Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DIABETES MELLITUS
Anggota Kelompok 3 :
Alif Eggi Uzayani 10219003 Muhammad Tabi’u A. R.
Anggita Restiana Dewi 10219005 10219039

Anggraeni Novita Sari 10219006 Niken Ayu Aprilita 10219041

Cindy Ferdiana Sari P. 10219013 Putri Agustin 10219046

Danisa Wahyuning A. 10219015 Riko Andi Pranoto 10219048

Delphi Eka Sandy A. 10219016 Siska Fithia Putri 10219056

Dinda Riana Ayu M. P. 10219019 Tiara Rosa Prameswari I.


Dinda Sita Devi 10219020 10219059

Lulu Habiba Nailarifda 10219035 Violita Oktarina 10219062


Rio Andika 70420002
Definisi

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan


peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin,
kerja insulin atau keduanya (Smeltzer dan Bare, 2015).

Hal tersebut dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel beta
langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel tubuh terhadap
insulin (Sunaryati dalam Masriadi, 2016).
Etiologi

Umumnya diabetes mellitus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian
besar dari sel-sel beta dari pulau-pulau langerhans pada pankreas yang berfungsi
menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin. Selain itu dapat terjadi
karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukkan lukosa kedalam sel
Diabetes mellitus atau lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing
manis mempunyai beberapa penyebab, antara lain :

• Pola makan
• Obesitas (kegemukan)
• Faktor genetis
• Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
• Penyakit dan infeksi pada pankreas
• Pola hidup
• Kadar kortikosteroid yang tinggi. Kehamilan diabetes gestasional.
• Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.
• Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.
Klasifikasi
DM dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kategori klinis (Smeltzer dan Bare, 2015),
yaitu :

 DM tipe 1

DM tipe 1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus), dapat terjadi disebabkan
karena adanya kerusakan sel-β. Umumnya penyakit ini berkembang ke arah ketoasidosis diabetik
yang menyebabkan kematian. DM tipe 1 dicirikan dengan onset yang akut dan biasanya terjadi
pada usia 30 tahun (Smeltzer dan Bare, 2015).
 DM tipe 2

DM tipe 2 atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus), dapat terjadi karena
kerusakan progresif sekretorik insulin akibat resistensi insulin. Insidensi terjadi lebih umum pada usia
30 tahun, obesitas, herediter, dan faktor lingkungan. DM tipe ini sering terdiagnosis setelah terjadi
komplikasi (Smeltzer dan Bare, 2015).

 DM tipe tertentu

DM tipe ini dapat terjadi karena penyebab lain, misalnya, defek genetik pada fungsi sel-β, defek
genetik pada kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas (seperti fibrosis kistik dan pankreatitis),
penyakit metabolik endokrin, infeksi, sindrom genetik lain dan karena disebabkan oleh obat atau kimia
(seperti dalam pengobatan HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ) (Smeltzer dan Bare, 2015).
 DM gestasional
DM ini merupakan DM yang didiagnosis selama masa kehamilan, dimana intoleransi glukosa
didapati pertama kali pada masa kehamilan. Terjadi pada 2-5% semua wanita hamil tetapi hilang saat
melahirkan (Smeltzer dan Bare, 2015).
Patofisiologi

Diabetes tipe 1.

Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta
pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat produksi
glukosa yang tidak terukur oleh hati. Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka
ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa
tersebut muncul dalam urin (glikosuria). Ketika glukosa yang berlebihan di eksresikan ke dalam
urin, eksresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan.
Diabetes tipe 2

DM tipe 2 merupakan suatu kelainan metabolik dengan karakteristik utama adalah terjadinya
hiperglikemik kronik. Meskipun pola pewarisannya belum jelas, faktor genetik dikatakan memiliki
peranan yang sangat penting dalam munculnya DM tipe 2. Faktor genetik ini akan berinteraksi
dengan faktor-faktor lingkungan seperti gaya hidup, obesitas, rendahnya aktivitas fisik, diet, dan
tingginya kadar asam lemak bebas (Smeltzer dan Bare, 2015). Mekanisme terjadinya DM tipe 2
umumnya disebabkan karena resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
WOC
Manifestasi Klinis
Adanya penyakit diabetes mellitus ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita.
Manifestasi klinis Diabetes Melitus dikaitkan dengan konsekuensi metabolik defisiensi insulin. Pasien dengan diabetes
tipe sering memperlihatkan awitan gejala yang eksplosif dengan polidipsia, pliuria, turunnya berat badan, polifagia,
lemah, somnolen yang terjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu. Gejala dan tanda-tanda DM dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu gejala akut dan gejala kronik.

◦ Gejala akut penyakit DM

Permulaan gejala yang ditunjukkan meliputi serba banyak (poli) yaitu banyak makan (poliphagi), banyak minum
(polidipsi), dan banyak kencing (poliuri)

◦ Gejala kronik penyakit DM

Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita DM adalah kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk-
tusuk jarum, rasa tebal di kulit, kram, mudah mengantuk, mata kabur, biasanya sering ganti kacamata, gatal di sekitar
kemaluan terutama pada wanita, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun, dan para ibu hamil
sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg
Komplikasi
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien DM tipe 2 akan menyebabkan
berbagai komplikasi. Komplikasi DM tipe 2 terbagi dua berdasarkan lama terjadinya
yaitu: komplikasi akut dan komplikasi kronik

1. Komplikasi akut

- Ketoasidosis diabetik (KAD)

- Hiperosmolar non ketotik (HNK)

- Hipoglikemia

2. Komplikasi kronik

- Komplikasi makrovaskular

- Komplikasi mikrovaskular

- Neuropati
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes. Tujuan
penatalaksanaan meliputi :
- Tujuan jangka pendek
- Tujuan jangka panjang
- Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM

Tatalaksana diabetes terangkum dalam 4 pilar pengendalian diabetes. Empat pilar pengendalian diabetes, yaitu :
- Edukasi
- Pengaturan makan (Diit)
- Olahraga / Latihan Jasmani
- Obat / Terapi Farmakologi
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Umum
1) Intial kepala keluarga : Tn. M
2) Usia : 48 tahun
3) Pendidikan : SMA
4) Agama : Islam
5) Suku : Jawa
6) Alamat : Jalan Karya Bakti 1 Kec. Medan Polonia
7) Tipe Keluarga : Keluarga inti
8) Komposisi Keluarga :

No Nama Jenis Hub. Umur Pendidika Status


Kelamin Keluarga n Imuniasai
1 Ny. P P Istri 48 SMA Lengkap
2 An. I P Anak 25 SMA Lengkap
3 An. S L Anak 16 SMA Lengkap
Genogram
9) Status Ekonomi Sosial

Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kepala keluarga yaitu Tn.M pendapatannya
kurang lebih Rp. 3.500.000 dan kebutuhan yang diperlukan keluarga kurang lebih Rp.
3.000.000 dan sisanya adalah tabungan keluarga.

10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga yaitu jika ada hari libur keluarga pergi berekreasi dan mengunjungi rumah
keluarga, dan menonton tv bersama untuk mengisi waktu kosong.

b. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga

1) Tahapan perkembangan keluarga saat ini Tahapan perkembangan keluarga Tn.M saat ini
adalah keluarga dengan anak sekolah.

2) Tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Tahapan perkembangan keluarga


yang belum terpenuhi sampai saat ini adalah An.I sudah memiliki keluaraga tapi belum
mempunyai tempat tinggal sendiri dan An.S masih sekolah.

3) Riwayat keluarga sebelumnya Keluarga Tn.M tidak ada riwayat penyakit keturunan :
Diabetes Melitus, sedangkan Ny.P mempunyai penyakit diabetes melitus.
C. Pengkajian
lingkungan
1) Denah rumah

Keterangan :
A = Garasi Mobil
B = Kamar Tidur I
C = Ruang Tamu
D = Ruang TV
E = Kamar Tidur II
F = Kamar Tidur III
G = Dapur
H = Kamar Mandi
I = Halaman Belakang
2) Karakteristik rumah
a) Luas rumah : 120 meter.
b) Tipe rumah : Permanen.
c) Kepemilikan rumah : Milik pribadi.
d) Jumlah kamar : 3 kamar tidur, dan 1 kamar mandi.
e) Ventilasi jendela : ada di setiap ruangan.
f) Pemanfaatan ruangan : baik, dengan kondisi penerengan yang cukup baik.
g) Septi tank : terdapat dibelakang rumah dengan jarak kurang 1 meter dari kamar mandi.
h) Sumber air : menggunakan sumber bor
i) Kamar mandi/wc : terdapat 1 kamar mandi
j) Sampah : pembuangan sampah didepan rumah/ pekarangan
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Diantara anggota keluarga Ny.P terbina hubungan yang harmonis. Dalam menghadapi suatu permasalahan selalu dilakukan dengan cara
bermusyawarah keluaraga sebelum diputuskan. Dan komunikasi dilakukan dengan cara terbuka.
2) Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Ny.P saling menghargai, membantu, dan mendukung satu sama lain.
3) Struktur peran
a) Tn. P : sebagai kepala keluarga, seorang ayah dan pencari nafkah
b) Ny. P : sebagai seorang isteri dan sekaligus sebagai seorang ibu dari anak-anaknya.
c) An. I : sebagai anak pertama
d) An. S : sebagai anak kedua
4) Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga Ny.P disesuaikan dengan ajaran agama islam yang dianut serta norma yang berlaku
dilingkungan.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hubungan antara keluarga baik, saling mendukung, dan saling tolong menolong satu sama lain.
2) Fungsi sosial
Setiap hari keluarga berinteraksi dengan orang yang disekitarnya dan mereka terbilang ramah dilingkungannya.
3) Fungsi reproduksi
Jumlah anak Ny.P ada 2 orang, anak pertama sudah menikah dan anak kedua masih sekolah. Dan Ny.P masih menggunakan KB nya.
4) Fungsi ekonomi
Pemenuhan kebutuhan pokok keluarga saat ini hanya bertumpu pada Tn.M yang ebkerja disalah satu perusahaan swasta.
5) Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga kurang mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit Dm, hal ini ditunjukan dengan keluarga kurang menyadari dampak
masalah kesehatan akibat penyakit DM. Keluarga juga tidak tahu bahwa penyakitnya bisa diturunkan kepada anaknya sehingga harus mendapat
pengobata yang segera dan jangka waktu yang cukup panjang. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan juga terbatas karena keluarga
tidak mengetahui tentang masalah yang terjadi pada penyakit DM. Keluarga tidak mengetahui langkahlangkah yang harus dilakukan dalam
menangani penyakitnya
f. Stress dan Kopping Keluarga
1) – Jangka pendek : jika ada anggota keluarga yang sakit.
– Jangka panjang : penyakit yang diderita oleh Ny.P adalah stressor jangka panjang karena sudah 2 tahun Ny.P
menderita penyakit ini.

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor : keluarga saat ini berusaha sendiri walaupun masih
bingung bagaimana merawat keluarga dengan penyakit DM.

3) Strategi koping yang digunakan : keluarga lebih memilih berdiskusi dalam memecahkan masalah, dan sudah
menjadi pola koping dalam keluaraga tersebut.

4) Strategi adaptasi disfungsional : tidak memiliki strategi adaptasi disfungsional yang digunakan dalam
memecahkan masalah.

5) Harapan keluarga : keluarga berharap penyakit Ny.P dapat disembuhkan.


g. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pemeriksaan fisik Tn. M Ny. P An. I An. s
TD (mmHg) 138/70 120/70 120/60 110/70
Nadi (x/menit) 78 80 76 74
RR (x/menit) 18 20 18 18
BB (kg) 75 60 48 60
TB (cm) 168 156 155 160
Kepala Normal Normal normal Normal
Rambut Sebagian hitam, sebagian Rambut bersih, sebagian Rambut hitam, tidak ada Rambut hitam, tidak ada
beruban, tidak ada ketombe, beruban, tidak ada lesi, tidak ketombe, tidak mudah patah. ketombe, tidak mudah patah.
tidak mudah patah ada ketombe

Konjungtiva Normal pucat normal Normal


Sklera Normal Normal normal normal
Hidung Bersih, tidak ada sekret, tidak Bersih, tidak ada sekret, tidak Terdapat sekret namun tidak Bersih, tidak ada sekret, tidak
ada polip ada polip. ada polip. ada polip.
Telinga Simetris, normal Simetris normal Simetris normal Simetris normal
Mulut Normal normal normal Normal
Kulit Normal normal normal Normal
Leher Normal normal normal normal
Kurgor kulit Normal normal normal normal
Keluhan Tidak ada keluhan Mudah capek, mudah haus, pilek Tidak ada keluahan
mualmuntah
2. Analisa Data
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH KESEHATAN MASALAH
KEPERAWATAN
1. Data subjektif : Penurunan insulin Perubahan Ketidakmampuan
-Klien mengeluh dalam tubuh nutrisi keluarga
lemas. ↓ kurang dari mengenal
-Klien mengeluh Glukosa darah kebutuhan masalah
berat badan tidak dapat tubuh kesehatan
menurun dari 78 ditransfer
kg menjadi 60 kg kejaringan
- Klien mengatakan ↓
nafsu makan Starvasi
menurun (kelaparan sel)
- Klien mengatakan ↓
merasa mual dan Pemecahan lemak
muntah dan protein di hati
Data objektif : ↓
-Porsi makan tidak Penurunan berat
dihabiskan ½ badan
porsi ↓
-Konjungtiva Menunjukan
nampak pucat nutrisi tubuh tidak
adekuat
2. Data subjektif : Penurunan insulin Intoleransi Aktivitas Ketidakmampuan
-Klien mengatakan tubuh keluarga
merasa lemas ↓ merawat anggota
-Klien mengatakan Glukosa darah keluarga yang
mudah lelah tidak dapat sakit.
setelah ditransfer
melakukan kejaringan
aktivitas ↓
- Klien mengatakan Glukagon otot
sebagian menurun
aktivitasnya ↓
dilakukan sendiri Metabolisme
Data objektif : karbohidrat
- Klien nampak menurun
lemas ↓
- Klien nampak ATP tidak
lelah terbentuk
-Aktivitas ↓
sebagian Energi berkurang
dilakukan sendiri ↓
Kelenah
3. SKORING MASALAH
•Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN


1. Sifat masalah : 3/3x1 = 1 1 Sifat masalah actual, dengan masalah
Tidak/kurang sehat perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1. Tidak/kurang sehat yang sudah terjadi ditandai dengan mual,
2. Ancaman kesehatan muntah, tidak selera makan, bahan porsi
3. krisis makan Ny.P bila tidak di tangani dapat
menyebabkn komplikasi

2. Kemungkinan masalah di ubah : 1/2x2=1 1 Kemungkinan masalah dapat diubah dengan


1. Dengan mudah tindakan keperawatan, dan mengubah perilaku
2. Hanya sebagian keluarga tentang cara pemberian makanan,
3. Tidak dapat penyuluhan tentang cara menyediakan menu
seimbang dan keluarga kooperatif untuk
menyediakan serta di dukung dengan dana.
3. Potensi masalah untuk dicegah : 1/3x1=0,3 0,3 Masalah ketidakseimbangan nutrisi sudah terjadi dan
1. Tinggi membutuhkan banyak waktu untuk
2. Cukup menyeimbangkannya.
3. Rendah
 

4. Menonjolnya masalah : harus ditangani 2/2x1=1 1 Keluarga mengatakan sudah berusaha ke pukesmas
1. Masalah berat harus ditangani untuk mengobati Ny.P tetapi tidak ada perubahan.
2. Masalah tidak perlu segera
ditangani
3. Masalah tidak dirasakan

  JUMLAH   3,3  
•Intoleransi Ativitas

NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN


1. Sifat masalah : 3/3x1 = 1 1 Sifat masalah actual, dengan masalah intoleransi
Tidak/kurang sehat aktivitas ditandai dengan mudah lelah, lemas, bila
1. Tidak/kurang sehat tidak ditangani maka akan mengganggu kesehatan
2. Ancaman kesehatan pasien dan dapat menyebabkan komplikasi.
3. krisis
2. Kemungkinan masalah di ubah : 1/2x2=1 1 Kemungkinan masalah dapat diubah dengan
1. Dengan mudah tindakan keperawatan, dan mengubah perilaku
2. Hanya sebagian keluarga tentang cara pemberian makanan,
3. Tidak dapat penyuluhan tentang cara menghemat energy.
3. Potensi masalah untuk dicegah : 1/3x1=0,3 0,3 Masalah intoleransi ativitas sudah terjadi dan
1. Tinggi dirasakan oleh pasien namun karena kurang
2. Cukup pengetahuan dapat mengganggu aktivitas.
3. Rendah
 
4. Menonjolnya masalah : harus 0/2x1=0 0 Keluarga melihat bahwa permasalahan adalah
ditangani benar.
1. Masalah berat harus
ditangani
2. Masalah tidak perlu segera
ditangani
3. Masalah tidak dirasakan
  JUMLAH   2,3  
4. DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.M
khususnya Ny.P berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan ditandai dengan Ny.P tidak selera
makan dan pada saat makan Ny.P mual dan muntah.
b. Intoleransi aktivitas pada keluarga Tn.M khususnya Ny.P
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit ditandai dengan Ny.P mengatakan mudah lelah
dan lemas.
No. Diagnosa Tujuan dan kritria hasil Intervrensi
kesehatan
1. Perubahan Setelah dilakuan kunjungan 3x diharapkam status O:
nutrisi membaik.
Nutrisi b.d -identifikasi masalah nutrisi

Ketidakmampua -identifikasi alergi dan intolerensi makanan


n
-monitor asupan makanan
keluarga
-monitor berat badan
mengenal
T:
masalah
-lakukan oral hygine sebelum mkan jika perlu
kesehatan
-sajkan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai

-E:

-Anjurkan posisi duduk jika mampu

K:Kolaborasi dngan ahli gizi untuk menentukan


jumlah kalori yang dibutuhkan.
2 Intoleransi Setelah dilakuan kunjungan 3x diharapkam status O:
aktivitas b.d intoleransi aktivitas membaik
-identifikasi gagguan fungsi tubuh yang
Ketidakmampua
mengabitkan kelelahan
n
-monitor pola jam tidur
keluarga
-monitor kelelahan fisik dan emosional
merawat anggota
E:
keluarga yang
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
sakit.
T:

-Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah


stimulu

-lakukan latihan rentang grak pasif dan/atau


aktif

K:

Kaloborasi dengan ahli gizi tentang cara


menngkatkan aupan makanan.
no Diagnosa kesehatan Implementasi Evaluasi
1. Perubahan O: O
Pengertian dari diabetes melitus
Nutrisi b.d -Mengidentifikasi masalah nutrisi
Diabetes melitus adalah penyakit yang
Ketidakmampuan -Mengidentifikasi alergi dan intolerensi makanan terjadi karena peningakatan kadar gula darah
karena kekurangan insulin GDS ≥ 200 mg/dl.
keluarga -Memonitor asupan makanan
T
mengenal -Memonitor berat badan ○ Penyebab

masalah T: Faktor yang tidak bisa diubah


- Usia (lebih dari > 40 th)
kesehatan -Melakukan oral hygine sebelum mkan jika perlu
- Jenis kelamin
-Menyajikan makanan secara menarik dan suhu
- Keturunan diabetes
yang sesuai
E
-E: Faktor yang bisa diubah
-Menganjurkan posisi duduk jika mampu - Obesitas
-Mengkosumsi makanan
K:Mengkolaborasi dngan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan. Berlemak
- Dislipidia

-Terpapar asap rokok atau


Evaluasi
O – Terpapar asap rokok atau merokok

- Stress

O
-Kurang gerak/aktivitas
○ Tanda dan gejala
– Poliuri
– Polidipsi
– Polifagi
– Kesemuta
- Mudah mengantuk
- Mudah lelah
E.
○ Komplikasi diabetes melitus
- Penyakit jantung
- Kelainan mata
- Gangguan saraf (neuropati)
- Gangguan ginjal
- Kaki diabetik
Perawatan kaki dan senam kaki diabetik.
2 Intoleransi aktivitas b.d O:    Jenis makanan yang harus dihindari
diantaranya :
Ketidakmampuan
-Mengidentifikasi gagguan fungsi tubuh yang - Makanan yang banyak mengandung pemanis
keluarga mengabitkan kelelahan gula.
- Makanan yang banyak mengandung lemak
merawat anggota -Memonitor pola jam tidur misalnya : daging, telur, jeroan.
keluarga yang -Memonitor kelelahan fisik dan emosional - Alkohol

sakit. E:

Menganjurkan melakukan aktivitas secara


bertahap

T:

-Menyediakan lingkungan yang nyaman dan


rendah stimulu

-Melakukan latihan rentang grak pasif dan/atau


aktif

K:

Mengkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara


menngkatkan aupan makanan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai