Anda di halaman 1dari 44

SISTEM KOMUNIKASI S

ATELIT
HELLO!

ANINDYA ZAHRA’UL JASMINE


4.39.19.0.01
HELLO!

ARSYIL ROHMAN
4.39.19.0.04
HELLO!

BUNGA ALLYSAH GARDENIA


4.39.19.0.09
LET’S BEGIN NOW!
You’ve got to get up every morning with determination if u’re going to go to bed with satis
faction
- George Lorimer
K A S I S A T E L IT
T E M K O M U N I
SIS

ALOKASI FREKUENSI

TEKNIK MODULASI
ARSITEKTUR

LINK BUDGET

6
K A S I S A T E L IT
T E M K O M U N I
SIS

MULTIPLEXING

END
TEKNIK
SCRAMBLING

END
ARSITEKTUR
Sistem komunikasi satelit pada umumnya menggunakan Spektrum frek
uensi gelombang mikro, yaitu pada frekuensi diatas 1 GHz. Dalam satu
transponder satelit komunikasi memiliki lebar bandwidth sebesar 40
Mhz, akan tetapi dalam aplikasinya hanya dipakai 36 Mhz saja, karena
2 Mhz di sisi kiri dan kanan dari spectrum lebar bidang frekuensi trans
ponder merupakan frekuensi gap (guard band frequency) yang di mak
sudkan untuk pengamanan agar tidak terjadi interferensi antara transp
onder. Frekuensi yang dialokasikan untuk komunikasi satelit yaitu pad
a Superhigh Frequency (SHF) dan Extremely High Frequency (EHF) ya
ng terbagi pada sub band berikut :

ALOKASI
FREKUENSI
L ASI
O DU
N I K M
TE K
Modulasi merupakan perubahan parameter dari sinyal ca
rier menjadi sinyal informasi. Pada transmisi sinyal inform
asi digital modulator merupakan pengubah informasi me
njadi suatu gelombang (sinyal) analog. Tujuan diberikann
ya modulator adalah untuk mempermudah pengiriman in
formasi. Sistem modulasi digital memiliki 3 teknik modula
si yang paling mendasar yaitu:

• Amplitudo Shift Keying (ASK), modulasi digital dengan


mengubah amplitudo sinyal pembawa.
• Frequency Shift Keying (FSK), modulasi digital dengan
mengubah frekuensi sinyal pembawa.
• Phase Shift Keying (PSK), modulasi digital dengan men
gubah phasa sinyal pembawa.
L ASI
O DU BPSK (Binary Phase Shift Keying)
N I K M
T E K Pada modulasi BPSK, sinyal pembawa merepresentasikan
dua keadaan fasa yang dinyatakan sebagai dua simbol. S
atu simbol BPSK terdiri dari satu satu bit yaitu bit “0” ata
u bit “1”. Setiap satu bit akan mengalami perubahan fasa
sebesar 1800, sedangkan kecepatan bit informasinya sa
ma dengan kecepatan simbolnya. Pada modulasi BPSK,
m = jumlah bit di tiap simbol = 1 dan M = jumlah simbol
= 2m = 2 sehingga bandwidth yang dibutuhkan untuk per
ubahan fasa setiap detik adalah :
BW BPSK = Rt (1+ a )
a = roll of factor yang menyatakan unjuk kerja sebuah mo
dulator
Rt = kecepatan transmisi (bit/sec)
Sedangkan probability of bit error (BER) pada modulasi in
i dapat dirumuskan sebagai berikut :
L ASI
O DU
N I K M
TE K
QPSK (Quadrature Phase Shift Keying)
Pada modulasi QPSK, sinyal pembawa merepresentasika
n empat keadaan fasa yang dinyatakan sebagai empat si
mbol. Satu simbol QPSK terdiri dari dua bit yaitu bit “0
0”,”01”,”10” atau bit “11”. Setiap dua bit akan mengala
mi perubahan fasa sebesar 900, sedangkan kecepatan bi
t informasinya sebesar dua kali kecepatan simbolnya. Pa
da modulasi QPSK, besarnya m = jumlah bit di tiap simbo
l = 2 dan M = jumlah simbol = 2m = 4 sehingga bandwidt
h yang dibutuhkan untuk perubahan fasa setiap detik ada
lah :
L ASI
O DU
N I K M 8 PSK (Eight State Phase Shift Keying)
TE K
Pada modulasi 8PSK, sinyal pembawa merepresentasikan
delapan keadaan fasa yang dinyatakan sebagai delapan s
imbol. Satu simbol 8PSK terdiri dari tiga bit yaitu bit “00
0”, ”001”, ”010”, “011”, ”100”, ”101”, ”110”, atau ”1
11”. Setiap tiga bit akan mengalami perubahan fasa sebe
sar 450, sedangkan kecepatan bit informasinya sebesar ti
ga kali kecepatan simbolnya. Pada modulasi 8PSK, besar
nya m = jumlah bit di tiap simbol = 3 dan M = jumlah sim
bol = 2m = 8 sehingga bandwidth yang dibutuhkan untuk
perubahan fasa setiap detik adalah :

Sedangkan probability of bit error (BER) pada modulasi in


i dapat dirumuskan sebagai berikut :
L ASI
O DU 16-QAM (Quadrature Amplitude Modulation)
N I K M
T E K Modulasi yang dilakukan meliputi modulasi amplituda dan modula
si fasa, atau dapat dikatakan bahwa modulasi QAM merupakan gab
ungan dari modulasi ASK dan modulasi PSK sehingga modulasi QA
M ini lebih sering dikenal dengan modulasi Amplitude Phase Keyin
g (APK). Satu simbol pada modulasi 16QAM terdiri dari empat bit y
aitu “0000”, “0001”, “0100”, “0010”, “0110”, “0110”, “0011”,
“1100”, “1101”, “1001”, “1000”, “1010”, “1011”, “1110” dan
“1111”. (Sklar, 1988) Sehingga besar m = 4(2m =16) maka kecepa
tan bit informasinya sebesar empat kali kecepatan simbolnya. Ban
dwidth yang dibutuhkan untuk perubahan fasa tiap detik:

a = roll of factor yang menyatakan unjuk kerja sebuah modulator


Rt = kecepatan transmisi (bit/s)
Sedangkan probability of bit error (BER) dari modulasi 16QAM dap
at dirumuskan sebagai berikut:

Eb = energy per bit (W/bit)


No = rapat daya derau sistem (W/Hz)
L ASI
O DU
N I K M
TE K

Pemilihan teknik modulasi yang tepat harus mempertimbangkan b


andwidth limited dan power limited, karena teknik modulasi sangat
berpengaruh pada alokasi daya dan bandwidth.
Power limited (keterbatasan daya) terjadi apabila kapasitas bandwi
dth lebih besar daripada kapasitas power sehingga power limited i
nilah yang membatasi kapasitas transponder satelit.
Sedangkan bandwidth limited terjadi apabila kapasitas power lebih
besar daripada kapasitas bandwidth, sehingga bandwidth limited i
nilah yang membatasi kapasitas transponder satelit.
L ASI
O DU
N I K M Analisis Kinerja Penggunaan Modulasi QPSK,
TE K
8PSK, 16QAM Pada Satelit Telkom-1

https://
media.neliti.com/media/publications/41144-ID-analisis-kinerja-p
enggunaan-modulasi-qpsk-8psk-16qam-pada-satelit-telkom-1.pdf
O D U L A S I
TEKNIK M

Analisis Kinerja Penggunaan Modulasi QPSK,


8PSK, 16QAM Pada Satelit Telkom-1

https://media.neliti.com/media/publications/41144-ID-analisis-kinerja-pengg
unaan-modulasi-qpsk-8psk-16qam-pada-satelit-telkom-1.pdf

Berdasarkan pemaparan hasil Analisis Kelayakan Pemanfaatan Modulasi


QPSK, 8PSK, 16QAM pada Satelit Telkom-1, dapat diambil kesimpulan
bahwa modulasi yang paling layak digunakan satelit Telkom-1 untuk
layanan Intermediate Rate (IDR) adalah modulasi QPSK dengan diameter
antena penerima 3 meter, sedangkan modulasi yang paling buruk digunakan
satelit Telkom-1 adalah modulasi 16QAM
O D U L A S I
TEKNIK M

Apabila dilihat dari perbandingan power dan bandwidth untuk masing-


masing modulasi pada penerima 3 meter, bahwa dengan menggunakan
modulasi QPSK diperoleh kapasitas power sebesar 24 carrier namun
kapasitas bandwidthnya sebesar 16 carrier. Sehingga satu transponder hanya
bisa menampung maksimal 16 carrier saja karena keterbatasan bandwidth.
Dengan menggunakan modulasi 8PSK diperoleh kapasitas power sebesar 8
carrier namun kapasitas bandwidthnya sebesar 24 carrier. Sehingga satu
transponder hanya bisa menampung maksimum 8 carrier saja karena
keterbatasan power. Dengan menggunakan modulasi 16QAM diperoleh
kapasitas power sebesar 4 carrier namun kapasitas bandwidthnya sebesar 32
carrier. Sehingga satu transponder hanya bisa menampung maksimum 4
carrier saja karena adanya keterbatasan power. Dengan demikian melihat
kondisi kapasitas transponder maksimum yang bisa ditampung maka
pemanfaatan modulasi QPSK lebih layak dibanding dengan modulasi
lainnya.
O D U L A S I
TEKNIK M
Kenapa 16QAM paling buruk?
Pada antenna penerima 3M , perbandingan dalam 1 transponder adalah :
QPSK : 8PSK : 16QAM
16 : 8 : 4

Pada antenna penerima 5M , perbandingan dalam 1 transponder adalah :


QPSK : 8PSK : 16QAM
16 : 10 : 7

Pada antenna penerima 7M , perbandingan dalam 1 transponder adalah :


QPSK : 8PSK : 16QAM
16 : 20 : 13

Pada antenna penerima 10M , perbandingan dalam 1 transponder adalah :


QPSK : 8PSK : 16QAM
16 : 24 : 17

Karena perbandingan antara power dan bandwidth tidak seimbang sehingga


kapasitas transponder satelit tidak dapat terisi maksimal
LINK B U D G E T

Link budget adalah kegiatan menghitung dari rencana power yang akan dipancarkan ke satelit dari stasi
un bumi untuk mendapatkan suatu nilai (C/N)total dari suatu link.

Perhitungan link budget merupakan perhitungan level daya yang dilakukan untuk memastikan bahwa le
vel daya penerimaan lebih besar atau sama dengan level daya yang dikirtimkan. Tujuannya untuk menja
ga keseimbangan gain dan loss dari antenna pemancar (Tx) ke antenna penerima (Rx).
LINK B U D G E T

EIRP ( Effective Isotropic Radiated Power)


merupakan daya maksimum gelombang sinyal mikro pada antenna pemancar (Tx). EIRP digunakan untu
k menyatakan daya pengiriman dari stasiun bumi atau satelit. EIRP stasiun bumi dilambangkan dengan
EIRPES yang mempunyai persamaan :
LINK B U D G E T

Figure of Merit (G/T)


G/T satelit yang dilambangkan dengan (G/T)SL sudah disertakan pada karakteristik satelit yang bersang
kutan. G/T stasiun bumi yang dilambangkan dengan (G/T)ES biasanya digunakan untuk menunjukkan p
erformansi antena stasiun bumi dan LNA dalam hubungan sensitifitas carrier down link yang diterima d
ari satelit. Parameter G merupakan gain antena penerima yang menunjukkan input LNA, sedangkan par
ameter T didefinisikan sebagai suhu derau perangkat sistem stasiun bumi yang juga merupakan input L
NA. Persamaannya :

Mencari Persamaan T :
LINK B U D G E T

FSL (Free Space Loss)


merupakan redaman yang muncul akibat perambatan sinyal dari pemancar ke penerima melalui ruang
hampa pada komunikasi satelit. Pada kondisi ini redaman ( loss ) yang terjadi adalah minimal, yaitu dari
redaman ruang bebas ( free space loss). Besarnya redaman udara bebas adalah :
FSL (dB) = 32,4 + 20 log d + 20 log f
d = jarak dalam km
f = frekuensi dalam MHz )
LINK B U D G E T

Redaman Hujan
redaman hujan dipengaruhi oleh frekuensi yang digunakan,curah hujan dan jarak lintasan propagasi ya
ng melalui hujan. Redaman hujan dilambangkan dengan Arain merupakan redaman yang memiliki peng
aruh cukup besar terhadap propagasi gelombang dengan frekuensi diatas 10 GHz. Besarnya RA berkisa
r ~ 0,5 – 5 dB.
LINK B U D G E T

Redaman Atmosfer
Redaman Atmosfer atau rugi-rugi saluran yang dilambangkan dengan Latt akan terjadi dalam hubungan
antara antena penerima dan sifat sifat penerima.Dirumuskan dengan persamaan :
LINK B U D G E T

Saturated Power Density (SPD)


SPD adalah daya dari stasiun bumi yang membuat EIRP satelit mencapat titik saturasi yang dilambangk
an dengan Φ. Harga SPDSL telah disediakan pada karakteristik satelit yang bersangkutan. Untuk memp
eroleh nilai SPD pada sebuah stasiun bumi dapat ditulis sebagai berikut :
LINK B U D G E T

Power Flux Density (PFD)


PFD adalah digunakan untuk menyatakan daya pengiriman dari stasiun bumi pada sebuah area. PFD da
pat dihitung sebagai berikut :

dimana:
G1 = 37 (kondisi clear sky)
LINK B U D G E T

Input Back Off (IBO) dan Output Back Off (OBO)


IBO merupakan pengurangan daya masukan penguat daya pada transponder agar titik kerja menjadi lin
ear. Sedangkan OBO merupakan penguatan daya keluaran yang disebabkan oleh daya masukan dari IB
O.
IBO dan OBO pada carrier dilambangkan dengan IBOCRX dan OBOCRX yang mempunyai persamaan :
LINK B U D G E T

Redaman Ruang Bebas


Redaman ruang bebas dilambangkan dengan Lfs merupakan hilangnya daya yang dipancarkan pada ru
ang bebas saat pemancaran sehingga tidak seluruh daya dapat diterima oleh antenna penerima.
Besar redaman ini dapat ditulis sebagai berikut :
LINK B U D G E T

C/N (Carrier to Noise Power Ratio)


Merupakan perbandingan antara daya sinyal pembawa dengan daya derau yang diterima. Dalam sistem
komunikasi satelit terdapaπt tiga buah jenis C/N, yaitu C/N uplink, C/N downlink dan C/N total yang d
ituliskan dalam persamaan di bawah ini :
LINK B U D G E T

Delay Propagasi
Delay Propagasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirim sebuah informasi dari pengirim ke pen
erima. Pada topologi yang dipakai pada perancangan ini delay propagasi adalah waktu tempuh sebuah
informasi dari sebuah stasiun bumi ke hub melalui atau sebaliknya. Besarnya delay propagasi yang dila
mbangkan dengan tSL dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
LINK B U D G E T

Gain
Gain merupakan penguatan daya pada antennabaik pemancar (Tx) maupun penerima (Rx). Gain atau p
enguatan adalah perbandingan antara daya pancar suatu antena terhadap antena referensinya dalam h
al ini antenna isotropik. Persamaan untuk antena parabolic adalah sebagai berikut :
LINK B U D G E T

Eb/No (Energi per bit to Noise Density Ratio)


Eb/No merupakan salah satu parameter yang menyatakan kemampuan kinerja dari sistem komunikasi d
igital. Eb/No akan menentukan besarnya kecepatan kesalahan bit yang disebut Bit Error Rate (BER). Da
pat dilihat di persamaan berikut :
LINK B U D G E T

BER (Bit Error Rate)


BER adalah perbandingan antara jumlah bit informasi yang diterima secara tidak benar dengan jumlah
bit informasi yang ditransmisikan pada selang waktu tertentu. Parameter BER ini nilainya berbeda-beda
untuk setiap alat. Hal ini disebabkan kinerja dari setiap alat berbeda pula. Semakin rendah nilai BER ya
ng dihasilkan oleh suatu transmisi digital, semakin baik pula kinerja transmisi digital tersebut.
LINK B U D G E T

Bandwith
Perhitungan bandwith untuk suatu carrier ditentukan dari besarnya bit informasi yang dikirim. Hal ini d
apat ditulis sebagai berikut :
LINK B U D G E T

FEC (Froward Error Correction)


FEC digunakan pada transmisi digital untuk memperbaiki kesalahan dan mengoptimalkan kapasitas tra
nsponder, karena penerima akan mendeteksi kesalahan dan mengoreksi kesalahan tersebut tanpa me
mbutuhkan transmisi ulang. Atau metode pengoreksi kesalahan dengan cara menambahkan bit data pa
da sistem redudansi di sisi pemancar, FEC ini diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan daya dan
lebar pita satelit.
I K S C R A M B L I N G
T E K N

Scrambling adalah teknik yang mentranspos atau membalikkan sinyal atau mengkodekan pesan di sisi pengiri
m untuk membuat pesan tidak dapat dipahami di penerima.

Scrambling adalah perangkat yang memanipulasi aliran data sebelum transmisi.

Scrambling dapat ditempatkan tepat sebelum pembuat kode FEC , atau dapat ditempatkan setelah FEC, tepat
sebelum modulasi.

FEC atau pengkodean saluran adalah teknik yang digunakan untuk mengendalikan kesalahan dalam transmisi
data melalui saluran komunikasi yang tidak dapat diandalkan atau noise. FEC memberikan kemampuan kepad
a penerima untuk memperbaiki kesalahan tanpa memerlukan saluran balik untuk meminta transmisi ulang dat
a, tetapi dengan biaya bandwidth saluran maju yang tetap dan lebih tinggi. Oleh karena itu FEC diterapkan dal
am situasi komunikasi satu arah dan ketika mentransmisikan ke beberapa penerima dalam multicast.
I K S C R A M B L I N G
T E K N

Ada dua alasan utama mengapa scrambling digunakan:

1 . Untuk mengaktifkan pemulihan waktu yang akurat pada peralatan penerima tanpa menggunakan pengkod
ean saluran yang berlebihan.
2 . Untuk penyebaran power pada pembawa, mengurangi interferensi sinyal antar pembawa. Ini menghilangka
n ketergantungan spektrum daya sinyal pada data yang ditransmisikan yang sebenarnya, membuatnya lebi
h tersebar untuk memenuhi persyaratan kepadatan daya maksimum (karena jika daya terkonsentrasi di pita
frekuensi sempit, dapat mengganggu saluran yang berdekatan karena intermodulasi (juga dikenal sebagai
modulasi silang)
I K S C R A M B L I N G
T E K N

Jenis Scrambling

1 . Additive (synchronous)
Scrambling aditif mengubah aliran data input dengan menerapkan urutan biner pseudo-random (PRBS).
Dalam scrambling ini, setiap bit informasi yang masuk digabungkan dengan penambahan modulo 2 den
gan setiap bit dibangkitkan oleh generator urutan pseudo random. Pseudorandom ini terdiri dari shift re
gister dengan berbagai jalan membalik.

2 . Scrambling multiplikasi (juga dikenal sebagai feed-through) disebut demikian karena mereka melakukan pe
rkalian sinyal input dengan fungsi transfer pengacak di ruang-Z . Mereka adalah sistem invarian waktu linier
diskrit . Pengacak perkalian bersifat rekursif, dan pengacak perkalian bersifat non-rekursif. Tidak seperti pe
ngacak aditif, pengacak multiplikasi tidak memerlukan sinkronisasi bingkai, itulah sebabnya mereka juga di
sebut self-syncronizing.
I K S C R A M B L I N G
T E K N

Keuntungan Scrambling

Penekanan urutan logika 0 atau 1 yang dapat mengkode NRZ-L, dapat menyebabkan hilangnya sinkronisasi sir
kuit pemulihan bit timming dan menyebabkan kesalahan deteksi pada output demodulator sebagai hasilnya.
MULT I P L E X I N G

FDM (Frequency Division Multiplexing) adalah teknik multiplexing dimana setiap piranti diberi frekuensimodulasi
yang berbeda sehingga bisa bersamaan melakukan transmisi melalui satu media. Teknik FDM banyak digunakan
pada komunikasi data dengan medium berkapasitas besar, biasa disebut sebagai broadband (jalur lebar) mediu
m. Melalui teknik ini berbagai siaran TV dapat disalurkan dalam satu kabel (cable TV), atau Video, Suara, dan Dat
a bisa disalurkan bersama dalam satu kabel
MULT I P L E X I N G

TDM (Time Division Multiplexing) adalah teknik multiplexing dengan cara memberi alokasi waktu pada masing-m
asing transmisi secara bergiliran. Teknik TDM biasa digunakan apabila total kapasitas transmisi melebihi kapasita
s medium, yang biasa disebut baseband medium (jalur sempit). Karena kapasitas medium terbatas maka setiap pi
ranti yang berkomunikasi mendapat slot-waktu untuk mengirim data.
MULT I P L E X I N G

CDM adalah teknik multiplexing dimana setiap channel atau piranti yang berkomunikasi menggunakan kode data
yang berbeda sehingga bisa bersamaan (seperti pada FDM) pada satu saat, dan sekaligus bisa menggunakan slot
waktu berbeda (seperti pada TDM). Teknik CDM memungkinkan bandwidth saluran komunikasi suara bisa diguna
kan bersama oleh banyak telepon selular.
THANK YOU!
Do You Have Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai