Glomerulus KEL.1
Glomerulus KEL.1
Lettering
KELOMPOK 1
D3 KEPERAWATAN TINGKAT
2A
Pengertian Glomerulonefrotis
Anatomi Fisiologi
Glomerulus terdiri atas suatu anyaman kapiler yang sangat khusus dan diliputi oleh simpai
Bowman.Glomerulus yang terdapat dekat pada perbatasan korteks dan medula (“juxtame-
dullary”) lebih besar dari yang terletak perifer. Percabangan kapilerberasal dari arteriola
afferens, membentuk lobul-lobul, yang dalam keadaan normal tidaknyata, dan kemudian
berpadu lagi menjadi arteriola efferens. Tempat masuk dankeluarnya kedua arteriola itu disebut
kutub vaskuler.
Di seberangnya terdapat kutub tubuler, yaitu permulaan tubulus contortus proximalis. Gelung
glomerulus yang terdiri atas anyaman kapiler tersebut, ditunjang oleh jaringan yang disebut
mesangium, yang terdi ri atas matriks dan sel mesangial. Kapiler-kapiler dalam keadaan normal
tampak paten dan lebar. Di sebelah dalam daripada kapiler terdapat sel endotel, yang mempunyai
sitoplasma yang berfenestrasi. Di sebelah luar kapiler terdapat sel epitel viseral, yang terletak di atas
membran basalis dengan tonjolan-tonjolan sitoplasma, yang disebut sebagai pedunculae atau “foot
processes”. Maka itu sel epitel viseral juga dikenal sebagai podosit. Antara sel endotel dan podosit
terdapat membrana basalis glomeruler (GBM = glomerular basement membrane). Membrana basalis
ini tidak mengelilingi seluruh lumen kapiler. Dengan mikroskop elektron ternyata bahwa membrana
basalis ini terdiri atas tiga lapisan, yaitu dari arah dalam ke luar ialah lamina rara interna, lamina
densa dan lamina rara externa. Simpai Bowman di sebelah dalam berlapiskan sel epitel parietal yang
gepeng, yang terletak pada membrana basalis simpai Bowman.
Membrana basalis ini berlanjut dengan membrana basalis glomeruler
pada kutub
vaskuler, dan dengan membrana basalis tubuler pada kutub tubuler .
Dalam keadaan
patologik, sel epitel parietal kadang-kadang berproliferasi membentuk
bulan sabit (” crescent”). Bulan sabit bisa segmental atau
sirkumferensial, dan bisa seluler, fibroseluler atau fibrosa.
Fig. 01 Fig. 02
b. Glomerulonefritis primer
● 1. Glomerulonefritis Membranoproliferasif
Suatu glomerulonefritrik kronik yang tidak diketahui etiologinya dengan gejala yang
tidak spesifik. Bervariasi dan hematuria asimtomatik sampai glonerulonefritis
progresif.
● 2. Glomerulonefritis Membranosa
Glomerulonefritis membranosa sering terjadi pada keadaan tertentu atau setelah
pengobatan bdengan obat tertentu. glomerulopati membranosa paling sering dijumpai
pada hepatitis B dan lupus eritomatus sistemik. Glomerulopati membranosa jarang
dijumpai pada anak, didapatkan insiden 2-6% pada anak dengan sindrom nefrotik.
Umur rata-rata pasien pada berbagai penelitian dengan umur kurang dari 1 tahun.
3. Nefropati IgA (penyakit berger)
Nefropati IgA biasanya dijumpai pada pasien dengan
glomerulonefritisakut, sindroma nefrotik, hipertensi dan
gagal ginjal kronik. Nefropati IgA juga sering dijumpai pada
kasus dengan gangguan hepar, saluran cerna atau
kelainan sendi. Gejala nefropati IgA asimtomatis dan
terdiagnosis karena kebetulanditemukan hematuria
mikroskopik. Adanya episode hematuria makroskopik
biasanya didahului infeksi saluran nafas atas atau infeksi
lain atau non infeksimisalnya olahraga dan imunisasi.
c. Glomerulonefritis sekunder
Golerulonefritis sekunder yang banyak
ditemukan dalam klinik yaitu glomerulonefritis
pasca streptococcus, dimana kuman penyebab
tersering adalah streptococcus beta
hemolitikus grup A yang nefritogenik terutama
menyerang anak pada masa awal usia
sekolah. Glomerulonefritis pasca streptococcus
datang dengan keluhan hematuria nyata,
kadang-kadang disertai sembab mata atau
sembab anasarkadan hipertensi.
PATOFISIOLOGI GLOMERULONEFROTIS
• Antibiotik
Pemberian penisilin pada fase akut
dianjurkan hanya untuk 10 hari, sedangkan pemberian
profilaksis yang lama tidak dianjurkan.
Secara teoritis seorang anak dapat terinfeksi lagi dengan kuman
nefritogen lain, tetapi
kemungkinan ini sangat kecil sekali. Jika alergi terhadap
golongan penisilin, diganti dengan
eritromisin 30 mg/kg BB/hari dibagi 3 dosis selama 10 hari.
Edukasi penderita
Penderita dan keluarganya perlu dijelaskan
mengenai perjalanan dan prognosis penyakitnya.
• Suportif Keluarga perlu memahami bahwa meskipun
kesembuhan yang sempurna diharapkan (95%),
Tidak ada pengobatan spesifik untuk GNAPS,
masih ada kemungkinan kecil terjadinya kelainan
pengobatan hanya merupakan simptomatik. Pada yang menetap dan bahkan memburuk (5%). Perlu
kasus ringan, dapat dilakukan tirah baring, dielaskan rencana pemantauan selanjutnya,
mengatasi sembab kalau perlu dengan diuretik, pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan urine
atau mengatasi hipertensi yang timbul dengan untuk protein dan hematuria dilakukan dengan
vasodilator atau obat-obat anti hipertensi yang interval 4-6 minggu untuk 6 bulan pertama,
sesuai. Pada gagal ginjal akut harus dilakukan kemudian tiap 3-6 bulan sampai hematuria dan
proteinuria menghilang dan tekanan darah normal
restriksi cairan, pengaturan nutrisi dengan
untuk selama 1 tahun. Kadar C3 yang telah kembali
pemberian diet yang mengandung kalori yang normal setelah 8-10 minggu menggambarkan
adekuat, rendah protein, rendah natrium, serta prognosis yang baik.
restriksi kalium dan fosfat. Kontrol tekanan darah
dengan hidralazin, calcium channel blocker, beta
blocker, atau diuretik.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Urine
2. Pemeriksaan darah
a) a. Kadar ureum dan kreatinin serum meningkat
b) b.Jumlah elektrolit : hiperkalemia,hiperfosftem,dan hipokalsemia
c) c. Analisa gas darah : adanya asidosis
d) d.Komplemen hemolitik total serum(total hemolytic complement) dan C3 rendah.
e) e. Kadar albumin,darah lengkap (Hb,leukosit,trombosit,dan erytrosit) adanya anemia
3. Pemeriksaan kutur tenggorok : menentukan jenis mikoba adanya streptokokus
4. Pemeriksaan serologis : antisterptozim,ASTO,antihialuronidase,dan anti Dranase
5. Pemeriksaan imunologi : IgG,igM,dan C3 komplek imun
6. Pemeriksaan radiologi :foto thorak adanya gambaran edema paru atau payah jantung.
7. ECG : Adanya gambaran gangguan jantung
Diagnosis Keperawatan
5.Urine yang
keruhmerupakan indikasi
adanya peningkatan protein
sebagaiindikasi adanya
penurunan perfusiginjal.
6. Peningkatannitrogen,
ureumdalam darah,
dankadar
kreatininmerupakan
indikasiadanya
gangguanfungsi ginjal
Lanjut...
Dianogsis Tujuan Intervensi Rasional
2.Perubahan nutrisi kurang dari Klien akanmenunjukkan 1.Sediakan makandan 1.Diet tinggikarbohidrat
kebutuhan tubuh berhubungan peningkatan intakeditandai karbohidratyang tinggi. biasanya lebihcocok
dengan mual, muntah, dengan porsiakan danmenyediakan
anoreksia, pembatasan diet dan dihabiskanminimal 80%. 2.Sajikan makansedikit- kaloriesensial
perubahan membran mukosa
sedikittapi sering,termasuk
mulut
makanankesukaan klien. 2.Menyajikan makansedikit-
sedikit tapisering,
3.Batasi masukansodium memberikankesempatan
dan protein sesuaiorder. bagiklien untuk
menikmatimakanannya,deng
an
menyajikanmakanankesukaa
nnya dapatmeningkatkan
nafsumakan.
Lanjut...
Dianogsis Tujuan Intervensi Rasional
. 3.Sodium
dapatmenyebabkanretensi
cairan, pada beberapa
kasusginjal tidak
dapatmemetabolisme
protein, sehingga perlu untuk
membatasi pemasukan
3.Intoleransi aktivitas cairan.
berhubungan dengan keletihan,
anemia, retensi produk sampah Klien akanmenunjukkan 1.Buat jadwal atau periode 1.Dengan periodeistirahat
dan prosedur dialisis adanya peningkatan istirahatsetelah aktivitas. yangterjadwalmenyediakan
aktivitasditandai energiuntuk menurunkan
denganadanya 2.Sediakan produksi dari
kemampuanuntuk aktivitas atauciptakanlingkungan sisametabolisme yangdapat
ataumeningkatnya waktu yangtenang, aktivitasyang meningkatkanstres pada
beraktivitas. menantangsesuai dengan ginjal.
perkembanganklien.
Lanjut..
Dianogsa Tujuan Intervensi Rasional