Anda di halaman 1dari 35

Penanganan Stroke & Peran keluarga Post-Hospital

(Terapi Alternatif dan Komplementer)

AHMAD SYAHLANI
Faculty of Nursing, Sari Mulia University
INTRODUCTION
INTRODUCTION

Complementary and Alternative Medicine (CAM)


merupakan pengobatan non konvensional yang ditujukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif
INTRODUCTION

Peltzer and Pengpid (2015)


WHO (2008) described the
mentioned in their study that in
popularity of complementary and
developing countries, including
alternative medicine (CAM) is
Cambodia, Malaysia, and Thailand,
growing among the general public,
the practice of using CAM is even
and in many developed countries,
more widespread, with the
its use varies from 70% to 80%
majority of the population using
(World Health Organization, 2008).
CAM for primary health care
treatment.
DEFINITION
Complementary and Alternatif
Medicine (CAM) didefinisikan oleh
National Center of Complementary
and Alternatif Medicine sebagai
berbagai macam pengobatan, baik
praktik maupun produk pengobatan
yang bukan merupakan bagian
pengobatan konvensional
(Dietlind L. Wahner-Roedler, 2006)
DEFINITION
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
definisi pengobatan komplementer tradisional-
alternatif adalah pengobatan non konvensional
yang ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh
melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas,
keamanan dan efektifitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi
belum diterima dalam kedokteran konvensional
DASAR HUKUM TENTANG CAM
Dasar hukum dari penyelenggaraan
pengobatan tradisional-alternatif di Indonesia :

1. Kepmenkes No. 1076/ 2003 tentang


penyelenggaraan pengobatan tradisonal
2. Kepmenkes No. 1109/ 2007 tentang pengobatan
komplementer alternatif, merupakan pengaturan
cara pengobatan tradisional pada pelayanan
kesehatan formal
3. UU No. 36 Tahun 2009, pada Pasal 48 dinyatakan:
“Pelayanan kesehatan tradisional merupakan
bagian dari penyelenggaraan upaya kesehatan”
DASAR HUKUM TENTANG CAM
Menurut PERMENKES No. 26 (2019), aspek hukum CAM
dalam pelayanan keperawatan adalah sebagai berikut:

Pasal 21 : Sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang upaya


kesehatan masyarakat, Perawat berwenang salah satu nya adalah
melaksanakan manajemen keperawatan komplementer dan
alternatif.
Pasal 22: Pelaksanaan kewenangan keperawatan komplementer
hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi
keperawatan komplementer dan alternatif yang diperoleh melalui
pendidikan dan/atau pelatihan keperawatan;
CAM & STROKE

Perawatan pasien stroke tidak hanya terfokus pada pengobatan


medis kedokteran atau konvensional, namun sudah berkembang
pada pengobatan alternatif komplementer/ complementary
alternative medicine.
CAM & STROKE

Berkembangnya terapi alternatif komplementer pada pasien stroke


merupakan wujud pelayanan kesehatan yang berusaha untuk menerapkan
konsep holistik, yaitu suatu pendekatan yang memandang manusia secara
keseluruhan, dimana hal ini berkesinambungan dengan dunia keperawatan
yang memandang klien secara holistik, meliputi aspek bio- psiko-sosio-
kultural dan spiritual
(Snyder, Lindquist & Tracy, 2014)
CAM & STROKE

Penelitian yang dilakukan oleh Wells et al. (2010)


menjelaskan bahwa terapi alternatif komplementer
lebih sering digunakan pada pasien dengan
gangguan neurologi seperti stroke, dibandingkan
pasien dengan gangguan nonneurologi.
CAM & STROKE

Alasan penderita menggunakan terapi


komplementer ini diperkirakan karena:
(Wells, Phillip, Schachter, & McCarthy, 2010)

Biaya
Perawatan
Pemulihan Keyakinan
Tdk Tinggi
Lama Asumsi CAM Pasien
Efektifnya
Murah
Pengobatan
CAM & STROKE

The reasons that people choose such therapies


include
(Lee, Lim, & Moon:2004)

Positive views of complementary therapies


Limitation of conventional medicines
Concern about the adverse effects of conventional medicine
Communication with doctors (advice)
The increased availability of complementary therapies
Pasien pasca stroke pada umumnya
mengalami kelemahan otot pada bagian
anggota gerak tubuh, gangguan postural dan
adanya atropi otot (Sudarsini, 2017)

Gejala utama yang mengarah pada penggunaan


CAM adalah kelemahan motorik dan
kelumpuhan. CAM pertama kali digunakan dalam
waktu 3 bulan setelah terjadinya stroke, dan
berbagai jenis CAM digunakan secara teratur.
(Shin, Yang et.all: 2008)
Jenis terapi alternatif komplementer yang sering
digunakan oleh pasien stroke adalah:
1. Mind body therapies
2. Biological-based therapy
3. Alternative medical system
4. Manipulative and body-based therapy
Mind body therapies

Intervensi menggunakan berbagai teknik


untuk meningkatkan kemampuan pikiran
untuk mempengaruhi fungsi dan gejala
tubuh

Yoga
Meditasi
Music Therapy
Miror Therapy
Mind body therapies

Mirror Therapy Bentuk rehabilitasi atau latihan yang


menggunakan imajinasi motorik
pasien, sehingga cermin akan
memberikan stimulasi visual kepada
otak (saraf motorik cerebral untuk
pergerakan anggota tubuh yang
mengalami hemiparesis)
Mind body therapies
Terapi ini berfokus pada interaksi
Mirror Therapy persepsi visual-motorik untuk
meningkatkan pergerakan anggota
tubuh yang mengalami gangguan
kelemahan otot (Rizzolatti, et al. 2010).

Penelitian yang dilakukan Jeyaraj D. Pandian, DM


(2014) di unit stroke departemen neurologi
Australia, menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan skor pada kekuatan otot dan
genggaman kelompok perlakuan.
Biological-Based Theraphy
Terapi yang memanfaatkan bahan-bahan alami
yang berada di alam. Contohnya yaitu obat herbal,
dan suplemen. (Heinrich, Barnes, Gibbson &
Williamson: 2009)

Ginkgo Biloba
Garlic
Biological-Based Theraphy

Ginkgo Biloba This extract has been shown to be highly


protective to the brain and neuronal
tissue while also reducing stroke volume,
suggesting it may be a useful
preventative treatment for stroke. (Liu,
Xia, Wang et al:2009)
Biological-Based Theraphy

Garlic Penelitian Lau, Chan, Long et al (2012)


menyatakan bahwa suplemen bawang putih
dapat memberikan efek yang cukup
signifikan mengobati dan mencegah stroke.
Pasalnya, bawang putih dikenal dapat
mencegah penyempitan dan penyumbatan
pembuluh darah. Bahkan, bawang putih
dapat menghancurkan plak yang ada di
dalam pembuluh darah.
Alternative Medical System
Sistem pengobatan alternatif adalah keseluruhan sistem teori
dan praktik kesehatan (termasuk pengobatan tradisional
Tiongkok, pengobatan Ayurveda, naturopati, dan homeopati)
yang dikembangkan secara terpisah dari pengobatan
konvensional.

Cupping
Acupuncture
Alternative Medical System

Cupping Pengobatan alternatif  dari Tiongkok dan Timur


Tengah yang telah ada sejak ribuan tahun. Cara
kerjanya adalah dengan menempatkan cawan
di permukaan kulit hingga terbentuk ruang
hampa udara dan pembuluh darah kapiler
terisap. Terapi bekam dapat
melancarkan peredaran darah, membuang
darah kotor, dan mengeluarkan racun.
Alternative Medical System

Cupping Chao et al. (2010) terapi bekam


mempunyai pengaruh pada pasien yang
mengalami gejala kelemahan anggota
tubuh seperti wajah atau ektremitas
Alternative Medical System
Ini adalah metode penyembuhan dari China,
yang dilakukan dengan menusukkan jarum ke
Acupuncture tubuh. Ahli akupunktur menempatkan jarum
halus dan steril tepat di bawah kulit ke dalam
titik-titik akupunktur di dalam tubuh.

Diana et.all (2016)Akupunktur berperan efektif dalam meningkatkan


aktivitas motorik pasien stroke yang ditunjukkan melalui peningkatan
kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari, peningkatan
kemampuan dalam mengontrol tubuh dan melakukan berbagai gerakan,
serta peningkatan kekuatan fisik.
Manipulative and body-based therapy

Therapies are based on manipulation or


movement of one or more parts of the
body
Massage
Manipulative and body-based therapy
Pemijatan pada bagian-bagian badan tertentu
Massage dengan tangan atau alat-alat khusus untuk
melancarkan peredaran darah sebagai cara
pengobatan

These findings provide reason to believe


that massage reduces anxiety and pain, and
improves quality of life after stroke.
(Lamas, Hager at.al: 2016)
PERAN KELUARGA

Edukator

Keluarga
Perawat
Motivator
Keluarga

Marilyn, Friedman: 1998


PERAN KELUARGA

Keluarga dalam melaksanakan


perannya sebagai caregiver, dituntut
memiliki respon yang fleksibilitas
serta mampu beradaptasi terhadap
Lutha: 2018 perubahan perannya supaya tetap
mendukung keberhasilan fungsi
keluarga. Adaptasi tersebut dilakukan
secara holistik meliputi : biologis,
psikologis, sosial dan spiritual.
PERAN KELUARGA

EDUCATOR

PERAWAT KELUARGA

MOTIVATOR

Educator Motivator Perawat Keluarga

Festy: 2019
PERAN KELUARGA

Alhawsawi, Alghamdi et al: 2020

The majority of patients used CAM post-hospitalization and within


less than one month of stroke onset, and they did not stop their
medication. After using CAM, approximately 50% had perceived
physical or psychological improvements. The most common source of
information about CAM were relatives and friends

Anda mungkin juga menyukai