B. Putusan Akhir, merupakan putusan yang mengakhiri suatu sengketa atau perkara
dalam suatu tingkatan peradilan tertentu. Putuisan Akhir ini terdiri dari :
1.Putusan akhir yang bersifat menghukum/Pembebanan (condemnatoir). Putusan
condemnatoir adalah putusan yang bersifat menghukum pihak yang dikalahkan untuk memenuhi prestasi, meliputi memberi, berbuat dan tidak berbuat.Pengertian lainnya kondemnator adalah sifat dari Putusan yang di dalam amarnya menghukum salah satu pihak yang berperkara dan hukuman yang dijatuhkan itu berupa hubungan atau tindakan hukum yang mesti ditaati, dijalankan dan dipenuhi Tergugat (pihak yang dikalahkan) (Harahap, 2009b). Mengenai ciri Putusan kondemnator di dalamnya tercantum amar atau dictum yang berisi kalimat : Menghukum untuk membayar, menyerahkan, membongkar, membagi, dan sebagainya.
2.Putusan akhir yang bersifat Penciptaan (constitutif). Putusan constitutif adalah
putusan yang meniadakan atau menciptakan keadaan hukum. Kekuasaan ini dijadikan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. (MPR) sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 3 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.Berdasarkan ketentuan penjelasan dalam Pasal 54 tersebut diketahui bahwa suatu keputusan dapat dikategorikan: a) Keputusan bersifat konstitutif yaitu berdiri sendiri atau penetapan mandiri oleh Pejabat Pemerintahan; b) Keputusan bersifat konstitutif yang dilanjutkan dengan keputusan bersifat deklaratif baik secara horizontal maupun vertikal oleh pejabat yang menetapkan keputusan konstitutif; c) Keputusan konstitutif yang tidak dilanjutkan dengan suatu keputusan deklaratif, misalnya Putusan Komite Etik yang tidak ditindaklanjuti; d) Keputusan deklaratif tanpa didahului adanya keputusan konstitutif. Misalnya adalah Akta Kelahiran sesuai Undang-Undang Administrasi Kependudukan.
3.Putusan Pernyataan ( Declaratoir ) adalah putusan yang isinya bersifat