Anda di halaman 1dari 31

AKTIVA TETAP

PEROLEHAN DAN
DISPOSISI
AKTIVA TETAP

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang berumur lebih dari satu tahun yang dimiliki
oleh perusahaan dengan tujuan untuk dipakai dalam perusahaan bukan untuk dijual
kembali.
Karakteristik aktiva tetap :
• Aktiva tersebut diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan bukan untuk dijual kembali
• Aktiva tersebut bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan
• Aktiva tersebut memiliki substansi fisik

Contoh aktiva tetap :


 Tanah
 Struktur Bangunan (Kantor, Pabrik, Gudang)
 Peralatan (Mesin, Perabotan, Perkakas)
PEROLEHAN AKTIVA
TETAP
Harga perolehan aktiva tetap adalah kas atau setara kas yang dibayarkan
untuk memperoleh aktiva dan membawanya ke lokasi serta kondisi yang
diperlukan untuk tujuan penggunaanya
Contoh :
Harga beli, Ongkos angkut, Pajak penjualan, dan biaya instalasi aktiva
produktif dianggap sebagai bagian dari biaya aktiva
HARGA PEROLEHAN
AKTIVA TETAP BERWUJUD
1. Tanah
Harga perolehannya terdiri dari :
a. Harga Beli
b. Komisi pembelian
c. Bea balik nama
d. Biaya penelitian tanah
e. Iuran-iuran (pajak) selama tanah belum dipakai
f. Biaya merobohkan bangunan lama
g. Biaya perataan tanah, pembersihan dan pembagian
h. Pajak-pajak yang menjadi beban pembeli pada waktu pembelian tanah
2. Bangunan
Harga perolehannya terdiri dari :
a. Harga Beli
b. Biaya perbaikan sebelum bangunan itu dipakai
c. komisi pembelian
d. Bea balik nama
e. Pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian

Jika Bangunan dibuat sendiri maka harga perolehannya sebagai berikut :


f. Biaya perencanaan, gambar dll
g. Biaya penguruan izin bangunan
h. Pajak-pajak selama masa pembangunan
i. Bunga selama masa pembangunan
j. Asuransi selama masa pembangunan

Alat-alat perlengkapan bangunan seperti tangga berjalan,lift, dan lain-lain dicatat tersendiri dalam
rekening alat-alat gedung dan akan didepresiasi selama umur alat-alat tersebut
3. Mesin dan Peralatan
Harga perolehannya terdiri dari :
a. Harga beli
b. Pajak-pajak yang menjadi beban pembelian
c. Biaya angkut
d. Asuransi selama dalam perjalanan
e. Biaya pemasangan
f. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin

Apabila mesin itu dibuat sendiri maka harga perolehannya terdiri dari
semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat mesin

Jika mesin disewa dari pihak lain maka biaya sewanya tidak dikapitalisasi
tetapi dibebankan sebagai biaya pada periode terjadi
CARA CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP

Pembelian Tunai
Pembelian secara gabungan/Lumpsum
Pembelian dengan kontrak jangka panjang (Purchases on Long Term
Contact)
Menerbitkan Surat Berharga (Insuence of Securities)
Membangun Sendiri (Self Contruction)
Sumbangan atau perolehan kembali (Donation of Discovery)
Pembelian Tunai
Aktiva yang diperoleh dengan cara pembelian tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan,
yaitu terdiri dari harga belinya termasuk bea impor dan PPN masukan, atau biaya
pembangunan ditambah biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung seperti biaya
angkut, biaya pemasangan, biaya balik nama, biaya simpan dan  bongkar muat, juga biaya
profesional seperti arsitek.
Contoh jurnal pembelian aktiva tetap misalnya tanah :
Tanah xxx
Kas xxx

Pembelian secara gabungan (Lumpsum)


Jika dalam pembelian yang diperoleh lebih dari satu macam aktiva maka harga perolehan
dialokasikan pada masing-masing aktiva, menurut PSAK No.16 :
Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan
mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap aktiva
yang bersangkutan.
Contoh :
Suatu tanah, bangunan dan peralatan diperoleh dengan harga
Rp.80.000.000,-,menurut taksiran fiskal harga masing-masing aktiva tersebut adalah :
Tanah Rp. 14.000.000,- bangunan Rp. 30.000.000,- dan peralatan Rp. 6.000.000,-
maka untuk menentukan harga perolehan masing-masing aktiva tersebut adalah :

Aktiva Tetap Taksiran Alokasi HP berdasarkan nilai HP aktiva tetap (Rp)


Fiskal relatif yang ditaksirkan (Rp)
Tanah 14.000.000 22.400.000
Tanah 14.000.000 22.400.000
Bangunan 30.000.000 48.000.000
Peralatan
Bangunan  6.000.000
30.000.000   9.600.000
48.000.000
Jumlah 50.000.000 - 80.000.000
Peralatan  6.000.000   9.600.000

Jumlah 50.000.000 - 80.000.000


Jurnal
Keterangan Debet Kredit
Tanah Rp.22.400.000,-  
Bangunan Rp.48.000.000,-  
Peralatan Rp.9.600.000,-  
-Kas/Utang Usaha   Rp.80.000.000,-
PEMBELIAN DENGAN KONTRAK JANGKA PANJANG ( PURCHASES ON LONG TERM
CONTRACT)

Apabila aktiva tetap diperoleh dengan pembelian angsuran maka harga perolehan
tidak termasuk bunga. Bunga yang dibebankan pada saldo yang belum dibayar atas
kontrak dicatat sebagai biaya bunga.
Contoh :
Pada tanggal 2 Januari 2015 PT. HAHA membeli sebuah gedung dengan cara
mencicil seharga Rp. 750.000.000 dengan uang muka Rp. 250.000.000 sisanya
diangsur setiap akhir tahun selama dua tahun dengan bunga 5% per tahun.

Tanggal Keterangan Debet Kredit


2 Jan 2015 Gedung Rp.750.000.000  
  Kas   Rp.250.000.000
  Utang   Rp.500.000.000
Saat pembayaran angsuran pertama dilakukan perhitungan bunga angsuran sebagai
berikut:
Perhitungan :    Pembayaran angsuran pertama      Rp. 250.000.000
              *) Bunga 5% x Rp. 500.000.000   Rp.   25.000.000 
                                                               Rp.  275.000.000
*) Bunga dihitung dari Saldo Hutang Kontrak
Jurnal:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


2 Jan 2016 Utang Rp.250.000.000  
  Biaya bunga Rp.25.000.000  
  Kas   Rp.275.000.000
Pembayaran angsuran terakhir dilakukan perhitungan bunga angsuran sebagai
berikut:
Perhitungan :    Pembayaran angsuran terakhir       Rp. 250.000.000
              *) Bunga 5% x Rp. 250.000.000   Rp.   12.500.000 
                                                               Rp.  262.500.000

Tanggal Keterangan Debet Kredit


2 Jan 2017 Utang Rp.250.000.000  
  Biaya Bunga Rp.12.500.000  
  Kas   Rp.262.500.000
MENERBITKAN SURAT BERHARGA (INSUENCE OF SECURITIES)

Aktiva yang cara perolehanya dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi,
dicatat sebesar harga pasar saham/obligasi. Dan jika harga pasar saham tidak
diketahui maka harga perolehan aktiva ditentukan sebesar harga pasar dari aktiva
tersebut. Pertukaran aktiva dengan saham atau obligasi akan dicatat dalam rekening
modal saham atau hutang obligasi sebesar nilai nominalnya. Selisih nilai tukar
dengan nilai nominal dicatat dalam rekening Agio/Disagio.
Contoh :
PT. ABC menukarkan sebuah mesin dengan 2.000 lembar
saham biasa, nominal Rp. 10.000 per lembar pada saat
pertukaran harga pasar saham @Rp. 11.000 per lembar, maka :

Nilai Kurs       = 2.000 x Rp. 11.000 = Rp. 22.000.000


Nilai Nominal = 2.000 x Rp. 10.000 = Rp. 20.000.000
Agio                 Rp.   2.000.000

Keterangan Debet Kredit


Mesin Rp.22.000.000  
Modal saham biasa   Rp.20.000.000
Agio saham   Rp.2.000.000
MEMBANGUN SENDIRI (SELF CONTRUCTION)

Dalam pembuatan aktiva biaya bahan, upah langsung dan biaya produksi langsung
dibebankan ke dalam harga pokok. Untuk mengetahui berapa besar biaya produksi tak
langsung yang harus dibebankan pada aktiva yang dikerjakan, ada dua cara:
1. Kenaikan biaya FOH (overhead) yang dibebankan kepada aktiva tetap : Harga
perolehan aktiva tetap yang dibuat adalah semua biaya langsung ditambah dengan
kenaikan FOH
2. Biaya FOH (overhead) dialokasikan dengan tarif pembuatan aktiva dan produksi :
Harga perolehan aktiva adalah semua biaya langsung ditambah tarif yang menjadi
beban aktiva tersebut.
Apabila harga perolehan aktiva lebih rendah dari harga beli diluar, maka selisihnya
merupakan penghematan biaya dan tidak boleh diakui sebagai laba. Dan jika harga
pokok aktiva lebih tinggi daripada harga beli diluar, maka selisihnya harus diakui
sebagai rugi
SUMBANGAN ATAU PEROLEHAN KEMBALI (DONATION OF
DISCOVERY)

Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah harus diakui sebesar nilai pasar wajarnya
dan apabila dalam menerima hadiah atau sumbangan tersebut dikeluarkan biaya,
maka modal hadiah akan berkurang sebesar biaya tersebut.

Contoh :
PT. POWER memperoleh sumbangan atau hadiah dari pemerintah berupa tanah dan
bangunan dengan nilai masing-masing Rp. 40.000.000,00 dan Rp. 60.000.000,00
Jurnal:

Keterangan Debet Kredit


Tanah Rp.40.000.000  
Bangunan Rp.60.000.000  
Modal-Hadiah   Rp.100.000.000
BIAYA-BIAYA SETELAH
PEROLEHAN
Secara umum, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat masa depan yang
lebih besar harus dikapitalisasi, sementara pengeluaran yang hanya ditujukan untuk
mempertahankan tingkat pelayanan tertentu harus dianggap sebagai beban. Agar
biaya-biaya ini dapat dikapitalisasi, harus ada tiga kondisi berikut:
a. Umur manfaat aktiva harus meningkat
b. Kuantitas unit yang diproduksi oleh aktiva harus meningkat
c. Kualitas unit yang diproduksi harus ditingkatkan
Adapun biaya-biaya setelah perolehan diantaranya:
1. Penambahan : Penambahan pada umumnya tidak menimbulkan masalah akuntansi yang besar. Setiap
penambahan yang terjadi pada aktiva tetap akan dikapitalisasi karena aktiva baru telah diciptakan. Namun
masalah yang sering timbul dalam hal penambahan adalah akuntansi untuk setiap perubahan yang berhubungan
dengan struktur yang ada akibat penambahan tersebut.
2. Perbaikan dan penggantian : Perbaikan adalah penggantian aktiva yang sekarang sedang digunakan dengan aktiva
lain yang lebih baik. Sedangkan penggantian adalah substitusi dari aktiva yang sama. seringnya perbaikan dan
penggantian timbul dari kebijakan umum untuk memodernisasi atau merehabilitasi seperangkat peralatan.
Masalahnya disini adalah membedakan jenis pengeluaran ini apakah meningkatkan potensi jasa masa depan atau
hanya mempertahankan tingkat pelayanan yang ada.
Jika ditentukan bahwa pengeluaran ini meningkatkan potensi pelayanan masa depan dari aktiva, pengeluaran tersebut
harus dikapitalisasi. Maka akuntansi yang diberlakukan adalah dengan salah satu dari tiga cara berikut tergantung
pada situasinya.
a. Menggunakan pendekatan substitusi. Pendekatan ini merupakan prosedur yang benar jika jumlah tercatat dari
aktiva lama tersedia. Jika nilai tercatat aktiva lama tidak dapat ditentukan, maka cukup dengan menghapus biaya
aktiva lama dan menggantikannya dengan biaya aktiva baru.
b. Mengkapitalisasi biaya baru. Pendekatan ini mengkapitalisasi perbaikan dan mencatat jumlah aktiva lama dalam
nilai buku. Justifikasi untuk mengkapitalisasi biaya perbaikan atau penggantian adalah bahwa walaupun nilai
tercatat aktiva lama tidak dikeluarkan dari akun, namun penyusutan yang mencukupi telah diperhitungkan atas
pos tersebut untuk mengurangi nilai tercatat menjadi hampir nol.
c. Membebankan ke Akumulasi Penyusutan. Penggantian akan memperpanjang umur manfaat aktiva dan oleh
karena itu mengumpulkan kembali sejumlah atau semua penyusutan di masa lalu.
1. Penyusutan dan pemasangan kembali :Biaya penyusutan kembali dan
pemasangan kembali merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk
memberikan manfaat di periode masa depan
2. Reparasi : Reparasi biasa adalah pengeluaran yang dilakukan untuk
mempertahankan aktiva tetap berada dalam kondisi siap operasi. biaya ini dapat
dibebankan ke akun beban selama periode terjadinya, atas dasar bahwa periode
tersebut merupakan periode yang paling banyak menerima manfaat.
DISPOSISI AKTIVA TETAP
Disposisi aktiva tetap adalah penghentian penggunaan aktiva tetap dengan alasan
tertentu.
Disposisi aktiva tetap dapat dilakukan dengan cara berikut:
a. Penjualan
Apabila aktiva tetap yang dimiliki dijual, maka semua rekening yang berhubungan
dengan aktiva tersebut harus dihapuskan. Langkah-langkah yang harus diperhatikan
:
1. Tentukan nilai buku dari aktiva yang dijual tersebut (harga perolehan aktiva
dikurangi akumulasi penyusutan aktiva tersebut)
2. Bandingkan nilai buku dengan harga jualnya
 Jika harga jual lebih besar dari nilai buku aktiva, maka diperoleh laba penjualan aktiva
 Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku aktiva, maka terjadi kerugian penjualan aktiva
CONTOH:

PT. XYZ menjual kendaraan yang dimilikinya dengan harga Rp.50.000.000,- secara tunai,
harga perolehan Rp.70.000.000,- dan akumulasi penyusutan kendaraan tersebut sampai dengan
saat penjualan Rp.25.000.000,-

Perhitungan:
Nilai Buku Rp.70.000.000 – Rp.25.000.000 = Rp.45.000.000,-
Harga jual Rp.50.000.000,- lebih besar dibanding nilai buku kendaraan, maka PT Bombayah
memperoleh laba atas penjualan kendaraan tersebut.

Keterangan Debet Kredit


Kas Rp.50.000.000  
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp.25.000.000  
Kendaraan   Rp.70.000.000
Laba penjualan kendaraan   Rp.5.000.000
PERTUKARAN
Apabila aktiva tetap yang dimiliki akan ditukar, maka semua rekening yang berhubungan
dengan aktiva tersebut harus dihapuskan. Langkah-langkah yang harus diperhatikan :
Tentukan nilai buku dari aktiva yang dijual tersebut (harga perolehan aktiva dikurangi
akumulasi penyusutan aktiva tersebut)
Bandingkan nilai buku aktiva lama dengan harga pasarnya jika
Nilai Buku < Harga Pasar = Laba Pertukaran (Gain on exchange of Plant Assets)
Nilai Buku > Harga Pasar = Rugi Pertukaran (Loss on exchange of Plant Asses )
Harga perolehan aktiva baru = harga pasar aktiva lama + tambahan uang yang
dibayarkan (boot)
Laba/rugi dari pertukaran aktiva yang sejenis harus diakui
Konversi Terpaksa
Kadang pelayanan suatu aktiva berakhir karena konversi terpaksa seperti kebakaran,
banjir, pencurian, atau pembebasan. Selisih antara jumlah yang dipulihkan dan nilai
buku aktiva tersebut jika ada, dilaporkan sebagai keuntungan atau kerugian.
Keuntungan atau kerugian akan diperlakukan dengan cara yang tidak berbeda
dengan jenis disposisi lainnya.
Metode Penilaian Lainnya
Penilaian aktiva tetap berkaitan dengan penentuan nilai pertukaran dari aktiva
tersebut. Ada dua jenis nilai pertukaran yaitu nilai keluaran adalah aliran dana yang
diperkirakan akan diterima perusahaan dimasa uang akan datang sesuai dengan
harga pertukaran, dan nilai masukan menunjukan jumlah rupiah yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh aktiva yang akan digunakan dalam
kegiatan operasi perusahaan.
 
SEKI
AN
Diskusi 1 : Tuan A membeli tanah untuk lokasi pembuatan
pabrik semen, lalu beberapa bulan kemudian Tuan A
membeli lagi tanah dari temannya Tuan B dengan harga yang
murah, Tuan A membeli tanah Tuan B karena ia merasa
dapat menjual kembali tanah itu dengan harga yg lebih
mahal nantinya.

Apa perbedaan akuntansi tanah yang dibeli Tuan A untuk


pabrik semen dengan tanah Tuan B ?
Dikskusi 2 : sebutkan apa saja komponen harga perolehan
jika kitq ingin membeli secara tunai sebuah sepeda motor?
Diskusi 3 : Pada tanggal 15 Mei 2020 PT. Unmas membeli
sebuah mesin dengan harga faktur Rp10.000.000 dengan
syarat pembayaran 4/5 , n/20. Biaya pengangkutan,
pemasangan dan lain-lain sebesar Rp500.000.

Hitunglah harga perolehan mesin tersebut jika perusahaan


memanfaatkan kesempatan potongan tunai yang diberikan
Diskusi 4 : PT.DEF membeli mesin seharga
Rp5.000.000 pada tanggal 1 Januari 2005.
Pembayaran pertama Rp2.000.000 dan sisanya
diangsur tiap tanggal 31 Desember selama 3 tahun
dengan bunga 12% pertahun.

Buatlah pencatatan harga perolehan mesin dan


pembayaran angsurannya!

Anda mungkin juga menyukai