Anda di halaman 1dari 10

PUTUSAN DAN

PELAKSANAAN
HUKUM ACARA
PERADILAN TATA
USAHA NEGARA
Oleh
KELOMPOK 4
Nama Anggota
Kelompok
1. Adyatma Sya’bani 195010100111145 (16)
2. Ferdy Ichsan R 195010101111106 (17)
3. Rizki Amelia 195010101111108 (18)
4. Dyah Kemala H 195010101111109 (19)
5. Farzha Wiradhika M 195010101111117 (20)
6. Annisa Aulia P 195010107111022 (21)
Putusan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN)

Menurut Sudikno
Mertokusumo

Putusan hakim merupakan suatu


pernyatan yang oleh hakim, sebagai pejabat
yang diberi wewenang
itu, diucapkan di persidangan dan bertujuan
mengakhiri atau
menyelesaikan suatu perkara atau suatu
sengketa antara para pihak.
Putusan Peradilan Tata Usaha Negara yang diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 1986
dan UU Nomor 9 Tahun 2004 dikualifikasi kepada 4 kategori yaitu:

Putusan Remidial
Putusan Pokok
(pemulihan)

01 02 03 04

Putusan Penguat
Putusan Tambahan
(pengefektifan)
Putusan Akhir Dalam Pasal 97 ayat (2) Berupa:

Gugatan ditolak Gugatan


dikabulkan

Gugatan tidak diterima Gugatan gugur


Jenis-Jenis Putusan Pengadilan
A. Putusan Sela atau Putusan Antara
(Interlocutoir Vonis)
Putusan yang mendahului dikeluarkannya putusan akhir. Meliputi:

1. Putusan Provisi
Putusan yang diambil segera mendahului
putusan akhir tentang pokok perkara, karena adanya alasan-alasan
yang mendesak.
2. Putusan Insidentil
Putusan sela yang diambil secara
insidentil, karena adanya alasan-alasan tertentu.
B. Putusan Akhir
Putusan yang mengakhiri suatu sengketa atau perkara dalam suatu tingkatan peradilan tertentu.
Meliputi:

1. Putusan akhir yang bersifat menghukum


(condemnatoir)
Putusan yang
bersifat menkum pihak yang dikalahkan untuk memenuhi prestasi, memberi, berbuat dan tidak
berbuat.
2. Putusan akhir yang bersifat menciptakan (constitutif).
Putusan yang meniadakan atau menciptakan
keadaan hukum.
3. Putusan Declaratoir
Putusan yang isinya bersifat
menerangkan atau menyatakan apa yang sah.
Pelaksanaan Putusan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Pelaksanaan putusan atau ekskusi merupakan aturan mengenai tata
cara dan syarat-syarat yang dipakai oleh perlengkapan negara guna
membantu pihak yang berkepentingan untuk menjalankan putusan
hakim apabila pihak yang kalah tidak bersedia mematuhi isi putusan
dalam waktu yang ditentukan. Pelaksanaan putusan (eksekusi),
secara normatif diatur dalam bagian kelima pada Pasal 115 dan
Pasal 116 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara yang telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang
kemudian diubah kembali dalam Undang-Undang Nomor 51 Tahun
2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Macam-Macam Pelaksanaan putusan atau eksekusi

Eksekusi Otomatis Eksekusi Hierarkis

Eksekusi Upaya Paksa


SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai