Anda di halaman 1dari 11

I.

ANALISIS YURIDIS

Majelis Hakim yang terhormat,


Saudara Penasihat Hukum, dan
Pengunjung sidang yang dimuliakan

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, maka sampailah Kami kepada
pembuktian mengenai unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan terhadap Terdakwa.
Bahwa Terdakwa didakwa dengan dakwaan berbentuk, kumulatif yaitu:

KESATU
103 UU RI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

DAN

KEDUA
Pasal 104 UU RI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan tersebut, Kami Jaksa Penuntut Umum
memilih akan membuktikan unsur-unsur Pasal yang Kami dakwakan dalam Dakwaan
tersebut diatas, untuk selengkapnya berbunyi:
a. Pasal 103 UU RI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
“Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan tidak
melakukan pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).”
b. Pasal 104 UU RI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
“Setiap orang yang melakukan dumping limbah dan/atau
bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 60 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah)”.
c. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana :
“Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta
melakukan perbuatan”

Dari rumusan Pasal yang Kami dakwakan dalam tersebut diatas, maka unsur-unsurnya adalah
sebagai berikut:

Unsur- unsur:
1. Setiap orang
2. Menghasilkan limbah B3
3. Tidak mengelola
4. Dumping limbah
5. Kelingkungan Hidup
6. Melakukan, menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan

Ad. 1. Unsur Setiap Orang


Bahwa rumusan kata-kata "setiap orang" dalam hukum pidana adalah untuk
menunjukkan tentang subyek hukum, diartikan sebagai "siapa saja" yang menunjuk
"pelaku tindak pidana" entah perseorangan maupun organisasi yaitu siapa orangnya yang
harus bertanggungjawab atas perbuatan atau kejadian yang didakwakan atau setidak-
tidaknya mengenai siapa orangnya yang harus dijadikan Terdakwa dalam perkara ini.
Bahwa pada setiap subyek hukum melekat erat kemampuan bertanggungjawab ialah hal-
hal atau keadaan yang dapat mengakibatkan bahwa orang yang telah melakukan sesuatu
yang tegas dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang (delik), dapat
dihukum (Prof. Satochid Kartanegara, S.H. menyebutnya strafuitsluitings gronden).

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang


Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ini yang dimaksud setiap orang adalah
orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum.
Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan sebagai berikut:
- Bahwa ia Terdakwa, dr. Alex Munandar, M.Kes bin Sabil adalah Direktur Utama
RS. SARI ASIH yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) PT ASIH MEDIKA FARMA No: 02/RUPS/SP//2010
tertanggal 17 Januari 2010.
- Bahwa Terdakwa , dr. Alex Munandar, M.Kes bin Sabil membenarkan seluruh
identitasnya sebagaimana diuraikan dalam Surat Dakwaan sebagaimana ketika
ditanyakan oleh Majelis Hakim.
- Bahwa benar Terdakwa dr. Alex Munandar, M.Kes bin Sabil menyatakan
memahami seluruh isi surat dakwaan yang didakwakan kepadanya.
- Bahwa benar Terdakwa dr. Alex Munandar, M.Kes bin Sabil diajukan di depan
persidangan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani
Dalam perkara ini yang kami maksud dengan “Setiap Orang” adalah Terdakwa dr.
Alex Munandar, M.Kes bin Sabil dimana dalam hal ini kami yakin tidak terjadi “error
in persona” karena sejak awal persidangan ketika ditanyakan identitasnya oleh Majelis
Hakim, Terdakwa membenarkan identitasnya sebagaimana dimaksud dalam Surat
Dakwaan. Terdakwa juga sehat jasmani maupun rohani, karena terbukti Terdakwa
mengerti dan memahami setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya serta dapat
mengikuti persidangan dengan baik dan tertib, sehingga kami yakin Terdakwa mampu
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Bahwa karena unsur setiap orang tersebut dimaksudkan hanya untuk menentukan
agar tidak terjadi kesalahan subyek hukum yang dituntut (error in persona) bahwasanya
yang Kami maksud Terdakwa dr. Alex Munandar, M.Kes bin Sabil adalah benar orang
yang Kami ajukan di dalam persidangan ini, maka untuk mengetahui apakah Terdakwa
merupakan orang atau subyek hukum yang telah melakukan tindak pidana sebagaimana
yang telah Kami dakwakan, maka harus dibuktikan lebih lanjut syarat obyektif
pemidanaan yaitu terbuktinya unsur-unsur lainnya.

Maka dengan demikian Unsur “Setiap Orang” telah terpenuhi dan terbukti secara
sah dan meyakinkan menurut hukum
Ad. Unsur Menghasilkan Limbah B3
Bahwa dalam perkara in casu RS SA telah menghasilkan limbah B3. Limbah B3
menurut Undang-undang nomor 32 tahun 2009 merupakan sisa dari suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung B3, sedangkan menurut Peraturan Pemerintah nomor 101
tahun 2014 limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
lingkungan. Unsur tersebut dibuktikan dengan fakta sebagai berikut:
- Bahwa benar Rumah Sakit Sari Asih secara resmi dibuka sementara pada 24
Agustus 2015, berdasarkan surat izin Penyelenggaraan Sementara Rumah Sakit
No: 507/0494/DKS/2015. RS SA memperoleh ijin operasional tetap dari Dinas
Kesehatan DIY pada 27 Oktober 2015, Surat Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit
No: 554/3585/X.2.
- Bahwa benar Pada tanggal tanggal 2 Februari 2016 telah terjadi penumpukan
limbah B3 yang belum dikelola oleh pihak RS Sari Asih, hal tersebut
mengakibatkan bau kurang sedap dan menyengat. Ardhitio Putro, S.K.M selaku
kepala instalansi penyehatan lingkungan RS Sari Asih melaporkan kepada
atasannya Ir. Dwi Sulafah, M.Kes selaku Dirut Pelayanan dan Kesehatan yang
membawahi bidang Instalansi Penyehatan Lingkungan RS Sari Asih.
- Bahwa benar pada tanggal 3 Februari 2016 Ir. Dwi Sulafah, M.Kes selaku
Direktur Pelayanan dan Kesehatan menyampaikan laporan Ardhitio Putro, S.K.M
selaku kepala instalansi penyehatan lingkungan RS Sari Asih bahwa telah terjadi
penumpukan limbah B3 yang belum dikelola oleh pihak RS Sari Asih kepada
Direktur Utama RS SA, dr Alex Munandar, M.Kes.
- Bahwa dalam operasional jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Sari Asih
menghasilkan sisa hasil kegiatan / limbah berupa :-
1. Limbah cair, adapun limbah cair yang dihasilkan masih dibagi beberapa
golongan diantaranya :------------------------------------------
a. Limbah cair dari tadah hujan langsung di buang atau melalui selokan /
saluran drainase ;-------------------------------------------
b. Limbah cair dari unit (limbah cair yang dihasilkan dari IGD, Radiologi,
Laboratorium, Instalansi Gizi, Rawat inap, ruang Poli) dimana limbah
tersebut dilakukan pengolahan terlebih dahulu di bak pre treatment dan
selanjutnya, limbah tersebut dialirkan ke Instalansi Pengolahan Air
Limbah / IPAL) ;-------
2. Limbah padat juga dibedakan beberapa golongan diantaranya sebagai
berikut:----------------------------------------------------------
a.Limbah padat Non Medis yang terdiri dari sampah-sampah dari pasien
rumah sakit, daun-daun dari tanaman ;---------------------
- Limbah padat Medis yang dikategorikan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun) diantarnya terdiri dari botol bekas infus beserta selang, jarum
suntik bekas, jarum infus bekas, ampul / botol-botol obat, jiregen bekas
cuci darah (hemodialisa), sarung tangan medis (hand scoon), masker, bag /
bekas kantong darah, darah dan gips.
-
Maka dengan demikian Unsur “Menghasilkan Limbah B3” telah terpenuhi dan
terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum

Ad. Unsur Tidak mengelola


Berdasarkan Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup orang yang tidak dapat mengelola limbah B3 yang
dihasilkannya wajib menyerahkan kepada pihak lain yang wajib mendapat izin dari Menteri,
Gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 101 tahun 2014 pengelolaan limbah meliputi pengurangan, penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengelolaan, dan/atau penimbunan sehingga jika
ingin melakukan pengelolaan limbah harus memenuhi syarat tertentu dan harus mendapatkan
izin dari pihak yang berwenang. Namun dalam perkara in casu terdakwa tidak melakukan
pengurusan izin untuk mengelola limbah yang dengan kata lain tidak mengelola limbah B3,
hal tersebut dibuktikan dengan fakta-fakta sebagai berikut :
- Bahwa menurut pengakuan saksi Ardhitio Putro, S.K.M limbah B3 rumah sakit
harusnya diolah terlebih dahulu namun infrastruktur rumah sakit tidak memenuhi akan
kebutuhan limbah B3 yang mau diolah karena jumlah limbah B3 semakin banyak.
- Bahwa menurut pengakuan saksi Ardhitio Putro, S.K.M ia disuruh oleh saksi Ir. Dwi
Sulafah, M.Kes untuk membuang sampah yang seharusnya diolah terlebih dahulu
tersebut di TPA Piyungan menggunakan truk sampah.
- Bahwa atas keterangan Saksi Ardhitio Putro, S.K.M, Terdakwa membenarkan
pernyataan Saksi mengenai saksi Ir. Dwi Sulafah yang menyuruh untuk membuang
sampah tersebut di TPA Piyungan.

Maka dengan demikian Unsur “Tidak Mengelola” telah terpenuhi dan terbukti
secara sah dan meyakinkan menurut hukum.

Ad. Melakukan, Menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan
Bahwa Pasal in casu mengatur tentang penjatuhan sanksi pidana kepada Pemberi
Perintah. Adapun Pasal in casu berbunyi :
Pasal 55: Dipidana sebagai pembuat (dader) sesuatu perbuatan pidana: Ke-1. Mereka
yang melakukan, menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan.
Menurut Pasal 55, siapa yang dianggap sebagai “pelaku” ada 4 macam pelaku adalah
1. Yang melakukan (dader)
2. Yang menyuruh melakukan (doenplegen)
3. Yang turut serta (medepleger)
4. Yang sengaja membujuk, memberi upah, memberi janji-janji (uitlokker)
Didalam ilmu hukum pidana, orang yang menyuruh orang lain melakukan suatu tindak
pidana itu bias any disebut sebagai orang middellijk dader atau seorang mettelbare tater, yang
artinya seorang pelaku tidak langsung. Ia disebut pelaku tidak langsung karena ia memang
secara tidak langsung melakukan sendiri tindak pidana, melainkan dengan perantara orang
lain. Menurut ketentuan Pasal 55 KUHP seorang middelijke dader dapat langsung dijatuhi
hukuman yang sama beratnya dengan hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelakunya
sendiri. Untuk adanya unsur doen plegen ini harus memenuhi beberapa syarat tertentu yaitu:
a. Apabila orang yang disuruh melakukan suatu tindak pidana itu adalah seseorang
yang ontoerekeningvatbaar seperti yang dimaksud didalam Pasal 44 KUHP
b. Apabila orang yang disuruh melakukan tindak pidana mempunyai suatu dwaling
atau suatu kesalah pahaman mengenai salah satu unsur dari tindak pidana yang
bersangkutan
c. Apabila orang yang disuruh melakukan suatu tindak pidana itu sama sekali tidak
mempunyai unsur schuld, baik dolus maupun culpa, ataupun apabila orang tersebut
tidak memenuhi unsur opzet seperti yang telah disyaratkan oleh undang-undang
bagi tindak pidana tersebut
d. Apabila orang yang disuruh melakukan suatu tindak pidana itu memenuhi unsur
oogmerk, padahal unsur tersbeut telah disyaratkan didalam rumusan undang-
undang mengenai tindak pidana tersebut diatas
e. Apabila orang yang disuruh melakukan suatu tindak pidana itu telah melakukannya
dibawah pengaruh suatu overmacht atau dibawah pengaruh suatu keadaan yang
memaksa, dan terhadap paksaan mana orang tersebut tidak mampu memberikan
suatu perlawanan
f. Apabila orang yang disuruh melakukan suatu tindak pidana dengan itikad baik
telah melaksanakan suatu perintah jabatan, padahal perintah jabatan tersebut
diberikan oleh seorang atasan yang tidak berwenang memberikan perintah
semacam itu
g. Apabila orang yang disuruh melakukan suatu tindak pidana itu tidak mempunyai
suatu hoedanigheid atau suatu sifat tertentu, seperti yang telah disyaratkan oleh
Undang-undang yakni sebagai suatu sifat yang harus dimiliki oleh pelakunya
sendiri
Untuk adanya suatu doen plegen itu adalah tidak perlu bahwa orang yang telah
menyuruh melakukan itu harus secara tegas memberikan perintahnya kepada orang yang
telah disuruhnya melakukan sesuatu.
Untuk adanya suatu doen plegen itu tidak perlu bahwa suruhan untuk melakukan suatu
tindak pidana itu harus diberikan secara langsung untuk middelijke dader kepada orang
materieele dader. Melainkan ia dapat juga diberikan dengan perantaraan orang lain. Unsur
tersebut dibuktikan dengan fakta-fakta persidangan sebagai berikut:
- Bahwa dalam rapat tertutup tersebut terdakwa langsung mengusulkan untuk dilakukan
terhadap limbah B3 yang belum terolah tersebut untuk dibuang ke TPA dengan cara
limbah medis termasuk B3 dicampur dengan limbah non medis kemudian dimasukan
ke dalam plastic besar dan diangkut ke TPA dengan menggunakan truk sampah
- Bahwa dalam rapat tertutup tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa seluruh direksi
menyetujui usulan terdakwa yaitu limbah B3 tersebut tidak perlu diolah, langsung
dibuang dengan cara limbah medis termasuk B3 dicampur dengan limbah non medis
kemudian dimasukan ke dalam plastic besar dan diangkut ke TPA dengan
menggunakan truk sampah
- Bahwa menurut fakta persidangan terdakwa dr. Alex Munandar, M.Kes., sebagai
orang yang menyuruh lakukan saksi Ir. Dwi Sulafah M.Kes untuk melakukan
perbuatan delik pidana. Terdakwa merupakan orang yang memerintahkan saksi Ir.
Dwi Sulafah M.Kes. menindak lanjuti hasil Rapat tertutup yang hasilnya membuang
limbah B3 milik RS SA di TPA Piyungan.
Maka dengan demikian Unsur “Melakukan, Menyuruh melakukan, dan yang turut
serta melakukan perbuatan” telah terpenuhi dan terbukti secara sah dan meyakinkan
menurut hukum.

Ad. Dumping limbah


Berdasarkan UU RI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Dumping (Pembuangan) adalah kegiatan membuang, menempatkan,
dan/atau memasukkan Limbah dan/atau bahan dalam jumlah, konsentrasi, waktu, dan lokasi
tertentu dengan persyaratan tertentu ke media lingkungan hidup tertentu. Setiap orang
dilarang melakukan dumping limbah dan/atau bahan kemedia lingkungan hidup tanpa izin.
Dalam ketentuannya berdasarkan Pasal UU RI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dumping. hal tersebut dibuktikan dengan fakta-fakta
sebagai berikut
- Bahwa saksi Devara mengatakan ia merupakan pekerja lepas yang dipekerjakan oleh
pihak rumah sakit untuk membuang dan membawa sampah di TPA Piyungan.
- Bahwa menurut pengakuan saksi Ardhitio Putro, S.K.M ia disuruh oleh saksi Ir. Dwi
Sulafah, M.Kes untuk membuang sampah tersebut di TPA Piyungan menggunakan
truk sampah.
- Bahwa Saksi Erwin Widiarto mengetahui setiap hari ada truk pengangkut sampah
yang membuang angkutannya ke TPA Piyungan
- Bahwa saksi Aji Bagus mengijinkan saksi Devara untuk membuang sampah
muatannya ke TPA Piyungan karena sepengetahuan saksi sampah tersebut hanyalah
sampah biasa.
Maka dengan demikian Unsur “Dumping Limbah” telah terpenuhi dan terbukti secara
sah dan meyakinkan menurut hukum.

Ad. Kelingkungan Hidup


Lingkungan hidup menurut undang-undang nomor 32 tahun 2009 adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain. Dalam perkara in casu terdakwa telah melakukan dumping ke
media lingkungan hidup tanpa izin sehingga menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan
hidup, kerusakan adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik,
kimia dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup. Unsur ini dibuktikan dengan fakta-fakta sebagai berikut:
- Bahwa saksi Prof. Dr. Haryanto Seno, S.T., M.T. menjelaskan dari uraian hasil
penelitian, telah terjadi kerusakan yang parah pada Tanah di TPA Piyungan terbukti
dari penutupan area jenis tanah yang rendah. Penutupan area yang rendah pada setiap
jenis tanah menunjukkan semakin tingginya kerusakan sehingga menjadi bukti bahwa
Baku Kerusakan Ekosistem TPA Piyungan telah dilampaui.
-
Maka dengan demikian Unsur “Kelingkungan Hidup” telah terpenuhi dan terbukti
secara sah dan meyakinkan menurut hukum.

Sebelum kami sampai pada tuntutan pidana atas diri Terdakwa, perkenankanlah kami
mengemukakan hal-hal yang kami jadikan pertimbangan dalam mengajukan tuntutan pidana,
yaitu ;

HAL-HAL YANG MEMPERBERAT :


- Perbuatan terdakwa tidak kooperatif selama persidangan
- Terdakwa tidak mengakui perbuatannya
- Perbuatan Terdakwa merugikan masyarakat sekitar TPA Piyungan
- Perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam melestarikan
lingkungan

HAL-HAL YANG MEMPERINGAN :


- Bahwa Terdakwa belum pernah dipidana;
- Bahwa Terdakwa masih memiliki tanggungan keluarga

Berdasarkan uraian dimaksud, Kami Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini dengan
memperhatikan ketentuan undang-undang yang bersangkutan:
----------------------------------------------MENUNTUT-------------------------------------------------

Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Yogyakarta yang memeriksa dan mengadili
perkara ini memutuskan :
1. Menyatakan Terdakwa dr. Alex Munandar, M.Kes bin Sabil terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagai orang yang menghasilkan
limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan pengelolaan limbah B3 yang
dihasilkannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 Undang-undang Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup jo. Pasal 55
ayat (1) Ke-2 kitab Undang-undang Hukum Pidana dan Terdakwa juga melakukan
dumping sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 Undang-undang Nomor 32 Tahun
2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup jo. Pasal 55 ayat (1)
Ke-2 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
2. Menjatuhkan Pidana terhadap Terdakwa dr. Alex Munandar, M.Kes bin Sabil dengan
Pidana Penjara selama 4 (empat) tahun dan denda sebesar Rp4.500.000.000 (empat
miliar lima ratus juta rupiah).
3. Menyatakan barang bukti berupa :
1) 1 (Satu) Bundel Fotokopi Salinan Akta Pendirian PT Asih Medika Farma yang
telah dilegalisasi yang dibuat di hadapan Notaris Muhammad Syahputra, S.H.,
M.Kn., tertanggal 13 Februari 2005 dengan nomor Akta 35;
2) 1 (Satu) Bundel Fotokopi Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 12274
tentang Akta Pendirian PT Asih Medika Farma;
3) 1 (Satu) Lembar Fotokopi Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik
Indonesia No. C-18585 HT.01200.TH 2005 tanggal 29 Juni 2005, dan telah
diumumkan dalam Berita Negara No 88 Tahun 2005
4) 1 (Satu) lembar Nomor Pokok Wajib Pajak Nomor PEM- 231 /WPJ.011/
KP.0432/1999 atas nama PT Asih Medika Farma;
5) 1 (Satu) Lembar Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Nomor 041014503895
yang telah dilegalisasi atas nama PT Asih Medika Farma;
6) 1 (Satu) unit truk No. Pol : AB 7564 FU yang berisi limbah B3 berupa ±1349 kg
(kurang lebih seribu tiga ratus lima puluh kilogram)
7) ±345 (kurang lebih tiga ratus empat puluh lima) kantong plastik limbah terdiri dari
limbah infeksius dan limbah jaringan tubuh (darah, bekas pampers dari persalinan
yang terkontaminasi)
8) ±327 (kurang lebih tiga ratus dua puluh tujuh) kantong plastik limbah benda tajam
yang terdiri dari jarum suntik, botol ampul obat, plastik infus, selang infus
9) ±645 (kurang lebih enam ratus empat puluh lima) limbah kimia berupa jirigen
plastik berbagai ukuran dan sisa bahan kimia
10) 1 (satu) buku KIR No. Uji Berkala : SB 164746374 K, No.. Pol : AB 7564 FU,
pemilik PT Buang Saja alamat jl. Mangga Madu No. 49 Kota Yogyakarta
11) 1 (satu) lembar Surat Tanda Kendaraan bermotor (STNK) No. : 2324249/JT/2015,
No. Pol: AB 7564 FU pemilik PT Buang Saja alamat jl. Mangga Madu No. 49
Kota Yogyakarta

4. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. .............

Demikian Surat Tuntutan ini Kami bacakan dan serahkan dalam persidangan hari ini
......., tanggal ................

.........., ...........
Jaksa Penuntut Umum

.....................................
NIP. 19850409 200703 1 001

Anda mungkin juga menyukai