Anda di halaman 1dari 13

MA’RIFATULLAH

MK KHOS PERTEMUAN 1
Agenda Style
01 URGENSI MENGENAL ALLAH

02 METODE DALAM MENGENAL ALLAH

PENGHALANG DALAM MENGENAL


03 ALLAH
Ahammiyyatu Ma’rifatullah
(Urgensi)
Pertama, karena al-maudhu (pembahasan) tentang Allah Ta’ala adalah al-mudhu
(pembahasan) yang sangat agung.

Mengingat kedudukan Allah Ta’ala yang demikian agung itulah maka penting bagi
manusia untuk mengetahui, mengenal, dan mempelajari-Nya. Terlebih lagi tujuan
penciptaan jin dan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Ta’ala semata.
Seorang hamba tidak akan dapat merealisasikan tujuan tersebut, jika dia tidak
mengenal-Nya
Ahammiyyatu Ma’rifatullah
(Urgensi)
Kedua, Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan
hidupnya (QS 51:56) dan tidak tertipu oleh dunia .

Syaikh as-Sa’dy rahimahullah berkata tentang ayat ini. “Hal itu erat
kaitannya dengan ma’rifatullah. Karena sesungguhnya kesempurnaan
ibadah dipengaruhi oleh ma’rifatullah.
Bahkan, setiap kali bertambah pengenalan seorang hamba kepada
Allah, maka akan semakin sempurna ibadahnya.”
Ahammiyyatu Ma’rifatullah
(Urgensi)
Ketiga, pemahaman dan pengetahuan kita tentang Allah Ta’ala harus didukung
quwwatut dalil (dalil-dalil yang kuat). Dalil-dalil yang dimaksud adalah:

1. Dalil naqli (nash yang tertulis dalam kitab)


Tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah untuk memberikan penjelasan. Ia diturunkan
untuk dibaca dan dipelajari. Nabi diutus untuk membacakannya dan mengajarkannya
kepada kita. Mereka yang sungguh-sungguh memperhatikan Al-Qur’an pasti akan
mendapatkan dalil-dalil yang kuat tentang Allah, risalah, ibadah, alam semesta,
manusia, dan kehidupan

2. Dalil Aqli (akal/logika)


Dalil naqli (nash yang tertulis dalam kitab) akan semakin terbukti kebenarannya dengan
dalil aqli (akal/logika) yang diperoleh dari ayat-ayat kauniyah (alam semesta). Oleh
karena itu Allah Ta’ala mendorong kita untuk memperhatikan dan memikirkan alam
semesta yang maha luas ini
3. Dalil fithri (fitrah/naluri/sunnatullah)
Jika manusia menjaga dan mengikuti fitrahnya dengan benar,
maka dia pasti akan menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah, Yang Maha Menciptakan alam beserta isinya.
Ahammiyyatu Ma’rifatullah
(Urgensi)
Ketiga, karena ma’rifatullah (mengetahui, mengenal, dan mempelajari tentang
Allah Ta’ala), akan menumbuhkan ats-tsimar (buah/hasil/pengaruh) di dalam
jiwa, yakni raf’ul imani wattaqwa (meningkatnya iman dan taqwa)

Keimanan dan ketakwaan itulah yang menjadi jalan bagi manusia untuk
mendapatkan berbagai karunia fid dunya (di dunia):

1. At-Tuma’ninah (ketenangan)

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.” (QS. Ar-Ra’du, 13: 28)
2. Al-Amnu (rasa aman)
3. Al-Huriyyah (kemerdekaan)
4. Al-Barakat (keberkahan)
5. Al-Khalifah (kekuasaan)
6. Tamkinud Din (teguhnya agama di muka bumi)
7. Al-Hayatut Thayyibah (kehidupan yang baik

Sementara karunia fil akhirah (di akhirat) yang akan didapatkannya adalah:
1. Dukhulul Jannah (dimasukkan ke dalam syurga)
2. Mardhatillah (keridhoan Allah Ta’ala).

Jadi, ma’rifatullah itu dapat mengantarkan manusia kepada peningkatan iman dan
takwa. Dengan iman dan takwa itulah mereka akan memperoleh as-sa’adah
(kebahagiaan yang hakiki).
At-Thoriq Ila Ma’rifatillah
(Metode Mengenal Allah)
Ghairul Islam (Metode Selain Islam)
Dalam rangka mengenal Tuhan, mereka lebih senang mengikuti hawa nafsunya sendiri.
Pengenalan mereka kepada Allah Ta’ala hanya berlandaskan dugaan, sangkaan dan
hawa nafsu. Yakni mengandalkan al-hawas (panca indera) dan al-aql (akal) yang
sebenarnya sangat terbatas.
Walhasil, pengenalan Allah Ta’ala dengan mengandalkan al-falsafah (filsafat) ini tidak
akan mencapai hasil yang tepat.

“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya


persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. Yunus, 10: 36)

Pengenalan Allah Ta’ala dengan mengandalkan al-hawas dan al-aql atau al-falsafah,
tidak akan mendatangkan keyakinan. Yang akan muncul justru at-taraddud (keragu-
raguan), yang akan mengantarkan pada al-kufru (kekufuran).
Metode Islam
Metode mengenal Allah Ta’ala yang islami adalah dengan cara menggunakan al-aql (akal) dan
al-fithrah (fitrah), as-sam’u (pendengaran) dan al-bashar (penglihatan) untuk memikirkan
ayatayat al-qauliyah (firman Allah), al-mu’jizah (mukjizat), dan ayat-ayat al-kauniyah (ciptaan
Allah), yang meliputi ‘alamul jamadat (benda-benda mati), ‘alamul nabatat (tumbuh-tumbuhan),
‘alamul insani wal hayawanat (manusia dan hewan).

Allah Ta’ala memerintahkan kepada manusia untuk memikirkan ayat-ayat-Nya yang tersebar di
segenap penjuru semesta ini agar mereka mengenal-Nya,
“Katakanlah: ‘Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman””. (QS. Yunus, 10: 101)

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah
bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar.
Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS.
AlFushilat, 41: 53)
Allah Ta’ala menyebutkan, banyak diantara jin dan manusia yang akan
terjerumus ke dalam nereka adalah disebabkan karena tidak mau
menggunakan hati, mata, dan telinganya untuk memahami, melihat, dan
mendengar ayat-ayat Allah Ta’ala
Metode pengenalan yang islami akan membuat manusia mencapai ma’rifatu nafsi
(mengetahui/memahami kedudukan dirinya), musyahadatu wahdaniyatillah (menyaksikan
bukti keesaan Allah), dan islamul wajhi (tunduk kepada Allah). Akhirnya ia akan bersikap
tashdiq (membenarkan) terhadap Allah Ta’ala
Al-Mawani’ Min Ma’rifatillah
(Penghalang dalam Mengenal
Allah)
Secara garis besar, terdapat dua hal yang menghalangi manusia dalam
mengenal Allah.

Pertama, maradhus syahwat (berkaitan dengan penyakit hati; berupa


nafsu dan kesenangan serta perilaku yang tidak terpuji).

Kedua, maradhus-syubhat (berbagai hal yang menimbulkan keraguan,


lebih banyak berkaitan dengan masalah akal dan logika)

Anda mungkin juga menyukai