Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN HUKUM

ACARA PIDANA
M. Sabar Sigalingging, SH., MH.

M.
1 SABAR SIGALINGGING, SH.

MH
Pengertian H. Acr. Pidana
2)
M. Sabar Sigalingging SH., MH.

• Hukum Pidana dalam arti luas mencakup Hukum Pidana dan Hukum
Acara Pidana, sedang dalam arti sempit mencakup Hukum Pidana saja.

• Hukum Pidana mengatur hubungan antara Negara dengan individu


(publik). Kejahatan dan Pelangaran diancam dengan hukuman.

• Hukum Pidana bersifat Publik (publiekrechtelijk), maksudnya bahwa


dalam perkara pidana tidak diserahkan kepada individu-individu tetapi
diatur oleh Negara melalui alat-alat negara (diataranya : polisi, jaksa, dan
hakim) dan tidak mengenal perdamaian (arbitrase).

• Hukum Acara Pidana bersifat Public karena Hukum Acara Pidana


merupakan peraturan yang berisi kententuan-ketentuan tentang cara
melaksanakan Hukum Pidana yang dibuat oleh Negara, yang dimulai
dari/sejak timbulnya sangkaan sampai pelaksanaan putusan.

• Dapat disebut juga Hukum Pidana adalah Hukum Pidana Material dan
Hukum Acara Pidana adalah Hukum Pidana Formal
Pengertian H. Acr. Pidana
3)
M. Sabar Sigalingging SH., MH.

A. Defenisi Hukum Acara Pidana Menurut Ahli :

• Menurut Simons, Hukum Acara Pidana : adalah Hukum Pidana formil yang
mengatur bagaimana negara dengan menggunakan alat-alatnya menggunakan
haknya untuk menghukum, dan menjatuhkan hukuman.

• Menurut J. Mr. Bosh Kemper, Hukum Acara Pidana : adalah keseluruhan


daripada asas-asas dan peraturan undang-undang menurut mana negara
menggunakan hak-haknya untuk menghukum sementara undang-undang pidana
dilanggar.

• Menurut J. M. van Bermmalen, Hukum Acara Pidana : adalah sekumpulan


ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur cara bagaimana negara bila
dihadapkan pada suatu kejadian/keadaan yang menimbulkan sangkaan telah
terjadi suatu pelanggaran Hukum Pidana, dengan perantara alat-alatnya mencari
kebenaran, menetapkan di muka dan oleh hakim suatu keputusan mengenai
bagaimana hakim harus memutuskan suatu hal yang telah terbukti dan
bagaimana keputusan itu harus dijalankan.
Defenisi H. Acr. Pidana
4)
M. Sabar Sigalingging SH., MH.

• Persamaan Defenisi Menurut Simons dan J. Mr. Bosh Kemper di atas


adalah bahwa keduanya menitik beratkan pada sanksi/penjatuhan
pidana. Terdapat juga pendapat sarjana lain yang menyatakan bahwa
putusan hakim tidak selamanya memberi hukuman/sanksi (Bebas, Lepas
dari segala tuntutan hukum, Putusan Pidana).

• Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro mantan Ketua Mahkamah Agung RI


mendefinisikan hukum acara pidana sebagai ”suatu rangkaian peraturan
yang memuat cara bagaimana badan-badan pemerintah yang berkuasa
yaitu kepolisian, kejaksaan dan pengadilan harus bertindak guna mencapai
tujuan negara dengan menegakkan hukum pidana
Defenisi H. Acr. Pidana
5)
M. Sabar Sigalingging SH., MH.

Seluruh definisi yang diberikan oleh para ahli Hukum Pidana, seperti
diuraikan di atas pada dasarnya mendefinisikan Hukum Acara Pidana
merupakan:
1. Serangkaian peraturan.
2. Dibuat oleh negara (undang-undang)
3. Yang memberikan wewenang kepada aparat penegak hukum.
4. Untuk melakukan tindakan penyidikan penuntutan dan menjatuhkan
pidana Terhadap pelaku tindak pidana.
Defenisi H. Acr. Pidana
6)
M. Sabar Sigalingging SH., MH.

B. Tujuan pokok Hukum Acara Pidana, antara lain:

• Mencari kebenaran materil (kenyataan yang sesunguhnya terjadi).


Hakim tidak tergantung kepada apa yang dikemukakan oleh jaksa penuntut
umum maupun oleh terdakwa (penasihat hukum). Hakim bersifat aktif
mencari kebenaran yang menurut "fakta" yang sebenarnya, tidak hanya
menurut fakta/bukti yang dikemukakan oleh jaksa penuntut umum maupun
terwakda (penasihat hukum). Kebenaran formil merupakan kebenaran yang
menurut undang-undang dianggap benar yang dapat dibuktikan dengan
adanya bukti surat, kebenaran dari apa yang disampaikan oleh masing-
masing pihak (pada perdata).
• Mendapatkan keputusan.
• Melaksanakan putusan hakim.
• Melindungi HAM , Dll.
Defenisi H. Acr. Pidana
7)
M. Sabar Sigalingging SH., MH.

C. Yang melaksanakan atau terlibat dalam Hukum Acara Pidana


(pihak)

• Penyidik (Kepolisian dan PPNS)


• Penuntut Umum (Kejaksaan)
• Hakim
• Tersangka atau terdakwa
• Penasihat Hukum
Terdakwa wajib mendapatkan dan didampinggi PH untuk pidana yang
diancam pidana 5 (lima) tahun atau lebih, KUHP Indonesia)
Contoh :
- Pemerasan dengan kekerasan, selama2nya 9 Tahun (Psl.368 KHUPid)
- Pengelapan dalam jabatan, selama2nya 5 Tahun (Psl. 374KHUPid)

Anda mungkin juga menyukai