(Golongan/Kelompok Setan)
Allah Ta‘ala telah menciptakan berbagai makhluk dari asal
kejadian yang berbeda-beda
1. manusia berasal dari tanah
―Malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari nyala api, sedang Adam
(manusia) diciptakan dari tanah sebagaimana diceritakan kepadamu
(oleh firman Allah). (HR. Muslim)
Kita begitu familier dengan kata
‘Syaithan‘ atau ’setan‘, juga ‘Iblis‘.
Siapakah mereka?
Makhluk apakah mereka itu?
Syaikh Sayyid Sabiq rahimahullah berkata:
Apa yang diungkapkan oleh Syaikh Sayyid Sabiq dan Syaikh Ahmad Muthafa Al-
Maraghi di atas, senada dengan apa yang disampaikan Ibnu Katsir,
rahimahumullah: ―Syaithan adalah setiap makhluk yang menentang dan
menlanggar tuntunan para Nabi
Lebih lanjut Syaikh Sayyid Sabiq rahimahullah menjelaskan,
―Iblis yakni nenek moyang seluruh syaithan itu akan tetap hidup sampai
hari kiamat. Ia sendiri dahulu memang pernah meminta kepada Allah
Ta‘ala agar tidak dimatikan sampai hari kiamat dan permintaannya itu
dikabulkan oleh Allah Ta‘ala, sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur‘anul
Karim:
“Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai
kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)”
(QS. Shad, 38: 80 – 81)
Iblis menjawab: Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar
akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya
akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari
kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
(QS. Al-A‘raf, 7: 16-17)
Ingatlah, serangan yang dilancarkan oleh hizbus syaithan ini bisa datang
kapan saja dari berbagai penjuru. Perhatikanlah sekali lagi kalimat:
“…saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari
kanan dan dari kiri mereka….”
Kondisi ciri yang pertama kemudian memunculkan ciri yang Kedua, yaitu
ansaahum dzikrallah; mereka lupa dan tidak ingat kepada Allah Ta‘ala; tidak
memahami kemuliaan dan kedudukan-Nya yang agung. Tidak tahu, tidak mau
tahu, serta melupakan shibghatallah (celupan—agama Allah Ta‘ala)
Di era digital saat ini media waswasah dari hizbus syaithan semakin variatif
dan modern; buku, koran, majalah, film, website, media sosial, dan lain-lain;
semuanya dapat membisikkan pikiran dan dorongan jahat kepada jiwa.
Waspadalah terhadap segala bentuk bisikan. Renungkanlah kisah bapak dan ibu
kita, Adam dan Hawa, serta akibat yang terjadi kepada mereka disebabkan
menuruti waswasah dari Iblis
Kedua, membuat lupa (insaa-un)
Di akhirat, mereka yang lupa kepada Allah Ta‘ala akan dilupakan dan disiksa
dengan siksaan yang keras
Ketiga, memanjangkan angan-angan kosong (tamanniyyun)
Syaithan telah bersumpah kepada dirinya sendiri untuk menggoda dan mengganggu
sejumlah manusia. Ia akan berusaha memperdayakan pikiran manusia dengan
khayalan-khayalan dan angan-angan kosong, sehingga mereka memandang baik
perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah Ta‘ala, serta menanamkan di dalam
hati dan pikirannya bahwa kesenangan hidup di dunia adalah kesenangan yang
pasti tercapai sedang kesenangan dan kebahagiaan di akhirat adalah kesenangan
yang diragukan adanya.
―Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku
sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat)
di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,”
(QS. Al-Hijr, 15: 39)
Iblis, syaithan, dan para pengikutnya selalu berusaha menghalang-halangi manusia dari
jalan Allah Ta‘ala. Mereka mencoba memalingkannya dari petunjuk yang benar dengan
beragam cara; diantaranya adalah dengan mengadakan acara hura-hura agar
manusia tidak bisa mendengar dengan baik ayat-ayat Al-Qur‘an
Mereka tidak segan mengeluarkan dana berapapun untuk menghalangi jalan Allah
Ta‘ala
Cara lain yang mereka gunakan untuk menghalangi jalan Allah Ta‘ala adalah
dengan melakukan semantic game (permainan bahasa); orang-orang yang komitmen
terhadap Islam mereka sebut sebagai fundamentalis, radikal, ekstrim kanan, dan
stereotype (julukan jelek) lainnya. Hal ini telah terjadi di sepanjang sejarah kehidupan,
manakala as-shira‘u bainal haq wal bathil—pertempuran antara al-haq dan al-bathil
—berlangsung. Nabi Nuh ‗alaihis salam disebut oleh para pemuka kaumnya sebagai
orang sesat/menyimpang (QS. Al-A‘raf, 7: 60), Nabi Huud ‗alaihis salam dihina
kaumnya, ia dicela sebagai orang safih bahkan pendusta (QS. Al-A‘raf, 7: 66), Nabi
Luth ‗alaihis salam dihina dengan uangkapan ‗sok suci‘ (QS. Al-A‘raf, 7: 82), dan lain-
lain.
Kedelapan, menimbulkan permusuhan (‘adaawatun)
Syaithan selalu berusaha merusak urusan agama dan dunia umat manusia.
Diantara cara yang dilakukannya adalah menimbulkan permusuhan di
antara mereka. Inilah yang tidak akan pernah berhenti dilakukan
meskipun tujuan utamanya tidak tercapai.
*****