Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


KEARIFAN LOKAL
PATIWARA
(PALANG PINTU JAWARA)
(diajukan untuk memenuhi tugas Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)

Disusun oleh: Kelompok 5

Ketua : Rezy Michael Gibran (28)


Anggota : 1. Adela (02)
2. Agus Saputra (03)
3. Bintang Ali Ramadhan (07)
4. Kartika Ayu Wulansari (15)
5. Lantip Wratsari (16)

Kelas : X-2

SMA NEGERI 97 JAKARTA


Jl. Brigif II No.2, RT.9/RW.6, Ciganjur, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan,
DKI Jakarta
2022/2023
LAPORAN
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

BHINEKA TUNGGAL IKA

PATIWARA

Telah diuji dan disahkan pada hari ini, Kamis, tanggal 03 bulan Maret tahun 2023.

Penguji, Jakarta, 03 Maret 2023


Pembimbing,

Dwi Purwoko, S.Pd. Prinastiti Ayu Anggarsari, S.Pd.

NIP. - NIP. 199205082019032021

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 97 Jakarta

Dwi Suwartini, M.Pd.


NIP. 196901191998022001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat taufik dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan projek Kearifan Lokal ini dengan sebaik-baiknya.
Tujuan dari proposal ini adalah sebagai pembimbing agar projek yang akan kami laksanakan
ini dapat berjalan dengan baik dan lancar serta terarah.
Proposal ini berisi tentang keseluruhan informasi mengenai Budaya Betawi dimana
diharapkan semua yang mengikuti kegiatan ini dapat terhibur dan juga mengenal berbagai
budaya daerah yang ada di Indonesia.
Selama penyusunan dan penulisan proposal ini kami banyak mendapat bantuan
dan dukungan dari Ibu Prinastiti Ayu Anggarsari dan Bapak Dwi Purwoko selaku
pembimbing dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini.
Dan pada kesempatan ini kami dari kelompok 5 sangat mengharapkan dukungan dari
berbagai pihak demi terlaksananya kegiatan ini. Kami menyadari penyusunan proposal ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun agar dengan kritik dan saran tersebut kami dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang ada dalam penyusunan laporan ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.

Jakarta, 03 Maret
2023

Kelompok 5

I
DAFTAR IS

II
I

KATA PENGANTAR............................................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................................
A. Palang Pintu..................................................................................................................................
B. Prosesi Palang Pintu.....................................................................................................................
C. Kearifan Lokal .............................................................................................................................
BAB III RENCANA PELAKSANAAN PROJEK..............................................................................
A. Hasil Projek..................................................................................................................................
B. Sarana Prasarana...........................................................................................................................
C. Jadwal Kegiatan Projek................................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................................................
A. Pembahasan Hasil Projek.............................................................................................................
B. Dimensi Profil Pelajar Pancasila................................................................................................10
BAB V PENUTUP...............................................................................................................................11
A. Simpulan.....................................................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12
LAMPIRAN
a) Kartu Bimbingan
b) Foto Dokumentasi Kegiatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

II
Kearifan lokal adalah pandangan hidup masyarakat lokal yang merupakan hasil
proses adaptasi turun temurun dalam periode waktu yang sangat lama terhadap suatu
lingkungan alam tempat mereka tinggal. Dalam suku Betawi kearifan lokal ini
terbentuk dari perpaduan berbagai etnik yang ada di Jakarta mulai dari zaman kolonial
Hindia Belanda dampai hari ini. Kebudayaan ini terbentuk dengan tujuan sebagai
upaya untuk bertahan hidup dan menjawab berbagai tantangan yang ada dalam proses
interaksi sosial para kaum pendatang di Jakarta. Mengulik dari tulisan Ekajati tentang
nilai moral budaya Sunda bahwa nilai moral budaya etnik Betawi merupakan jati diri
dari etnik Betawi bersumber pada nilai, kepercayaan, dan peninggalan budaya Betawi
yang dijadikan sebuah acuan dalam bertingkah laku. Kearifan lokal etnik Betawi
digali, diproses, dan dikemas, dipelihara, dan dilaksanakan dengan baik agar bisa
berfungsi sebagai pemersatu dalam multikultur yang terus berkembang di Jakarta.
Tradisi Palang Pintu merupakan salah satu tradisi yang terus tumbuh dan
dilestarikan sebagai identitas masyarakat Betawi di wilayah DKI Jakarta. Pada
umumnya, tradisi palang pintu selalu hadir dalam prosesi upacara pernikahan adat
Betawi sejak zaman nenek moyang, dimana dalam tampilannya, tradisi Palang Pintu
merupakan tradisi yang memadukan antara seni bela diri silat dan seni pantun jenaka.
Saat ini, tradisi palang pintu tidak hanya hadir dalam proses upacara pernikahan adat
Betawi saja, namun tradisi palang pintu juga dapat ditemui dalam acara peresmian
gedung serta pembukaan acara lainnya yang melibatkan adat atau budaya Betawi.
Berdasarkan gagasan diatas maka kelompok kami memutuskan untuk mengusung
tradisi palang pintu dalam proses upacara pernikahan adat Betawi sebagai pokok
bahasan kami dengan berjudul “Patiwara“.

B. Rumusan Masalah

2
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun diatas, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah penting sebagai berikut:
1. Bagaimana cara melestarikan budaya Palang Pintu yang berasal dari Betawi?
2. Bagaimana awal mula terbentuknya Palang Pintu yang berasal dari Betawi?
3. Apa tujuan dari budaya Palang Pintu bagi para pengantin?

C. Tujuan

Adapun beberapa tujuan dibuatnya projek tersebut :


1. Untuk mengetahui cara melestarikan budaya Palang Pintu yang berasal dari
Betawi.
2. Untuk mengetahui awal mula terbentuknya Palang Pintu yang berasal dari
Betawi.
3. Untuk mengetahui tujuan dari budaya Palang Pintu bagi para pengantin.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Palang Pintu

Palang Pintu adalah tradisi unik dari Betawi yang berisi laga pencak silat, adu
pantun, hingga pembacaan Al-Quran dan salawat sebagai simbol ujian yang harus
dilalui mempelai laki-laki untuk membuka pintu restu dari keluarga perempuan,
melalui peristiwa jawara dari mempelai laki-laki harus bisa mengalahkan jawara dari
tempat tinggal perempuan. Bagi masyarakat Betawi, tradisi ini melambangkan
besarnya perlindungan orang tua terhadap putrinya sebelum dipinang. Sedangkan bagi
pihak laki-laki, Palang Pintu dapat menunjukkan kesungguhannya yang akan
membangun rumah tangga bersama perempuan pilihannya. Selain membuka pintu
pernikahan, tujuan dari Palang Pintu adalah untuk menunjukkan ketaatan atas norma
adat yang berlaku di masyarakat Betawi.
Mengutip buku Panduan Prosesi Adat Perkawinan Betawi Buke Palang Pintu
(2013) yang ditulis oleh Bachtiar, kemunculan tradisi Palang Pintu pertama kali
dialami oleh seorang tokoh Betawi bernama Si Pitung (1874-1903). Ia mulai
melakukan prosesi Palang Pintu saat akan mempersunting Aisyah yang berstatus
sebagai putri pesohor Betawi, yaitu Murtadho. Si Pitung diharuskan untuk mampu
melawan Murtadho yang kala itu menjadi Palang Pintu dari prosesi pernikahan sang
putri.
Hingga akhirnya, Si Pitung pun berhasil menembus perlawanan Murtadho dan
kemudian diizinkan untuk menikahi Aisyah. Sejak saat itu, Palang Pintu menjadi
tradisi yang selalu dilakukan oleh masyarakat suku Betawi di hari pernikahan. Tujuan
dari ritual Palang Pintu adalah untuk menguji kesungguhan calon mempelai pria
dalam mempersunting calon mempelai wanitanya.
Pada dasarnya, Palang Pintu adalah sebuah prosesi untuk 'menghalangi' pihak
mempelai laki-laki yang ingin memasuki wilayah tertentu. Ia harus mempelajari lebih
dulu bagaimana norma adat yang dijunjung oleh pihak keluarga mempelai wanita,
yaitu dengan cara melewati tantangan yang diberikan oleh Jawara dari pihak
mempelai perempuan. Jawara yang ditunjuk umumnya merupakan orang paling kuat
di lingkungan keluarga atau wilayah setempat.
4
B. Prosesi Palang Pintu

1. Tahapan Pertama

Pada tahapan pertama pengantin laki-laki dibacakan solawat dustur dan solawat
marhaban yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai perantara ke Allah,
dan solawat tersebut juga diiringi dengan rebana ketimpring, tujuan dari solawat
tersebut agar selamat, dan diberikan kelancaran dalam acara pernikahan.
Sebenarnya rebana yang digunakan adalah rebana ketimpring (rebana kecil-
kecil) yang paling sah dan asli. Tetapi ada juga yang memakai marawis. Serta
pemasangan petasan bertujuan untuk memeriahkan dan memberitahu bahwa calon
pengantin laki-laki akan datang ke kediaman mempelai wanita.

2. Tahapan Kedua

Pada tahap kedua, sesampainya calon pengantin laki-laki ke tempat mempelai


wanita, ada perwakilan yang membuka awal pembicaraan dengan mengucapkan salam
Assalammualaikum yang bermakna mendoakan keselamatan dan kedamaian serta
bermakna jika ingin ingin bertamu harus permisi dengan tuan rumah dan salam
tersebut juga dijawab oleh perwakilan dari pihak mempelai wanita.

3. Tahapan Ketiga

Pada tahapan ketiga adalah saling melempar pantun. Pantun yang digunakan
adalah pantun jenaka dengan bahasa yang sopan dan untuk mencairkan suasana
ketegangan mempelai laki-laki sebelum akad nikah. Pantun mempunyai makna
sebagai simbol bahwa masyarakat Betawi mempunyai selera humor yang tinggi.
Dialog Pantun yang digunakan berisi seputar maksud dan tujuan kedatangan pihak
laki-laki.

4. Tahapan Keempat

Pada tahapan keempat adalah harus dipenuhinya syarat membuka palang pintu
dengan beradu ilmu silat menunjukkan jurus pukulan. Silat bukan berarti untuk
5
berkelahi melainkan untuk bela diri. Orang Betawi di Tanjung Barat sering
menyebutnya dengan “main pukul” yang mempunyai makna agar dapat melindungi
keluarga dan anak-anaknya, membersihkan hati serta menjauhkan diri dari
kesombongan. Jurus silat yang digunakan beraneka macam karena silat yang
digunakan hanya sebagai simbol dan seni pertunjukkan saja.

5. Tahapan Kelima

Tahapan kelima adalah pembacaan sikeh. dalam bahasa Betawi, pembacaan


sikeh adalah pembacaan dalil tetapi untuk bahasa memperindah bacaan Al-Quran
disebut sikeh. Pembacaan sikeh mempunyai makna bahwa orang Betawi selain harus
bisa silat, sebagai umat Islam, umat Nabi Muhammad SAW harus bisa mengaji itu
yang dianjurkan oleh Allah dan bukan hanya Islam KTP saja. Setelah selesai
pembacaan sikeh, pihak mempelai laki-laki dan tamu rombongan dipersilahkan masuk
untuk melakukan acara akad nikah.

C. Kearifan Lokal

Kearifan lokal adalah pandangan hidup suatu masyarakat di wilayah tertentu


mengenai lingkungan alam tempat mereka tinggal. Pandangan hidup ini biasanya
adalah pandangan hidup yang sudah berurat akar menjadi kepercayaan orang-orang di
wilayah tersebut selama puluhan bahkan ratusan tahun. Kearifan lokal adalah
pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang
berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai
masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam bahasa asing sering juga
dikonsentrasikan sebagai kebijakan setempat “local wisdom” atau pengetahuan
setempat “local Knowledge” atau kecerdasan setempat “local Genius”.
Untuk mempertahankan kearifan lokal tersebut, para orang tua dari generasi
sebelumnya, dan lebih tua akan mewariskannya kepada anak-anak mereka dan begitu
seterusnya. Mengingat kearifan lokal adalah pemikiran yang sudah lama dan berusia
puluhan tahun, maka kearifan lokal yang ada pada suatu daerah jadi begitu melekat
dan sulit untuk dipisahkan dari masyarakat yang hidup di wilayah tersebut.

6
Mirisnya, meski banyak orang tua tetap berusaha mewariskan kearifan lokal dan
pandangan hidup yang mereka dapatkan dari nenek moyang, tetapi banyak anak muda
justru menganggap kearifan lokal dan pandangan hidup tradisional yang sudah turun-
temurun dari nenek moyang adalah pandangan dan pemikiran kuno yang sudah tidak
lagi relevan dengan zaman modern saat ini. Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, segala
sesuatu yang termasuk pandangan hidup yang masih tradisional tidak selamanya buruk
dan tidak selamanya juga merupakan pandangan yang salah. Bahkan, bisa berlaku
sebaliknya, karena kearifan lokal yang dipertahankanlah yang membuat suatu
masyarakat jadi begitu unik dan berbeda dari masyarakat yang tinggal di wilayah lain.

Dengan kearifan lokal, maka tatanan sosial dan alam sekitar agar tetap lestari
dan terjaga. Selain itu, kearifan lokal juga merupakan bentuk kekayaan budaya yang
harus digenggam teguh, terutama oleh generasi muda untuk melawan arus globalisasi.
Dengan begitu karakteristik dari masyarakat daerah setempat tidak akan pernah luntur.
Apalagi, kearifan lokal berasal dari nenek moyang kita, yang jelas lebih mengerti
segala sesuatunya terutama yang berkaitan dengan wilayah tersebut. Selain itu, ada
kebijaksanaan dan juga hal baik dalam kearifan lokal tersebut, tetapi terkadang sulit
dimengerti oleh anak muda dari generasi sekarang. Sebaliknya, pandangan yang
terlalu modern memiliki potensi yang lebih merusak terutama merusak kearifan lokal
yang sudah ada. Bahkan, tak menutup kemungkinan akan merusak kebudayaan yang
sudah ada, juga merusak alam sekitar.

7
BAB III

RENCANA PELAKSANAAN PROJEK

A. Hasil Projek
Dalam proses pengerjaan.

B. Sarana Prasarana

Sarana Prasarana
Kostum Anggaran

Laptop Ruang Kelas

Handphone Internet

Baju adat betawi

8
9
C. Jadwal Kegiatan Projek

No Hari & Tanggal Tempat Waktu Kegiatan

1. Rabu, 04/01/2023 SMAN 97 08.15-09.45 Pembagian kelompok


2 Kamis, 05/01/2023 SMAN 97 10.05-13.30 Memulai pembuatan proposal
3. Jum’at, 06/01/2023 SMAN 97 08.15-11.30 Menyelesaikan bab 1
4. Rabu, 11/01/2023 SMAN 97 08.15-09.45 Menyelesaikan bab 2
5. Kamis, 12/01/2023 SMAN 97 10.05-13.30 Menyelesaikan bab 3
6. Jum’at, 13/01/2023 SMAN 97 08.15-11.30 Memperbaiki proposal
7. Rabu, 18/01/2023 SMAN 97 08.15-09.45 Memulai pembuatan PPT
8. Kamis, 19/01/2023 SMAN 97 10.05-13.30 Menyelesaikan PPT
9. Jum’at, 20/01/2023 SMAN 97 08.15-11.30 Mempresentasikan PPT
10. Rabu, 25/01/2023 SMAN 97 08.15-09.45 Menyusun laporan
11. Kamis, 26/01/2023 SMAN 97 10.05-13.30 Memulai latihan palang pintu
12. Rabu, 1/02/2023 SMAN 97 08.15-09.45 Mencari PPT
13. Kamis, 02/02/2023 SMAN 97 10.05-13.30 Memulai pembuatan PPT
14. Jum’at, 03/02/2023 SMAN 97 08.15-11.30 Membuat pembahasan
15. Rabu, 08/02/2023 SMAN 97 08.15-09.45 Membuat PPT
16. Kamis, 09/02/2023 SMAN 97 10.05-13.30 Menyelesaikan laporan dan PPT
17. Rabu, 15/02/2023 SMAN 97 08.15-09.45 Menyelesaikan PPT
18. Kamis, 16/02/2023 SMAN 97 09.45-13.30 Latihan dan Menyelesaikan PPT
19. Jumat, 17/02/2023 SMAN 97 08.15-11.30 Latihan dan Menyelesaikan PPT
20. Rabu, 22/02/2023 SMAN 97 08.15-09.45 Latihan (Gladi resik video)
21. Kamis, 23/02/2023 SMAN 97 09.45-13.30 Take Video
22. Jum’at, 24/02/2023 SMAN 97 08.15-11.30 Menyelesaikan PPT
23. Rabu, 1/3/2023 SMAN 97 08.15-09.45 Menyelesaikan PPT dan laporan
24. Kamis, 2/3/2023 SMAN 97 09.45-13.30 Menyelesaikan PPT dan laporan

10
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Hasil Projek

Dalam pembuatan projek kerarifan lokal kali ini kami memulai dengan
menentukan pokok bahasan yang akan kami bahas, dalam menentukan pokok bahasan
tersebut kami melakukan diskusi didalam kelompok serta mencari referensi dari
berbagai sumber. Setelah dilakukan diskusi di dalam kelompok, kami mengajukan ide
tampilan berupa kesenian dari suku Betawi yaitu tradisi palang pintu dengan judul
Patiwara. Nama Patiwara dipilih sebagai judul projek kerifan lokal kali ini yang
berarti Palang Pintu Jawara, dimana Palang Pintu adalah salah satu budaya dari suku
Betawi yang umum untuk ditampilkan dan ditemui dalam prosesi pernikahan adat
Betawi.
Saat prosesi pernikahan adat Betawi, tradisi palang pintu ditampilkan untuk
“menghalangi” pihak mempelai pria yang ingin memasuki wilayah tertentu. Secara
simbolis tradisi palang pintu dimaksudkan untuk menguji kesungguhan mempelai pria
dalam mempersunting mempelai wanitanya, kesungguhan tersebut dapat digambarkan
melalui pertarungan yang terjadi antara Jawara dari pihak mempelai pria dan Jawara
oleh mempelai wanita. Jawara yang ditunjuk umumnya merupakan orang paling kuat
di lingkungan keluarga atau wilayah setempat.
Setelah menentukan topik bahasan serta judul projek, maka penyusunan projek
kali ini dilanjutkan dengan penyusunan proposal. Dimana dalam penyusunan proposal
tersebut kami mencari informasi serta penjelasan dari berbagai sumber terkait topik
yang kami bahas yaitu tradisi palang pintu untuk menguatkan gagasan yang sudah ada
sebelumnya. Penyusunan proposal projek kearifan lokal kali ini dimulai pertama kali
pada Rabu 5 Januari 2023 dan selesai sepenuhnya pada Kamis 19 Januari 2023.
Kemudian proposal tersebut dipresentasikan pada Jum’at 20 Januari 2023.
Ketika penyusunan proposal sudah selesai tahap selanjutnya adalah pembuatan
laporan projek yang dimana isinya hampir sama dengan proposal tetapi hanya
dibedakan penambahan jadwal dan pembahasan serta kegiatan yang dilakukan selama

11
pengerjaan laporan projek. Pada Kamis 26 Januari 2023 yang bertepatan di lapangan
volley SMAN 97 Jakarta, kelompok kami melakukan latihan bersama dengan
kelompok 3 karena kelompok kami melakukan kolaborasi dengan kelompok 3 yang
dimana palang pintu bersangkutan dengan pernikahan. Latihan masih terlihat
berantakan karena dimana ini latihan pertama yang dilakukan oleh kelompok kami
dan kelompok 3.

Latihan kedua yang dilakukan pada Jum’at 3 Februari 2023 kelompok kami dan
kelompok 3 melakukan latihan bersama yang diawali dengan berdiskusi terlebih
dahulu, setelah berdiskusi kami mengatur formasi barisan untuk arak – arakan
pengantin pria dan wanita lalu dimulai dengan Agus dan Bintang yang beradu pantun
dimana Bintang menanyakan maksud kedatangan rombongan Agus dating ke
wilayahnya, sang jawara pun keluar untuk melakukan pertandingan silat dan
pertandingan silat dimenangkan oleh mempelai pria agar proses pernikahan dapat
berlangsung. Latihan yang kami lakukan pada kesempatan kali ini terhenti karena
sudah waktunya istirahat dan ketunda karena hujan juga jadi kami anggap selesai
latihannya.

B. Dimensi Profil Pelajar Pancasila

Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang kami terapkan dalam proses pembuatan projek
Patiwara sebagai berikut:
1. Gotong Royong
Bekerja sama dalam membuat proposal dan mencari tahu tentang budaya
Betawi untuk kami praktikan dan presentasikan. Serta melibatkan semua
anggota kelompok untuk berkontribusi dalam proses penyelesaian Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
2. Bernalar Kritis
Terbuka dalam membuat keputusan, dengan menerima pendapat seluruh
anggota kelompok di setiap permasalahan. Misalnya dalam berdiskusi mengenai
judul projek kami. Serta kami mengevaluasi kesalahan dalam praktik, membuat
proposal, membuat laporan dan membuat PPT.

12
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah melakukan penyusunan serta penelitian terkait budaya betawi khususnya


tradisi palang pintu maka dapat disimpulkan beberapa hal, bahwa tradisi palang pintu
merupakan tradisi yang berawal dari kisah si Pitung yang akan mempersunting wanita
pilihannya yaitu Aisyah seorang putri dari Murtadho pesohor betawi kala itu. Dimana
tradisi tersebut terus dilestarikan hingga saat ini dan menjadi ikon dari setiap
pernikahan adat Betawi. Tradisi tersebut memiliki tujuan yaitu untuk menguji
kesungguhan dari pihak mempelai pria dalam mempersunting calon mempelai
wanitanya.
Serta, dalam rangka pelestarian tradisi palang pintu dapat dilakukan dengan
membangun suatu sanggar pencak silat yang mempelajari teknik bela diri pencak silat
tersebut secara mendalam sehingga kemudian dapat diperkenalkan secara luas kepada
khalayak pada festival-festival budaya Betawi. Dengan projek kami ini,kami harap
warga di sekitar SMAN 97 Jakarta dapat mengenal lebih jauh tentang budaya betawi
khususnya Palang pintu.

B. Saran
Saran untuk laporan projek yang kami buat antara lain:
1. Menyiapkan kostum serta peralatan terlebih dahulu.
2. Memperbanyak latihan palang pintu secara bersama-sama agar saat tampil
13
maksimal.
3. Mencari narasumber budaya Betawi untuk mengetahui lebih dalam budaya
Betawi khususnya palang pintu.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bridestory.com/id/blog/kenali-sejarah-dan-makna-tradisi-palang-pintu-
pada-pernikahan-adat-betawi. Diakses pada tanggal 6 Januari 2023.

http://eprints.umm.ac.id/35955/3/jiptummpp-gdl-irawansatr-48429-3-babiip-f.pdf.

Diakses pada tanggal 6 Januari 2023.

https://www.ghirahbelajar.com/2022/07/mengulik-kearifan-lokal-budaya-betawi.html?
m=1. Diakses pada tanggal 6 Januari 2023.

https://id.theasianparent.com/palang-pintu. Diakses pada tanggal 5 Januari 2023.

https://kaltara.tribunnews.com/2021/06/29/contoh-pantun-palang-pintu-tradisi-adu-
pantun-kedua-keluarga-mempelai-ala-betawi-di-hari-pernikahan?page=2. Diakses pada
tanggal 5 Januari 2023.

https://s.id/1vIIZ Diakses pada tanggal 11 Januari 2023.

https://validnews.id/kultura/menyelami-rumitnya-tradisi-palang-pintu-betawi. Diakses
pada tanggal 11 Januari 2023.

https://id.wikipedia.org/wiki/Palang_Pintu. Diakses pada tanggal 6 Januari 2023.

15
KARTU BIMBINGAN
Kelas : X-2
Kelmpok :5
Tema : Kearifan Lokal
No Hari, Tanggal Permasalahan Tindak Lanjut

1. Rabu, 4/01/2023 Pembagian kelompok Mencari kesenian


2. Kamis, 5/01/2023 Penyusunan proposal Membuat bab 1
3. Jum’at, 6/01/2023 Penyusunan proposal Membuat bab 2
4. Rabu, 11/01/2023 Penyusunan proposal Membuat bab 3
5. Kamis, 12/01/2023 Penyusunan proposal Membuat bab 3
6. Jum’at 13/01/2023 Penyelesaian proposal Membuat powerpoint
7. Rabu, 18/01/2023 Penyelesaian proposal Membuat powerpoint
8. Kamis, 19/01/2023 Penyusunan powerpoint Menyusun PPT proposal
9. Jum’at, 20/01/2023 Presentasi PPT proposal Mempresentasikan PPT proposal
10. Rabu, 25/01/2023 Penyusunan laporan Membuat bab 4
11. Kamis, 26/01/2023 Memulai pembahasan Membuat pembahasan
12. Rabu, 01/02/2023 Mencari PPT Mencari PPT
13. Kamis, 02/02/2023 Membuat pembahasan Melanjutkan pembahasan
14. Jum’at, 03/02/2023 Latihan palang pintu Melanjutkan pembahasan
15. Rabu, 08/02/2023 Mencari PPT Membuat PPT
16. Kamis, 09/02/2023 Penyusunan laporan dan PPT Menyelesaikan laporan
17. Rabu, 15/02/2023 Membuat PPT Melanjutkan PPT
18. Kamis, 16/02/2023 Latihan dan Membuat PPT Melanjutkan PPT dan Latihan
19. Jum’at 17/02/2023 Latihan dan Membuat PPT Latihan dan Menyelasaikan PPT
20. Rabu, 22/02/2023 Latihan Latihan (Gladi resik video)
21. Kamis, 23/02/2023 Take Video Take Video
22. Jum’at, 24/02/2023 Membuat PPT Menyelesaikan PPT
23. Rabu, 1/3/2023 Membuat PPT dan laporan Menyelesaikan PPT dan laporan
24. Kamis, 2/3/2023 Take ulang video projek Menyelesaikan PPT dan laporan

Jakarta, 03 Maret 2023

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Prinastiti Ayu Anggarsari, S.Pd. Dwi Purwoko, S.Pd.


NIP. 199205082019032021 NIP. -

16
FOTO DOKUMENTASI

17

Anda mungkin juga menyukai