PEROLEHAN DAN
DISPOSISI
AKTIVA TETAP
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang berumur lebih dari satu tahun yang dimiliki
oleh perusahaan dengan tujuan untuk dipakai dalam perusahaan bukan untuk dijual
kembali.
Karakteristik aktiva tetap :
• Aktiva tersebut diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan bukan untuk dijual kembali
• Aktiva tersebut bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan
• Aktiva tersebut memiliki substansi fisik
Alat-alat perlengkapan bangunan seperti tangga berjalan,lift, dan lain-lain dicatat tersendiri dalam
rekening alat-alat gedung dan akan didepresiasi selama umur alat-alat tersebut
3. Mesin dan Peralatan
Harga perolehannya terdiri dari :
a. Harga beli
b. Pajak-pajak yang menjadi beban pembelian
c. Biaya angkut
d. Asuransi selama dalam perjalanan
e. Biaya pemasangan
f. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin
Apabila mesin itu dibuat sendiri maka harga perolehannya terdiri dari
semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat mesin
Jika mesin disewa dari pihak lain maka biaya sewanya tidak dikapitalisasi
tetapi dibebankan sebagai biaya pada periode terjadi
CARA CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Pembelian Tunai
Pembelian secara gabungan/Lumpsum
Pembelian dengan kontrak jangka panjang (Purchases on Long Term
Contact)
Menerbitkan Surat Berharga (Insuence of Securities)
Membangun Sendiri (Self Contruction)
Sumbangan atau perolehan kembali (Donation of Discovery)
Pembelian Tunai
Aktiva yang diperoleh dengan cara pembelian tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan,
yaitu terdiri dari harga belinya termasuk bea impor dan PPN masukan, atau biaya
pembangunan ditambah biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung seperti biaya
angkut, biaya pemasangan, biaya balik nama, biaya simpan dan bongkar muat, juga biaya
profesional seperti arsitek.
Contoh jurnal pembelian aktiva tetap misalnya tanah :
Tanah xxx
Kas xxx
Apabila aktiva tetap diperoleh dengan pembelian angsuran maka harga perolehan
tidak termasuk bunga. Bunga yang dibebankan pada saldo yang belum dibayar atas
kontrak dicatat sebagai biaya bunga.
Contoh :
Pada tanggal 2 Januari 2015 PT. HAHA membeli sebuah gedung dengan cara
mencicil seharga Rp. 750.000.000 dengan uang muka Rp. 250.000.000 sisanya
diangsur setiap akhir tahun selama dua tahun dengan bunga 5% per tahun.
Aktiva yang cara perolehanya dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi,
dicatat sebesar harga pasar saham/obligasi. Dan jika harga pasar saham tidak
diketahui maka harga perolehan aktiva ditentukan sebesar harga pasar dari aktiva
tersebut. Pertukaran aktiva dengan saham atau obligasi akan dicatat dalam rekening
modal saham atau hutang obligasi sebesar nilai nominalnya. Selisih nilai tukar
dengan nilai nominal dicatat dalam rekening Agio/Disagio.
Contoh :
PT. ABC menukarkan sebuah mesin dengan 2.000 lembar
saham biasa, nominal Rp. 10.000 per lembar pada saat
pertukaran harga pasar saham @Rp. 11.000 per lembar, maka :
Dalam pembuatan aktiva biaya bahan, upah langsung dan biaya produksi langsung
dibebankan ke dalam harga pokok. Untuk mengetahui berapa besar biaya produksi tak
langsung yang harus dibebankan pada aktiva yang dikerjakan, ada dua cara:
1. Kenaikan biaya FOH (overhead) yang dibebankan kepada aktiva tetap : Harga
perolehan aktiva tetap yang dibuat adalah semua biaya langsung ditambah dengan
kenaikan FOH
2. Biaya FOH (overhead) dialokasikan dengan tarif pembuatan aktiva dan produksi :
Harga perolehan aktiva adalah semua biaya langsung ditambah tarif yang menjadi
beban aktiva tersebut.
Apabila harga perolehan aktiva lebih rendah dari harga beli diluar, maka selisihnya
merupakan penghematan biaya dan tidak boleh diakui sebagai laba. Dan jika harga
pokok aktiva lebih tinggi daripada harga beli diluar, maka selisihnya harus diakui
sebagai rugi
SUMBANGAN ATAU PEROLEHAN KEMBALI (DONATION OF
DISCOVERY)
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah harus diakui sebesar nilai pasar wajarnya
dan apabila dalam menerima hadiah atau sumbangan tersebut dikeluarkan biaya,
maka modal hadiah akan berkurang sebesar biaya tersebut.
Contoh :
PT. POWER memperoleh sumbangan atau hadiah dari pemerintah berupa tanah dan
bangunan dengan nilai masing-masing Rp. 40.000.000,00 dan Rp. 60.000.000,00
Jurnal:
PT. XYZ menjual kendaraan yang dimilikinya dengan harga Rp.50.000.000,- secara tunai,
harga perolehan Rp.70.000.000,- dan akumulasi penyusutan kendaraan tersebut sampai dengan
saat penjualan Rp.25.000.000,-
Perhitungan:
Nilai Buku Rp.70.000.000 – Rp.25.000.000 = Rp.45.000.000,-
Harga jual Rp.50.000.000,- lebih besar dibanding nilai buku kendaraan, maka PT Bombayah
memperoleh laba atas penjualan kendaraan tersebut.