Anda di halaman 1dari 6

NOTA KESEPAHAMAN (MOU}

ANTARA
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
DENGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DAN
IKATAN DOKTER TNDONESIA
TENTANG
MEKANISME PERMINTAAN SECO'VD AHMON DAN PENILAIAN MEDIS
BAGI NARAPIDANA, TAHANAN DAN ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN, RUMAH TAHANAN NEGARA,
DAN CABANG RUMAH TAHANAN NEGARA

02 rAHuH
Nomor , .!y!,I1.t1,1.HM,03,
; : qe !:lryr4iBt5 Z5.(7:i'.l 2.{:'i
Nomor : tr.B.Ql. L.?.h /. *.:1 /. 9l I*?.!1

lora

il#;;

2012

Tanggal
bertanda tangan dibawah ini

1.

bertempat di Jakarta, kami yang

AMIR SYAMSUDIN, selaku lUlenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
lndonesia, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KEMENTERIAN HUKUM DAN
HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA yang berkedudukan di Jalan H.R.
Rasuna Said Kav. 6-7 Kuningan, Jakarta Selatan. Selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KESATU.

2. ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH, selaku

Menteri Kesehatan Republik lndonesia,

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA yang berkedudukan di Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9 Kuningan,
Jakarta Selatan. Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
3. PRIJO SIDIPRATOMO, selaku Ketua Umum Pengurus Besar lkatan Dokter lndonesia,

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER

INDONESIA yang berkedudukan

di Jalan Sam

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KETIGA.

Ratulangi No.

29 Jakarta

Pusat.

PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA selanjutnya secara bersama-sama
disebut sebagai PARA PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Bahwa Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik lndonesia merupakan

lnstitusi pemerintah yang tugasnya melaksanakan kebijakan di bidang penyusunan


peraturan perundang-undangan, pembinaan pengembangan hukum dan pemajuan
terhadap perlindungan hak asasi manusia.

b.

Bahwa Kementerian Kesehatan Republik lndonesia merupakan lnstitusi pemerintah yang

tugasnya menyelenggarakan urusan berupa perumusan, penetapan, dan pelaksanaan


kebijakan di bidang kesehatan.

c. Bahwa lkatan Dokter lndonesia

merupakan satu-satunya organisasi profesi di lndonesia

yang fungsinya sebagai pemersatu, pemberdaya, pembina dan pengayom bagi dokter di
lndonesia serta berperan sebagai advokator untuk penentuan kebijakan kesehatan.

d. Second Opinion adalah pendapat kedua dari dokterldokter spesialis lain yang sederajat.
e. Penilaian Medis adalah hasil pemeriksaan medis yang dilakukan oleh seorang
dokter/dokter spesialis.

f.

Lembaga Pemasyarakatan, selanjutnya disebut Lapas adalah tempat

untuk

melaksanakan pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.

g.

Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lapas.

h.

Tahanan adalah tersangka atau terdakwa yang ditahan di rumah tahanan negara selama
proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di pengadilan.

i.

Anak Didik Pemasyarakatan, selanjutnya disebut Andikpas adalah:

a) Anak Pidana yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan menjalani pidana di
Lapas Anak paling lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun.

b) Anak Negara yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan diserahkan

pada

negara untuk dididik dan ditempatkan di Lapas Anak paling lama sampai berumur 18
(delapan belas) tahun.

c) Anak Sipil yaitu anak yang atas permintaan orang tua atau walinya memperoleh
penetapan pengadilan untuk dididik di Lapas Anak paling lama sampai berurnur 18
(delapan belas) tahun.

Rumah Tahanan Negara, selanjutnya disebut Rutan adalah tempat tersangka atau
terdakwa ditahan selama proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang
pengadilan;

Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

1.

Undang-undang Republik lndonesia No.12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan.


(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1995 Nomar 77, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 3614);

2.

Undang-undang Republik lndonesia No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 165; Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 3886);

3,

Undang-undang Republik lndonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik. Kedokteran;


Kedokteran (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4431);

4. Undang-undang Republik lndonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 5063);

Undang-undang Republik lndonesia No.

44 Tahun 2009 Tentang Rumah

Sakit.

(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 1S3,Tambahan Lembaran


Negara Republik lndonesia Nomor 5072);
6. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia

No. 27 Tahun 1983 Tentang Pelaksanaan

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;


7. lnstruksi Presiden Nomor 09 Tahun 2011 tanggal 12 Mei 2011 Tentang Rencana Aksi

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi tahun 2011;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat membuat Nota Kesepahaman

(MoU) tentang Mekanisme Permintaan Second Opinion dan Penilaian Medis Bagi
Narapidana, Tahanan, dan Anak Didik Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan,
Rumah Tahanan Negara, dan Cabang Rumah Tahanan Negara dengan ketentuan sebagai
berikut:

Pasal

MAKSUD DAN TUJUAN


(1)

Maksud dari Nota Kesepahaman (MoU) ini sebagai pedoman bagi PARA PIHAK
dalam mekanisme permintaan second opinion dan penilaian medis bagi narapidana,
tahanan, dan andikpas di Lapas, Rutan termasuk Cabrutan di seluruh lndonesia.

(2).

Tujuan dari Nota Kesepahaman (MoU)

ini adalah untuk menghindari

atau

mengantisipasi terjadinya penyimpangan dalam proses pelayanan kesehatan rujukan

diluar Lapas, Rutan termasuk Cabrutan bagi narapidana, tahanan, dan andikpas di
seluruh lndonesia.

Pasal 2
SASARAN

Sasaran dari Nota Kesepahaman (MoU) ini diperuntukkan bagi Narapidana dan Tahanan
serta Anak Didik Pemasyarakatan.

Pasal 3
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Nota Kesepahaman (MoU) ini meliputi

1.
2.

Tugas dan Tanggung Jawab.

Tata cara Permintaan Second Opinion dan Penilaian Medis.

3. Pembiayaan.
4. Monitoring dan Evaluasi.
Pasal 4
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

(1

).

PIHAK KESATU mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengusulkan dan

melaksanakan permintaan second opinion

dan

penilaian medis

bagi

narapidana/tahanan/and ikpas.
(2).

Tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Ka

(3).

lapas/Karutan/Kacab ruta n.

PIHAK KEDUA mempunyai tugas dan tanggung jawab menunjuk fasilitas kesehatan

sebagai tempat pelaksanaan pelayanan kesehatan rujukan

di

luar

Lapas/Rutan/Cabrutan.
(4)

Tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan oleh

Dinas Kesehatan Provinsi/KabupateniKota setempat yang ditunjuk oleh PIHAK


KEDUA.
(5).

PIHAK KETIGA mempunyai tugas dan tanggung jawab menunjuk dokter/dokter


spesialis anggota lDl untuk melakukan pemeriksaan kondisi penyakit dari
narapidana/tahanan/andikpas yang memerlukan second opinion yang diusulkan oleh
PIHAK KESATU.
Pasal 5
TATA CARA PERMINTAAN SECOND OPINION DAN PENILAIAN MEDIS

(1)

Setiap narapidana/tahanan/andikpas yang merasa tidak puas terhadap hasil


pemeriksaan dokter yang bertugas di Lapas/Rutan/Cabrutan dapat mengajukan
permintaan second opinion secara tertulis kepada Kalapas/Karutan/Kacabrutan.

(2).

Kalapas/Karutan/Kacabrutan dapat meminta penilaian medis apabila ada keragu-

raguan terhadap rekomendasi untuk proses rujukan yang dibuat oleh dokter yang
bertugas di Lapas/Rutan/Cabrutan.

(3)

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2),


Kalapas/Karutan/Kacabrutan dapat meminta second opinion atau penilaian medis

Atas dasar keadaan

secara tertulis kepada PIHAK KETIGA dengan tembusan kepada PIHAK KESATU dan
PIHAK KEDUA.
(4).

Atas permintaan Kalapas/Karutan/Kacabrutan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

PIHAK KETIGA menunjuk dokter/dokter spesialis untuk menindaklanjuti surat


permintaan second opinion atau penilaian medis tersebut, setelah berkoordinasi
dengan PIHAK KEDUA.
(5)

Pemeriksaan oleh dokter/dokter spesialis yang telah ditunjuk oleh PIHAK KETIGA
terlebih dahulu berkoord inasi dengan dokter Lapas/Rutan/Cabrutan.

(6)

Apabila diperlukan Kalapas/Karutan/Kacabrutan segera mengajukan permintaan


secara tertulis ke PIHAK KEDUA untuk menunjuk fasilitas pelayanan kesehatan bagi
narapidana/tahanan/andikpas yang memerlukan second opinion atau penilaian medis.

(7).

Hasil pemeriksaan dokter/dokter spesialis sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus
segera dilaporkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA.

(8)

PIHAK KETIGA menyerahkan rekomendasi tentang perlu tidaknya seorang


narapidana/tahanan/andikpas menjalani pelayanan kesehatan rujukan di luar
Lapas/Rutan/Cabrutan kepada Kalapas/Karutan/Kacabrutan dengan tembusan kepada
PIHAK KEDUA.

Pasal 6
PEMBIAYAAN

(1)

Pembiayaan atas penilaian medis yang diminta oleh Kalapas/Karutan/Kacabrutan


dibebankan kepada PIHAK KESATU.

(2)

Pembiayaan atas second opinion yang diminta oleh narapidana/tahanan/andikpas


d

ibebankan kepada narapida naltahananland ikpas yang bersangkutan.

Pasal 7
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Nota Kesepahaman (MoU) dilaksanakan oleh PARA
PIHAK setiap 6 (enam) bulan sekali.

Pasal 8
JANGKA WAKTU

(1 ).

Nota Kesepahaman (MoU) ini berlaku untuk jangka waktu 1 (Satu) tahun terhitung
sejak tanggal d itandatangani.

(2).

Nota Kesepahaman (MoU) dapat diubah atau diperpanjang sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.

(3)

Nota Kesepahaman (MoU) ini dapat diakhiri sebelum jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dengan ketentuan PIHAK yang bermaksud mengakhiri Nota
Kesepahaman (MoU) wajib memberitahukan maksud tersebut secara tertulis kepada
PIHAK lainnya sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelumnya.

Pasal 9
PELAKSANAAN
Pelaksanaan lebih lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) ini akan ditetapkan secara bersama
atau sendiri-sendiri sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Pasal 10
PENUTUP

Nota Kesepahaman (MoU) ini ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun tersebut di

atas, dibuat dalam rangkap 3 (tiga), bermaterai cukup serta masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

YU SEDYANINGSIH

KETUA UMUM PENGURUS BESAR


TAN DOKTER INDONESIA,

Anda mungkin juga menyukai