Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TA 2020/2021

NAMA : HERMAPUTRI LESTARI


NIM : 010002004016

MATA KULIAH : HUKUM LINGKUNGAN


HARI/TANGGAL : JUMAT, 11 JUNI 2021
DOSEN : DR. DHANY RAHMAWAN, SH.MH.
WAKTU : 90 MENIT (17.00-18.30)
SIFAT UJIAN : ONLINE, BUKA SEMUA BUKU DAN GADGET

Analisis putusan Mahkamah Agung RI Nomor 261/PID.B/LH/2017/PN PTti, dan


jelaskan:
Apa masalah hukum dari kasus tersebut?
1
Apa peranan Agus Suryanto Bin Cokro Djiyo dalam kasus tersebut sehingga
penuntut umum mengajukan tuntutan agar yang bersangkutan dituntut
2
pidana penjara?

Sebutkan tuntutan pidana yang diajukan penuntut umum


3
sebutkan ancaman pidana dalam UUPPLH terhadap perbuatan yang
4 didakwa penuntut umum

Sebutkan pidana yang dijatuhkan Mahkamah Agung RI kepada terdakwa


5
Mengapa meskipun PT. Eben Haezer Logam telah mempunyai izin untuk
pemanfaatan limbah namun perbuatannya tetap dikatakan memenuhi
6
unsur "melakukan dumping limbah ke media lingkungan hidup tanpa izin"?

Apakah dalam kasus tersebut perusahaan penghasil limbah seperti PT.


7 APac Inti Corpora di Ungaran juga dikenai pidana?

ketentuan apakah yang digunakan oleh saksi ahli sebagai dasar dalam
8 memberikan pendapat mengenai pengertian pengelolaan limbah B3?

Apakah berdasarkan UUPPLH kasus ini dapat diselesaikan di luar


9 pengadilan? Jelaskan

Apakah jika terjadi kerugian yang diderita warga, PT Eben Haezer Logam
10
bertanggung jawab secara mutlak?jelaskan.

----selamat bekerja----
JAWABAN:

1. Pelanggaran terhadap UU No. 32 Tahun 2009 Mengenai Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup mengenai sebagaimana diatur dalam pidana dalam
Pasal 104 jo Pasal 60 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang dumping
limbah yang berbunyi, “setiap orang dilarang melakukan dumping limbah dan/atau
bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin.”

2. Peranan Agus Suryanto Bin Cokro Djiyo dalam kasus tersebut adalah Direktur PT.
Eben Haezer Logam yang beralamat di Jalan Ki Hajar Dewantoro No.2 Desa Growong
Kidul Rt.05 Rw.04 Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, setidak-tidaknya pada suatu
tempat dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Pati, melakukan dumping limbah
dan / atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 60 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

3. Berikut tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum yang pada pokoknya
sebagai berikut;

MENUNTUT :

Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pati yang memeriksa dan mengadili perkara ini
memutuskan:

1. Menyatakan terdakwa AGUS SURIYANTO Bin COKRO DJIYO telah terbukti secara
sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana“melakukan dumping limbah
dan / atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 60” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 104 jo
Pasal 60 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagaimana dalam Dakwaan Jaksa Penuntut
Umum ;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa AGUS SURIYANTO Bin COKRO DJIYO
dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan dengan masa percobaan selama 10
(sepuluh) bulan dan denda sebesar Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) Subsidair 2
(dua) bulan kurungan;
3. Menyatakan barang bukti berupa : - 5 (lima) kilogram limbah B3 jenis fly ash,
bottom ash yang tercampur limbah B3 lain.
Dirampas untuk dimusnahkan;
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- ( lima
ribu rupiah);

4. Setiap orang yang melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan
hisup tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. 3.000.000.000,00
(tiga milyar rupiah).
5. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa AGUS SURIYANTO Bin COKRO DJIYO
dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan dengan masa percobaan selama 10
(sepuluh) bulan dan denda sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) Subsidair 2
(dua) bulan kurungan.

6. Walaupun sudah mendapatkan izin tetapi terdakwa mengakui bersalah karenan


telah salah dalam penempatan limbah.

Bahwa terdakwa dalam menempatkan atau menyimpan limbah jenis fly ash dan
bottom ash, di area sebelah kanan gudang/ bangunan PT. Eben Haezer Logam tidak
dilengkapi dengan Izin dumping atau pembuangan limbah B3 ke media lingkungan
hidup, sehingga berpotensi mengakibatkan terjadinya pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup.

Bahwa saksi sebagai Kepala Bagian Umum yang mengurusi Administrasi PT. EBEN
HAEZER LOGAM mengetahui memiliki izin pemanfaatan limbah B3 tetapi untuk
dumping limbah B3 tidak mempunyai izin;

Atas keterangan saksi tersebut, terdakwa menyatakan keterangan saksi benar dan
terdakwa menyatakan tidak keberatan;

7. Menurut saya, dalam kasus tersebut perusahaan seperti PT. APac Inti Corpora tidak
dikenai pidana karena sudah mengantongi izin dari pihak berwenang dan sudah
pasti tidak membahayakan lingkungan.

8. Menimbang bahwa terdakwa didakwa melakukan tindak pidana dalam dakwaan


tunggal, yaitu:Pasal 104 Jo Pasal 60 UU RI nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidupyang unsur-unsurnya adalah
sebagai berikut:

1.SetiapOrang;
2. melakukan dumping limbah dan / atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa
izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60;

Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim


mempertimbangkan sebagai berikut: 1. Unsur “Setiap Orang”;

Menimbang bahwa yang dimaksud setiap orang adalah pribadi/orang merupakan


subyek hukum pendukung hak dan kewajiban yang mampu melakukan perbuatan
yang dapat dipidana dan dipersalahkan sebagai pelaku dari suatu tindak pidana;

Menimbang bahwa perbuatan terdakwa AGUS SURIYANTO Bin COKRO DJIYO adalah
pribadi atau orang yang beridentitas tersebut dalam dakwaan dan telah dibenarkan
oleh saksi-saksi, keadaan sehat dan berdasarkan identitas yang terdapat dalam surat
dakwaan, keterangan mana sesuai dengan pemeriksaan sidang, telah ternyata
terdakwa merupakan subyek hukum sebagai pelaku perbuatan dari tindak pidana
yang didakwakan kepadanya dan bukan orang lain selain terdakwa;
Menimbang bahwa dengan demikian unsur “setiap orang” telah terpenuhi ;

2. Unsur “melakukan dumping limbah dan / atau bahan ke media lingkungan hidup
tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60”;

Menimbang bahwa yang dimaksud dumping menurut Pasal 1 angka 24

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup adalah kegiatan membuang, menempatkan, dan/atau
memasukkan limbah dan/atau bahan dalam jumlah, konsentrasi, waktu dan lokasi
tertentu dengan persyaratan tertentu ke media lingkungan hidup tertentu;

9. Bisa dilakukan diluar pengadilan tetapi tidak diperlukan. Karena menurut Pasal 85,
Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dilakukan untuk
mencapai kesepakatan mengenai: a. bentuk dan besarnya ganti rugi; b. tindakan
pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan; c. tindakan tertentu untuk
menjamin tidak akan terulangnya pencemaran dan/atau perusakan; dan/atau d.
tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup.

10. Menimbang, bahwa pada saat terdakwa memerintahkan kepala gudang untuk
membuang atau menempatkan limbah B3 di luar Gudang penyimpanan tidak
mengajukan/ permohonan ijin atau rekomendasi kepada Pihak Dinas Lingkungan
Hidup Kab. Pati terlebih dahulu;

Sehingga menurut Pasal 88: Setiap orang yang tindakannya, usahanya, dan/atau
kegiatannya menggunakan B3, menghasilkan dan/atau mengelola limbah B3,
dan/atau yang menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan hidup
bertanggung jawab mutlak atas kerugian yang terjadi tanpa perlu pembuktian unsur
kesalahan.

Apakah jika terjadi kerugian yang diderita warga, PT Eben Haezer Logam WAJIB
bertanggung jawab secara mutlak.

Pada Pasal 87 (1) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
melakukan perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian pada orang lain atau lingkungan
hidup wajib membayar ganti rugi dan/atau melakukan tindakan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai