT. Pegadaian Cabang
Blimbing Malang dilakukan baik dengan akta notaris atau akta dibawah tangan. Suatu
akta jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris atau akta dibawah tangan tergantung
pada besar kecilnya nilai pinjaman.

8
Bentuk fidusia :

a. Fidusia cum creditor yang berarti “ janji kepercayaan yang dibuat dengan debitor”
b. Fidusia com amico yang berarti “janji kepercayaan yang dibuat dengan teman”

Pada fiducia cum creditor yang mana debitur menyerahkan bendanya sebagai jaminan
hutangnya dan apabila debitur telah mengembalikan hutangnya kepada kreditur maka
benda jaminan dikembalikan kepada debitur. Sedangkan fidusia cum amico kewenangan
atas hak milik benda jaminan berada dalam pada kreditor akan tetapi penguasaan benda
jaminan tetap secara fisik berada ditangan debitor.

Hutang yang dijamin fidusia :

a. Hutang yang akan terjadi.


b. Hutang yang akan ada dikemudian hari.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hambatan utama dari


pelaksanaan perjanjian kredit dengan Jaminan Fidusia muncul ketika terjadi wanprestasi
dari pihak debitur. Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya wanprestasi oleh
debitur, yaitu :

a. Usaha debitur mengalami kegagalan;


b. Kredit yang disalurkan tak dipergunakan sebagaimana mestinya (tidak sesuai
dengan tujuan pengajuan kredit) oleh debitur;
c. Debitur tidak beritikad baik untuk memenuhi kewajibannya;
d. Keadaan perekonomian secara nasional yang juga membawa pengaruh terhadap
kondisi keuangan debitur;

Hal lain diluar prediksi seperti meningkatnya kebutuhan hidup seorang nasabah menjadi
salah satu penyebab terjadinya kredit macet seperti banyaknya keperluan rumah tangga
yang harus dipenuhi.

Dalam kondisi tersebut upaya eksekusi jaminan fidusia merupakan upaya yang
harus dilakukan untuk menyelamatkan kredit yang telah disalurkan. Dan merupakan

9
upaya yang terakhir ditempuh setelah upaya restrukturisasi dan upaya pendekatan jika
secara musyawarah mufakat gagal dilakukan. Eksekusi jaminan fidusia adalah penyitaan
dan penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia. Penyebab timbulnya eksekusi
jaminan fidusia ini adalah karena debitur atau pemberi fidusia cidera janji atau tidak
memenuhi prestasinya tepat pada waktunya kepada penerima fidusia, walaupun pemberi
fidusia telah diberikan somasi. Dalam Pasal 29 ayat (1) Undang-undang No. 49 Tahun
1999 tentang Jaminan Fidusia, diatur ada 3 (tiga) cara eksekusi benda jaminan fidusia,
yaitu :

a. Pelaksanaan titel eksekutorial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) oleh
Penerima Fidusia;
b. Penjualan benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia atas kekuasaan Penerima
Fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya
dari hasil penjualan;
c. Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan Pemberi dan
Penerima Fidusia jika dengan cara demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang
menguntungkan para pihak.

Hasil penjualan benda jaminan akan dibayarkan kepada hutang debitor dan
apabila terdapat sisa pembayaran, maka sisa tersebut akan menjadi hak debitor dan
manakala hasil penjualan benda jaminan kurang maka debitor tetap wajib
mengembalikannya kepada kreditor, pasal tersebut sesuai dengan 1155 BW. Jaminan di
Fudusia biasanya berupa BBKB kendaraan

Dalam sertifikat Jaminan Fidusia yang diterbitkan Kantor Pendaftaran Fidusia


dicantumkan kata-kata : “Demi Keadilan Berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa”.
Sertifikat jaminan fidusia ini mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap. Yang dimaksud
dengan kekuatan eksekutorial adalah langsung dapat dilaksanakan tanpa melalui

10
pengadilan dan bersifat final serta mengikat para pihak untuk melaksanakan putusan
tersebut6

2.2 Pegadaian Swasta

Tidak bisa dipungkiri kebutuhan masyarakat yang kian meningkat sedangkan


keuangan sedang krisis karena pandemic membuat masyarakat berpikir untuk
mendapatkan uang. Salah satu caranya adalah dengan gadai. Gadai secara singkatnya
merupakan kegiatan menjaminkan suatu barang ke perusahaan gadai untuk
mendapatkan uang dan untuk mendapatkan barang itu kembali maka si debitur harus
melunasi jumlah yang senilai dengan yang dipinjamkan tadi.

Meningkatnya kebutuhan ekonomi tersebut, masyarakat membutuhkan uang yang


dapat cepat cair dan birokrasinya tidak berbelit serta pinjamannya besar maka lahirlah
gadai swasta yang kian menjamur di mana-mana. Secara system sebenarnya sama
dengan pegadaian yang dikelola oleh BUMN, akan tetapi biasanya tidak seketat
pegadaian BUMN. Pegadaian swasta seringkali hadir di tempat strategis yang
stakeholdernya memungkinkan untuk melakukan gadai dan menjadi nasabah. Misalnya
terletak di area kampus, pasar dan kerumunan ramai masyarakat menengah ke bawah.

Dasar hukum yang digunakan oleh pegadaian swasta kami rasa sudah sesuai
dengan Pasal 1150 dan seterusnya di BW. Meskipun dari beberapa pihak usaha gadai
Ketika kami wawancarai mengenai dasar hukum apa yang digunakan dan kebanyakan
menjawab tidak tahu, tetapi secara prinsip dan teknisnya sesuai dengan aturan gadai
yang ada di BW.

Mengenai peraturan, dari survey yang kami lakukan, pegadaian swasta cenderung
menggunakan peraturan yang sedikit berbeda dengan pegadaian BUMN. Peraturan
tersebut dibuat atas dasar observasi terhadap masyarakat agar bisa cepat menarik

6
Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Ed. 1, cet. 10,Rajawali Pers, Jakarta, 2017, hlm.
90

11
nasabah. Sehingga biasanya peraturan yang ada dalam pegadaian swasta cenderung
memudahkan nasabah. Misalkan dalam hal penaksiran harga. Ambil contoh ada beberapa
pegadaian swasta (barang elektronik) yang menaksir harga tidak oleh juru taksir seperti
penaksir harga perhiasan di pegadaian BUMN yang memang ahli dalam hal itu. Biasanya
takhiran harga melihat kondisi barangnya, tahun beli, kelengkapan dan harga jual bekas
pasaran. Tapi ada juga gadai yang memang dalam hal menaksir harganya mengikuti atau
sesuai dengan harga dari pusat.

Pegadaian swasta biasanya berfokus pada barang elektronik. Persyaratannya juga


cukup mudah, umumnya hanya membawa kelengkapan barang serta identitas diri lalu
uang dapat langsung cair dengan baran sebagai jaminan disimpan oleh usaha gadai.
Suku bunga tiap pegadaian swasta pun beragam. Di salah satu pegadaian swasta yang
kami datangi di Malang, bunga yang ditetapkan adalah 5% untuk masa peminjaman 2
minggu sedangkan untuk 1 bulan dapat dikenakan 10%. Masa peminjamannya pun dapat
diperpanjang setelah membayar bunga dan menyerahkan kwitansi serta KTP. Jika telat
bayar dan tidak ada konfirmasi perpanjangan masa pinjaman selama 1 bulan, maka
barang tersebut akan langsung di lelang. Untuk uang sisa lelang, dalam pegadaian swasta
biasanya akan diambil oleh pihak usaha gadai sebagai keuntungan, berbeda dengan
pegadaian BUMN yang akan dikembalikan kepada nasabah. Dan dari uraian hasil
observasi kami, sebenarnya cukup mudah untuk menggadaikan barang di pegadaian
swasta.untuk fidusia, ada beberapa pegadaian swasta yang mengadakan system fidusia,
syaratnya hanya menggadaikan bpkb saja dan biasanya harus memiliki usaha paling tidak
sudah berjalan 1 tahun.

Akan tetapi dari berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh pergadaian swasta,
masih banyak tercatat oleh OJK yang tidak memiliki izin pendirian usaha gadai sesuai
POJK No 31 Tahun 2016. Dalam peraturannya, usaha gadai wajib menyetorkan 500 juta
untuk wilayah operasi kabupaten/kota dan 2,5 milyar untuk wilayah operasi provinsi. Dan
masa pendaftaran usaha gadai ke OJK adalah 29 Juli 2018 hingga 29 Juli 2019. Jika usaha
gadai melewati tenggat waktu yang ditentukan, maka resikonya adalah tidak memiliki izin
pada akses pendanaan perbankan, perlindungan asuransi atas barang jaminan, dan penjaminan

12
kredit atau asuransi kredit atas pinjaman yang diberikan kepada nasabah. Jadi dalam
menggadaikan barang, nasabah harus cermat memilih pegadaian swasta yang memiliki
izin dari OJK agar dalam menjaminkan barang terciptanya rasa aman.

2.3 Perbedaan Pegadaian BUMN dengan Pegadaian Swasta


Usaha Pergadaian merupakan segala usaha yang menyangkut pemberian
pinjaman dengan jaminan barang bergerak, jasa titipan, jasa taksiran atau jasa lainnya
termasuk yang berdasarkan prinsip syariah. Selain Usaha Pergadaian, terdapat pula
definisi mengenai Perusahaan Pergadaian. Perusahaan Pergadaian Swasta merupakan
badan hukum yang dapat melakukan usaha pergadaian. Sementara Perusahaan
Pergadaian Pemerintah merupakan perusahaan berbentuk PT Pegadaian (Persero)
sebagaimana diatur dalam Staatsblad Tahun 1928 Nomor 81 mengenai Pandhuis
Regleement. Tentang usaha gadai dari pemerintah sudah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 51 Tahun 2011 Mengenai Perubahan Bentuk Badan Hukum
Perusahaan Umum (Perum) dimana Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroan.
Pegadaian merupakan nama Brand (merk) PT Pegadaian (Persero), perusahaan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang berstatus perusahaan perseroan yang berstatus
perusahaan perseroan yang melakukan bisnis sebagaimana diatur dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 31/POJK.05/2016.
Pegadaian telah melewati proses panjang sebelum berubah menjadi status badan
hukum dari Perum menjadi Persero. Semua proses yang ditempuh itu mengacu pada PP
No.43/2005 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Perubahan Bentuk
Badan Hukum Badan Usaha Milik Negara.Dalam PP ini, tata cara perubahan bentuk badan
hukum BUMN, yaitu:
1. Perubahan Bentuk Badan Hukum BUMN diusulkan oleh Menteri kepada Presiden
disertai dengan dasar pertimbangan setelah dikaji bersama dengan Menteri
Keuangan.
2. Pengkajian terhadap rencana Perubahan Bentuk Badan Hukum BUMN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diikutsertakan Menteri Teknis

13
dan/atau menteri lain dan/atau pimpinan instansi lain yang dipandang perlu
dan/atau menggunakan konsultan independen.
3. Dalam hal inisiatif Perubahan Bentuk Badan Hukum BUMN sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berasal dari Menteri Teknis, maka inisiatif tersebut disampaikan oleh
Menteri Teknis lalu kepada Menteri untuk selanjutnya dilakukan pengkajian di
bawah koordinasi Menteri.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari semua muatan materi diatas yang telah disampaikan, bahwasannya dapat
disimpulkan bahwa Pegadaian milik BUMN dengan Pegadaian Milik Swasta cukup
berbeda. Dal hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek. Jika melihat dari sisi prosedur,
Pegadaian Milik BUMN cukup memiliki prosedur yang sangat detail hal ini menghindari
adanya ketidakmampuan membayar dari seorang nasabah. Berbeda halnya dengan
Pegadaian Milik Swasta yang memiliki prosedur yang dapat dikatakan cukup mudah. Hal
ini dipilih agar Pegadaian tersebut mudah dalam menarik nasabah. Jika dilihat dari objek
yang digadaikan juga berbeda, dalam Pegadaian Milik BUMN biasanya yang dijadikan
jaminan berupa perhiasan. Sedangkan dalam Pegadaian Milik Swasta yang dijadikan
jaminan sebagian besar berupa barang-barang elektronik.
Selain itu aspek yang terakhir adalah dalam pelayanan fidusia. Tentunya
Pegadaian Milik BUMN melayani Fidusia untuk nasabahnya yang dikenal dengan KREASI
(Kredit Sistem Angsuran Fidusia) merupakan pinjaman atau kredit dalam jangka waktu
tertentu dengan menggunakan konstruksi pinjaman kredit secara jaminan fidusia yang
diberikan oleh PT. Pegadaian kepada pengusaha mikro dan pengusaha kecil yang
membutuhkan dana untuk keperluan pengembangan usahanya. Dalam hal ini barang
jaminan tetap dalam penguasaan debitur, sedangkan kreditur hanya memegang hak
kepemilikannya saja. Sedangkan dalam Pegadaian Milik Swasta hanya beberapa saja
yang bersedia melayani Fidusia. Dan dari uraian hasil observasi kami dalam Pegadaian
Milik Swasta dalam hal mengajukan Fidusia syaratnya hanya menggadaikan bpkb saja
dan biasanya harus memiliki usaha paling tidak sudah berjalan 1 tahun.

3.2 Saran
Tentunya saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil riset dan wawancara
mengenai Pegadaian milik BUMN maupun Pegadaian milik Swasta adalah setiap
pegadaian memiliki aspek-aspek pembeda dalam pelaksanaannya seperti yang sudah

15
dipaparkan dalam pembahasan sebelumnya, saat ini tergantung kepada masyarakat ingin
menggunakan layanan pegadaian apapun baik milik BUMN atau milik Swasta disesuaikan
dengan situasi dan kondisi saat ingin menggadaikan barang-barangnya demi memenuhi
kebutuhan atau keperluan yang ingin dipenuhi. Masyarakat juga dapat menggunakan
layanan fidusia yang telah difasilitasi oleh masing-masing pegadaian dengan tujuan agar
keperluan masyarakat dapat terpenuhi dengan baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kamus Keuangan, Tokopedia. Pegadaian, Sejarah, dan Fungsinya.


https://kamus.tokopedia.com/p/pegadaian/ diakses pada 7 Desember 2020.

Bitar. 2020. Pengertian Pegadaian - Jenis, Tugas, Tujuan, Fungsi, Struktur, Produk,
Kegiatan, Kewajiban, Berakhirnya, Kategori.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pegadaian/ diakses pada 5 Desember
2020.

Saktiawansyah, Putra. Pelaksanaan Perjanjian Kredit dengan Jaminan Fidusia Studi di PT.
Pegadaian Cabang Ampenan. Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Mataram. 2018.

Buku Pedoman Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI) PT. Pegadaian (Persero).

Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Ed. 1, cet. 10,Rajawali Pers,
Jakarta, 2017, hlm. 90

17

Anda mungkin juga menyukai