Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN

KEPERAWATAN
HEMATOLOGI
(THALASEMIA)
PADA ANAK
Dosen Pembimbing :
Putri Kristyaningsih, S.Kep, Ns, M.Kep
Anggota Kelompok 1

Adhe Ira Wahyuning Putri 10219001


Ali Manshur Arifin 10219002
Alif Eggi Uzayani 10219003
Ameyliana Prisiska Amandani 10219004
Anggita Restiana Dewi 10219005
Anggraeni Novita Sari 10219006
Arizal Ditha Misbahudin 10219007
Aurellia Amara Putri 10219008
Bagus Budi Satria 10219009
Binti Ayu Herliana 10219010
Binti Nuriana 10219011
Cici Sukma Melati 10219012
Anggota Kelompok 1

Cindy Ferdiana Sari Putri 10219013


Citra Intan Pratiwi 10219014
Danisa Wahyuning Asri 10219015
Delphi Eka Sandy Agustyan 10219016
Denny Ayu Safitri 10219017
Devan Iqbal Kurnia Arganata 10219018
Dinda Riana Ayu Mamila Putri 10219019
Dinda Sita Devi 10219020
Dwi Wahyu Handayani 10219021
Ela Nurmetianingsih 10219022
Vidiliya Dwi Utami 70420001
POKOK PEMBAHASAN

01 03
Konsep Thalassemia
Kasus

02 04
Kesimpulan dan Saran
Asuhan Keperawatan
Thalassemia
Thalasemia merupakan penyakit kronis
yang terjadi pada anak-anak, Thalassemia
merupakan penyakit kelainan darah yang
disebabkan oleh gangguan produksi
hemoglobin sehingga hemoglobin dalam
tubuh berkurang.
Thalassemia Menurut Beberapa Ahli

(Mahdi,2017). (Grentina, 2016) (Wibowo & Zen,


2019).

Thalassemia adalah penyakit Thalasemia salah satu Belum ada obat untuk
kerurunan berupa kelainan penyakit genetik terbanyak menyembuhkan, pengobatan
pada sel darah merah yang didunia ditandai dengan yang diberikan dengan
menyebabkan penderitaan tidak transfusi darah. Diberikan
mengalami anemia kronis. terbentuknya/berkurangnya agar Hb tetap tinggi
KLASIFIKASI THALASSEMIA

a. Thalassemia alfa
Thalassemia alfa merupakan
Berdasarkan Molekul jenis thalassemia yang
mengalami penurunan sintesis
dalam rantai alfa.

b. Thalassemia beta
Thalassemia beta merupakan
jenis thalassemia yang
mengalami penurunan pada
rantai beta.

Berdasarkan Manifestasi Klinis

a. Thalasemia Minor
b. Thalasemia c. Thalasemia Mayor
Intermedia
ETIOLOGI THALASSEMIA

Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter diturunkan secara resesif. Ditandai defisiensi
produksi gobin pada hemoglobin terjadi kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh darah sehingga umur
eritroit menjadi pendek (kurang dari 100 hari). Kerusakan tersebut karena hemoglobin yang tidak normal
(hemoglobinopatia) dan kelainan hemoglobin ini karena adanya gangguan pembentukan yang disebabkan oleh
:
a. Gangguan struktur pembentukan hemoglobin (hb normal)
b. Gangguan jumlah (salah satu atau beberapa) rantai globin
PATOFISIOLOGI THALASSEMIA

Penyebab anemia pada thalassemia bersifat primer dan sekunder. Primer adalah
berkurangnya sintesis HbA dan eritroipoesis yang tidak efektif disertai penghancuran sel-
sel eritrosit. Sedangkan sekunder ialah karena defisiensi asam folat, bertambahnya volume
plasma intravascular yang mengakibatkan hemodilusi dan destruksi eritrosit oleh system
retikuloendotelial dalam limpa dan hati. Penelitian biomolekuler menunjukkan adanya
mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai alfa atau beta dari hemoglobin berkurang.
Molekul globin terdiri atas sepasang rantai alfa dan sepasang rantai lain yang menentukan
jenis Hb. Pada orang normal terdapat 3 jenis Hb, yaitu Hb A (merupakan > 96% dari Hb
total, tersusun dari 2 rantai alfa dan 2 rantai beta = α2β2), Hb F (< 2% =α2) dan HbA2 (<
3% = ).
KOMPLIKASI
THALASSEMIA

Komplikasi Jantung
Komplikasi sumsum tulang
Akibat terlalu banyak zat besi
Tubuh kekurangan sel darah
Ada beberapa komplikasi dapat menyebabkan penurunan
merah yang sehat.
kekuatan pompa jantung
yang dapat terjadi pada
penderita thalassemia, yaitu
:

Pembesaran Limpa Komplikasi Hati


Limpa sulit untuk mendaur Akibat terlalu banyak zat besi
ulang sel darah yang memiliki dapat menyebabkan terjadinya
bentuk tidak normal beberapa hal, seperti fibrosis
atau pembesaran hati,
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Studi Hematologi
Analisis DNA
Terdapat perubahan-perubahan DNA probing, ggone blotting dan
pada sel darah merah pemeriksaan PCR
Polymerase Chain Reaction)

Elektroforesis Hemoglobin
Peningkatan hemiglobin. Pada
thalasemia beta mayor
ditemukan sumsum tulang
hiperaktif terutama seri
eritrosit.
Hasil Foto Rontgen
Perubahan meliputi pelebaran
medulla, penipisan korteks, dan
trabekulasi yang lebih kasar.
PENATALAKSANAAN
MEDIS
Pemberian tranfusi darah
Ada beberapa penatalaksanaan medis pada
Pemberian tranfusi darah hingga Hb mencapai 9-10 g/dl.
thalassemia, antara lain :
Komplikasi pemberian transfusi darah berlebihan
menyebabkan terjadinya penumpukan zat besi yang
disebut hemosiderosis

Splenectomy
Berguna untuk mengurangi penekanan pada abdomen dan
meningkatkan rentang hidup sel darah merah yang berasal
dari suplemen (transfusi).

Pemberian parental obat

Menurunkan atau mencegah hemosiderosis dengan


pemberian parental obat penghelasi besi (iro chelating
drugs)
ASUHAN
KEPERAWATAN
KASUS

Pada tanggal 17 november 2021 An. R ( 9 tahun ) di bawa ke rumah sakit Bhayangkara pukul 11.00
WIB oleh ibunya dengan keluhan konjungtiva pucat, bibir pucat, Nampak cemas dan gelisah. Ibu
pasien mengatakan anaknya di diagnose thalassemia sejak umur 3 tahun dan rutin tranfusi darah dan
anaknya mengeluh ingin cepat pulang karena merasa bosan di rumah sakit. RR anak juga menurun.
Pasien di diagosa terkena penyakit thalassemia dan harus menjalani perawatan. Pasien merasa cemas
juga bosan. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD : 100/70 mmHg, N : 65x/menit, S : 36,2 0C, RR :
21x/menit
PENGKAJIAN
Identitas

1. Identitas Anak 2. Identitas Orang Tua

Nama : An. R Nama Ayah : Tn S

Tanggal Lahir : 30 November 2012 Nama Ibu : Ny. P

Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan Ayah/ Ibu : Karyawan Swasta/ IRT

Tanggal MRS : 17 November 2021 (9 tahun) Pendidikan Ayah/Ibu : SLTA/SLTA

Alamat : Jl. Joyoboyo, Kemasan, Agama : Islam


Kota Kediri
Diagnosa Medis : Thalasemia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Sumber Informasi : Pasien, ibu pasien, dan, Alamat : Jl. Joyoboyo, Kemasan,
status pasien Kota Kediri
2. RIWAYAT KESEHATAN

A. Riwayat Kesehatan Sekarang


1) Keluhan Utama
Saat MRS : ibu pasien mengatakan anaknya pucat.
Saat Pengkajian : ibu pasien mengatakan anaknya pucat

2) Riwayat penyakit saat ini


Ibu pasien mengatakan anaknya pucat , pada tanggal 8 Juli 2015 jam 08.00 wib ibu pasien
membawa anaknya ke poli anak, kemudian dianjurkan untuk cek laboraturium dan hasilnya Hb
kurang (7,6 g/dl), pada jam 12.00 wib pasien di antar ke ruangan anggrek untuk rawat inap dan
melakukan transfusi darah.

3) Riwayat Penyakit Terdahulu


Ibu pasien mengatakan asien menderita thalasemia sudah ±9 tahun dan kini usianya 12 tahun.
Pada usia 3 tahun pasien di diagnosa thalasemi di RS.Baptis Kota Kediri dengan keluhan saat itu
pasien terlihat pucat dan lemas. Mulai saat itu setiap bulannya pasien rutin melakukan transfusi
darah sampai sekarang.
Lanjutan….

4) Riwayat Persalinan

● Antenatal : ibu pasien berkata selama masa kehamilan ibu pasien rutin memeriksakan
kehamilanya di bidan dan selama hamil tidak pernah ada keluhan penyakit apapun.
● Natal : Ibu pasien mengatakan pasien lahir dengan normal di bidan, saat lahir kondisi pasien sehat,
menangis spontan, BB lahir 3 kg 3 ons, PB lahir : 49 cm, jenis kelamin : laki-laki.
● Post natal : Ibu pasien mengatakan setelah lahir pasien dapat menetek ASI ibunya dan tidak ada keluhan
apapun pada pasien.
B. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

1) Riwayat Kesehatan Ibu


Ibu pasien mengatakan pernah menderita sakit ringan seperti batuk, pilek, dan demam. Tidak pernah
menderita penyakit seperti yang diderita pasien (thalasemia).

2) Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu pasien mengatakan paman pasien menderita penyakit yang sama dengan psien (thalasemia)
C. RIWAYAT NUTRISI

Nutrisi pasien terpenuhi


Di rumah sakit: makan setengah porsi minum ; ± 1000cc/hari
Di rumah : makanan yang disajikan selalu habis
Status gizi baik
BB saat ini : 39 kg
BB saat MRS : 39 kg
TB : 132 cm
Usia : 12 tahun
BB seharusnya menurut Behrman
7-12 tahun = umur ( tahun ) x 7 — 5 / 2 = 12 x 7 — 5 / 2 = 39,5 kg
D. RIWAYAT IMUNISASI

No Jenis Imunisasi Waktu Reaksi Setelah


Pemberian Pembeian

1. BCG Lupa Lupa

2. DPT (I,II,III) Lupa Lupa

3. Polio (I,II,III,IV) Lupa Lupa

4. Campak Lupa Lupa

5. Hepatitis B Lupa Lupa


(I,II,III)

Keterangan : ibu pasien mengatakan lupa dan buku KMSnya sudah hilang.
E. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

1) Pertumbuhan fisik
a) BB saat ini : 39 kg, TB : 132 cm, LK : 50 cm, LLA : 20 cm
b) BB lahir : 3 kg 3 ons , panjang lahir : 132 cm
c) Waktu tumbuh gigi : 9 bulan.
\
2) Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat
a) Berguling : 4 bulan
b) Duduk : 7 bulan
c) Merangkak : 9 bulan
d) Berdiri : 12 bulan
e) Berjalan : 14 bulan
f) Senyum kepada orang lain pertama kali : 3 bulan
g) Bicara pertama kali : 6 bulan
h) Berpakaian tanpa bantu : 4 tahun
F. RIWAYAT NUTRISI

1) Pemberian ASI
a) Pertama kali di susui : saat bayi baru lahir
b) Cara pemberian : setiap kali menangis
c) Lama pemberian: dari lahir sampai usia 2 tahun

2) Pemberian susu formula


a) Alasan pemberian : pasien kurang kalua hanya ASI
b) Jumlah pemberian : ± 2 botol/hari (400 cc)
c) Cara pemberian : dengan menggunakan dot

3) Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini

Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

0-6 bulan ASI + susu formula 6 bulan

6-12 bulan ASI + susu formula + bubur bayi 6 bulan

2 tahun – saat ini Nasi + sayur + lauk + buah + 10 tahun


susu
Lanjutan….

4) Genogram
3. OBSERVASI DAN
PENGKAJIAN FISIK C. Persyarafan
Keadaan umum : cukup
TD : 100/70 mmHg 1. Kesadaran : composmentis
N : 65 x/menit 2. Istirahat tidur : ± 10 jam / hari
S : 36,2 0C
RR : 21 x/menit D. Genitourinaria
- Tidak terkaji pasien malu BAK ±5
A. Pernafasan x/hari warna : kuning pekat jumlah
1. Bentuk dada simetris antara kanan dan : ±400cc/hari
kiri
2. Pola nafas teratur E. Pencernaan
3. Retraksi otot bantu nafas tidak ada 1. Mulut : - Mukosa mulut lembab
4. Perfusi thorak sonor - Bibir lembab dan pucat
5. Alat bantu pernafasan tidak ada - Kebersihan rongga mulut bersih
6. Batuk tidak ada - Suara serak, tidak ada batuk
2. Abdomen
B. Kardiovaskuler a. Bentuk : buncit
7. Irama jantung teratur (reguler) Palpasi I II IV III
8. Bunyi jantung BJ I dan BJ II tunggal Kwadran I : Teraba organ hepar (hepatomegali) ±
9. Capillary Refill Time (CRT) < 3 detik 3 cm (2 jari) dibawa arcus costa paling
bawah, tepi tajam, padat kenyal.
Kwadran II : Tidak teraba organ.
Kwadran III : Teraba organ limfa (splenomegali),
S4 (titik garis shcufner ke-4)
Kwadran IV : Tidak teraba organ Bising usus 11
x/menit
b. BAB ± 1 x/hari , Konsistensi : lembek, Warna :
kuning
Lanjutan….
F. Muskuloskeletal dan Integumen H. Pengindraan
1. Kemampuan pergerakan sendi lengan dan 1. Mata
tungkai baik (pasien mampu -Bentuk simetris antara kanan dan kiri
menggerakan dengan bebas tanpa - Pergerakan bola mata normal
keluhan) -Pupil reaksi cahaya (+), bila diberi cahaya
2. Kekuatan otot baik 5 5 (mampu menahan mengecil dan melebar jika gelap.
dorongan kuat) 5 5 - Konjungtiva anemis
3. Akral dingin -Sklera ikterus
4. Turgor kulit elastis -Palbebra tidak cowong dan tidak ada
5. Kelembapan kulit cukup benjolan
6. Warna kulit kehitaman 2. Hidung
7. CRT < 3 detik -bentuk hidung simetris
-Lubang hidung bersih, tidak ada sekret
G. Endokrin dan sumbatan benda asing
1. Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada 3. Kepala
2. Pembesaran kelenjar parotis tidak ada -Rambut hitam
3. Hiperglikemi tidak ada -Pertumbuhan rambut merata
4. Hipoglikemi tidak ada - Dahi lebar
4. Telinga
-Bentuk simetris antara kanan dan kiri
-Tulang rawan elastic
 
Lanjutan…

I. Aspek psikososial
1. Ekspresi afek dan emosi wajah pasien murung dan gelisah.
2. Dampak hospitalisasi pada anak : pasien cemas dengan sering bertanya-tanya tentang
perkembangan kesehatannya, pasien selalu mengeluh dan bosan dirumah sakit, pasien
mengatakan pengen cepat pulang kerumah dan bisa masuk sekolah lagi.
SATURN
4. Pemeriksaan penunjang
Saturn is the ringed
- DL (Darah lengkap) one. It’s a gas
- Hasil Terlampir giant, composed
mostly of hydrogen
and helium
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1. DS : Produksi eritrosit Perfusi Perifer Tidak
- ibu pasien mengatakan anaknya pucat menurun Efeketif
- ibu pasien mengatakan di diagnosa   
sakit thalasemia sejak usia 3 tahun dan
rutin tranfusi setiap bulannya Hb menurun
   
DO :  
- pasien pucat konjungtiva anemis
- bibir pucat Suplai oksigen
- akral dingin menurun
- TTV :  
TD : 100/70 mmHg
N : 65x/menit  
S : 36,20C Perfusi perifer tidak
RR : 21x/menit efektif
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
2. DS : Perubahan status Ansietas
- pasien mengeluh bosan berada di kesehatan
rumah sakit  
- pasien mengatakan ingin cepat pulang  
ke rumah dan masuk sekolah lagi  
   
DO :
- ekspresi wajah pasien murung dan Tindakan hospitalisasi
gelisah  
- pasien cemas dan sering bertanya  
mengenai kesehatannya  
 

Reaksi hospitalisasi
 
 
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan suplai oksigen d.d ibu pasien mengatakan anaknya pucat,
ibu pasien mengatakan didiagnosa sakit thalasemia sejak usia 3 tahun dan rutin transfusi setiap
bulannya, pasien terlihat pucat,konjungtiva anemis, bibir pucat , akral dingin, TTV : TD : 100/70
mmHg, N : 65x/menit, S : 36,20C, RR : 21x/menit

2. Anisetas b.d perubahan status kesehatan d.d pasien mengeluh bosan berada di rumah sakit, pasien
mengatakan ingin cepat pulang ke rumah dan masuk sekolah lagi, ekspresi wajah pasien murung
dan gelisah, pasien cemas dan sering bertanya mengenai kesehatannya
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan dan
Kriteria
Hasil
1. Perfusi perifer tidak efektif Setalah dilakukan Observasi: 1. meningkatkan
b.d penurunan suplai tindakan 1. periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, ekspansi paru dan
oksigen d.d ibu pasien keperawatan selama pengisian kapiler, warna, suhu,ankle brachial index) memaksimalkan
mengatakan anaknya 1×24 jam perfusi 2. monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada oksigen untuk
pucat, ibu pasien perifer meningkat, ekstremitas kebutuhan seluler
mengatakan didiagnosa dengan kriteria hasil:   2. mencegah pasien
sakit thalasemia sejak Terapeutik: kelelahan
usia 3 tahun dan rutin 1. Warna kulit 1. hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di 3. untuk meingkatkan
transfusi setiap bulannya, pucat menurun area keterbatasan perfusi. hb
pasien terlihat pucat 2. Akral mmbaik 2. hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas 4. perubahan perfusi
konjungtiva anemis, bibir dengan keterbatasan perfusi jaringan dapat
pucat , akral dingin TTV : 3. lakukan pencegahan infeksi menyebabkan
TD : 100/70 mmHg, N :   terjadinya perubahan
65x/menit, S : 36,20C, RR Edukasi: TD daan penurunan RR
: 21x/menit 1. anjurkan program diet untuk mempebaiki sirkulasi (mis,
rendah lemak jenuh, minyak ikan, dan omega 3)
2. informasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis, rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat,luka tidak sembuh dan hilangnya rasa)
3. anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
4. anjurkan program rehabilitasi.
NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan dan
Kriteria
Hasil
2. Anisetas b.d perubahan Setalah dilakukan Observasi: 1. memberikan rasa
status kesehatan d.d tindakan 1. identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. nyaman pada pasien
pasien mengeluh bosan keperawatan selama Konisi,waktu, stressor) 2. membantu pasien
berada di rumah sakit, 1×24 jam tingkat 2. monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non vorbal) untuk mengeksternali-
pasien mengatakan ingin ansietas menurun,   sasikan kecemasan
cepat pulang ke rumah dengan kriteria hasil: Terapeutik yang dirasakan
dan masuk sekolah lagi, 1. ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan 3. memberikan rasa
ekspresi wajah pasien 1. verbalisasi kepercayaan aman saat berada di
murung dan gelisah, kebingungan 2. temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika rumah sakit
pasien cemas dan sering menurun memungkinkan
bertanya mengenai 2. verbalisasi 3. pahami situasi yang membuat ansietas
kesehatannya khawatir akibat 4. motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kondisi yang kecemasan
dihadapi menurun  
3. perilaku gelisah Edukasi:
menurun 1. informasikan secara factual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
2. anjurkan keluarga untuk tetap Bersama pasien, jika
perlu
3. anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
Latih Teknik reaksasi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO. TANGGAL / JAM IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)


DX
1. 1 Desember 2019/ 11.30 Observasi: S : DS :
1. periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, - Ibu pasien mengatakan anaknya
pengisian kapiler, warna, suhu,ankle brachial index) pucat
2. monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada - Ibu pasien mengatakan di
ekstremitas diagnose sakit thalassemia sejak
usia 3 tahun dan rutin tranfusi
Terapeutik: setiap bulannya.
1. hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi. O : DO :
2. hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas - Pasien tampak pucat konjungtiva
dengan keterbatasan perfusi anemis.
3. lakukan pencegahan infeksi - Bibir pucat.
- Akral dingin
Edukasi: - Ttv :
1. anjurkan program diet untuk mempebaiki sirkulasi • TD : 100/70 mmHg
(mis, rendah lemak jenuh, minyak ikan, dan omega 3) • N : 65×/menit
2. informasikan tanda dan gejala darurat yang harus • S : 36,2C
dilaporkan (mis, rasa sakit yang tidak hilang saat • RR : 21×/menit
istirahat,luka tidak sembuh dan hilangnya rasa)
3. anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat A:
beta - Masalah teratasi sebagian
4. anjurkan program rehabilitasi.
P:
- Intervensi dilanjutkan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO. TANGGAL / JAM IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)


DX
2. 12 Desember 2019/ 11.50 Observasi: S : DS :
1. identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. - Pasien mengeluh bosan berada
Konisi,waktu, stressor) di rumah sakit
2. monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non vorbal) - Pasien mengatakan ingin cepat
pulang ke rumah dan masuk
Terapeutik sekolah lagi
1. ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
2. temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika O : DO :
memungkinkan - Ekspresi wajah pasien murung
3. pahami situasi yang membuat ansietas dan gelisah
4. motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu - Pasien cemas dan sering
kecemasan bertanya mengenai
kesehatannya
Edukasi:
1. informasikan secara factual mengenai diagnosis, A:
pengobatan, dan prognosis - Masalah teratasi sebagian
2. anjurkan keluarga untuk tetap Bersama pasien, jika
perlu P:
3. anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi - Intervensi dilanjtkan
4. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
5. Latih Teknik reaksasi
KESIMPULAN

Thalasemia merupakan penyakit kelainan darah yang sifatnya diturunkan dan


merupakan suatu penyakit kronis. Thalasemia ditandai dengan kondisi sel darah
merah yang mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120
hari). Thalasemia adalah penyakit keturunan berupa kelainan pada sel darah
merah yang menyebabkan penderita mengalami anemia kronis. Hal ini
dikarenakan sel darah merah penderita thalasemia mudah pecah dan memiliki
kadar Hemoglobin (Hb) yang sangat rendah.
Sehingga mengakibatkan anemia kronis. Klasifikasi thalasemia seperti
thalasemia —α, thalasemia —β (thalasemia mayor, thalasemia minor,
thalasemia —δβ, thalasemia intermedia). Manifestasi dari thalasemia misalnya
anemia berat yang bergantung pada transfusi darah, gagal berkembang, infeksi
interkuren, pucat, ikterus ringan, pembesaran hati dan limpa, ekspansi tulang,
defek pertumbuhan/endokrin, anemia hemolitik mikrositik hipokrom.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai